5 minute read

Retakan Tanah Muncul di Ngawen

„ Rentetan Kejadian Bencana Setelah Dua Hari Hujan Deras di Gunungkidul

GUNUNGKIDUL, TRIBUN

Advertisement

- Fenomena tanah retak dilaporkan terjadi di Padukuhan Kaliwuluh, Jurangjero, Ngawen, Gunungkidul. Akses jalan setempat lumpuh hingga warga harus mengungsi akibat kejadian ini.

Kapolsek Ngawen, AKP Harjiyanto mengatakan peristiwa ini dilaporkan pada Sabtu (11/2) malam. “Bagian yang retak adalah akses jalan setempat, talut di pinggirnya juga longsor,” jelasnya, dihubungi pada Minggu (12/2).

Menurut Harjiyanto, jalan tersebut kini ditutup demi keamanan berdasarkan kesepakatan. Akses warga sementara waktu dialihkan lewat jalan di sisi utara. Tanah retak ini pun mengancam sejumlah rumah warga di dekatnya. Warga diimbau untuk waspada mengantisipasi terjadinya retakan hingga longsor susulan.

“Warga sebaiknya mencari tempat yang lebih aman dan tidak melewati jalan tersebut sementara waktu,” kata Harjiyanto.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik, Badan

Penanggulangan Bencana

Daerah (BPBD) Gunungkidul, Sumadi, mengatakan, fenomena tersebut terjadi akibat curah hujan yang tinggi. Hujan berlangsung cukup lama dan membuat tanah tak mampu menahan beban hingga terjadilah retakan dan talut longsor.

“Setidaknya ada 5 kepala keluarga (KK) yang terancam,” ungkapnya.

Keretakan terjadi pada jalan penghubung Jurangjero, Ngawen ke Wonosari. Jalan ini pun menjadi rawan untuk dilewati. Sumadi belum bisa memastikan berapa nilai kerugian akibat kejadian ini. Meski demikian, upaya penanganan hingga saat ini masih terus dilakukan.

“Hari ini (kemarin) dilakukan kerja bakti untuk menangani tanah retak dan talut longsor di sana,” jelasnya.

Hujan deras juga mengguyur Gunungkidul sepanjang hari pada Minggu (12/2) kemarin dan memicu munculnya serentetan kejadian bencana. Sumadi melaporkan setidaknya ada 10 titik wilayah terdampak, terutama di Wonosari dan Playen. Antara lain pohon tumbang di empat titik dan 6 rumah warga di Bleberan dan Plembutan, Playen, rusak. Hujan deras dalam durasi lama juga memicu banjir genangan di berbagai lokasi, termasuk di ruas Jalan Yogya-Wonosari wilayah Bandung, Playen. “Genangan air juga masuk hingga ke gedung RS Nur Rohmah serta rumah ibadah,” ungkap Sumadi.

Air yang menggenang RS Nur Rohmah sempat setinggi mata kaki orang dewasa. Pihak RS lalu memindahkan pasien di lantai dasar ke lantai di atasnya. Sumadi menyatakan, genangan air saat ini sudah surut dan lokasi terdampak juga sudah dibersihkan. Wilayah yang terjadi pohon tumbang pun sudah tertangani.

“Tinggal kerusakan rumah di Bleberan dan Plembutan yang saat ini dalam penanganan,” jelasnya. Gelombang tinggi Sementara itu, gelombang laut setinggi 2,5-4 meter berpotensi terjadi p[ada 12-14 Februari ini di perairan selatan, termasuk di wilayah DI Yogyakarta. Prakirawan Stasiun Tunggul Wulung

Cilacap, Adnan Dendy, mengatakan, berdasarkan pola angin di wilayah Indonesia bagian utara dominan bergerak dari Utara-Timur Laut dengan kecepatan angin berkisar 5-25 knot. Sedangkan di wilayah Indonesia bagian

TETAP WASPADA z Hujan deras mengguyur Gunungkidul dalam dua hari terakhir berturut-turut. z Hal itu memicu munculnya sejumlah kejadian bencana, seperti pohon tumbang hingga kerusakan rumah warga. z Retakan tanah muncul di Ngawen, dan membuat akses jalan warga tak bisa dilewati. selatan dominan bergerak dari Barat Daya-Barat Laut dengan kecepatan angin berkisar 5-30 knot.

“Kecepatan angin tertinggi terpantau di Perairan barat Lampung, Selat Sunda bagian selatan, Samudra Hindia selatan Banten dan Laut Arafuru,” katanya melalui keterangan resmi.

Berdasarkan hal tersebut, potensi gelombang yang masuk dalam kategori tinggi akan terjadi di perairan selatan Cilacap, Kebumen, Purworejo, Yogyakarta, Sukabumi, Cianjur, Tasikmalaya, dan Pangandaran. Juga, Samudera Hindia Selatan Cilacap, Kebumen, Purworejo, Yogyakarta, Sukabumi, Cianjur, Garut Tasikmalaya, dan Pangandaran.

“Dimohon kepada masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada,” pesannya. (alx/nei)

Pelajar Dibacok Celurit di Brosot, Pelaku Ditangkap Warga

KULON PROGO, TRIBUN - Polisi menangkap seorang pelajar berinisial BZ (18) atas dugaan aksi tindak kejahatan jalanan di Kulon Progo. Warga Banjarnegara, Jawa Tengah itu diduga telah membacok lengan DBS (17), seorang pelajar di Galur, menggunakan celurit.

Kasi Humas Polres Kulon Progo, Iptu Triatmi Noviartuti mengatakan, kejadian bermula pada Sabtu (11/2/2023) sekira pukul 21.30 WIB. Saat itu, korban DBS membonceng sepeda motor rekannya DH (18), warga Galur, melintas di jalan Lapangan Mbabrik di Kalurahan Karangsewu, Galur, hendak menuju arah timur. Sesampainya di pertigaan Tugu Karangsewu, mereka belok ke kiri atau arah utara. Di situ, mereka melihat dua pengendara sepeda motor berboncengan ke arah selatan dan langsung balik arah. Saat itu, BZ berboncengan dengan RFA (17), warga Wates. Sementara, IR (17) warga Sentolo berboncengan dengan rekannya. Korban melanjutkan perjalanan ke arah timur, namun dikejar oleh terduga pelaku sambil menyalakan lampu jarak jauh. Ia berusaha kabur tapi terduga pelaku terus mengejar korban.

Sesampainya di Brosot, BZ membacokkan celuritnya ke tubuh korban dan mengenai lengan tangan kanan. Usai rekannya dibacok, DH melajukan kendaraannya ke pertigaan Tegal Buret dan berhenti di warung angkringan. Sementara, terduga pelaku melarikan diri ke arah timur.

Pada Minggu (12/2), Bhabinkamtibmas

Kalurahan Sidorejo, Galur mendapat informasi bahwa warga Kapanewon Lendah telah mengamankan seorang laki-laki berinisial RFA (15) warga Wates yang gerakgeriknya mencurigakan. Namun, karena dari hasil pemeriksaan tertulis tidak terdapat indikasi yang mengarah ke perbuatan tindak pidana, RFA diserahkan kembali kepada orang tuanya.

Selanjutnya, sekira pukul 01.30 WIB, kembali muncul informasi telah diamankan seorang laki-laki yang mengaku sebagai BZ. Dari hasil pemeriksaan, BZ mengaku telah berboncengan bersama RFA melakukan penganiayaan orang tidak di kenal di wilayah Brosot. Selanjutnya, terduga pelaku berikut celuritnya diserahkan ke Polsek Galur. “Kasus (kejahatan jalanan ini) masih dalam penyelidikan polisi,” ucap Novi. (scp)

SOLID - Warga Nahdliyin berbaris saat mengikuti Apel Kebangsaan 1 Abad NU di Lapangan Sudarsono, Minggu (12/2).

INSET: Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih, berpidato dalam acara tersebut.

Bupati Halim Banggakan

Kerja Sama NU dan Pemkab Bantul

BANTUL, TRIBUN - Ratusan warga Nahdliyin di Kapanewon Piyungan tampak bersemangat mengikuti agenda Pawai dan Apel Kebangsaan Perayaan 1 Abad Nahdlatul Ulama (NU) di Lapangan Sudarsono, Petir, Srimartani, Kabupaten Bantul, Minggu (12/2). Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih, turut hadir dalam acara tersebut, bersama sejumlah pejabat tinggi Universitas Nahdlatul Ulama (UNU), perwakilan PC NU Bantul dan PAC NU Piyungan, serta politisi dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Bantul dan DIY.

Halim mengatakan, untuk kesekian kalinya, Lapangan Sudarsono menjadi tempat berkumpul kalangan Nahdliyin dalam merayakan harlah NU. Dia juga menobatkan Kapanewon Piyungan menjadi ibu kotanya NU di Kabupaten Bantul.

“Berkali-kali saya sampaikan, Piyungan warga paling aktif, baik warganya maupun organisasinya. Kami nobatkan Piyungan ibu kotanya NU di Kabupaten Bantul,” jelasnya, seusai acara, Minggu (12/2).

Ia turut menyampaikan rasa bangganya lantaran NU sejauh ini terus bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Bantul. Oleh sebab itu, Halim berharap, di abad kedua ini, warga NU tetap solid dan kompak mendukung Pemerintah Bantul. “Saya bangga NU terus bekerja sama dengan Pemkab Bantul khususnya,” terang dia. Mengenai imbauan kalangan Nahdliyin dalam menjalani tahun politik kali ini, Bupati Halim menegaskan warga NU sudah paham bersikap. “Warga NU sudah tahu bagaimana harus bersikap. Mereka sudah paham mana yang harus dipilih. Jadi, bukan persoalan,” ungkap Halim yang turut menyumbangkan satu unit sepeda motor sebagai doorprize untuk warga yang beruntung dalam agenda itu. Apel kebangsaan Harlah 100 Ta- hun NU itu dimulai sekitar pukul 09.30 WIB. Dalam pidatonya, Khatib Syuriah PWNU DIY, KH Mochtarsalim, menyampaikan bahwa memasuki abad kedua, warga NU diharapkan semakin kokoh dan terus berjuang di jalan ahlussunah wal jamaah “Satu abad pertama, kami telah membuktikan bahwa NU di Piyungan betul-betul mewujudkan apa yang diharapkan para ulama. NU adalah organisasi yang berguna, bermanfaat untuk masyarakat,” jelasnya. Ia juga berharap di seratus tahun kedua, NU semakin berjaya dan terus berkontribusi bagi masyarakat pada umumnya. “Selamat datang abad kedua NU. Seratus tahun kedua harus kuat dan jangan mutungan (terpancing emosi). Perkuat kembali persatuan dan kesatuan. Kompak dan satu komando. Terus berjuang di jalur Nahdlatul Ulama. Kita istiqomah berjuang di NU,” ujarnya. (hda/ord)

This article is from: