3 minute read

Teddy Minta Sisihkan 12 Kilogram Sabu

 AKBP Dody Takut Perintah Terdakwa

JAKARTA, TRIBUN - Persidangan terdakwa kasus peredaran narkoba, Irjen Pol Teddy Minahasa kembali digelar, Senin (27/2). Dalam kesaksian AKBP Dody Prawiranegara, diketahui Teddy meminta untuk menyisihkan sabu seberat 12 kilogram.

Advertisement

Dalam kesaksiannya, Dody membeberkan kelakuan sang jenderal bintang dua terkait perkara ini. Termasuk di antaranya memberi perintah untuk menyisihkan sabu yang merupakan barang bukti pengungkapan kasus oleh Polres Bukittinggi, Sumatera Barat.

Perintah itu diberikan saat Teddy dan Dody sama-sama menghadiri acara jamuan makan malam di Hotel Santika Bukittinggi sehari sebelum press release pengungkapan kasus narkoba. “Sudah selesai makan malam, saya turun. Kemudian saya dihubungi oleh ajudan saudara terdakwa, Brigadir Arif untuk mengahdap ke kamar di lantai 8,” kata Dody.

Sesampainya di depan pintu kamar, Dody masuk seorang diri. Pada pertemuan empat mata itulah Teddy memerintahkannya untuk menyisihkan sebagian barang bukti sabu.

Tak main-main, Teddy meminta sampai 12 kilogram untuk disisihkan. “Di situlah saudara terdakwa bilang kepada saya: sisihkan 12 ki- logram,” ujarnya. Perintah itu diklaim Dody sempat ditolaknya. Dia pun mempertanyakan tujuan penyisihan tersebut. Kemudian Teddy menjelaskan kepadanya bahwa penyisihan itu dimaksudkan untuk bonus anggota dan undercover.

“Alasannya untuk bonus anggota. Ini kebiasaan. Ini anggota kalau ada BB (barang bukti) disisihkan diam-diam dan untuk undercover,” ujar Dody mengingat kembali ucapan Teddy kala itu.

Di situlah saudara terdakwa bilang kepada saya: sisihkan 12 kilogram.

Pada akhirnya, Dody hanya bisa mengatakan “Siap!” Kemudian dia bergegas keluar kamar hotel untuk pulang ke rumah. Meski telah menyatakan siap, rupanya Teddy masih menanyakan kesanggupan Dody melalu WhatsApp. Saat itu, Teddy mengurangi permintaannya menjadi seperempat dari total barang bukti 41 kilogram. Artinya dia meminta 10 kilogram.

“Ketika saya sampai di rumah, 23.41 ada WhatsApp masuk ke saya dari saudara terdakwa yang menyatakan: minimal seperempatnya mas,” katanya.

“Saya jawab: siap 10 jenderal,” ujar Dody. Setor uang Saat sidang Dody juga membeberkan mengenai penyetoran uang hasil jual sabu kepada Teddy Minahasa pada 29 September 2022. Saat menceritakan penyetoran uang itu, volume suara Dody meninggi dan tangannya sampai bergerakgerak. “Saya masuk di ruangan, di tengah. Kemudian ruang tamunya saudara terdakwa nih panjang ke kanan,” ujarnya sembari memperagakan panjangnya ruangan dengan merentangkan tangan kanannya. Saat itu dia memilih duduk di sofa pojok kanan. Begitu duduk, dia meletakkan uang yang dibawanya ke atas meja. “Ada teh di depan saya. Uang saya taro di depan meja,” ujarnya sembari menggerakkan tangannya seolah menggebrak meja.

Dia masih ingat betul bahwa kala itu Teddy mengenakan kaus berwarna merah dan celana pendek berwarna putih. Deskripsi itu pun dia sampaikan dengan volume suara tinggi dan penuh penekanan.

“Saudara terdakwa duduk di sana menggunakan kaus merah terang dengan celana pendek putih,” katanya.

Teddy pun mengambil uang di atas meja, lalu berjalan ke arah pintu ruangan. “Depan pintu, maksudnya ada lemari kaca, mengambil sendal,” kata Dody.

Tepat pada momen itulah, Teddy menyampaikan keberatannya karena Linda Pujiastuti alias Anita, gembong narkoba menerima keuntungan Rp100 juta. “Di situlah saudara terdakwa mengatakan bahwasanya: Anita itu seharusnya ngambilnya 10 persen,” ujarnya.

Kemudian Teddy menyampaikan agar Dody tak usah menjual sabu melalui Anita lagi. Disampaikan pula oleh Teddy dengan percaya diri bahwa dia memiliki banyak pembeli selain Anita. “Sudahlah mas, enggak usah lewat Anita. Saya masih banyak buyer yang lain,” kata Dody, mengingat kembali perkataan Teddy saat itu.

Dody mengaku terpaksa menjalankan perintah Teddy untuk menukar dan menjual barang bukti sabu karena figur Teddy sebagai jenderal yang memiliki banyak jaringan dan koneksi. “Tidak ada maksud lain. Saya cuma takut. dan saya cuma menunjukkan loyalitas saya sama beliau,” ujarnya. (Tribun Network/ aci/wly)

Jasad Hilang 47 Tahun Ditemukan Dalam Mobil Tenggelam

TROUP - Kerangka Kyle Clinkscales (22), orang hilang di Amerika Serikat pada 1974, ditemukan setelah 47 tahun lamanya. Tulang-tulangnya ditemukan di dalam mobil yang tenggelam dekat perbatasan negara bagian Georgia dan Alabama pada 2021.

Setelah dilakukan tes forensik, Biro Investigasi Georgia (GBI) dan FBI pada Minggu (19/2) menyimpulkan bahwa kerangka tersebut milik Clinkscales. Kyle Clinkscales asal LaGrange menghilang pada Januari 1976 setelah meninggalkan kelab malam di Georgia tempat dia bekerja sebagai bartender, untuk kembali ke Universitas Auburn di negara bagian Alabama sebelahnya. Penyelidik mendapat kemajuan pesat dalam kasus ini pada Desember 2021, ketika seseorang melihat mobil di sungai Alabama yang keruh.

Ford Pinto tahun 1974 itu lalu ditarik dari permukaan air dan ternyata milik Clinkscales. Beberapa barangnya masih di dalam, begitu pula sekitar 50 tulang termasuk tengkorak. “Saat ini laporan resmi belum selesai atau dirilis oleh GBI karena terkait dengan cara kematian,” menurut pernyataan sheriff, dikutip dari Associated Press pada Kamis (23/2).

Juru bicara GBI Nelly Miles pada Rabu (22/2) mengonfirmasi, penyelidik belum menentukan bagaimana Clinkscales mati atau apakah ada kekerasan yang terlibat. Pada 2006, Jimmy Earl Jones mengaku bersalah membuat pernyataan palsu kepada pihak berwenang tentang kematian Clinkscales dan dijatuhi hukuman empat tahun penjara. (kpc)

This article is from: