2 minute read

TIDAK MAU KEMBALI

PEBALAP tim Aprilia Racing, Maverick Vinales mengatakan sudah menutup opsi untuk kembali ke Yamaha.

Dia bertekad membawa Aprilia, yang disebutnya tim harmonis, menjadi juara dunia.

Advertisement

Vinales merupakan salah satu pebalap potensial, yang pernah membela

Yamaha sejak tahun 2017. Bersama pabrikan Jepang itu, "Top Gun", julukannya, tampil cukup apik dengan dua kali mengakhiri kompetisi kelas utama di peringkat ketiga klasemen akhir yakni pada musim 2017 dan 2019.

Tidak hanya itu, dia juga sudah memberikan delapan kemenangan untuk Yamaha dari periode 2017 hingga 2021. Namun, keputusan kontroversial justu diambil oleh Vinales pada pertengahan musim 2021 yang lalu.

Direct Points

• Vinales tak mau kembali ke Yamaha

• Betah bersama

Aprilia yang disebutnya tim harmonis

• Bertekad membawa

Aprilia juara dunia

Di mana secara tiba-tiba dia memutuskan untuk keluar dari Yamaha, padahal kontraknya sendiri baru habis pada akhir musim 2023.

Keputusan hengkang diambil pebalap berusia 28 tahun itu setelah sikap kontroversialnya yang dituding menyabotase motor YZR-M1 saat mengaspal di Red Bull Ring, Austria. Akibat dari permasalahan tersebut, Vinales dan Yamaha memutuskan untuk mengakhiri kontrak mereka lebih awal. Tidak berselang lama Juara Dunia Moto3 tahun 2013 itu, langsung mengumumkan bergabung bersama dengan Aprilia. Sejak kepergiannya, YZR-M1 belum banyak berprestasi di kelas utama MotoGP. Satu-satunya pebalap yang bisa mengendalikannya adalah Fabio Quartararo, sisanya selalu kesulitan. Oleh sebab itu ada beberapa pendapat yang mengatakan bahwa ini adalah waktu yang tepat bagi Vinales kembali ke pelukan Yamaha di masa depan.

Namun, dengan tegas pebalap berusia 28 tahun itu mengatakan tidak akan mengambil opsi tersebut. "Mengenai kembali ke Yamaha, saya tidak

Lubang Unik Penambah Kencang

SELAIN model fairing, penggemar juga penasaran dengan lubang di samping windshield motor Aprilia RS-GP pada tes shakedown MotoGP 2023 di Sirkuit akan kembali," ucap Vinales dikutip BolaSport.com dari Corsedimoto. "Saya tidak mengatakan ini untuk mereka, dengan siapa saya memiliki hubungan yang sangat baik. Tapi saya memutuskan untuk mengganti musiknya," ujarnya. Lebih lanjut, Vinales menjelaskan bahwa kini dia lebih beruntung karena mendapatkan tim yang harmonis.

Sepang. Lubang tersebut tak biasanya ada di fairing tim manapun, tapi kali ini Aprilia menampilkannya sejak hari pertama tes shakedown MotoGP 2023, Minggu (5/2).

Sebenarnya apa guna dua lubang di samping windshield motor Aprilia RS-GP tersebut? Tentunya, lubang tersebut berfungsi untuk mengalirkan angin sebagai bagian dari komponen aerodinamika motor.

Oleh sebab itu kini fokusnya adalah mendapatkan kemenangan pertama bersama Aprilia serta berjuang untuk gelar juara dunia. "Yang terpenting kami sama-sama berjuang untuk menjadikan Aprilia juara dunia, kami sangat jelas soal ini. Kami harus terus seperti ini, karena menurut saya tim ini memiliki keharmonisan yang patut dicontoh," kata Vinales. (Tribunnews/Bolasport.com)

Bentuknya bisa disamakan dengan teknologi saluran NACA yang biasanya dipakai di mobil ataupun pesawat. Hanya saja posisinya pada motor Aprilia RS-GP ini terbalik, jika dibandingkan dengan bentuk yang dipasang pada mobil ataupun pesawat.

Dengan bentuk sedemikian rupa, saluran milik Aprilia ini diduga untuk mengalirkan angin dari bagian bawah fairing ke bagian atas. Dari polanya, angin dari bagian bawah akan dialirkan ke atas bahu pebalap melewati lubang ini.

Di Formula 1, konsep ini mirip dengan yang diperkenalkan tim Scuderia Ferrari pada tahun 2008 silam, dengan membuat lubang pada hidung mobil F2008. Namanya saluran S atau S-duct, gunanya untuk mengalirkan udara dari bawah hidung mobil ke atas, yang bahkan juga dipakai Ferrari dalam mobil produksi massal-nya. Kebetulan kepala aerodinamika Aprilia sekarang, Marco De Luca, adalah salah satu ahli aerodinamika Ferrari pada tahun 2008 silam. Jadi jelas konsep ini muncul dari ide seorang Marco De Luca yang tentu saja didukung oleh sang bos Massimo Rivola, yang dulu juga bekerja di Ferrari.

Menurut Giorgio Piola, jurnalis F1 terkenal asal Italia, S-duct ini menjadi salah satu solusi aerodinamika paling brilian kala itu. Konon karena lubang ini, F2008 bisa meningkatkan kecepatannya sekitar 5-6 km/jam. Aprilia mungkin mengejar konsep yang sama, namun semua baru akan terlihat pada beberapa waktu ke depan apakah konsep yang sama bisa membuat motor semakin kencang.

This article is from: