![](https://assets.isu.pub/document-structure/230228063525-b1b63633d7b07903a35b693e6d974d99/v1/96f3b090c50e9856b83467290059f002.jpeg?width=720&quality=85%2C50)
6 minute read
Targetkan Dokumen Selesai Akhir Bulan
Pemda Berharap Sumbu Filosofi Lolos Sidang UNESCO
YOGYA, TRIBUN - Pe - merintah DIY tengah merampungkan dokumen pengusulan sumbu filosofi. Dokumen itu nantinya dibahas dalam sidang UNESCO terkait penetapan warisan budaya dunia tak benda pada September 2023 mendatang.
Advertisement
Kepala Dinas Kebudayaan (Disbud) DIY, Dian Lakshmi Pratiwi, mengatakan, saat ini pihaknya tengah melengkapi dokumen persyaratan yang diperlukan dalam proses pengusulan tersebut.
Sebelumnya, UNESCO telah melakukan penilaian di kawasan sumbu filosofis pada 2021 lalu. UNESCO kemudian memberikan rekomendasi dan persyaratan untuk dipenuhi Pemerintah DIY sebelum diajukan dalam sidang.
“Kami sedang berproses semua nanti target kita paling lambat 28 Februari itu posisi dokumen kami yang review-review sudah ada di Paris, dan itu akan menjadi bahan pertimbangan untuk sidang,” ungkap Dian, Minggu (5/2).
Dian menjelaskan, unsur yang dinilai yaitu berkaitan dengan dossier dan management plan . Tidak hanya menilai suatu kawasan, UNESCO juga melihat bagaimana komitmen Pemda DIY dalam mengembangkan dan melestarikan kawasan sumbu filosofi di masa mendatang.
Terkait penyusunan ma -
WARISAN BUDAYA DUNIA z Pemda tengah merampungkan dokumen pengusulan sumbu filosofi. z Dokumen itu nantinya dibahas dalam sidang UNESCO September 2023 mendatang. z Pemda targetkan dokumen yang direview selesai 28 z Unsur yang dinilai yaitu berkaitan dengan dossier dan management plan. nagement plan itu dikatakannya tak mudah. Karena perlu melibatkan sejumlah pihak yakni Pemda DIY, Pemerintah Kota Yogyakarta, dan Kabupaten Bantul.
Februari.
“Sebenarnya lebih ke teknis seperti perbaikan peta, kemudian kejelasan nilai-nilai penting, atribut yang akan seperti apa, dan rencana pengelolaan. Yang cukup berat yang rencana pengelolaan karena ini kan tidak semata mata tanggung jawab Disbud,” jelasnya.
Seperti diketahui, ada dua komponen yang masuk ke dalam daftar warisan dunia. Komponen pertama (Sumbu Filosofi) adalah sumbu selatanutara sepanjang 6 kilometer di Kota Yogyakarta, dengan Kompleks Keraton sebagai pusatnya beserta monumen, bangunan, dan ruang lain yang menjadi landmark di sepanjang sumbu tersebut.
Adapun komponen kedua adalah Makam Kerajaan di Imogiri, yang terletak 16 km ke arah tenggara sumbu. “Untuk dokumennya sebenarnya sudah hampir final. Kami tidak hanya dokumen tapi juga ada fakta. Jadi bukan bagus-bagusan dokumen tapi bagus bagusan komitmen dan realisasinya,” jelasnya.
Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbud Ristek RI, Hilmar Farid, mengatakan, Sumbu Filosofi Yogyakarta sudah masuk nominasi dan akan turut dibahas dalam sidang Komite Warisan Budaya
UNESCO bulan September 2023 mendatang. Sidang warisan budaya ini sendiri rencananya akan digelar di Riyadh, Arab Saudi.
“Selanjutnya, kami juga membahas soal program manajemen talenta nasional. Rencananya kami akan melakukan koordinasi dengan Dinas Kebudayaan soal kegiatan dan pelaku budaya dari DIY mana saja yang bisa dimasukkan dalam kerangka manajemen talenta,” jelasnya. (tro)
TAMAN BUDAYASuasana Embung
Giwangan yang berada di sisi selatan Kota Yogya.Selaras rencana, Pemkot Yogyakarta segera melengkapi beberapa fasilitas penunjang, mulai dari panggung terbuka, gedung entrance, dan area parkir.
Embung Giwangan Akan Dilengkapi Sejumlah Fasilitas
YOGYA, TRIBUN - Embung Giwangan yang berlokasi di sisi selatan Kota Yogya bakal mendapat sentuhan yang cukup signifikan sepanjang 2023 ini. Selaras rencana, Pemkot Yogyakarta segera melengkapi beberapa fasilitas penunjang, mulai dari panggung terbuka, gedung entrance, dan area parkir. Kepala Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman (PUPKP) Kota Yogya, Hari Setya Wacana, mengatakan, pekerjaan fisik tersebut bakal dibiayai Dana Keistimewaan (Danais) DIY. Sejauh ini, alokasi yang siap digelontorkan untuk pematangan Embung Giwangan mencapai Rp19,17 miliar.
“Sebagian mulai kami realisasikan di 2023 untuk melengkapi fasilitas Taman Budaya di Embung Giwangan,” katanya, Minggu (5/2).
Sebagai informasi, Embung Giwangan dibangun oleh Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak Direktorat Jenderal
Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat pada 2019 silam. Berlokasi di Jalan Tegalturi, Embung Giwangan dibangun di lahan milik Pemkot Yogya, dengan volume tampungan 9.210 meter kubik dan luas genangan 4,123 meter persegi.
Selain berfungsi sebagai konservasi air, keberadaan embung juga bisa dimanfaatkan untuk tempat wisata, maupun pengembangan lain. Karena itu, Pemkot pun berharap, Taman Budaya Embung Giwangan ke depan bisa menjadi lokomotif pembangunan, khususnya di Kota Yogya sisi selatan.
Hari menyatakan, pembangunan fasilitas Taman Budaya di Embung Giwangan, mengacu pada Detail Engineering Design (DED) yang sudah ada. Alhasil, pihaknya pun harus menjalin koordinasi dengan Dinas Kebudayaan selaku pembuat DED, terutama terkait kepastian fasilitas-fasilitas yang akan dibangun.
Hanya saja, Dinas PUPKP pun tidak bisa berleha-leha, lantaran pembangunan beberapa fasilitas penunjang Taman Budaya di Embung Giwangan tersebut harus selesai tahun ini. Bukan tanpa alasan, pihaknya wajib mengikuti tahun anggaran Danais DIY, di mana proyek itu telah dimasukkan di rancangan 2023. Kepala UPT Pengelola Taman Budaya Dinas Kebudayaan Kota Yogya, Retno Yuliani, berujar, secara teknis pembangunan fasilitas Taman Budaya Embung Giwangan dilakukan oleh Dinas PUPKP. Sebelijadikan Taman Budaya, Pemkot Yogya Lengkapi Fasilitas Embung Giwangan di 2023 “Pembangunan embung dan fasilitas yang sudah ada saat ini baru mencapai berkisar 25-30 persen dari grand desain. Sesuai perencanaan, tahun ini akan dibangun panggung terbuka, gedung entrance dan area parkir,” pungkasnya. (aka)
ATF Jadi Momen Produk DIY Bersaing di Pasar Global
YOGYA, TRIBUN - Daerah Istimewa
Yogyakarta menjadi tempat penyelenggaraan ASEAN Tourism Forum (ATF). Momen tersebut pula menjadi titik balik bagi pelaku ekonomi kreatif di DIY untuk bangkit. Ketua Bidang Kreatif Forum Mebel Kerajinan dan Seni (Formekers), Itock Van Diera mengatakan pelaku ekonomi kreatif tak berdaya akibat pandemi Covid-19. Namun saat ini mulai bergairah kembali, ditambah adanya gelaran ATF di DIY.
Menurut dia, ekonomi kreatif tidak bisa dilepaskan dengan pariwisata, lantaran ada keterkaitan diantara keduanya dalam ATF. Itock mengaku terkejut karena pembeli sangat antusias saat berkunjung ke stan Formekers.
“Kami gembira sekali. Kami ada stan, dan ternyata buyer yang memesan ng- gak sedikit. Ada pembeli lama, tetapi lebih banyak yang baru. Menariknya di luar ekspektasi kami, karena buyer ini antusias dengan acara ini, banyak juga proyek untuk perhotelan,” katanya dalam podcast “Ngobrolin Jogja” di Jogja Expo Center, Minggu (5/2). Ia pun berharap ATF bisa menjadi pemantik untuk kegiatan serupa, sehingga ada keberlanjutan pasca gelaran internasional tersebut. Menurut dia kesiapan pelaku ekonomi kreatif perlu terus didorong agar semakin siap ekspor.
