JATENG SQUARE 6
MAGELANG-KLATEN
SABTU KLIWON 18 JUNI 2022
Presiden Jerman Batal Pakai Sandal Upanat
Keausan Candi Borobudur Adalah Persoalan Serius
DOK. BALAI KONSERVASI BOROBUDUR
BERKUNJUNG - Presiden Jerman H. E. Frank-Walter Steinmeier (pakai jas sebelah kiri) saat berkunjung ke Candi Borobudur, Magelang, Jumat (17/6).
Polisi Tangkap Dua Maling Modus Pecah Kaca Mobil KLATEN, TRIBUN - Polisi berhasil menangkap pelaku pencurian dengan modus pecah kaca mobil yang beraksi di sebuah warung makan di Desa Bugisan, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten pada Selasa (14/6) lalu. Pelaku ditangkap oleh jajaran Satreskrim Polres Klaten di wilayah Kabupaten Pacitan, Jawa Timur. “Alhamdulillah, kami berhasil mengungkap aksi pencurian dengan modus pecah kaca mobil itu kurang dari 24 jam setelah kejadian. Pelaku berhasil ditangkap di wilayah Kabupaten Pacitan,” ujar Kapolres Klaten, AKBP Eko Prasetyo pada wartawan di Desa Bulurejo, Kecamatan Juwiring, Jumat (17/6). Menurut Kapolres, pihaknya mengamankan dua orang yang diduga kuat terlibat dalam kasus ini . Ke-
duanya diketahui bukan warga Kabupaten Klaten. “Untuk pelaku saat ini sedang kita periksa lagi, dia ada dua orang yang kita tangkap dan itu bukan warga Klaten, mereka berasal dari luar wilayah Klaten,” jelasnya. Disinggung terkait berapa kali pelaku pencurian itu beraksi di Klaten, Kapolres mengatakan jika saat ini pihaknya masih melakukan pemeriksaan kepada para pelaku. “Saat ini sedang kita lakukan pengembangan lebih lanjut dan nanti akan kita rilis selengkapnya terkait kejadian pecah kaca itu,” tandasnya. Diberitakan sebelumnya, aksi maling modus pecah kaca mobil terjadi di halaman parkir sebuah warung soto di Desa Bugisan. Aksi maling yang diketahui berjumlah dua orang itu terekam kamera pengawas CCTV dan viral di media sosial. Dalam re-
kaman video, terlihat seseorang memakai topi dan jaket berwarna hitam mondar-mandir di sisi kanan mobil. Kemudian, pelaku terlihat melempar kaca mobil dengan suatu benda lalu memukul kaca mobil hingga pecah. Satu tas terlihat berhasil digondol pelaku dan lari ke arah sepeda motor yang dikendarai seseorang dan akhirnya tancap gas ke arah selatan. Padahal saat kejadian, suasana di sekitar warung cukup ramai. Kapolsek Prambanan, AKP Edy Prasetyo mengatakan, mobil yang menjadi sasaran pelaku berjenis Toyota Fortuner berwarna hitam. Saat kejadian, pemilik mobil sedang makan di warung soto tersebut bersama istrinya. Berdasarkan keterangan korban, ia kehilangan satu unit tas yang tak ada uang di dalamnya alias kosong. (mur)
Satlantas Selidiki Jip Putih Penghalang Laju Ambulans POTONGAN video yang memperlihatkan satu unit mobil jip putih dinarasikan sedang menghalangi laju ambulans beredar luas dan viral di media sosial sejak Kamis (16/6). Peristiwa itu diduga terjadi di Jalan lintas Yogyakarta-Solo, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Dalam potongan video, terlihat jika mobil ambulans membunyikan klakson beberapa kali sebagai tanda ingin mendahului mobil jip
di depannya. Selain itu, sirine dari ambulans saat video tersebut direkam dari dalam mobil juga terdengar sedang menyala. Kapolres Klaten, AKBP Eko Prasetyo mengatakan jika pihaknya telah menerima laporan video viral tersebut. Ia menegaskan, jajaran Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polres Klaten sedang melakukan penyelidikan terkait video viral tersebut. “Kemarin Kasatlantas
sudah laporan, intinya sedang kita selidiki terkait mobil yang diduga menghalangi ambulans itu,” ujar Kapolres Klaten, AKBP Eko Prasetyo pada wartawan di Desa Bulurejo, Kecamatan Juwiring, Jumat (17/6). Kapolres mengatakan, pihaknya bakal melakukan klarifikasi kepada kedua belah pihak yang ada di dalam potongan video viral tersebut. Ia juga mengimbau kepada para pengenda-
ra kendaraan bermotor yang melintas Klaten untuk sopan dan mematuhi setiap aturan lalu lintas yang berlaku. Selain itu, pengendara juga diminta untuk mendahulukan kendaraan prioritas jika sedang berkendara. “Kita harus mematuhi aturan lalu lintas di jalan raya. Baik rambu-rambunya, terus aturan di jalan raya dan kendaraan prioritas harus kita dahulukan,” ucapnya. (mur)
MAGELANG, TRIBUN - Presiden Jerman, H. E. Frank-Walter Steinmeier batal menggunakan Sandal Upanat saat menaiki struktur Candi Borobudur, Magelang, Jumat (17/6). Akan tetapi, Direktur Jendral Kebudayaan RI mengklaim pesan terkait penggunaan sandal sebagai upaya untuk menjaga kelestarian Candi Borobudur sudah sampai ke Presiden Jerman. Pamong Budaya Madya Balai Konservasi Borobudur sekaligus pemandu kunjungan Presiden Jerman, Nahar Cahyandaru mengatakan, pihaknya sudah menyediakan Sandal Upanat. Sandal Upanat merupakan alas kaki khusus yang akan dipakai saat menaiki struktur Candi Borobudur. Sandal ini, diklaim dapat mengurangi keausan pada bebatuan candi. “Akan tetapi, protokolernya yang mengarahkan go ahead (maju). Makanya, kita nggak bisa memaksa. Dan itupun sebetulnya kan Sandal Upanat sifatnya masih memperkenalkan dan juga sosialisasi kepada publik, jadi kami tidak memaksakan itu,” ujar Nahar Cahyandaru di Kantor Balai Konservasi Borobudur, Jumat (17/6). Nahar menyebut, penggunaan Sandal Upanat akan jadi Standard Operating Procedure (SOP) bagi semua orang yang menaiki strutur Candi Borobudur, termasuk
kunjungan kenegaraan. Namun, sampai saat ini aturannya masih bersifat sosialisasi. “Tapi semua kita sampaikan karena tujuannya bahwa keausan itu salah satu permasalahan serius di Borobudur,” terangnya. Presiden Jerman juga membahas penggunaan dan perkembangan teknologi masa kini. Termasuk, akan melakukan pembangunan laboratorium yang lebih lengkap untuk keperluan konservasi. “Jerman unggul teknikal mekanikal yang relevan dengan candi di sini, walaupun tidak sampai ke detail,” ujarnya. Tak hanya sebatas itu, Presiden Jerman, juga mengapresiasi upaya konservasi oleh Balai Konservasi Borobudur. “Beliau juga terkesan ketika mendengar ini direstorasi selama 10 tahun oleh ahli-ahli di Indonesia dengan teknologi komputer,” ujarnya. Selain naik ke pelataran Candi Borobudur, Presiden Jerman juga datang ke kantor Balai Konservasi Borobudur untuk melihat fasilitas laboratorium dan juga arsip memory of the world. Presiden Jerman juga mengecekan alat monitoring drainase bantuan Jerman untuk Candi Borobudur. “Kita juga menyampaikan inovasi (minyak atsiri) untuk konservasi. Tentu, menggunakan kekayaan kita jadi apa yang ada di dalam masyarakat seperti
MASIH TAHAP SOSIALISASI
zz Presiden Jerman batal
memakai Sandal Upanat saat naik ke struktur Candi Borobudur, Jumat (17/6). zz Akan tetapi, pesan terkait penggunaan Sandal Upanat sebagai upaya untuk menjaga kelestarian candi sudah sampai ke Presiden Jerman. zz Nantinya, pemakaian Sandal Upanat akan menjadi bagian dari SOP untuk naik ke struktur Candi Borobudur. zz Sementara saat ini, penggunaan Sandal Upanat masih sebatas sosialisasi. tanaman-tanaman karena beliau juga mengerti soal gangguan kimia yang keluar dari batu akibat hujan,” terangnya. Direktur Jendral Kebudayaan, Hilmar Farid menuturkan, pihaknya sudah memperkenalkan Sandal Upanat ke rombongan Presiden Jerman. “Karena keterbatasan waktu jadi nggak sempat kalau harus buka sepatu. Beliau hanya bawa pulang. Tapi pesannya sampai bahwa sandal ini jadi salah satu inisiatif untuk menjaga kelestarian Candi Borobudur,” urainya. (ndg)
UNESCO: Dorong Keterlibatan Masyarakat ORGANISASI Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) memberikan tanggapan soal aturan pembatasan pengunjung yang akan diterapkan saat naik ke Candi Borobudur. Director UNESCO Office Jakarta, Mohamed Djelid mengatakan, pihaknya tidak mengatakan untuk mengurangi jumlah pengunjung tetapi mengatur dan mengawasi bagaimana pelaksanaannya. “Sebab itu penting membuat pengaturan, bukan mengurangi atau membuat pembatasan. Kami tidak pernah berbicara tentang pembatasan kami berbicara tentang manajemen situs. Bagaimana mengatur situs dan semua orang (yang datang) bisa menikmatinya,”ucapnya. Djelid memberikan analogi tentang kondisi yang terjadi pada Candi Borobudur saat ini layaknya seperti rumah atau apartemen. “Ini sama seperti apa yang akan kamu lakukan
pada rumah atau apartemenmu. Kamu harus mengatur orang yang datang ke apartemenmu,” kata Djelid. “Saya ingin mengatakan, ini sepenuhnya menjadi otoritas negara Indonesia. Pihak UNESCO hanya memberikan masukan untuk membantu, bukan untuk mengambil keputusan (intervensi) tentang situs,” terangnya. Terlebih, lanjutnya, Candi Borobudur adalah situs warisan dunia yang harus dijaga dan dirawat. Indonesia harus melindungi situs ini. Sungguh. Situs ini punya nilai sejarah dan yang pertama, tidak untuk tujuan komersial tapi lebih pada aspek budaya dan sejarah,” ungkapnya. Selain itu, pihak UNESCO juga meminta agar mendorong keterlibatan masyarakat sekitar kawasan Candi Borobudur turut diperhatikan. Sehingga ketika berwisata, wisatawan tidak hanya berfokus pada Candi Borobudur saja. (ndg)
Seorang Petani Klaten Terima Uang Ganti Proyek Tol Solo-Yogyakarta Rp2,7 Juta
Semua Disumbangkan untuk Pembuatan Pelang Nama Masjid Baderun Sholeh (51), seorang petani di Desa Pepe, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah menerima uang ganti rugi (UGR) tanah terdampak tol Solo-Yogyakarta senilai Rp2,7 juta. Seluruh uang tersebut bakal diwakafkan oleh Baderun untuk pembangunan plang nama masjid di kampungnya.
U
ang senilai Rp 2,7 juta itu merupakan kompensasi dari tanah sawah miliknya yang terkena terjang tol seluas 4 meter persegi. Hal itu terungkap saat proses pembayaran UGR tol SoloYogyakarta di Kecamatan
TERIMA UGR
Ngawen, Kamis (16/6). “Saya sudah berembuk dengan keluarga, kalau uang dari ganti rugi tol ini seluruhnya disumbangkan untuk buat pelang nama masjid di Dukuh Pepe. Itu saya nombok karena totalnya lebih dari Rp3 juta
TRIBUN JOGJA/ALMURFI SYOFYAN
- Baderun Sholeh (51) berfoto seusai menerima UGR tanah terdampak tol Yogyakarta-Solo di Kantor Kecamatan Ngawen, Kabupaten Klaten, Kamis (16/6). tribunjogja.com
biaya buat pelang nama,” ucap Baderun. Menurut dia, masjid yang berada di Dukuh Pepe, Desa Pepe tersebut sudah lama tak memiliki pelang nama. Kebetulan dirinya mendapatkan rezeki dari pembayaran UGR tol sehingga semua uang yang didapat disumbangkan ke Masjid At Taqwa Pepe. Ia mengatakan, sawah miliknya yang kena proyek tol sebenarnya memiliki luas 2.017 meter persegi. Sawah itu merupakan warisan ayahnya. Namun, bidang lahan sawah yang terkena proyek tol cuma meter persegi. Meski begitu ia tetap bersyukur. “Saya dulu mikirnya sampai setengah luasan sawah kena tol. Dulu sudah niat, kalau kena tol setengah akan saya gunakan uangnya untuk naik haji. Karena ini kenanya cuma 4 meter, ya saya sumbangkan ke masjid dan pahalanya untuk bapak saya,” jelasnya. Ia menjelaskan, saat mengetahui tanah sawah miliknya hanya 4 meter
@tribunjogja
persegi yang kenal tol, dirinya tetap setuju dan tidak menolak. Sebab, sisa tanah sawah masih bisa digunakan sebagai lahan persawahan meski nantinya berdampingan dengan jalan tol. “Itu uang ganti ruginya sudah besar. Kalau harga tanah sawah permeter justru di bawah ini,” imbuhnya. Sementara itu, Kasi Pengadaan Tanah Badan Pertanahan Nasional (BPN) Klaten, Sulistiyono mengatakan jika pada Kamis (16/6) terdapat 17 bidang tanah milik warga Desa Pepe yang menerima UGR. Totalnya UGR yang dibayarkan kali ini senilai Rp22 miliar. Menurut Sulis, 17 bidang tanah warga itu, paling tinggi menerima UGR senilai Rp4,4 miliar dan paling rendah Rp2,7 juta yang diterima oleh Baderun. “Pak Baderun sudah sepakat saat musyawarah dan sekarang menerima UGR. Sudah dibayarkan juga,” imbuh dia. (Almurfi Syofyan) @tribunjogjafanspage
tribunjogja
tribunjogjatv