4 minute read

Bertahan dengan Bunga Masih Bingung

Tentukan Nomor

PEBALAP Ducati Lenovo, Francesco Bagnaia, sudah mengambil keputusan mengenai nomor yang akan dipakainya. Namun, publik harus sedikit bersabar untuk bisa mengetahuinya.

Advertisement

PEBALAP tim Monster Energy Yamaha, Franco Morbidelli, tak berencana mengubah desain livery helmnya untuk gelaran MotoGP 2023. Hal itu diungkapkan pebalap Italia berusia 28 tahun itu kepada GridOto.com, di sela-sela launching tim Monster Energy Yamaha MotoGP 2023 di Jakarta baru-baru ini.

Morbidelli akan tetap memakai desain livery helm dengan gambar bendera Brasil dan bunga di MotoGP 2023. Ada alasan kenapa dirinya tak mau mengubah desain grafis helmnya untuk MotoGP 2023 ini.

Franky mengaku dia tak mau mengubah desain helmnya ini sebagai bentuk "redeem" alias penebusan terhadap prestasinya yang anjlok musim lalu.

Bayangkan saja, dari 20 gelaran balap musim 2022, Morbidelli hanya bisa dua kali finis di urutan 10 besar, yakni di Indonesia dan Valencia.

Direct Points

• Morbidelli pertahankan desain bunga di helm

• Sebagai simbol penebusan musim yang buruk

• Janji akan membalas di MotoGP 2023

Torehan tersebut jauh dari ekspektasi pebalap berlabel tim pabrikan.

Sebagai bentuk penebusan dosa, Franky tak mau berganti desain helm, dan lebih mengutamakan untuk bisa kembali ke performa terbaiknya di MotoGP 2023.

"Tidak, aku tidak akan. Aku akan tetap memakai livery yang lama," ungkap pebalap Italia yang berdarah Brasil ini kepada GridOto.com.

"Sebuah penebusan. Karena aku ingin menebusnya," katanya lagi memperjelas.

Meski demikian, bukan berarti murid Valentino Rossi ini akan 100 persen memakai helm yang sama persis sepanjang musim. Akan ada beberapa seri seperti Mugello dan Misano, di mana pebalap 28 tahun ini memakai helm spesial.

"Tapi aku akan memakai yang berbeda di beberapa balapan spesial. Soal bunga, karena semua orang juga suka bunga, aku ingin melakukan sesuatu yang bagus dengan livery itu," tuturnya.

Desain helm 'Franco Morbidelli PISTA GP RR' sudah dipakai Morbidelli sejak masih berseragam tim Petronas Yamaha di 2021 silam. Bendera Brasil pada helm ini menandakan asal muasal sang rider yang berdarah Brasil dari sang ibu, Cristina. Sedangkan bunga dibuat oleh desainer Aldo Drudi dari Drudi

Sesumbar Jeka tak Selevel

PETARUNG India, Anshul Jubli melancarkan perang urat syaraf jelang duel kontra petarung Indonesia, Jeka Saragih di final Road to UFC, Anshul Jubli. Dia berulang-kali menyebut, Jeka tak selevel dengannya.

Kedua jagoan ini bakal memperebutkan kontrak pada babak final yang dihelat 5 Februari mendatang. Jubli melaju ke babak final usai mengalahkan Kim Kyung Po di babak semifinal. Belakangan petarung berjulukan King of Lions ini membahas calon duelnya. Dalam pandangannya, Jeka Saragih memang jagoan yang bagus.

Akan tetapi, dia sesumbar menyebut bahwa level jagoan Indonesia itu berada di bawahnya. Petarung dengan rekor 6-0 tersebut berniat mengambil kemenangan cepat.

"Dia sangat bagus," ucapnya, dilansir Juara. net dari Sportskeeda.com "Dia meledak-ledak, dan semuanya. Tetapi, saya pikir dia tidak berada di level saya. Saya yakin dia tidak berada di level saya."

Jubli kemudian memaparkan strateginya. "Saya akan menyelesaikan dia. Strategi saya adalah menang finis. Saya tak akan membiarkan duel berlangsung tiga ronde. Jadi, ya, saya berencana menyudahi duel secepat mungkin," sambungnya. Sebelumnya pelatih Anshul Jubli, Siddharth Singh juga sudah mengomentari duel anak asuhnya. Singh mengaku pihaknya sudah menyiapkan beberapa strategi untuk melakoni partai final.

Petarung asal Simalungun itu sebenarnya punya rekor apik di hadapan jagoan India.

Pada babak pertama Road ro UFC yang manggung bulan Juni kemarin, dia mampu mengalahkan petarung dari Negeri Bollywood lainnya, Pawan Maan Singh. Kemenangan kala itu bahkan terbilang sangat luar biasa. Dia menyudahi perlawanan Singh menggunakan jurus spinning backfist atau pukulan memutar ke belakang pada ronde ketiga.

Di lihat dari gaya duelnya, adu striking sepertinya bakal mewarnai bentrokan nanti. Satu hal yang perlu diwaspadai oleh Jeka Saragih dari sosok Anshul Jubli adalah ketahannya.

Dari total enam kemenangan yang diperoleh, pria berusia 28 tahun itu empat kali menang perhitungan angka. Namun, Jeka juga memiliki pengalaman andai duel berjalan hingga ke ronde tiga. (Tribunnews/Juaranet)

Performance, sebagai ungkapan kelembutan dan keindahan. Desain ini sengaja dibuat melawan sifat garang dan agresivitas balap dari seorang pebalap. Morbidelli bertekad tampil lebih baik lagi di MotoGP 2023. “Saya sedang mencari penebusan. Sekarang semuanya kembali ke nol dan semuanya mungkin, ini adalah prospek yang menarik. Mereka mengatakan kita belajar paling banyak ketika kita kalah. Dalam hal itu, saya belajar cukup banyak tahun lalu,” kata kata runner-up MotoGP 2020 ini. “Sekarang saya ingin membalas. Seperti yang beberapa kali saya katakan, saya menemukan motor baru dan saya harus beradaptasi dengan paket baru.Saya benar-benar ingin membawa hal baik tahun ini. Oleh karena itu, kami harus bekerja dengan baik dalam tes musim dingin,” kata Morbidelli. (Tribunnews/Gridoto.com)

Prestasi sebagai juara dunia MotoGP pada musim lalu membuat Bagnaia memiliki hak untuk menggunakan nomor balap 1. Meski begitu, Bagnaia sempat bimbang dengan nomor yang akan dipakainya pada musim 2023.

Walau mendapatkan privilese untuk memakainya, Bagnaia tidak serta-merta berniat untuk mengganti nomor lombanya. Bagnaia bukan satu-satunya. Nomor 1 sudah lama tidak terlihat batang hidungnya di MotoGP sejak terakhir kali dipakai Casey Stoner pada musim 2012.

Pandangan nomor balap kini mempunyai fungsi sebagai identitas pebalap, berkat Valentino Rossi dan nomor 46-nya, membuat tradisi ini tidak dilanjutkan. Bagnaia sempat terlihat akan menghadirkan kembali nomor sang juara setelah menggunakannya dalam lomba La 100Km dei Campioni pada akhir November 2022.

Uji coba dengan nomor keramat ini memberikan sensasi yang baik bagi Bagnaia. "Saya melakukan beberapa tes, saya melihat diri saya merasa bagus dengan nomor 1," kata Bagnaia kepada La Gazzetta dello Sport pada Desember 2022. "Akan tetapi saya belum membuat keputusan apapun," tambahnya. Proses pengambilan keputusan dituturkan pebalap asal Chivasso, Italia, ini tidak sederhana. Dia mengungkapkan telah berulang kali berubah pikiran tentang nomornya.

"Pertama saya sudah memilih 1, lalu saat liburan, 63," kata Bagnaia dalam program "Che Tempo che Fa" di saluran televisi Italia, Rai3, dikutip dari GPOne. "Saya akan memutuskan pada Selasa ketika kami melakukan sesi pemotretan. Saya akan datang dengan membawa keduanya dan memilih nomor yang menurut saya tepat pada momen itu," katanya. Nomor balap Bagnaia akan ketahuan saat peluncuran tim Ducati pada 23-24 Januari mendatang. (Tribunnews/Bolasport.com)

This article is from: