3 minute read

Bisa Jadi Solusi Kurangi Limbah Anorganik

Kreativitas warga masyarakat Kota Yogyakarta dalam menyelesaikan sebuah problem di lingkungannya terbukti layak diacungi jempol. Tidak terkecuali di sektor persampahan, yang selama ini membelenggu dan menjadi ancaman serius.

BERAWAL dari keresahan itu, Danang Wahyu Wibowo, warga Bumijo, Jetis, Kota Yogyakarta mulai berinovasi mengolah sampah anorganik menjadi batako. Meski masih dalam proses pengembangan, upaya semacam ini jelas dibutuhkan untuk mencari jalan keluar dari persoalan sampah yang seakan tak berujung.

Advertisement

Terlebih, apa yang dilaku- kan Danang pun selaras dengan gerakan zero sampah anorganik yang mulai digencarkan Pemkot Yogya sejak awal 2023. Di mana warga masyarakat dituntut untuk memilah sampahnya secara mandiri dan dimulai dari sumbernya. “Kami masih mencari formula yang paling tepat. Tetapi, yang paling penting sekarang bukan membuat material, namun memus - nahkan sampah agar program zero sampah anorganik berhasil,” katanya.

Ia memaparkan, bahan baku batako produksinya itu berasal dari residu sampah plastik yang tidak memiliki nilai jual bagi para pelapak. Antara lain, sampah plastik sachet sampo atau sabun cair, kemudian deterjen, sampai beraneka ragam makanan ringan. “Itu, kan, sampah-sampah yang tidak laku dijual. Jadi, coba kami manfaatkan.

Nanti, batako bisa digunakan jadi material bangunan, konblok,” ucapnya. Secara sederhana, cara memproduksi batako ada- lah dengan mencampurkan sampah plastik dan oli bekas yang dimasak dalam suhu tinggi. Perbandingannya, ketika sampah plastik yang dimasak 1 kilogram, maka dibutuhkan pula oli dengan takaran serupa.

“Mesin yang digunakan, didesain seperti penggiling beras keliling. Selain menggunakan mesin, memasak plastiknya sebenarnya bisa menggunakan wajan dengan api yang panas juga, ya,” cetusnya.

Lebih lanjut, ia berharap, pemerintah daerah bisa memberikan dukungan pada proses pengembangan produksi batako ini. Dengan harapan, ke depan dapat menjadi produk material yang berkualitas dan bernilai manfaat, baik secara guna, serta ekonomi. “Inovasi ini belum bisa dikatakan berhasil, masih dalam proses penyempurnaan. Namun, harapannya pengolahan seperti ini bisa menunjukan kepedulian kita terhadap lingkungan sekitar,” tegasnya.

Menurutnya, kegiatan yang dilakukan ini setidaknya bisa menyelesaikan masalah sampah plastik yang tidak laku. Hal ini karena satu batako berukuran kecil butuh 1 kilogram plastik yang setara sekitar satu karung. (Azka Ramadhan)

DED Stadion Baru di Klaten Disusun Tahun Ini

RANCANGAN bangunan rinci atau detail engineering design (DED) stadion baru di Kabupaten Klaten akan disusun tahun ini. Adapun stadion baru itu direncanakan dibangun di sekitar Rawa Jombor, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Tanah seluas 13 hektare pun telah disiapkan untuk lokasi stadion.

“Tanah seluas 13 hektare sudah tidak masalah. Sertifikat sudah milik Pemkab. Tahun ini DED dulu ya,” ujar Bupati Klaten, Sri Mulyani, Rabu (18/1).

Sembari menyiapkan DED, Sri

Mulyani bakal berupaya menggaet investor. “Semoga nanti ada investor juga yang tertarik mengembangkan itu, saya merencanakan kalau anggaran kita cukup untuk bangun stadion dan sisa tanahnya bisa digarap investor,” ucapnya. Sekretaris Daerah Klaten, Jajang Prihono mengatakan pada prinsipnya Pemkab Klaten secara perencanaan tidak ada masalah dengan pembangunan stadion baru tersebut. “Hanya saja saat ini belum oke di duitnya, kalau dari segi perencanaan tak ada masalah,” ucapnya.

Pihaknya belum bisa merinci berapa besar kebutuhan anggaran untuk membangun stadion baru tersebut. “Kebutuhannya berapa saya belum tahu, ini masih tahap perencanaan jadi memang angka-angkanya belum tahu,” akunya. Terpisah, Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN) Klaten, Tentrem Prihatin, menyebut lahan seluas 13 hektare di Rawa Jombor memang sudah menjadi aset Pemkab. “Sejak tahun 2022 seluas 13 hektare dan sudah jadi aset pemerintah daerah Klaten,” imbuhnya. (mur)

Satpol PP Klaten Amankan Enam PGOT

ENAM orang pengemis gelandangan dan orang terlantar atau PGOT terjaring dalam razia yang dilakukan Satpol PP dan Damkar Klaten di Jalan Yogya-Solo, Selasa (17/1). Razia digelar untuk menciptakan ketertiban, keamanan, serta kenyamanan bagi pengendara. Sub Koordinator, Bidang Penindakan, Satpol PP dan Damkar Klaten, Sulamto mengatakan, razia dilakukan dengan menyisir jalan Yogya-Solo dari wilayah Prambanan hingga ke arah Kota Klaten. Terdapat 10 orang personel Satpol PP Klaten yang ikut dikerahkan dalam razia itu. Setelah terjaring razia, kata dia, enam PGOT itu dibawa ke rumah singgah Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan Perlindung- an Anak dan Keluarga Berencana (Dissos PP3AKB) Klaten untuk dilakukan pembinaan. “Dasar penindakannya Perda Nomor 3 Tahun 2018 tentang Penanggulangan Gelandangan dan Pengemis, atau Gepeng, yang sering meminta minta pada pengguna jalan. Kemudian, Perda Nomor 12 Tahun 2013 tentang K3 (Ketertiban, Kebersihan dan Keindahan),” katanya. Kepala Satpol PP dan Damkar Klaten, Joko Hendrawan mengatakan jika razia itu dilakukan juga untuk menindaklanjuti laporan masyarakat. “Sudah dilakukan pendataan dan pembinaan. Mereka juga diminta tidak ke jalan lagi karena melanggar aturan,” imbuhnya. (mur)

This article is from: