3 minute read
Rp50 M Utang Anies
Jubir Jusuf Kalla Bantah JK Usulkan Perjanjian Anies-Sandi
SIDOARJO, TRIBUN - Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Sandiaga Uno mengaku tak ingin melanjutkan permasalahan piutangnya dengan Anies Baswedan senilai Rp50 miliar saat maju di Pilkada DKI 2017. Sandiaga tak membantah dirinya sempat meminjami uang tersebut.
Advertisement
Sandi menyebut setelah dirinya melakukan salat Istikharah dan meminta pertimbangan keluarga, Sandi tak ingin melanjutkan pembicaraan soal itu. “Setelah saya salat Istikharah, setelah saya menimbang konsultasi dengan keluarga, saya tidak ingin melanjutkan pembicaraan mengenai ini,” ucap Sandi saat menghadiri Harlah Seabad NU di Sidoarjo, Jawa Timur, Selasa (7/2).
Sandiaga tak ingin soal utang-piutang itu menjadi polemik jelang Pilpres 2024. Mengingat tahapan kontestasi Pilpres 2024 telah dimulai saat ini.
Sandi mengatakan dirinya kini hanya ingin menatap tahun politik dengan rasa penuh suka cita. Ia ingin fokus pada kontestasi demokrasi yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat. “Mari kita tatap masa depan dengan penuh rasa suka cita gembira dan persatuan dan kesatuan bangsa kita,” katanya.
Ia juga menuturkan bahwa pihaknya kini masih fokus tugasnya sebagai Menparekraf RI untuk membangkitkan ekonomi serta menjaga, mengawal momentum dari kebangkitan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
Di sisi lain Sandiaga me- nyebut bahwa Anies hingga kini masih tetap menjadi sahabatnya meskipun persoalan isu utang piutang Rp50 miliar dirinya dengan mantan Gubernur DKI Jakarta itu sedang menjadi sorotan. Menurut Sandiaga, persoalan utang-piutang ini tidak akan mengubah hubungan baiknya dengan Anies. “Alhamdulillah baik, kami bersahabat dan tentunya sebagai seorang sahabat yang sekarang tugasnya saya di kementerian,” ujar Sandiaga. Persoalan utang-piutang antara Anies dengan Sandiaga Uno sebelumnya dilontarkan oleh politikus Partai Golkar, Erwin Aksa. Erwin menyebut bahwa saat putaran pertama Pilkada DKI 2017 Sandiaga sempat meminjamkan uang Rp50 miliar kepada Anies untuk logistik pemenangan. “Karena yang punya likuiditas itu Pak Sandi, kemudian memberikan pinjaman kepada Pak Anies,” kata Erwin. Adapun jumlah pinjaman dari Sandiaga kepada
Setelah saya salat Istikharah, setelah saya menimbang konsultasi dengan keluarga, saya tidak ingin melanjutkan pembicaraan mengenai ini.
Wanita 82 Tahun Bernapas
Lagi Setelah Meninggal Dunia
NEW YORK CITY - Seorang wanita berusia 82 tahun dinyatakan meninggal di panti jompo New York dan ditemukan bernapas tiga jam kemudian di rumah duka tempat dia dibawa. Ini adalah kedua kalinya dalam waktu sekitar satu bulan hal semacam itu terjadi di AS. Wanita dalam kasus yang lebih baru itu berada di Pusat Rehabilitasi dan Perawatan Water’s Edge di Long Island’s Port Jefferson pada pukul 11.15 Sabtu (4/2) pagi ketika dia dinyatakan meninggal.
Dilansir dari Guardian, wanita yang namanya tidak disebutkan itu dilaporkan dibawa ke OB Davis Funeral Homes di Miller Place, New York, pada pukul 13.30. Polisi mengatakan dia ditemukan bernapas pada pukul 14.09. Wanita itu dibawa ke rumah sakit. Tidak ada pembaruan tentang kondisinya yang tersedia pada hari Senin (6/2). Deklarasi kematian dini marak terjadi beberapa hari. Panti jompo di Iowa bahkan didenda 10.000 dollar AS atas kasus semacam itu.
Wanita itu dimasukkan ke dalam kantong mayat dan dibawa ke Rumah Pemakaman dan Krematorium Ankeny. Anggota staf rumah duka kemudian membuka ritsleting kantong mayat dan menemukan wanita itu hidup dan dalam kondisi terengah-engah. (kpc)
Anies itu menurut Erwin sekitar Rp 50 miliar. “Nilainya berapa yah, Rp50 miliar barangkali,” ucapnya. Utang Rp 50 miliar tersebut kata Erwin belum lunas dibayar oleh Anies kepada Sandiaga. Ia juga menuturkan bahwa draft perjanjian tersebut dibuat oleh pengacara Sandiaga Uno. Selain itu kata Erwin, perjanjian itu dibuat atas kemauan mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK). “Saya kira belum (lunas) barangkali yah,” ucap Erwin. “Pak JK sendiri yang menasehati kita kok,” imbuh Erwin.
Dikonfirmasi terpisah, Juru Bicara Jusuf Kalla, Husain Abdullah menbantah pernyataan Erwin yang menyebut perjanjian utangpiutang antara Anies dan
Sandiaga itu diusulkan oleh JK. Menurutnya, kesepakatan itu dibentuk atas kehendak Anies dan Sandiaga. “Yang saya ketahui, (perjanjian tersebut) atas kemauan mereka berdua,” kata Husein saat dihubungi Tribunnews.com, Selasa (7/2).
Husain jauh beranggapan bahwa perjanjian tersebut merupakan candaan antara Anies dengan Sandi dalam menghadapi Pilgub 2017 lalu. Mereka kala itu, kata Husein, terlihat cukup yakin untuk memenangkan Pilgub DKI 2017.
“Menurut saya pribadi. Ini pendapat pribadi ya. Mungkin juga mereka berdua hanya berseloroh saja membuat perjanjian karena yakin menang,” tuturnya.
Husain juga mengatakan bahwa inti dari perjanjian tersebut adalah jika AniesSandi menang di Pilgub DKI 2017, maka utang-piutang tersebut dianggap lunas. “Inti perjanjian, bila pasangan Anies-Sandi menang Pilgub DKI, maka pinjaman biaya pilkada tersebut dianggap lunas,” katanya. Di sisi lain, ia mengatakan bahwa hingga saat ini Sandiaga pun tidak menungkit perihal pinjamannya terhadap Anies itu. Maka dengan demikian, kata dia, sikap Sandiaga ini pun sudah sesuai dengan perjiannya dengan Anies kala itu. “Sejauh ini kan memang tidak pernah terdengar lagi Pak Sandi menagih uang biaya kampanye tersebut. Ya karena sesuai isi perjanjian tadi, kalau menang berarti lunas,” ucap Husain. (tribun network/den/fal)