13 minute read

Sarsini warga Mranggen, Polokarto, Sukoharjo

DOK. PSS SLEMAN GOL - Penggawa PSS Sleman merayakan gol pada laga melawan Barito Putera, Minggu (6/2) malam.

Mengakhiri Rekor Buruk

Advertisement

„ PSS Sleman Kandaskan Barito Putera

DENPASAR, TRIBUN - PSS Sleman berhasil mengamankan poin penuh dari Barito Putera dalam pertandingan lanjutan pekan ke-23 BRI Liga 1 2021, di Stadion Kompyang Sujana, Minggu (6/2) malam.

Gol semata wayang Wander Luiz pada menit 56 berhasil mengakhiri rekor buruk PSS Sleman dalam tiga pertandingan terakhir. Dengan ini PSS Sleman berhasil kembali ke peringkat 10, yang sebelumnya di peringkat 13 dengan total 28 poin.

Super Elang Jawa, julukan PSS Sleman, menurunkan skuat yang tak biasanya sejak menit awal. Bek kanan, Bagus Nirwanto berada di bangku cadangan. Mahdi Albaar menggantikan perannya.

Kemudian pemain muda PSS Sleman, Bagas Umar Pamungkas memulai debutnya sebagai winger kanan. Posisi tersebut menggantikan peran Irkham Zahrul Mila yang tak diboyong dalam pertandingan itu.

Sejak menit pertama dimulai PSS Sleman mengambil inisiatif serangan lebih dulu. Adalah Wander Luiz, yang mendapat peluang pada menit 12 lewat sundulannya, tetapi masih dapat diantisipasi oleh Kartia Ajie. Pemain asal Brasil itu mendapat peluang yang sama pada menit 18, namun kini bolanya justru melenceng dari sasaran.

Sementara, Pangeran Antasari, julukan Barito Putera, yang sama-sama tak ingin kalah baru membuka peluang menit 26 lewat sepakan keras Bruno Matos dari luar kotak penalti. Beruntung kiper PSS Sleman, Miswar Saputra masih bisa menangkis tendangan tersebut dan menghasilkan sepak pojok.

Jelang interval, Bruno Matos kembali mendapat peluang lewat tendangan volinya. Hanya saja sepakan itu masih terlalu lemah dan mudah untuk diamankan Miswar Saputra. Hingga peluit babak pertama usai skor kacamata belum berubah.

Masuk paruh kedua, Super Elja langsung melakukan pergantian di sektor bek kanan. Bagus Nirwanto turun menggantikan Mahdi Albaar. Namun, Barito Putera menggempur pertahanan PSS Sleman lebih dulu pada menit 49. Bayu Pradana mendapat kesempatan mengeksekusi bola mati. Sepakannya keras, tapi mistar gawang masih menyelamatkan Super Elja dari kebobolan.

Menit 56 PSS Sleman melakukan serangan balik dan bisa dimaksimalkan menjadi gol oleh Wander Luiz lewat sundulannya hasil umpan terukur dari Ocvian Chanigio. Skor berubah 1-0 untuk keunggulan PSS Sleman.

Tertinggal satu gol, Barito Putera berusaha bangkit, sejumlah peluang emas terus dicoba untuk membobol gawang PSS Sleman, namun penampilan Miswar Saputra cukup gemilang dengan melakukan penyelamatan dari gempuran Bayu Pradana dkk. Masuk menit 76, bek tengah PSS Sleman, Aaron Evans diganjar kartu merah oleh sang pengadil lapangan. Sehingga memaksa PSS Sleman bermain dengan 10 orang.

Pelatih PSS Sleman, I Putu Gede tak mau kecolongan. Sejumlah pemain yang beritpikal lebih bertahan dimasukan. Syahroni menggantikan Rifaldi Bawuo, Dendi Agustan turun menggantikan Dave Mustaine.

Unggul jumlah pemain, Pangeran Antasari mencoba membombadir pertahanan PSS Sleman. Hingga jelang berakhirnya laga terhitung empat peluang emas Barito Putera tercipta, sayang tidak ada satu gol pun yang bersarang di gawang Miswar Saputra.

Satu peluang yang buat gigit jari para pemain Barito saat kemelut di depan gawang PSS Sleman berhasil disontek Bayu Pradana, Miswar Saputra yang sudah tak bisa menghalau bola jurstru diselamatkan oleh Kim Jeffrey Kurniawan yang berdiri tepat di garis gawang untuk memuntahkan bola dengan kepalanya. Hingga peluit panjang ditiupkan skor berkesudahan 1-0 untuk kemenangan PSS Sleman. (tsf)

Lima Obat Tidak Ampuh Sembuhkan Covid

JAKARTA, TRIBUN - Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Prof. Zubairi Djoerban, mengungkap ada lima obat dan terapi Covid-19 yang sempat dipakai namun terbukti tak bermanfaat. Ia juga mengatakan, penggunaan obat-obatan tersebut memiliki efek samping serius.

“Obat-obat yang dulu dipakai untuk Covid-19 dan kini terbukti tidak bermanfaat, bahkan menyebabkan efek samping serius pada beberapa kasus Ivermectin, Klorokuin,Oseltamivir, Plasma Konvalesen, Azithromycin,” ujar Prof. Zubairi, Minggu (6/2).

Spesialis dokter penyakit dalam ini menuliskan, Ivermectin tidak disetujui Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) AS, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dan regulator obat Uni Eropa. Banyak laporan pasien yang memerlukan perhatian medis, termasuk rawat inap, setelah konsumsi Ivermectin.

Kemudian, Klorokuin diakui sudah dipakai oleh ratusan ribu orang di dunia. Namun terbukti malah berbahaya untuk jantung. “Manfaat antivirusnya justru enggak ada. Jadi, klorokuin tidak boleh dipakai lagi,” imbuhnya.

Oseltamivir sebenarnya untuk influenza. Tidak ada bukti ilmiah untuk mengobati Covid-19. Bahkan, WHO sudah menyatakan obat ini tidak berguna untuk Covid-19. “Kecuali saat Anda dites terbukti positif Influenza, yang amat jarang ditemukan di Indonesia,” tutur Zubairi.

Ada beberapa pilihan untuk antivirus. Ada Avigan atau Favipiravir dan Molnupiravir, serta Remdesivir. Lalu ada Plasma Konvalesen. Terapi ini sama sekali tidak bermanfaat, pemberian plasma konvalesen juga mahal dan prosesnya lama. WHO tentu tidak merekomendasikannya, kecuali dalam konteks uji coba acak dengan kontrol.

Serta yang terakhir ada Azithromycin. Obat ini juga tidak bermanfaat sebagai terapi Covid-19, baik skala ringan serta sedang. Kecuali ditemukan bakteri selain virus penyebab Covid-19 dalam tubuh Anda.

“Kalau hanya Covid-19, maka obat ini tidak diperlukan,” ujarnya. Di Indonesia sendiri, obat-obatan tersebut juga tidak tertera dalam daftar obat-obatan Covid-19 layanan telemedisin Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

Obat dan vitamin berikut ini diberikan gratis bagi pasien positif Covid-19 yang menjalani isolasi mandiri atau isoman. Paket A untuk pasien tanpa gejala (OTG), terdiri dari multivitamin C, B, E, dan Zinc 10 tablet

Paket B untuk pasien bergejala ringan terdiri dari multivitamin C, B, E, dan Zinc 10 tablet, Favipiravir 200mg 40 kapsul, atau Molnupiravir 200 mg-40 tab dan parasetamol tablet 500mg (jika dibutuhkan).

Pakar Epidemiologi Griffith University, Dicky Budiman menyebut, tidak ada satu pun negara yang melegalisasi Ivermectin sebagai obat Covid-19. Ia bahkan mengingatkan jika digunakan tanpa adanya basis sains akan berbahaya dan bisa menyebabkan koma serta kematian.

Menurut Dicky, semua ini berawal dari perusahaan riset Invermectin di Jepang mengeluarkan sebuah rilis tentang potensi obat itu. “Tapi salah diterjemahkan oleh satu media besar. Ia menyatakan bahwa fase tiga, dikira pada manusia ternyata bukan. Ini masih jauh, sangat jauh. Dan terlanjur menyebar dan Invermectin menjadi obat Covid-19,” jelas Dicky.

Ia pun menekankan sekali lagi, Invermectin adalah riset yang belum dilakukan pada manusia. Masih dalam penelitian laboratorium dan belum ada perubahan dengan 2 tahun lalu. Masih jauh untuk bisa jadi rujukan.

“Masih tes tabung, antiviral apakah terhadap Covid-19 bisa bekerja efektif untuk Omicron. Dan itu masih jauh dari masalah dosis segala macam, sangat jauh dan ini tidaklah, artinya sudah akan jadi obat atau enggak,” pungkasnya. (Tribun Network)

Nestapa Rombongan

z Sambungan Hal 1

tu memperbaiki satu mobil yang mogok. Tiba-tiba saja bus datang dari arah timur. “Sudah tak kode untuk ngerem,” tuturnya.

Elko berada di jalur kanan dari arah timur sementara bus itu melaju di jalur kiri. Di depan bus itu terdapat empat sepeda motor dan satu mobil. “Tiba-tiba bus dari belakang itu goyang kanan dan kiri. Kemudian bagian belakang nabrak tebing. Bagian belakang terbang nabrak tebing. Ada yang terlempar keluar penumpangnya,” jelasnya.

Jarak Elko dengan posisi bus yang terbentur itu sekitar 70 meter. Namun ia menyaksikan dengan jelas dua penumpang terpental keluar ke jalanan, seorang laki-laki dan seorang wanita. Setelah terlempar, kondisi kedua korban itu sudah tidak sadar.

Elko juga mendengar jelas benturan hebat antara badan bus dengan tebing. Ia lantas lari untuk memastikan kondisi para penumpang bus tersebut. Rintihan dan jeritan meminta tolong dari penumpang terdengar jelas di telinganya.

Dia tidak berani melihat kondisi di dalam bus. Tubuhnya seketika lemas. Pikirannya panik dan kebingungan. “Saya hanya menyaksikan dari jarak 20 meter. Tidak berani mendekat,” jelasnya.

Setelah menyaksikan detik-detik kejadian pilu itu, ia lantas menelepon temannya. Dia juga menelepon Mapolsek Imogiri untuk segera mengambil tindakan.

Sementara itu, Bejo Praptodiharjo (65), seorang petugas parkir Bukit Bego, siang itu berdiri tak jauh saat bus nahas menabrak tebing, jaraknya sekitar 10-15 meter saja. Tanpa dia sadari, ada suara benturan keras dari arah belakangnya. Ternyata sebuah bus pariwisata yang sudah hancur sisi kanannya adalah pemandangan yang dilihat Bejo.

Dia melihat para penumpang bus yang terlempar keluar. Kondisi mereka sudah tak berdaya. Nyaris tak bergerak. Tak banyak yang bisa dilakukannya, selain berusaha meminta tolong kepada siapa saja yang ada di sekitar. Bahkan, kakinya sedikit memar karena terkena pecahan puing salah satu bagian bus itu.

Benturan keras

Bahriah, seorang pedagang kuliner di kawasan Bukit Bego, mendengar suara benturan keras sekitaran pukul 13.30. Ia sudah menduga suara itu bersumber dari jalan raya, akibat kecelakaan lalu lintas. “Saya keluar, bus sudah dalam kondisi rusak seperti itu,” katanya, saat dijumpai di warung miliknya.

Bahriah sempat melihat kepanikan para penumpang sesaat setelah insiden itu terjadi. Samar-samar dirinya juga melihat seorang, yang diduga sopir, keluar dari bus. Kondisi orang itu kemudian meringkuk tak sadarkan diri.

Sementara saksi lainnya, yang juga pedagang di kawasan Bukit Bego, Harjo Pawiro membenarkan suara yang timbul dari kecelakaan tersebut memang sangat keras. Saking kerasnya dia sempat bingung, apa gerangan yang menabrak. Begitu ditengok, ternyata sebuah bus pariwisata sudah dalam kondisi remuk.

Rombongan karyawan

Seorang keluarga korban yang juga saksi mata peristiwa nahas itu, Reza mengatakan, kecelakaan maut ini sekitar pukul 13.30. Bus pariwisata itu membawa rombongan karyawan pabrik konveksi rumahan dari Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah. Dia menumpang sebuah mobil yang berada persis di belakang bus.

Rombongan karyawan ini berwisata dengan menumpangi 2 unit bus dan 3 mobil. Bus yang mengalami kecelakaan adalah bus pariwisata yang berada di urutan rombongan nomor 2. “Posisinya kami dari Puncak Becici mau turun, dan piknik ke Pantai Parangtritis,” ucapnya.

Menurutnya, bus tersebut sempat tidak kuat menanjak sehingga para penumpang bus diminta turun terlebih dahulu. Setelah bus berhasil menanjak, penumpang lalu naik lagi ke dalam bus. “Setelah itu kan turunan. Saat menurun itu tiba-tiba rem bus ngeblong,” jelasnya.

Saat bus hendak sampai turunan jalanan dan menabrak tebing Bukit Bego itu, Reza sempat melihat lampu rem bus menyala. Tapi ternyata bus berwarna hijau putih itu terus melaju tak berhenti. “Belum hujan itu. Setelah kecelakaan baru (turun) hujan,” tuturnya, saat ditemui di RSUD Panembahan Senopati.

Warga setempat, Samadi menjelaskan, lokasi tersebut memang cenderung rawan kecelakaan. Selama kurang lebih 30 tahun bermukim di sana, berulang kali ia mendapati kendaraan nahas yang tergelincir. “Tapi ini yang paling parah. Sebelumnya ada korban meninggal dunia juga, tapi cuma tiga, itu sebelum pandemi, sekitar dua tahun lalu,” terangnya.

Pria paruh baya itu mengungkapkan, kondisi jalan yang curam membuat pengemudi kendaraan besar seringkali kehilangan kendali saat melintas. Belum lama, pernah juga sebuah bus menabrak tebing yang sama. Begitu pula dengan mobil penumpang yang celaka di sana. Hanya saja, kerusakan yang dialami hanya ringan. “Ini paling parah,” ucapnya.

Evakuasi

Satu jam lebih tim evakuasi bekerja keras untuk mengangkat bangkai bus nahas itu. Proses evakuasi dimulai sekitar pukul 18.00, sampai pukul 19.30 WIB, petugas derek belum berhasil mengangkatnya.

Seorang petugas derek yang bersedia dimintai keterangan, Heru Susanto mengatakan, proses evakuasi cukup lancar. Hanya saja memang membutuhkan waktu, sebab bus tersangkut di dinding tebing. “Tidak ada kendala, Alhamdulillah lancar. Ini sudah mau selesai,” katanya, Minggu malam.

Ada dua mobil derek yang disiapkan untuk mengevakuasi bus. “Tadi kami angkat bagian belakang dulu terus digeser. Begitu sudah naik, bagian depan kami angkat,” ujarnya. Kondisi bus memang rusak parah, terutama bagian depan kendaraan itu hancur.

Butuh waktu sekitar empat jam sampai akhirnya bus sanggup dievakuasi secara penuh. Selanjutnya bangkai kendaraan bakal diidentifikasi aparat kepolisian untuk mengungkap penyebab kecelakaan maut ini.

(hda/ais/aka/mur)

Tiga Belas

z Sambungan Hal 1

mengendalikan kendaraannya. Polisi pun mengevakuasi bus yang ringsek pada malam tadi.

Ihsan mengungkapkan, saat tiba di lokasi kejadian, petugas menemukan empat penumpang yang tewas di tempat. Sedangkan 9 sisanya, termasuk sang sopir meninggal saat perjalanan menuju rumah sakit.

