3 minute read
Nurdiansyah
Bima Sinung Widagdo Lega
CEO PSIM Yogyakarta, Bima Sinung Widagdo lega lantaran pengajuan banding bakal calon anggota Komite Eksekutif (Exco)
Advertisement
PSSI akhirnya diterima pihak Komite Banding Pemilihan (KBP) PSSI.
Bima Sinung tak sendiri, sebelumnya ia bersama CEO Sulut United, Mirza Rinaldy Hippy dinyatakan tidak lolos verifikasi oleh
Komite Pemilihan karena dianggap belum memenuhi syarat minimal lima tahun aktif di sepak bola Indonesia.
Kini, keduanya lolos, dan akan bertarung dalam pemilihan di Kongres Luar Biasa (KLB) pada pertengahan Februari 2023. “Alhamdulillah Puji
Tuhan proses banding kami diterima oleh Komite Banding.
Kami akan mempersiapkan diri menghadapi KLB,” kata
Bima, Selasa (7/2).
“Di waktu yang ada ini kami mempersiapkan segala macamnya jelang KLB untuk menyampaikan visi kami sebagai calon
Exco, baik kepada para voters ataupun kepada masyarakat luas,” imbuhnya.
Bima melanjutkan, jika terpilih dalam KLB, ia ingin
Exco PSSI sering terlibat langsung dalam agenda-agenda yang berkaitan dengan organisasi dan sepak bola nasional.
“Di posisi Exco harus lebih aktif dari sebelumnya, jangan hanya terlihat dalam keputusan politis saja, harus terlibat langsung dalam agenda sehari-hari. Maksudnya di dalam Exco kan ada beberapa komisi, nah itu harus dijalankan sesuai job desk,” tukasnya. Bima menuturkan momentum pemilihan kepengurusan kali ini merupakan kesempatan tepat untuk membenahi sepak bola Tanah Air. Pria asal Jakarta itu berharap kepengurusan PSSI periode selanjutnya dapat menjadi titik balik perubahan se-
“Siapapun yang akan terpilih sebagai Exco di periode yang akan datang, saya harapkan dapat memberikan kontribusi positif bagi kemajuan persepakbolaan Indonesia,” kata pria yang pernah menjabat CEO Sulut UniAdapun calon tetap pengurus PSSI telah diumumkan pada 6 Februari 2023. Total ada lima calon tetap ketua umum PSSI, 16 calon wakil ketua umum PSSI, dan 55 calon anggota Exco yang ditetapkan oleh KP dan KBP PSSI. (tsf)
PSS Lawan Persik Digelar Tanpa Penonton
Efek Insiden Perusakan Bus Arema FC rena laga melawan Persik tak bisa dihadiri penonton. Insiden pada pekan sebelumnya jadi salah satu pertimbangan untuk laga besok,” sambungnya. Yuyud menuturkan, keputusan kepolisian kali ini semoga
SLEMAN, TRIBUN - Pertandingan PSS Sleman melawan Persik Kediri pada pekan ke-23 kompetisi BRI Liga 1 2022/2023 resmi digelar tanpa penonton. Rencananya, duel PSS kontra Persik akan dilaksanakan pada Kamis (9/2) di Stadion Maguwoharjo, Sleman.
Ketua Panitia Pelakasana (Panpel) PSS, Yuyud Pujiarto menyebut alasan laga PSS kontra Persik digelar tanpa penonton sebagai akibat insiden perusakan bus yang ditumpangi tim Arema FC oleh sejumlah orang pada laga pekan ke-21 lalu.
Keputusan memang harus seperti itu dan kita harus samasama dewasa dan bisa menjadi tuan rumah yang baik.
“Ya, izin yang kita dapat untuk laga PSS Sleman lawan Persik Kediri adalah tanpa penonton. Ini salah satu efek dari perusakan bus kemarin,” kata Yuyud, Selasa (7/2).
Keputusan laga PSS kontra Persik digelar tanpa penonton tertuang dalam surat dari kepolisian dengan nomor: R/REK/30/II/Yan 2.14/2023/ Intelkam.
“Saya mewakili Panitia Pelaksana (Panpel) PSS Sleman meminta maaf kepada seluruh pendukung PSS ka- menjadi pelajaran bagi semua pihak, baik Panpel, suporter, maupun manajemen tim untuk menjadi lebih baik ke depannya.
Pria yang pernah menjadi pelatih tim putri PSS tahun 2019 itu tak menampik jika hal ini adalah sebuah kerugian yang cukup besar. Alih-alih mendapat pemasukan, manajemen Super Elang Jawa justru mengeluarkan biaya yang tak sedikit untuk laga besok. “Kalau dikatakan rugi jelas sangat merugikan, tapi keputusan memang harus seperti itu dan kita harus sama-sama dewasa dan bisa menjadi tuan rumah yang baik,” ucapnya. Yuyud melanjutkan, jika insideninsiden negatif itu terulang kembali, bukan tidak mungkin PSS akan kehilangan kesempatan lagi untuk menggelar laga di rumah sendiri.
“Kalau kejadian kemarin dan pelemparan-pelemparan lain banyak terjadi lagi, tidak menutup kemungkinan bisa-bisa PSS tidak bisa lagi ber- homebase di Sleman lagi. Mosok tim lain bisa main di Sleman sedangkan PSS jadi musafir gara-gara tidak dewasanya penonton,” bebernya. Untuk itu Yuyud berharap seluruh pecinta sepak bola Sleman agar turut berbenah setelah kerugian yang dialami. Panpel juga berjanji untuk terus meningkatkan keamanan di stadion.
“Ini tentu pelajar buat kami dari Panpel, dan juga untuk teman-teman suporter agar ke depan bisa mematuhi peraturan yang berlaku, dan apapun hasilnya kita bisa menjadi tuan rumah yang baik,” tuturnya. Yuyud menjawab jika pihaknya saat ini terus berusaha agar laga kandang pada pekan berikutnya tetap bisa dihadiri penonton. Namun demikian, Yuyud menegaskan jika izin tersebut hanya akan turun jika ada perubahan sikap ke arah yang lebih baik dari seluruh elemen di Sleman.
“Pekan ini memang tanpa penonton, tapi untuk laga kandang pekan berikutnya, kita akan negosiasi lagi terkait ke depannya,” tandas dia. (tsf)