![](https://assets.isu.pub/document-structure/230131121102-8c8c31740159e3f0684a5b6e03fd0d6d/v1/2c1900149ebd59dd4a9f8e25d7268e63.jpeg?width=720&quality=85%2C50)
8 minute read
Kalasan Cocok untuk Industri
Disperindag DIY Dorong Kabupaten
Sleman Punya Kawasan Khusus Usaha
Advertisement
SLEMAN, TRIBUN - Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag)
DI Yogyakarta mendorong pembangunan kawasan industri di Kabupaten Sleman. Hal itu dinilai bisa mendongkrak tumbuh kembang sektor industri sekala menengah, kecil, maupun rumah tangga di DIY.
Kepala Disperindag DIY, Syam Arjayanti, mengatakan, Kabupaten Sleman dirasa sudah perlu memiliki kawasan Industri. Apalagi, saat ini DIY baru memiliki dua kawasan industri, yaitu Piyungan (Bantul) dan Sentolo (Kulon Progo). “Kami dorong Kabupaten Sleman punya kawasan industri juga, kan di Sleman ini belum ada (kawasan industri).
Sehingga, harapan kami kalau nanti ada payung hukumnya, enggak bermasalah di kemudian hari,” katanya, Minggu (29/1).
Syam menilai Kalasan menjadi salah satu lokasi yang cocok untuk pengembangan kawasan industri di Sleman, karena punya lahan yang relatif luas dibandingkan wilayah lain. Meski begitu, Pemkab Sleman perlu memperhatikan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) setempat, sehingga ada kesesuaian lahan.
Menurutnya, pemilihan lahan memang perlu disesuaikan dengan peruntukkannya sehingga perlu ada tinjauan terlebih dahulu. “Supaya, nanti sesuai dengan peruntukannya. Kawasan hijau, ya, untuk kawasan hijau. Kalau untuk industri, ya, industri. Kami dorong Sleman ada kawasan industri,” terangnya.
Ia berharap dengan adanya kawasan industri dapat mendorong pertumbuhan industri besar di Sleman. Dia mengakui bahwa sektor industri di DIY memang tak terlalu besar skalanya, berbeda dari kawasan industri di daerah lain, seperti Tangerang, Banten. “Mayoritas industri kecil, menengah dan skala rumah tangga yang tumbuh. Kalau ada industri besar, harapan kami juga bisa menaungi industri kecil di sekitarnya,” imbuhnya.
Menanggapi hal itu, Wakil Bupati Sleman, Danang Maharsa mengatakan Sleman memang dirasa memerlukan kawasan industri mengingat sektor usaha itu juga tengah berkembang.
Dia juga menilai kabupaten ini sudah layak untuk memiliki kawasan industri.
Pihaknya kini sedang membuat kajian tersendiri secara mendalam untuk pembangunan kawasan khusus tersebut.
“Ya, memang sebenarnya Sleman sudah layak punya kawasan industri, tetapi harus berdasarkan kajian dulu,” katanya.
Meski mendapat dukungan, pihaknya tak ingin buru-buru memutuskan.
Pasalnya, lanjut Danang, ia ingin agar nantinya kawasan industri yang dibangun sesuai dengan peruntukannya, dan juga memang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Menurut dia, banyak aspek yang perlu dikaji untuk mewujudkan kawasan industri.
“Kan harus dikaji dulu, kaitannya lokasi mana yang cocok untuk kawasan industri, kemudian bagaimana infrastruktur pendukungnya. Lalu, perlu diperhitungkan juga nanti berapa banyak tenaga kerja yang terserap, dan lainnya,” ujarnya.
Ada pasar
Diwawancarai secara terpisah, Ketua Asosiasi Peng-
PERLU KAJIAN
Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) DI Yogyakarta mendorong pembangunan kawasan industri di Kabupaten usaha Indonesia (Apindo) DIY, Boentoro menilai, DIY memiliki segala kebutuhannya untuk mengembangkan industri. Di antaranya, pasar untuk produk DIY sudah tersedia se-Indonesia. Selain itu, DIY juga memiliki banyak tenaga terdidik yang siap diterjunkan ke industri. “Pasarnya sudah ada. Apa aja dijual itu laku di Indonesia. Tinggal pengusahanya mau atau tidak terjun ke industri. Karena, masuk ke industri tantangannya besar juga,”sambungnya.
Sleman.
Hal itu dinilai bisa mendongkrak tumbuh kembang sektor industri sekala menengah, kecil, maupun rumah tangga di DIY.
Meski begitu, upaya pengembangan kawasan industri juga perlu memperhatikan faktor kesesuaian lahan dan tata ruang.
Ia menilai, sektor pariwisata DIY sulit ditingkatkan, karena terlalu tergantung pada sektor lain, seperti transportasi, dan lainnya. Investasi di bidang pariwisata di DIY juga berbiaya cukup mahal dibandingkan industri. “Misalnya, bangun hotel, untuk bangun satu kamar saja investasinya udah tinggi. Terus, kalau bikin hotel juga harus di tengah kota. Beda dengan industri yang bisa di mana saja,” katanya. (maw)
Polres Kulon Progo Turut Tekan Stunting, Kerahkan Polsek Hingga Bhabinkamtibmas
KULON PROGO, TRIBUN - Kepolisian Resor (Polres) Kulon Progo bersinergi dengan pemerintah kabupaten (pemkab) setempat untuk mempercepat penurunan angka stunting ..Polres dalam hal ini turut mengerahkan jajarannya di satuan pembinaan masyarakat (satbinmas) dan bhayangkara pembina keamanan ketertiban masyarakat (bhabinkamtibmas) masing-masing wilayah.
“Ada 12 kanit binmas polsek dan 88 personel bhabinkamtibmas yang dikerahkan dalam giat penurunan angka stunting ,” kata Kapolres Kulon Progo, AKBP Muharomah Fajarini, Minggu (29/1).
Dijelaskannya, mereka bersinergi dengan puskesmas melakukan bimbingan dan penyuluhan (binluh) kepada pemberdayaan kesejahteraan keluarga (PKK) dan kades posyandu, dalam mengontrol pertumbuhan dan perkembangan anak balita secara rutin setiap sebulan sekali. Upaya ini untuk mempersiapkan masyarakat Kulon Progo menjelang demografi yang akan didominasi usia produktif pada 2023-2035 menuju sumber daya manusia (SDM) unggul 2045.
“Dengan cara pemenuhan gizi pada anak agar mampu bersaing dan produktif,” katanya.
Kasatbinmas Polres Kulon Progo, AKP Edy Purnama melanjutkan, me- lalui para kanit binmas dan bhabinkamtibmas, pihaknya optimistis dapat membantu menekan angka stunting Pemberian sosialisasi terkait stunting diberikan semaksimal mungkin bukan setelah adanya angka kelahiran. Sebab, stunting dimungkinkan terjadi sebelum atau masih dalam proses menuju kehamilan.
“Tentunya edukasi terhadap calon orang tua muda, terutama edukasi terjadinya ketika pascakelahiran akan timbul kasus stunting keluarga dan anak,” terangnya.
Untuk itu, pencegahan diharapkan dapat terus dilanjutkan. Seluruh pihak juga harus berperan dalam mencegah stunting khususnya pada bayi usia dua tahun dan balita yang termasuk golongan rawan kekurangan gizi.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo, Sri Budi Utami menyampaikan, pihaknya tengah berupaya menurunkan angka stunting sebesar 12 persen di tahun ini. Karena, dari pemantauan, setidaknya ada 2.057 anak berusia di bawah lima tahun (balita) berisiko stunting sepanjang 2022. Sementara, ada sekitar 13,8 persen atau 575 ibu hamil yang terindikasi kekurangan energi kronik (KEK). Oleh karenanya, upaya penurunan stunting dimulai dari calon pengantin. (scp)
Edi pun mengimbau agar warga tidak begitu saja menerima informasi dan menyebarkannya. Apalagi, jika kabar tersebut belum dketahui kebenarannya. “Namun, tetap harus waspada karena potensi kriminalitas menyangkut anak bisa terjadi,” ujarnya.
Lurah Gari, Widodo juga mengatakan kabar tersebut tidak benar adanya. Menurutnya, dua orang yang diduga seba- gai penculik justru dulunya merupakan warga setempat. Keduanya datang untuk menjenguk ibunya yang sedang sakit, lalu melihat pekarangan milik mereka. Kebetulan dua anak itu berada di dekatnya, sedang memancing. “Kedua orang itu pergi bersamaan saat orang tua memanggil anaknya pulang, sehingga jadi muncul dugaan penculikan,” jelas Widodo. (alx)
Pelajar Tawuran di Pengasih, Pemotor Kena Lemparan Batu
KULON PROGO, TRIBUN - Sejumlah pelajar diduga terlibat aksi tawuran di Margosari, Kapanewon Pengasih, Kabupaten Kulon Progo, Minggu (29/1). Satu orang mengalami luka memar akibat kejadian itu.
Kanit II Satreskrim Polres Kulon Progo, Iptu Aditya Dwi Darmawan membenarkan kejadian tersebut.
“Benar pada pukul 14.00 WIB, kami mendapatkan informasi dari masyarakat adanya dugaan tawuran antarpelajar,” ucapnya saat ditemui di lokasi kejadian.
Dikatakan Adit, ada seratusan pelajar yang diduga terlibat aksi tawuran tersebut. “Sekitar 50 kendaraan, sepasang-sepasang,” katanya. Saat ini, kasus dugaan tawuran antar pelajar sedang ditangani oleh jajaran Satuan Reserse Krimi- nal (Satreskrim) Polres Kulon Progo. Berdasarkan saksi dan bukti di lapangan, diduga ada senjata tajam yang dibawa kelompok tersebut. Polisi masih melakukan penyelidikan untuk mencari dan menemukan bukti-bukti dalam mengungkap modus dan motif dari kejadian ini.
Benar pada pukul 14.00 WIB, kami mendapatkan informasi dari masyarakat adanya dugaan tawuran antarpelajar.
Aksi tawuran antarpelajar itu juga sempat terekam kamera CCTV di sekitar lokasi kejadian. Ditemui di lokasi kejadian, korban berinisial A (19) mengaku tidak mengetahui asal muasal penyebab tawuran itu, meski ia dan rekannya menjadi korban lemparan batu. Saat itu, keduanya baru saja pulang dari bermain. Ketika melintas di wilayah Margosari, kebetulan mereka berboncengan mengendarai motor di belakang rombongan yang hendak tawuran. “Saya mbarengi (di belakang agak jauh) rombongan, tidak tahu apa-apa. Dari arah yang berlawanan, ada yang lempar batu dan membawa sajam. Dikiranya mungkin masih satu rombongan,” jelasnya. Lemparan batu itu mengenai rekannya. Mereka kemudian menghentikan laju kendaraannya. (scp)
168 Perangkat Wifi Belum Terpasang, Diskominfo Kejar Target di 2023
PEMERINTAH Kabupaten (Pemkab) Sleman menargetkan 1.212 perangkat wifi terpasang di berbagai titik wilayah, hingga tingkat padukuhan. Namun, hingga saat ini masih ada 168 unit yang belum terpasang.
“Kalau dilihat berdasarkan letaknya, dominasi wilayah yang belum terpasang wifi itu ada di Sleman bagian utara dan timur,” kata Prakom Ahli Muda Dinas
Komunikasi dan Informatika Kabupaten Sleman, Yudo Nugroho, Minggu (29/1).
Sebenarnya, pemasangan wifi tersebut ditargetkan rampung pada 2022, namun tak kelar karena pengerjaannya butuh waktu tak sebentar. Diskominfo kemudian mengubah target pengerjaan maksimal terselesaikan pada semester pertama 2023. “Kendalanya mungkin ter- kait pemasangan tiang penyangga fiber optik (FO). Ada beberapa warga yang tidak mau dipasang tiang itu. Tapi, sebelum pemasangan tiang penyangga FO, kami juga sudah melakukan sosialisasi ke kalurahan,” terangnya.
Sebagai informasi tambahan, fasilitas wifi yang dapat dipergunakan oleh masyarakat secara gratis hingga tingkat padukuhan tersebut, memiliki kecepatan minimal 20 Mbps dengan jarak 25 meter dari tempat pemasangan router . Satu router bisa dipakai oleh 35-50 orang.
“Fasilitas itu termasuk lumayan baik untuk menunjang masyarakat yang memang terkendala jaringan internet untuk melakukan komunikasi, edukasi, maupun sebagainya,” tutup Yudo. (nei)
Sampah dan Pasir Tutup Pompa,
Underpass Kentungan Kerap Tergenang Air
![](https://assets.isu.pub/document-structure/230131121102-8c8c31740159e3f0684a5b6e03fd0d6d/v1/e6a7669a89964f8d4b085bee441e70d1.jpeg?width=720&quality=85%2C50)
SERING Terdapat Genangan
Air, Underpass Kentungan Akan Diperbaiki pada Febru- ari 2023
Underpass Kentungan di Ring Road Utara, Kalurahan Caturtunggal, Kapanewon Depok, Kabupaten Sleman, sering tergenang air walau cuaca tidak sedang hujan. Pejabat Pembuat Komitemen (PPK) 1.1, Satker Pelaksanaan Jalan Nasional (PJN), Ersy Perdhana, mengatakan, saat ini ruas tersebut sedang dalam proses evaluasi untuk segera ditangani. Pihaknya akan membuat inlet tambahan untuk menghindari munculnya genangan air.
