Animal Product Technology
TEKNOLOGI HASIL TERNAK “Mayonaise”
Tommy Prakasa Utama
1110611066
Resti Wahyuni
1110611017
Riza Miriyanti
1110611063
Nur Afni
1110612009
Siti Ainun
1110611065
Siti Zainab
111061
PROGRAM STUDI ILMU PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS ANDALAS PADANG
Prof. H. Tommy Prakasa Utama, S.Pt., M.Sc., Ph.D
Animal Product Technology
2013
Prof. H. Tommy Prakasa Utama, S.Pt., M.Sc., Ph.D
KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami aturkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Makalah ini membahas mengenai MAYONAISE. Makalah ini dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karena itu kami berharap pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat membangun kepada kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian.
Padang, November 2013
Penulis
Prof. H. Tommy Prakasa Utama, S.Pt., M.Sc., Ph.D
BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Koloid merupakan Partikel menengah dalam ukuran antara yang ditemukan
dalam larutan dan suspensi dapat dicampur sedemikian rupa sehingga mereka tetap merata tanpa menetap keluar. Partikel ini berbagai ukuran dari 10 -8 sampai 10-6 m ukuran dan diistilahkan partikel koloid atau koloid. Campuran mereka membentuk disebut dispersi koloid. Suatu dispersi koloid terdiri dari koloid dalam media penyebaran. Contoh dari koloid adalah mayonaise. Mayonaise merupakan salah satu contoh produk proses emulsi yang banyak dimanfaatkan dalam jenis makanan kita. Emulsi merupakan suatu terdispersi atau suspensi suatu cairan dalam cairan yang lain yang molekul-molekul kedua cairan tersebut tidak saling berbaur tetapi saling antagonistik. Pada suatu emulsi terdapat tiga bagian utama yaitu bagian yang terdispersi yang terdiri dari butir-butir yang biasanya terdiri dari lemak. Kedua disebut media pendispersi yang biasanya terdiri dari air, dan bagian ketiga adalah emulsifier yang berfungsi menjaga agar butir minyak tadi tetap tersuspensi di dalam air. Mayonaise atau mayonais (mayonaise) adalah salah satu jenis saus yang dibuat dari bahan utama minyak nabati, telur ayam dan cuka. Mayonaise umumnya digunakan sebagai perasa pada makanan seperti selada atau sandwich. Mayonaise ada yang hanya menggunakan kuning telur saja atau menggunakan sari buah lemon atau mustard sebagai perasa. Mayonaise merupakan emulsi minyak nabati dalam asam yang distabilkan oleh lesitin (semacam lemak) dari kuning telur. Rasa minyak nabati dalam mayonaise tidak terasa meskipun mayonaise terbuat dari sebagian besar minyak nabati. Hal ini dikarenakan setiap molekul minyak dikelilingi oleh mikromolekul dari larutan asam. Prinsipnya bukan mengemulsikan sejumlah larutan asam ke dalam minyak yang banyak melainkan mengemulsikan sejumlah besar minyak dalam sebagian kecil larutan asam. Di Amerika Utara, mayonaise digunakan sebagai olesan sandwich, saus untuk french fries di Eropa (terutama di Belanda, Belgia, Luxemburg dan telah
Prof. H. Tommy Prakasa Utama, S.Pt., M.Sc., Ph.D
meluas ke Inggris, Perancis, sebagian Kanada dan Australia). Di Perancis mayonaise digunakan sebagai saus makan telur rebus atau hidangan ayam dingin, sedangkan di Jepang digunakan sebagai saus berbagai macam makanan seperti okonomiyaki, yakisoba, takoyaki, ebi furai dan pizza. Mayonaise adalah salah satu saus dalam masakan Perancis, sehingga mayonaise dapat dijadikan berbagai bahan dasar untuk membuat beraneka ragam saus dingin dan dressing. Oleh karena kegunaan mayonaise yang telah meluas di berbagai negara termasuk di Indonesia maka penyusun memandang perlunya dilakukan suatu pembahasan yang mendalam mengenai mayonaise. 1.2
Pembatasan Masalah Dengan latar belakang diatas, tim penulis akan menjelaskan beberapa pokok
bahasan, yaitu mengenai. a. Pengertian mayonaise b. Sejarah mayonnaise c. Prinsip pembuatan mayonnaise d. Macam-macam mayonnaise e. Proses pembuatan mayonnaise f.
Peranan bahan dalam komposisi dalam mayonnaise
g. Kandungan gizi mayonaise h. Standar mutu mayonaise i.
Bahaya yang terkandung dalam mayonnaise
j.
Pengolahan limbah industri mayonaise
Prof. H. Tommy Prakasa Utama, S.Pt., M.Sc., Ph.D
BAB II PEMBAHASAN 2.1
Pengertian Mayonaise Mayonaise merupakan salah satu contoh produk proses emulsi yang banyak
dimanfaatkan dalam jenis makanan. Emulsi merupakan suatu terdispersi atau suspensi suatu cairan dalam cairan yang lain yang molekul-molekul kedua cairan tersebut tidak saling berbaur tetapi saling antagonistik. Pada suatu emulsi terdapat tiga bagian utama yaitu bagian yang terdispersi yang terdiri dari butir-butir yang biasanya terdiri dari lemak. Kedua disebut media pendispersi yang biasanya terdiri dari air, dan bagian ketiga adalah emulsifier yang berfungsi menjaga agar butir minyak tadi tetap tersuspensi di dalam air. Mayonaise atau mayonais (mayonaise) adalah salah satu jenis saus yang dibuat dari bahan utama minyak nabati, telur ayam dan cuka. Mayonaise umumnya digunakan sebagai perasa pada makanan seperti selada atau sandwich. Mayonaise ada yang hanya menggunakan kuning telur saja atau menggunakan sari buah lemon atau mustard sebagai perasa. Winarno (1992) menjelaskan bahwa kuning telur merupakan pengemulsi yang lebih baik daripada putih telur karena kandungan lesitin pada kuning telur terdapat dalam bentuk kompleks sebagai lesitin-protein. Trenggono dkk (1989) menyatakan bahwa lesitin merupakan campuran fosfatida dan senyawa-senyawa lemak yang meliputi fosfatidil kolin, fosfatidil etanolamin, fosfatidil inosil, dan lain sebagainya. 2.2
Sejarah mayonaise Menurut Oxford English Dictionary, mayonaise pertama kali digunakan
dalam buku masakan berbahasa Inggris pada tahun 1841. Mayonaise konon diciptakan oleh ahli masak (chef) Perancis yang bernama Louis Fran莽ois Armand du Plessis, duc de Richelieu di tahun 1756 untuk merayakan kemenangan Perancis merebut pelabuhan Mahon (ibu kota Minorca di Kepulauan Balearic). "Mah贸n" merupakan ejaan Bahasa Perancis untuk pelabuhan Mahon sehingga saus yang diciptakan bernama "sauce mah贸nnaise" (saus dari Mahon). Sauce mah贸nnaise
Prof. H. Tommy Prakasa Utama, S.Pt., M.Sc., Ph.D
merupakan asal-usul kata "mayonaise", tapi cerita ini konon kurang bisa dipercaya. Sumber lain yang lebih bisa dipercaya mengatakan nama sauce Mayonaise diambil dari nama Charles of Lorraine, Duke of Mayenne asal barat laut Perancis. Konon saus dingin yang dimakan bersama ayam oleh Charles de Lorraine, duc de Mayenne disebut "Mayennaise". Sedangkan sejarah mayonnaise dalam dunia industri yaitu toko makanan segar (delicattesen) Richard Hellmann di New York merupakan toko pertama yang menjual mayonaise dalam toples pada tahun 1905. Mayonaise buatan Nyonya Hellmann dipasarkan secara besar-besaran pada tahun 1912 dengan merek Hellmann's Blue Ribbon Mayonaise.
Gambar 1. Cream Mayonaise Pada saat yang hampir bersamaan, Best Foods mulai menjual mayonaise di pantai barat Amerika sebagai saingan Hellmann's Mayonaise yang berjaya di pantai timur. Best Foods membeli merek Hellman di tahun 1932 dan kedua merek menjadi tetap menjadi penguasa pangsa pasar mayonaise di pantai barat dan pantai timur Amerika Serikat hingga sekarang. Di bagian tenggara Amerika Serikat, Nyonya Eugenia Duke dari Greenville, South Carolina pada tahun 1917 mendirikan perusahaan bernama Duke's Product Company yang menjual sandwich. Mayonaise buatan Nyonya Eugenia Duke menjadi sangat terkenal sehingga menjadi satu-satunya produk andalan yang
Prof. H. Tommy Prakasa Utama, S.Pt., M.Sc., Ph.D
dijual perusahaan. Mayonaise Nyonya Eugenia Duke dibeli oleh perusahaan C.F. Sauer di tahun 1929. Sampai sekarang Duke's Mayonaise tetap merupakan mayonaise lokal yang tidak dijual di wilayah lain di Amerika dan satu-satunya mayonaise Amerika yang tidak mengandung gula. Mayonaise Jepang dibuat dari cuka beras dan mempunyai rasa yang berbeda dibandingkan dari mayonaise barat yang dibuat dari cuka hasil distilasi. Mayonaise jepang bukan dijual di dalam toples, melainkan di dalam botol plastik tipis tembus pandang yang bisa dipencet. Mayonaise merupakan salah satu bumbu dalam masakan Jepang. Pure Select produksi Ajinomoto dan Kewpie adalah dua merek mayonaise yang menguasai pangsa pasar dalam negeri Jepang. Dalam bahasa Jepang, penggemar berat mayonaise yang selalu menambahkan mayonaise ke dalam semua makanan yang dimakan disebut mayora. 2.3
Prinsip Pembuatan Mayonaise Mayonaise merupakan emulsi minyak nabati dalam asam yang distabilkan
oleh lesitin (semacam lemak) dari kuning telur. Rasa minyak nabati dalam mayonaise tidak terasa meskipun mayonaise terbuat dari sebagian besar minyak nabati. Hal ini dikarenakan setiap molekul minyak dikelilingi oleh mikromolekul dari larutan asam. Prinsipnya bukan mengemulsikan sejumlah larutan asam ke dalam minyak yang banyak melainkan mengemulsikan sejumlah besar minyak dalam sebagian kecil larutan asam. Mayonaise adalah produk emulsi hasil pencampuran basah yang berbentuk pasta. Sifat penting pada mayonaise adalah penampakan (kehalusan), kekentalan dan kestabilan. Untuk mendapatkan emulsi yang baik, urutan dan laju penambahan bahan sangat penting untuk diperhatikan. Kerusakan emulsi ditandai dengan adanya pemisahan bahan -bahan penyusunnya. Kerusakan emulsi dapat dipicu oleh pemanasan, pengadukan yang kuat, dan sentrifusi kecepatan tinggi. Sifat fisik emulsi yang perlu dikenal adalah. 1)
Penampakan, yang erat hubungannya dengan ukuran emulsi.
2)
Kekentalan emulsi, yang tergantung pada jumlah dan kekentalan cairan, ukuran partikel bahan terdispersi serta jenis dan konsentrasi bahan pengemulsi.
Prof. H. Tommy Prakasa Utama, S.Pt., M.Sc., Ph.D
Kestabilan emulsi dibagi menjadi tiga jenis yaitu. 1) Emulsi sementara (temporer) yang membutuhkan pengocokan kuat sebelum
digunakan, misalnya emulsi obat batuk cair; 2) Emulsi semi permanen yang berbentuk pasta, misalnya krim, mayonaise; dan 3) Emulsi permanen yang memiliki viskositas tinggi, misalnya sosis.
Kerusakan emulsi ditandai dengan terpisahnya bahan penyusunnya, timbulnya gumpalan-gumpalan kasar yang longgar dan tidak teratur, dan penggabungan butir-butir emulsi yang kecil menjadi butir-butir yang lebih besar. Pemecahan emulsi dapat dipicu dengan adanya pemanasan, pengadukan mekanis yang kuat, dan sentrifusi kecepatan tinggi 2.4
Macam-macam Mayonnaise Mayonaise terbagi beberapa macam, yaitu. 1. Aioli
Mayones dari minyak zaitun yang dicampur bawang putih 2. Saus tartar
Mayones dengan asinan ketimun dalam botol dan bawang bombay, tapi kadang-kadang juga ditambah capers, buah zaitun dan lumatan telur rebus 3. Russian dressing (Marie Rose sauce)
Mayones dengan saus tomat, yogurt dan krim kental 4. Saus Thousand Island: Russian dressing
Mayonaise dengan pickles dan rempah-rempah 5. Fry sauce Campuran mayones, rempah-rempah, saus tomat dan saus berwarna merah yang lain (Tabasco atau Buffalo wing) sebagai saus untuk french fries 6. Mayonesa Mayones rasa lime, umum dijual di Amerika Utara di toko bahan makanan Meksiko atau Spanyol.
Prof. H. Tommy Prakasa Utama, S.Pt., M.Sc., Ph.D
Mayonaise juga bisa dibuat dari putih telur saja jika dikocok dengan kecepatan tinggi menggunakan food processor. Tekstur dan rasa mayones yang dihasilkan juga mirip dengan mayones dari kuning telur. Pada resep tradisional Perancis, minyak zaitun atau minyak safflower sebagai bahan utama pembuat mayones. Mayonaise atau kadang kita menyingkatnya dengan sebutan mayo, akan mudah membuatnya jika dengan kesabaran. Membuat mayo memang tidak bisa terburu-buru. Jika tidak, teksturnya jelek, adonan terpisah, tidak blended. Ada beberapa variasi resep mayonaise (Audina. 2011). 2.5
Proses Pembuatan Mayonaise Pada produk mayonaise bagian yang terdispersi adalah minyak nabati,
bagian yang mendispersi (media pendispersi) asam cuka atau lemon juice, dan bagian emulsifiernya adalah kuning telur. Kuning telur merupakan emulsifier yang sangat kuat (terdapat sejenis bahan yang memiliki tingkat kesukaan terhadap air dan minyak sekaligus). Satu ujung molekul tersebut suka air dan ujung yang lainnya suka minyak. Oleh karenanya bahan itu dapat dijadikan jembatan untuk mencampurkan antara bahan lemak dan bahan air. Sifat seperti itu sangat dibutuhkan dalam pengolahan berbagai jenis makanan, seperti dalam pembuatan biskuit, cake, kue, mayonaise, dan sebagainya.
Gambar 2.Bahan-Bahan Pembuat Mayonaise Pada dasarnya paling sedikit sepertiga kuning telur terdiri dari lemak, tetapi yang menyebabkan daya emulsifier yang kuat adalah kandungan lesitinnya yang terdapat dalam bentuk kompleks sebagai lesitin-protein. Lecithin adalah istilah umum pada setiap kelompok warna kecoklatan dan zat-kuning lemak yang
Prof. H. Tommy Prakasa Utama, S.Pt., M.Sc., Ph.D
terdapat pada hewan dan jaringan tumbuhan, serta kuning telur yang terdiri dari asam fosfat, kolin, asam lemak, gliserol, glycolipids, trigliserida, dan fosfolipid (misalnya, fosfatidilkolin, phosphatidylethanolamine, dan phosphatidylinositol). Fosfatidilkolin merupakan jenis fosfolipid di lesitin. Fosfolipid termasuk dalam kelompok lemak/lipid yang komponen utamanya membrane sel karena fosfolipid dapat membentuk bilayers lipid. Kebanyakan fosfolipid terdiri dari diglycerid, gugus fosfat, dan molekul organik sederhana seperti kolin, kecuali sphingomyelin yang merupakan turunan dari sphingosine bukan dari gliserol. Identifikasi fosfolipid pertamakali yaitu lesitin, atau fosfatidilkolin dalam kuning telur. Mekanisme lesitin dapat menyatukan minyak (lemak) dan air (asam cuka/lemon juice pada pembuatan mayonaise) adalah fosfolipid yang merupakan pembentuk lesitin terdiri dari bagian yang polar (air) dan bagian yang non polar (minyak/lemak). Bagian kepala fosfolipid merupakan bagian yang hidrofilik (tertarik pada air) dan bagian ekor yaitu tertarik pada hidrofobik (tidak suka dengan air/menjauhi air dan lebih terikat pada minyak/lemak). Kepala hidrofilik berisi gugus fosfat bermuatan negative, yang kemungkinan juga terdiri dari kelompok/jenis polar yang lainnya. Ekornya yang bersifat hidrofobik terdiri dari asam lemak rantai hidrokarbon. Ketika berada pada kondisi di dalam air fosfolipid tersebut membentuk berbagai struktur tergantung pada sifat spesifiknya dan dalam hal pembuatan mayonaise fosfolipid tersebut membentuk/berperan sebagai emulsifier dimana yang berperan dalam menyatukan antara minyak nabati dan asam cuka/lemon juice yang merupakan bahan utama pembuatan mayonaise menjadi suatu emulsi setengah padat yang kompak/mantap atau sering disebut juga emulsi permanen. Emulsi permanen yang dimaksud disini yaitu pada campuran tersebut antara minyak nabati dan asam cuka/lemon juice yang dicampurkan tidak terpisah lagi, berbeda dengan emulsi temporer yang terjadi pada french dressing yang selalu memisah antara minyak dan air jika tidak dikocok, oleh karenanya pada penggunaan French dressing ini harus segera digunakan sesaat etelah dilakukan pengocokan karena pada saat pengocokan inilah minyak dan air dapat bersatu namun jika tidak langsung digunakan maka
Prof. H. Tommy Prakasa Utama, S.Pt., M.Sc., Ph.D
akan cepat memisah. Hal ini berbeda dengan mayonaise yang stabil dan tidak memisah lagi walaupun lama didiamkan/tidak langsung digunakan. Rahasia membuat mayonaise terletak pada pemisahan bahan penyusunnya menjadi emulsi. Perbandingan yang tepat bahan-bahan penyusunnya akan mempengaruhi hasil. Berapapun banyaknya telur dan larutan asam dalam hal ini adalah jus lemon yang dikocok, keduanya akan memisah. Untuk mengikatnya diperlukan lesitin dari kuning telur sebagai penstabil. Kuning telur berfungsi melarutkan seperti deterjen yang melarutkan minyak dan jus lemon. Ada berbagai macam cara pembuatan mayonaise. Mayonaise biasanya dibuat dari campuran minyak, kuning telur, cuka, garam dapur dan mustard. Alat pengocok mayonaise bisa berupa handmixer, food processor, blender, atau dikocok secara manual dengan memakai pengocok telur atau garpu. Bahan pembuat mayonaise: 1. Kuning telur 4 buah 2. Minyak sayur/kedelai 1 Liter 3. Asam asetat/cuka 2 sdm 4. Jus lemon 5 sdm 5. Mustard 2 sdm 6. Garam 1 sdt Proses pembuatan mayonaise: 1.
Kuning telur, cuka, jus lemon, mustard, dan garam diaduk dengan cepat selama 3-5 menit. Campuran tidak boleh dikocok dan hanya boleh diaduk. Proses pengocokan hanya akan memungkinkan masuknya udara ke dalam campuran sehingga mayonaise akan pecah.
2.
Tambahkan minyak sayur sedikit demi sedikit pada campuran sambil diaduk.
3.
Jika ingin menambahkan bahan lain sebagai perasa, masukkan dalam bentuk bubuk, jangan cairan. Cairan menurunkan volume mayonaise, mayonaise akan mengempis. Banyak orang melakukan kesalahan ini yaitu menambahkan kocokan putih telur di akhir proses. Hal ini akan mengakibatkan mayonaise mengempis. Jika telah selesai menambahkan bahan-bahan bubuk, diamkan
Prof. H. Tommy Prakasa Utama, S.Pt., M.Sc., Ph.D
mayonaise agar terbentuk emulsi sempurna. Tutup mayonaise dan simpan di lemari es. 2.6
Peranan Bahan-Bahan Pembuat Mayonaise Ada beberapa bahan-bahan tambahan selain kuning telur untuk membuat
mayonnaise, dan bahan-bahan tersebut mempunyai peranan masing-masing. 1)
Minyak sayur Minyak yang digunakan sebaiknya bukanlah minyak goreng karena minyak