“Saat ini ada 14 orang yang dirawat di RSUD Panembahan Senopati, 12 orang di RS PKU Muhammadiyah, dan 8 orang di RS Nur Hidayah,” terangnya, saat menggelar jumpa pers di Mapolres Bantul, Minggu (6/2) malam.

Hingga saat ini kepolisian masih melakukan investigasi untuk mengetahui penyebab utama kecelakaan tersebut. Dari hasil penyelidikan awal, Ihsan menyebut adanya indikasi rem bus blong.

Dia menjelaskan, penumpang bus dari Sukoharjo itu tengah mengikuti family gathering. Dalam perjalanan, mereka menggunakan dua bus pariwisata. Untuk bus pertama telah jauh mendahului bus kedua yang mengalami kecelakaan. Menurutnya, kondisi bus kedua ini memang lebih buruk. Sebab bus tersebut sempat kesulitan menanjak saat melintasi Bukit Bego.

“Ini rombongan family gathering perusahaan di Sukoharjo dengan tujuan Breksi, Hutan Pinus, dan Parangtritis. Kendaraan pertama sudah mendahului. Ini sedang kita selidiki kenapa ketinggalan, ada indikasi rem tidak berfungsi,” terangnya.

Sementara itu, Wadirlantas Polda DIY, AKBP Hendra Gunawan mengungkapkan, menindaklanjuti kejadian tersebut polisi akan menghimpun keterangan dari saksi-saksi juga menerjunkan tim analisis ke lapangan. “Ini untuk menyelidiki penyebab kecelakaan. Besok (hari ini) baru kita terjunkan, karena tadi sudah gelap dan hujan sehingga sulit untuk menurunkan alat,” imbuhnya.

Sementara itu, Kanit Penegakan Hukum Satlantas Polres Bantul, Iptu Maryanta, di lokasi kejadian menjelaskan, polisi sudah mengambil sejumlah komponen bus untuk dilakukan diidentifikasi. “Speedometer diambil, kecepatan sekitar 40 km. Kami amankan untuk melihat kecepatannya. Komponen yang lain belum kami ambil karena tidak bisa,” terang dia. Santunan

PT Jasa Raharja menjamin biaya perawatan dan santunan kematian kepada para korban kecelakaan maut ini. Kasubbag Administrasi Santunan, PT Jasa Raharja DIY, Erwin Nur Patria Krisna, mengatakan jika pihaknya telah menjalin komunikasi dengan rumah sakit yang merawat korban kecelakaan bus maut itu.

“Nantinya biaya perawatan langsung ditagihkan ke Jasa Raharja,” ujar Erwin kepada Tribun Jogja di RSUD Panembahan Senopati Bantul, Minggu malam. Untuk sementara, data korban yang meninggal dunia atas peristiwa itu sebanyak 13 korban.

Penyerahan santunan bagi korban yang meninggal dunia akan diberikan kepada ahli waris atau keluarga korban.

“Kita prinsipnya domisili korban. Nanti kita pembayaran santunan meninggal dunia koordinasi dengan cabang di Sukoharjo. Kalau luka-luka kita jamin perawatan di rumah sakitnya,” paparnya.

Kemudian, Erwin merinci, untuk korban meninggal dunia mendapat santunan Rp50 juta yang dibayakan ke keluarga korban. Sedangkan untuk korban luka mendapat santunan Rp20 juta.

Sementara itu, Kabag Ops Polres Bantul, Kompol Haryanto saat ditemui di RSUD Panembahan Senopati mengatakan korban kecelakaan bus pariwisata dibawa ke tiga rumah sakit, yakni RS Panembahan Senopati, RS PKU Muhammadiyah Bantul, dan RS Nur Hidayah.

Ia mengatakan, terdapat 13 korban jiwa atas peristiwa itu, 7 di antaranya berada di RS Panembahan Senopati. Kemudian, 5 korban meninggal dunia lainnya dibawa ke RS PKU Muhammadiyah Bantul, dan 1 korban meninggal lainnya dibawa ke RS Nur Hidayah. Berduka

Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih, yang datang ke RSUD Panembahan Senopati Bantul menyampaikan bela sungkawa sedalamdalamnya atas musibah ini. “Atas nama Pemerintah Kabupaten Bantul, turut berbelasungkawa, semoga korban meninggal diterima di sisi Allah SWT,” katanya.

