5 minute read
Halim Suntikkan Vaksin PMK
Sebanyak 140 Peternak Sapi Dapat Kompensasi
BANTUL, TRIBUN - Peternak yang sapinya dipotong paksa karena terpapar penyakit mulut dan kaki (PMK) di Kabupaten Bantul, akhirnya mendapat kompensasi. Pemkab Bantul mencatat ada sebanyak 168 ekor sapi milik 140 peternak yang mendapat kompensasi.
Advertisement
Selain itu, pemerintah juga akan terus mendistribusikan vaksin, sehingga Kabupaten Bantul dapat mencapai zero kasus.
Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih mengatakan, bantuan kompensasi yang diberikan peternak sebesar Rp10 juta per ekor ternak yang mati, karena dipotong paksa.
“Pemerintah berusaha memberikan kompensasi ini dengan tujuan peternak dapat bangkit lagi melakukan aktivitas peternakan yang ditekuninya,” ujar Bupati saat menghadiri Kick Off Vaksinasi PMK dan Penyerahan Kompensasi Bantuan dalam Keadaan Tertentu Darurat PMK di Kelompok Ternak Empat Lima Depok, Kalurahan Parangtritis, Kapanewon Kretek, Sabtu (28/1).
Bupati mengatakan, selama setahun terakhir, ribuan ternak terpapar PMK namun 88 persen telah mencapai kesembuhan. Menurutnya, angka itu termasuk tinggi dibandingkan daerah lain di Indonesia.
Pemerintah berusaha memberikan kompensasi ini dengan tujuan peternak dapat bangkit lagi melakukan aktivitas peternakan yang ditekuninya.
Halim menyatakan, bahwa Kabupaten Bantul adalah kabupaten yang menjadi pusat pemotongan hewan ternak di DIY, sehingga seleksi terhadap hewan ternak yang sehat ini menjadi penting.
Menurutnya, sebagai pusat pemotongan hewan maka harus dipastikan ternak yang ada dalam keadaan sehat. Salah satu untuk memastikan kesehatan ternak, adalah dengan vaksinasi.
“Dan pada tahun 2023 kita menargetkan lebih dari 111 ribu dosis vaksin untuk memastikan seluruh hewan ternak tervaksinasi dan tidak ada lagi PMK di kabupaten Bantul,” imbuhnya.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Bantul, Joko Waluyo menjelaskan, bahwa total ternak yang dipotong paksa dan mendapat kompensasi berjumlah 168 ekor milik 140 peternak. Dan, untuk tahap pertama saat ini baru dicairkan 93 ekor dari 70 peternak.
“Insha Allah bulan depan cair semua. Itu ternak yang potong paksa. Dapat masing-masing Rp10 juta per ekor,” atanya.
Lebih lanjut terkait penanganan kasus PMK selama ini, dirinya mencatat ada 3.855 ekor ternak yang terpapar dari jumlah populasi ternak di Bantul yang lebih dari 250 ribu ekor. Ratusan ribu ekor itu baik kambing, domba, kerbau maupun sapi.
“Jika dipersentase, hanya 1,5 persen dari total populasi dan tingkat kesembuhan kami 88 persen. Sampai saat ini kami vaksinasi sudah hampir 50.911 dosis sampai akhir 2022, harapannya di 2023 bisa mencapai 111 ribu dosis lebih, di mana nanti vaksinasi akan dilakukan setiap 6 bulan sekali,” urainya. (nto)
PDIP Sleman Tanam 200 Bibit Pohon di Kaliurang
SLEMAN, TRIBUN - Pengurus Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Sleman menggelar penanaman 200 bibit pohon di Tankaman Natural Park terletak di Kaliurang, Hargobinangun Pakem, Sleman, Sabtu (28/1/2023).
Ketua DPC PDIP Sleman, Kuswanto mengatakan, dalam kegiatan tersebut ditanam 200 bibit pohon buah, di antaranya mangga, kelengkeng, jeruk, dan sawo.
Ditambahkannya, acara tersebut sekaligus menjalankan instruksi Ketua Umum PDIP Megawati Soekarno Putri, agar seluruh DPC PDIP Se-Indonesia melakukan reboisasi. Gerakan mencintai bumi dan alam.
Sultan Tak Lepas SG untuk Tol Jogja-Bawen
SLEMAN, TRIBUN - Raja Keraton Yogyakarta, Sultan Hamengku Buwono X memastikan tak akan melepas Sultan Ground (SG) yang akan digunakan untuk jalan tol.
Simbolisasi penanaman pohon tersebut dihadiri Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo, Wakil Bupati Sleman Danang Maharsa, Anggota DPR RI Dapil DIY Idham Samawi. “Instruksi Dewan Pimpinan Pusat PDIP kami laksanakan dengan baik,” ujar Kuswanto.
Pada kesempatan tersebut, Kustini mengapresiasi diselenggarakannya gerakan penghijauan dalam rangka peringatan HUT Ke50 PDIP dan HUT Ke-76 Megawati Soekarno Putri. “Konservasi air harus dilakukan. Salah satunya dengan gerakan menanam pohon ini, agar kelak anak cucu kita tetap bisa menikmati anugerah ini,” kata Kustini. (han)
ISTIMEWA
REBOISASI - Dari kiri, Danang Maharsa, Idham Samawi, Kustini Sri Purnomo, dan Kuswanto sebelum menanam pohon di Tankaman Natural Park, Sabtu (28/1).
Sistem yang digunakan nantinya adalah penyewaan tanah dalam jangka waktu tertentu.
Menanggapi hal tersebut, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono mengatakan itu bukan suatu hal yang menjadi problem.
“Ya sewa kan, ya enggak apaapa, enggak masalah. Ke depan, ya mungkin jadi share-nya jalan tol,” ujar Basuki ketika diwawancara di University Club (UC) Hotel Universitas Gadjah Mada (UGM), Jumat (27/1) Proyek Tol Bikin Retak Rumah Warga Sleman, Ini Jawaban Menteri PUPR.
Merespons hal tersebut, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono mengatakan, pemerintah bakal memberi kompensasi atas kerusakan rumah-rumah tersebut.
Akan tetapi, kerusakan tersebut harus dipastikan sebagai dampak dari pembangunan tol Jogja-Bawen.
“Kalau tembok retak diperbaiki, perbaikan bisa dikasih uang cash, bisa diperbaiki,” kata dia saat di - temui wartawan di University Club (UC) Hotel Universitas Gadjah Mada (UGM), Jumat (27/1/2023).
Menurutnya, perbaikan pada rumah yang terdampak pembangunan tol merupakan konsekuensi dari pembangunan tol tersebut sehingga perlu dilakukan. “Bisa. pasti itu (perbaikan). (Pemerintah) harus konsisten, harus konsekuen,” ungkapnya. Sebelumnya, tim Tribunjogja.com pernah menulis rumah seorang purnawirawan TNI Angkatan Laut (AL), Soekarno, yang retak akibat pengerjaan konstruksi pembangunan jalan tol Jogja-Bawen, seksi satu. Seksi tersebut menghubungkan junction Sleman hingga Banyurejo. “Dulu retaknya dikit. Kemudian diperbaiki, dikasih papan dan dikasih besi. Tapi ada pengeboran itu (pembangunan jalan tol Jogja-Bawen) malah tambah lebar (retaknya),” kata Soekarno, ditemui di rumahnya, Senin (23/1). Soekarno bercerita, retakan pada dinding belakang rumahnya itu mulai terlihat membesar antara bulan November dan Desember tahun lalu.
Bulan pastinya, Ia tidak begitu ingat. Tetapi, yang jelas retakan mulai melebar ketika ada pengeboran kon- struksi jalan tol di sekitar rumahnya. Rumah Soekarno berada di pinggir Selokan Mataram dengan luas tanah 810 meter persegi. Saking dekatnya, pekarangan rumah Soekarno juga tergerus pembangunan jalan tol dua kali, yaitu, pada pengadaan lahan tahap satu terdampak seluas 21 meter.
Kemudian, ada tambahan terdampak lahan karena ada review design seputar Selokan Mataram terdampak lagi seluas 87 meter. Sebelumnya, Sultan menegaskan, Sultan Ground yang digunakan untuk tol tidak diperjualbelikan. “Dibayar ya dibayar (sewanya), pokoknya statusnya tidak transaksi jual beli, prinsipnya itu saja. Disewa terserah nyewanya dengan jangka waktu 20 tahun atau diperpanjang atau 40 tahun,” ujarnya.
Ia menyebut, kesepakatan sistem sewa Sultan Ground ini tidak difasilitasi oleh KemenPUPR. Namun, katanya, difasilitasi oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham).
“Yang memfasilitasi (negara) bukan departemen PU (KemenPUPR), tapi (Kementerian) Hukum dan HAM yang akan membangun kesepakatan itu, kesepakatan hukumnya,” lanjut Sultan. (ard)
Petani dan UMKM Kumpul Tiap Jumat di STA Tempel
SLEMAN, TRIBUN - Pasar tani dan gebyar UMKM digelar semarak di Sub Terminal Agribisnis (STA) Tempel, Sabtu (28/1). Kegiatan yang dibarengi pemberdayaan bagi para petani tersebut diharapkan, dapat menambah wawasan sekaligus menjadi ajang promosi produk sehingga dapat meningkatkan perekonomian di masyarakat, khusunya para petani. Kegiatan pasar serupa rencananya digelar rutin tiap hari Jumat. “Insya Allah tidak berhenti hari ini saja. Tapi, tiap
Jumat akan ada pasar Tani
UMKM di STA Tempel ini,” kata
Pembina STA Tempel, Immawan Nur Sefudin Ahmad.
Sub Terminal Agribisnis Tempel mulai beroperasi pada 2019. Pada mulanya, adalah titik kumpul yang digunakan untuk membahas permalasahan yang dihadapi para petani.
Kala itu, kendala utama yang dihadapi Petani cabai adalah pemasaran. Sistem pemasaran saat itu, banyak Petani yang menjual produknya ke pengepul. Harga di pengepul berbedabeda dan terkadang sangat rendah. Petani merasa dirugikan. Pemasaran lalu diubah. Cabai dikumpulkan di titik kumpul STA Tempel. Tiap harinya terkumpul 3-4 ton, bahkan jika sedang musim cabai perhari bisa terkumpul 8 ton.
Sistem penjualannya menggunakan lelang. Kendala pemasaran selesai. Akan tetapi, ada kendala lain yang dihadapi petani, yakni budidaya. Apalagi saat musim penghujan, banyak cabai petani yang layu dan busuk akibat serangan antraknosa (patek) maupun fusarium. Hal tersebut bisa berdampak gagal panen. STA kemudian memfasilitasi bagaimana upaya mengendalikan serangan hama melalui pertemuan rutin, sekolah lapang dan bimbingan teknik (Bimtek). Berjalan waktu, petani yang tergabung STA Tempel semakin banyak. Saat ini, jumlahnya 2.896 petani. Mereka berasal dari wilayah Kapanewon Tempel. Dari jumlah tersebut, ternyata banyak petani yang juga memproduksi olahan UMKM. “Nah, mereka kita rangkul dan kita adakan bazar. Kita kerjasama juga dengan Kalurahan dan Kapanewon. Harapannya, perekonomian tingkat bawah bergerak. Jika perekonomian bergerak, otomatis meningkatkan pendapatan. Paling tidak bisa membantu pemasaran. Ini Insyaallah akan dirutinkan tiap hari Jumat,” kata Immawan yang juga menjabat Kepala Bidang (Kabid) Penyuluhan di Dinas Pertanian,
Pangan dan Perikanan Kabupaten Sleman.
Plt Panewu Tempel, Suyanto berharap, kerjasama yang sudah terjalin antara pemerintah Kabupaten Sleman dengan para petani Tempel dapat terus berjalan baik. Sehingga, pembinaan terhadap petani yang saat ini sudah dilakukan bisa terus dilakukan. Harapannya dapat memberikan dampak yang lebih luas.
“Apalagi setiap hari Jumat juga diadakan semacam pasar tani di STA Tempel seperti yang dilaksanakan di area Pemkab Sleman,” katanya. Sementara itu, Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo saat memberikan arahan sekaligus menghadiri gebyar UMKM di STA Tempel berharap, kerjasama dan silaturahmi antarpetani tetap terjaga.
Petani juga diminta terus belajar dan mengikuti perkembang- an teknologi