1 minute read
Prioritas untuk Sapi Perah
Vaksinasi LSD Ternak di Sleman
Nanti (stok vaksin) akan kita ambil. Sasarannya untuk sapi perah.
Advertisement
Ir. Suparmono Kepala DP3 Sleman
SLEMAN, TRIBUN - Program vaksinasi Lumpy Skin Disease (LSD) untuk sapi dan kerbau di Kabupaten Sleman terus berjalan. Penyuntikan vaksin tahap pertama sebanyak 1.300 dosis sudah diselesaikan. Rencananya, vaksin kembali datang pada awal Februari mendatang sebanyak 1.200 dosis. Vaksin tersebut diprioritaskan disuntikkan pada sapi perah. “Nanti (stok vaksin) akan kita ambil. Sasarannya untuk sapi perah,” jelas Kepala Dinas Pertanian Pangan dan Peri-
Tetap Waspada
kanan (DP3) Kabupaten Sleman, Ir. Suparmono, Sabtu (28/1). Sapi perah diprioritaskan untuk mendapatkan vaksin LSD sebagai langkah pencegahan. Sebab, penyakit infeksius yang ditandai bentol-bentol pada kulit sekitar leher sapi ini dikhawatirkan dapat mengurangi produktivitas susu sapi, sehingga diberikan vaksin lebih awal.
Sebaran populasi sapi perah di ke halaman 7
Menyerang Secara Acak
BALAI Besar Veteriner (BBVet) Wates sebagai laboratorium pemerintah yang memiliki kewajiban dalam penyidikan kasus dan identifikasi penyakit masih terus mengawal wabah LSD. Kepala BBVet Wates, Hendra Wibawa mengatakan, pihaknya mengawal LSD dari segi deteksi, diagnosis, dan identifikasi. Sampai saat ini sudah ada sekitar 1.600 sampel dari sapi yang diperiksa. “Kita am-
ke halaman 7
1 2
3 4
Tanda klinis utama LSD adalah lesi kulit berupa nodul berukuran 1-7 cm yang biasanya ditemukan pada leher, kepala, kaki, ekor, dan ambing.
Pada kasus berat nodul-nodul ini dapat ditemukan di hampir seluruh bagian tubuh. Munculnya nodul ini biasanya diawali dengan demam hingga lebih dari 40.5 derajat selsius. Nodul pada kulit tersebut jika dibiarkan akan menjadi lesi nekrotik dan ulseratif.
Tanda klinis lainnya yaitu lemah, adanya leleran hidung dan mata, pembengkakan limfonodus subscapula dan prefemoralis, serta dapat terjadi oedema pada kaki.
Kisah Seorang Pria Selama 25 Tahun Menghilang dari Rumah (2-Habis)
Sedih dan Bahagianya Para Pedagang Pasar Kepek
Warga dan pedagang Pasar Kepek atau yang dikenal dengan Pasar Desa Timbulharjo masih hangat membicarakan kepulangan AA (38) pria asal Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. AA selama 25 tahun dikabarkan hilang oleh keluarga dan selama itu pula AA tinggal di Pasar Kepek. Hampir di setiap sudut masih ada pedagang dan pembeli yang membicarakan bagaimana AA hidup di pasar itu selama seperempat abad ini.
Salah satu pedagang Pasar Kepek, Asih (47) yanng merupakan warga Segoroyoso, Kapanewon Pleret, mengaku sedih bercampur lega karena AA kini telah bertemu dengan keluarganya. Ia sendiri turut mengantarkan AA ke rumah orang tu-
TEMPAT
TINGGAL - Tri Pujiasto menunjukkan tempat yang biasa digunakan AA untuk tidur selama ini, Jumat (27/1). Inset: Suasana depan