“Pemerintah akan mengurus ini semua. Bagi pasien meninggal akan kita antar malam ini juga bersama PMI dan relawan kemanusiaan Bantul ke Sukoharjo, di-support oleh Pemda DIY,” katanya. Begitu pula untuk keluarga atau penumpang selamat, juga akan diantar pulang ke rumah masingmasing. (tro/hda/mur)

Hasilkan Omzet

z Sambungan Hal 1 berkembang cukup cepat. Sampai akhirnya, Khoerul memiliki 14 ayam brahma betina dan 3 pejantan. Keberhasilan yang didapat tak membuat jiwa muda Khoerul berpuas diri.

Jebolan Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta ini mulai melirik jenis ayam hias lainnya. Ia pun mulai mencoba membudidayakan ayam hias jenis pheasant dan merak. “Kita juga update materi ke ayam pheasant seperti gold pheasant, silver pheasant, yellow pheasant, ringneck pheasant dan lady amherst pheasant,” imbuhnya.

Sementara, untuk jenis merak, Khoerul mengembangkan merak biru india, merak putih dan jenis merak lainnya. Disinggung terkait penjualan, lanjutnya ada beberapa jenis ayam hias yang sedang digandrungi para pembeli.

“Untuk jenis pheasant, golden pheasant, dan yellow pheasant cukup stabil. Kalau jenis merak paling banyak diminati adalah jenis merak biru india karena harganya lebih murah dari jenis merak lainnya,” ucapnya.

Satu pasang ayam pheasant, paling murah dibanderol Rp2,5 juta dan paling mahal jenis merak putih Rp50 juta per pasang. “Sebulan bisa terjual puluhan ekor, kalau omzet bisa Rp80-90 juta,” ucapnya.

Pemasaran

Terkait pemasaran, lanjutnya sudah terjual ke hampir seluruh wilayah Indonesia, mulai dari Aceh hingga Papua. “Tapi paling banyak pembeli masih dari Jakarta dan Surabaya, namun kita juga pernah kirim ke Kalimantan dan Papua,” ulasnya.

Khoerul mengatakan, perawatan ayam hias masih sama dengan ayam-ayam pada umumnya. Apalagi untuk kategori pheasant dan merak lebih tahan terhadap penyakit. “Jadi perawatan tidak ada hal khusus. Paling kita perhatikan luas kandangnya saja, kalau merak minimal 3x3 meter dan pheasant bisa 1,5x2 meter itu sudah cukup,” imbuhnya. (Al-

murfi Syofyan)

“Hanya Singgah”

z Sambungan Hal 1 kian. Dalam lagu itu, eks kontestan Indonesian Idol 2019 ini ingin mengajak perempuan untuk lebih pintar dan sadar bahwa ada orang-orang yang memang ditakdirkan bersama, hanya singgah di kehidupan kita.

Dilansir dari rilis resmi yang diterima, Sabtu (5/2), mundur dari hubungan bukan berarti tidak memperjuangkan. Namun mundur karena telah sekuat tenaga bertahan. “Hanya Singgah” diproduseri Marco Stefiano. Lalu komposernya adalah Raguel Lewi dan Barsena Bestandhi sebagai vocal director.

Prinsa mengambil cara promosi unik untuk lagu ini. Yakni melalui banner di Holywings di seluruh Indonesia bertuliskan “HANYA SINGGAH?”. Prinsa ingin sekali mengingatkan kepada siapa saja yang membacanya agar meyakinkan kembali untuk menjaga hati mereka. Jangan hanya singgah hanya karena ada yang lebih indah.

Sebelumnya, solois berumur 23 tahun ini sukses membawakan lagu original sound track serial Layangan Putus yang berjudul “Sahabat Dulu”. (kpc)

This article is from: