2 minute read
Bujuk Rayu Pulsa dan Paket Internet
Mandor Bangunan Setubuhi Anak di Bawah Umur
KLATEN, TRIBUN - Seorang pria asal Kabupaten Klaten, Jawa Tengah berinisial G (50) ditangkap Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Klaten. Pria yang sehari-hari bekerja sebagai mandor bangunan itu ditangkap lantaran diduga menyetubuhi anak di bawah umur. Perbuatan pelaku dilakukan sejak April 2022 hingga November 2022. Pelaku pertama kali merayu korban yang masih tetangganya agar mau diajak bersetubuh dengan membelikan pulsa. “Pertama saya belikan pulsa dan paket internet,” kata pelaku di Mapolres Klaten, Selasa (7/2).
Advertisement
Persetubuhan antara pelaku dengan korban berlanjut. Selain dilakukan di rumah korban dan rumah pelaku, persetubuhan itu juga dilakukan di hotel. Dalam sepekan, pelaku mengaku bisa melakukan persetubuhan dengan korban sebanyak tiga hingga empat kali.
“Kadang di rumah korban, rumah saya dan hotel. Tapi lebih banyak di hotelnya,” ungkap pelaku.
Kanit IV Satreskrim Polres Klaten, Ipda Febryanti
Mulyadi mengatakan bahwa diperkirakan pelaku telah menyetubuhi korban sebanyak 109 kali. Hal ini terjadi lantaran seringnya intensitas pertemuan keduanya karena merupakan tetangga dekat.
Dari keakraban keduanya, korban dan tersangka saling menyimpan nomor ponsel.
“Awalnya chat Maret 2022.
Pada awal bulan April, korban sedang menyapu dan tersangka masuk lewat pintu belakang untuk mengajak
KORBAN SAMPAI MELAHIRKAN z Pria berinisial G (50) ditangkap polisi lantaran diduga menyetubuhi anak di bawah umur. z Perbuatan pelaku dilakukan sejak April 2022 - November 2022 hingga korban melahirkan bayi. z Pelaku pertama kali merayu korban agar mau diajak bersetubuh dengan membelikan pulsa. z Atas perbuatan bejatnya, tersangka terancam pidana kurungan maksimal 15 tahun korban bersetubuh,” ungkap Febriyanti. Dengan bujuk rayunya, kata Febriyanti, tersangka lalu mengajak untuk ke rumah orang tua korban yang kosong. Di satu ruangan kosong, pelaku melakukan aksi bejatnya. “Kejadian kedua juga bulan April juga tapi tempatnya berganti di rumah tersangka,” sebut Febriyanti.
Ipda Febryanti mengatakan, kasus persetubuhan itu terungkap saat korban yang masih berusia 15 tahun mengeluhkan sakit di bagian perut seperti diare pada Minggu (18/12/2022).
Namun saat buang air besar tak kunjung keluar. “Korban lalu dibawa orang tuanya ke rumah sakit,” ucapnya. Sesampainya di instalasi gawat darurat (IGD) rumah sakit setempat, korban justru melahirkan seorang bayi. Orang tua korban pun kaget dan menanyai ke anaknya dan selanjutnya melaporkan peristiwa itu ke Mapolres Klaten.
“Orang tua korban bersama perangkat desa coba mendatangi rumah pelaku. Namun didapati pelaku sudah kabur ke Cirebon (Jawa Barat) dan nomor teleponnya sudah tidak aktif saat dihubungi,” ucapnya.
Satreskrim Polres Klaten akhirnya berhasil menangkap pelaku di Cirebon pada
Sabtu (14/1) sekitar pukul
02.00 WIB. Saat itu, pelaku diamankan saat berada di sebuah rumah kontrakannya di daerah Kecamatan Gunungjati, Kabupaten Cirebon.
Wakapolres Klaten, Kompol Tri Wakhyuni mengatakan, pengungkapan kasus ini karena keberanian orang tua korban untuk melapor.
“Kejadian persetubuhan terakhir pada 16 November 2022. Selama seminggu rata-rata empat kali,” imbuhnya.
Kompol Tri Wakhyuni menyebut, pihaknya juga turut mengamankan sejumlah barang bukti dari tangan tersangka berupa pakaian seperti, BH, celana pendek, tikar, dan telepon seluler.
Atas perbuatannya, tersangka dijerat dengan pasal
81 ayat 2 UU RI 35/ 2014 tentang perubahan atas UU RI 23/2002 tentang perlindungan anak Jo UU RI 17/2016 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah pengganti UU RI 1/2016 tentang perubahan ke dua atas UU RI 23/2002 tentang Perlindungan Anak. Ancaman pidana kurungan maksimal 15 tahun. (mur/dtc/kpc)