sayur memiliki kadar lemak yang rendah. Selain itu minyak sayur tak akan membeku jika dimasukan ke dalam refrigator. Minyak sayur juga merupakan bahan utama yang akan bereaksi dengan kuning telur untuk menciptakan emulsi. Untuk resep tradisional Prancis minyak nabati yang digunakan adalah minyak zaitun. 2)
Kuning telur Kuning telur berfungsi sebagai emulgator larutan asam dengan minyak
nabati. Bisa saja menggunakan putih telur, tetapi diperlukan pengadukan yang sangat cepat jika menggunakan putih telur. 3)
Cuka Cuka berfungsi sebagai pembunuh kuman pada telur dan merupakan zat
terdespersi dalam medium pendispersi minyak nabati. 4)
Jus lemon Jus lemon yang digunakan sebaiknya jus lemon yang konsentrasinya tetap
yaitu jus lemon yang ada di dalam kemasan. Fungsi jus lemon sama seperti fungsi cuka, tetapi untuk jus lemon memberikan rasa dan aroma yang khas. 5)
Garam Berfungsi sebagai penyedap pada mayonaise. Mayonaise buatan sendiri mengandung kadar lemak hingga 85%, sedangkan
mayonaise produksi pabrik mengandung kadar lemak sekitar 70-80%. Mayonaise rendah lemak mengandung tepung dan bahan pengisi lain untuk meniru mayonaise yang asli. Mayonaise dibuat dari kuning telur mentah sehingga bisa menyebabkan sumber infeksi salmonela. Pastikan telur sudah dicuci bersih dan gunakan telur
Prof. H. Tommy Prakasa Utama, S.Pt., M.Sc., Ph.D
yang masih segar jika ingin membuat mayonaise sendiri. Mayonaise buatan sendiri hanya tahan beberapa hari di dalam lemari es. 2.7
Kandungan Gizi Mayonaise Karena mayonaise terbuat dari bahan utama jus lemon, kuning telur dan
minyak nabati maka dapat dipastikan jika mayonaise mengandung vitamin C, Vitamin A, kadar lemak yang tinggi, kolesterol, protein yang tinggi dan asam amino yang penting bagi tubuh. Adapun kandungan utama alam 100 gram mayonaise adalah sebagai berikut: Kandungan Gizi
Jumlah
Kalori (kcal)
162 kkal
Protein
12,8 gr
Lemak
20 gr
Karbohidrat
0,7 gr
Vitamin A
900 SI
Vitamin C
0,50 g
Thiamin
0,10 mg
Kandungan nutrisi mayonaise yang ada di pasaran No
Jenis Uji
Kadar
1
pH normal
3,7
2
Kadar air
21,8910%
3
Kadar protein
1,4307%
4
Kadar lemak
80,7253%
Sumber: Gaonkar et al., 2010 2.8
Standar Mutu Mayonaise
Prof. H. Tommy Prakasa Utama, S.Pt., M.Sc., Ph.D
Standar mutu mayonaise menurut SNI No.01-4473-1998 Jenis Uji 1
Satuan
Persyaratan
Keadaan
1.1 Bau
-
Normal
1.2 Rasa
-
Normal
-
Normal
-
Normal
1.3 Warna 1.4 Tekstur 2
Air
% b/b
Max 30
3
Protein
% b/b
Min 0,9
4
Lemak
% b/b
Min 65
5
Karbohidrat
% b/b
Min 65
6
Kalori
% b/b
Max 4
7
Pengawet
Sesuai SNI 01-0222-1995
8
Cemaran Logam
Sesuai SNI 01-4473-1998
9
Cemaran Arsen
10
Cemaran Mikroba
mg/kg
Max 0,1
Koloni/gram
Max 104
10.2 Bakteri bentuk coli
APM/gram
Max 10
10.3 E.coli
Koloni/10 g
(-)
10.1 Angka lempeng total
10.4 Salmonella
(-)
Sumber: SNI, 1998
2.9
Bahaya Mayonaise Hati-hatilah dalam mengkonsumsi mayonaise, karena selain kandung lemak
yang cukup tinggi, mayonaise juga mengandung kolesterol dalam jumlah yang lumayan banyak dibandingkan bahan makanan lain. Kandungan kolesterol di dalam 100 gram mayonaise adalah sekitar 424 mg. Sedangkan anjuran untuk mengkonsumsi kolesterol kurang dari 300 mg perhari. Jadi, mengkonsumsi mayonaise sebaiknya tidak terlalu banyak.