“Beberapa waktu lalu memang ada kerusakan di bagian panel dan mengakibat- kan listrik di underpass itu ngetrip . Tapi, tidak membuat arus mati total, hanya saja pompa air di bawah underpass itu mati. Belum lagi adanya permukaan air yang tinggi, makanya ada genangan air,” paparnya, Minggu (29/1). Berdasarkan penelusuran, pompa air underpass dipenuhi sampah dan pasir, sehingga aliran air tersumbat. Sehubungan hal tersebut, pihaknya tengah merencanakan pemasangan CCTV guna memantau dan mengetahui penyebab terdapatnya sampah dan pasir di bagian pompa air.
“Untuk antisipasi genangan air berkelanjutan, kami rencananya mau memperlebar manhole . Tu-
ISTIMEWA juannya agar air itu enggak meluap di jalanan. Awal pengerjaannya kami rencanakan bulan depan. Sistem pengerjaannya kami usahakan untuk tidak menutup akses lalu lintas,” urai Ersy. (nei)
PEMBERSIHAN - Tim Satker PJN sedang membersihkan saluran air di Underpass Kentungan.
Tender Kelok 18
Ditarget Selesai
Februari
YOGYA - Proses pembangunan Jalur Jalan
Lintas Selatan (JJLS) Kelok 18 sudah memasuki tahapan tender. Penyelesaian tender ditargetkan selesai pada Februari agar pertengahan 2023 pengerjaan fisik konstruksi dapat segera dilaksanakan.
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Satker Pelaksana Jalan Nasional (PJN) DIY, Rokhmad Purnomo, mengatakan hasil tender diharapkan segera keluar pada Februari tahun ini. Sehingga anggaran untuk membangun Kelok 18 JJLS dapat disepakati, dan berlanjut pada pengerjaan fisik bangunan.
“Sudah proses tender. Untuk anggarannya nanti nunggu pemenang tendernya nanti,” katanya, Minggu (29/1).
Mengenai desain pembangunannya sejauh ini tidak mengalami perubahan. Dengan demikian diharapkan, proses tender dapat berlangsung tanpa kendala. “Target selesai tender Februari kalau gak ada perubahan dari panitia. Setelah itu mulai pengerjaan. Bisa jadi pertengahan tahun ini (pengerjaan),” jelasnya.
Adapun proses pengerjaan Kelok 18 direncanakan selama dua tahun atau sampai dengan 2025.
Untuk jalur yang sudah tersambung, Rokhmad mengatakan saat ini hanya menyisakan beberapa ruas saja. “JJLS kalau gak salah panjangnya 121 Kilometer. Nah, yang belum nyambung kan Srandakan 3, terus Kretek-Girijati. Ya, hanya menyesuaikan itu aja sih. Terus di Tepus-Jeruk Wudel masih proses sekitar 10 kilometer . Tapi kan masih proses, menyesuaika itu saja Srandakan 3 sama Kretek, Girijati,” sambung Rokhmad. Upaya percepatan pembangunan sudah dimaksimalkan oleh timnya. Hingga diakui yang menjadi pekerjaan rumah (PR) dari pembangunan JJLS itu menurutnya hanya menyisakan ruas Srandakan 3. Untuk fasilitas penunjang keselamatan, ditegaskan Rokhmad semua sudah terpenuhi. “Kami ada bahu jalan yang diperkeras. Itu untuk antisipasi kedarutan. Lampu penerangan jalan juga sudah ada. Kalau lebar jalannya 7 meter,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Bina Marga DPUP-ESDM DIY, Kwaryantini, menyampaikan pengadaan tanah untuk Kelok 18 telah rampung. “Pengadaan tanah sudah selesai tahun lalu,” terangnya. Ketua Komisi C DPRD DIY Gimmy Rusdin Sinaga menanggapi, akselerasi pembangunan JJLS khususnya kelok 18 perlu dilakukan. Menurutnya masih ada waktu dua tahun untuk proses pengerjaan kelok 18 di wilayah selatan DIY.
“Dengan target waktu yang dimiliki, semoga pengerjaan tidak menjumpai kendala,” jelasnya.
Gimmy berharap warga DIY mendapatkan manfaat dari pembangunan JJLS ini. (hda)