Sementara itu, Pemilik CV Woodeco Indonesia, Agung Setiawan menyebut literasi digital bagi pelaku usaha sangat penting. Sebab tidak mungkin lagi menjual produk hanya secara luring saja. Teknologi infromasi harus dimanfaatkan, sehingga dapat menjangkau pasar yang lebih luas. “Kami itu sudah sejak 2018, offline online, tidak hanya market place Indonesia, tetapi juga internasional. Jadi memang literasi digital, terkiat pemasaran ini sangat diperlukan. karena ya mau tidak mau kita harus berubah, mengikuti perkembangan zaman,”ujarnya.
Mantan tukang parkir itu pun mengajak pelaku ekonomi kreatif dan UMKM untuk mengikuti pelatihan. Banyak ilmu yang didapat melalui program-program pelatihan yang diberikan oleh pemerintah.
Kepala Dinas Koperasi dan UMKM DIY, Srie Nurkyatsiwi menyebut pihaknya berkomitmen untuk terus mendampingi pelaku UMKM. Pendampingan tersebut bakal dilakukan sesuai dengan kebutuhan, sehingga pelaku satu dan yang lain akan menddapat pendampingan yang berbeda.
“Misalnya mas Agung secara SDM sudah bagus, dari sisi produksi sudah bisa mencukupi, tetapi butuh pendampingan,”bebernya.
Ketua Komisi A DPRD DIY, Eko Suwanto berharap ATF melahirkan berbagai kerja sama antara Indonesia dengan negara peserta ATF. Tidak hanya Indonesia secara umum, Pemda DIY juga diharapkan dapat memanfaatkan ATF untuk membangun kerjasama yang konkret khsusunya bidang ekspor. (maw/ord)
DOK. TRIBUN JOGJA
DISKUSI - Ketua Komisi A DPRD DIY, Eko Suwanto (kiri), Kepala Dinas Koperasi dan UMKM DIY, Srie Nurkyatsiwi (tengah), Ketua Bidang Kreatif Forum Mebel Kerajinan dan Seni (Formekers), Itock Van Diera (jaket jeans) dalam podcast “Ngobrolin Jogja” di JEC, Minggu (5/2).
Donasi Rp805 Juta untuk Para Penyintas Kanker
KOTA MAGELANG, TRIBUN - Sebanyak 200 pelari ultra 100 kilometer mengikuti kegiatan ‘Run Against Cancer’ yang dilaksanakan di Gunung Tidar, Kota Magelang, Sabtu (4/2). Dari kegiatan ini, total donasi yang terkumpul untuk penyintas kanker mencapai Rp805 juta. Rute lari untuk donasi kanker tersebut melalui wilayah Kota Magelang, Kabupaten Magelang, Kota Salatiga, Kabupaten Semarang, dan Kota Semarang. Mereka start di Gunung Tidar dan akan berlari 100 meter dengan finis di Kelenteng Sam Poo Kong, Semarang. Ketua panitia acara, Budi Setiawan mengatakan, kegiatan ini sengaja diselenggarakan oleh Perhimpunan Hematologi-Onkologi Medik Penyakit Dalam Indonesia (Perhompedin) Cabang Semarang dengan peserta dari berbagai daerah di Indonesia.
“Tujuan kegiatan ini untuk menggalang dana bagi penyintas kanker di seluruh Indonesia. Selain untuk edukasi menyehatkan masyarakat juga untuk donasi rumah singgah Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Koordinator Semarang,” ucapnya. Dari kegiatan ini, total sudah ada 2.500 peserta, tetapi yang ultra run yang dilak- sanakan di Gunung Tidar hanya 200 peserta. Sedangkan, yang lainnya di 10 K dan 5 K di Kota Semarang sekitar 2.300 peserta.
“Donasi yang terkumpul sampai hari ini sekitar Rp805 juta. Memang mempunyai efek yang luar biasa. Semoga acara ini dapat bermanfaat untuk sesama,” kata Budi.
Ia menambahkan, kegiatan ini juga sebagai wujud rasa prihatin dari para anggota perhimpunan dokter-dokter penyakit dalam, terutama yang konsentrasi untuk melakukan terapi kanker. Pasalnya, kejadian kanker di Indonesia itu tinggi sekali
Padahal, kanker bisa ditangani dengan baik kalau ditemukan pada stadium awal. “Namun, sayangnya masyarakat Indonesia itu datang ke tempat kami sudah ada di dalam stadium lanjut, sehingga penanganannya sudah rumit,” terangnya. Wali Kota Magelang, dr. Muchamad Nur Aziz mengatakan, lari untuk berdonasi itu keren dan menginspirasi. “Mudah-mudahan acara ini tidak sekali, tahun depan di sini lagi. Saya gembira kegiatan ini dihadiri oleh banyak pahlawan kemanusiaan,” tuturnya. (ndg)