Prof. H. Tommy Prakasa Utama, S.Pt., M.Sc., Ph.D
2.10 Pengolahan Limbah Industri Mayonaise Secara umum produksi pengolahan mayonaise tidaklah menimbulkan limbah yang cukup berbahaya seperti industri pupuk, industri cat, industri tekstil, industri plastik, atau industri lainnya. Karena mayonaise hanya menggunakan bahan baku telur, minyak kelapa, dan asam. Limbah yang paling memungkinkan yang ditimbulkan dari produksi mayonaise adalah cangkang telur, sedangkan untuk asam yang digunakan karena menggunakan asam lemah dan tidak ada residu yang dihasilkan maka tidaklah berpengaruh sebagai limbah buangan. Cangkang telur yang dihasilkan dari pengolahan industri mayonaise dengan sedikit kreatifitas dapat dimanfaatkan sebagai hiasan seperti pot bunga, hiasan, atau mozaik. Dibawah ini ditunjukkan beberapa gambar hasil pengolahan limbah mayonaise.
Gambar 3. Hasil Pengolahan Kerabang Telur
Prof. H. Tommy Prakasa Utama, S.Pt., M.Sc., Ph.D
BAB III PENUTUP 3.1
Simpulan Pembuatan mayonaise pada dasarnya adalah pencampuran minyak nabati
dengan cuka, gula, garam, lada, mustard, dan kuning telur sebagai pengemulsi yang akan membentuk sistem emulsi. Bahan pengemulsi sangat diperlukan untuk mempertahankan stabilitas sistem emulsi setelah pengocokan, sehingga antara minyak nabati dan bahan-bahan yang lain tidak terpisah. Pengemulsi yang tidak baik dan tidak dalam imbangan yang tepat dengan minyak nabati menyebabkan emulsi yang diperoleh tidak stabil, oleh karena itu perlu diketahui imbangan yang tepat antara konsentrasi minyak nabati dan kuning telur sebagai pengemulsi agar diperoleh mayonaise yang mempunyai sifat fisiko-kimia yang baik dan dapat diterima oleh konsumen. 3.2
Saran Rahasia membuat mayonaise terletak pada pemisahan bahan penyusunnya
menjadi emulsi. Perbandingan yang tepat bahan-bahan penyusunnya akan
Prof. H. Tommy Prakasa Utama, S.Pt., M.Sc., Ph.D
mempengaruhi hasil. Berapapun banyaknya telur dan larutan asam dalam hal ini adalah jus lemon yang dikocok, keduanya akan memisah. Untuk mengikatnya diperlukan lesitin dari kuning telur sebagai penstabil. Kuning telur berfungsi melarutkan seperti deterjen yang melarutkan minyak dan jus lemon.
DAFTAR KEPUSTAKAAN Al-Bachir, M and R. Zeinou. 2006. Effect of Gamma Irradiation on Some Characteristic of Shel Eggs and Mayonnaise Prepared From Irradiation Eggs. Journal of Food Safety; 26: 348-360. Azhar, R. Y. 2011. Industri Pengolahan Mayonaise. Bandung: Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati. Gaonkar et al. 2010. Emulsifying Functionality of Enzyme-Modified Milk Proteins in O/W and Mayonnaise-Like Emulsions. African Journal of Food Science; 4 (1): 016-025. Hassenhuetti, G. L. 1997. Overview of Food Emulsifiers. Dalam G.L. Hassenhuetti, and R. W. Hartel (ed.). Food Emulsifier and Their Applications. New York: Chapman and Hall. Mertaningtyas, D dan F. Jaya. ________. Sifat Fisiko-Kimia Mayonaise dengan Berbagai Tingkat Konsentrasi Minyak Nabati dan Kuning Telur Ayam Buras. Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan; 21 (1); 1-6.
Prof. H. Tommy Prakasa Utama, S.Pt., M.Sc., Ph.D
Trenggono dkk. 1989. Bahan Tambahan Pangan Pangan (food additive). Yogyakarta: Pusat antar Universitas Pangan dan Gizi Universitas Gajah Mada. Winarno, F.G. 1992. Pangan Gizi, Teknologi dan Konsumen. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Prof. H. Tommy Prakasa Utama, S.Pt., M.Sc., Ph.D