4 minute read

Seperti Tembok

MENJELANG duel kontra Islam

Makhachev di UFC 284, Alexander Volkanovski memastikan dirinya sudah lebih kuat dua kali lipat dan menjadi sebuah tembok bata.

Advertisement

Banyak pihak yang meragukan Volkanovski bisa menang saat menghadapi Makhachev dalam gelaran UFC 284 pada 12 Februari mendatang di Perth, Australia.

Pasalnya, raja kelas bulu UFC itu harus bertamu ke divisi yang dikuasai sang lawan, yaitu kelas ringan.

Jagoan berjuluk "The Great" itu jadi harus menaikkan berat badannya dari sekitar 65,8 kg menjadi 70,3 kg.

Secara natural, perbedaan ukuran tubuh juga dianggap akan menjadi kendala bagi petarung berusia 34 tahun itu.

Namun, Volkanovski memastikan bahwa tidak ada masalah dalam proses pembesaran tubuhnya untuk menjadi jagoan kelas ringan.

Jagoan bertinggi badan 168 cm itu bahkan mengaku dia menjadi petarung yang lebih kuat setelah membesarkan tubuhnya.

"Fakta bahwa saya naik divisi, membesarkan tubuh, berkata pada sendiri bahwa saya perlu menjadi lebih kuat," kata Volkanovski seperti dikutip dari MMA Junkie.

"Saya berkata pada sendiri bahwa kami harus menjadi lebih kuat supaya kemampuan bertahan dari takedown menjadi meningkat. Tiba-tiba saja, saya menjadi dua kali lipat lebih kuat dari sebelumnya," ujarnya mengklaim.

Tak hanya merasa semakin kuat secara fisik, dia juga sesumbar sudah semakin baik dalam hal teknik. "Pertahanan saya sesuai target. Saya seperti sebuah tembok bata yang benar-benar kokoh saat orang mencoba menjatuhkan saya," tuturnya. "Mereka merasakannya. Mereka segera merasakannya begitu memegang saya atau kami saling memegang. Mereka langsung bisa melihat peningkatan kekuatan saya," ujar Volkanovski lagi.

Pemilik rekor 25-1 di MMA profesional ini memang harus membesarkan tubuh dan meningkatkan kekuatannya. Selain mesti menyesuaikan bobot ke kelas ringan, Volkanovski pasti menyadari bahayanya jika dia mudah di-takedown oleh Makhachev. Walaupun menyandang sa-

Janji Bungkam Mulut Jubi

BAY ISMOYO / AFP

SELEBRASI - Ganda putri China, Liu Sheng Shu (kiri), dan Zhang Shu Xian merayakan kemenangan atas ganda Jepang, Yuki Fukushima, dan Sayaka Hirota pada final ganda putri Daihatsu Indonesia Masters 2023 di Jakarta (29/1).

Tak Sangka Langsung Juara

PASANGAN ganda putri China, Liu Sheng

Shu/Zhang Shu Xian, keluar sebagai Juara Indonesia Masters 2023 setelah menaklukkan Yuki Fukushima/Sayaka Hirota (Jepang) 22-20, 21-19 di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (29/1/2023).

Bagi Liu/Zhang, hasil yang didapat ini terhitung mengejutkan. Penyebabnya, mereka baru pertama kali bertandem dan langsung membawa pulang titell juara pada turnamen BWF World Tour Super 500 tersebut.

"Ini pertama kali kami berpasangan dan tidak menyangka bisa sampai sejauh ini. Awalnya, kami menjadikan turnamen Indonesia Masters 2023 sebagai sarana belajar," kata Zhang kepada media, termasuk BolaSport.com seusai laga.

Zhang juga tidak tahu apakah kerjasamanya dengan Liu akan berlanjut hingga Olimpiade Paris 2024. Alasannya, timnas bulu tangkis China sedang melakukan bongkar pasang pemain di sektor ganda.

"Setelah ini, kami akan mengikuti Thailand Masters 2023. Kami tidak memiliki target spesifik. Yang terpenting, bermain sebaik mungkin," ucap Zhang.

Meski baru dipasangkan, baik Liu maupun Zheng merasa sudah bisa bekerjasa- ma dengan baik karena sudah saling mengenal sejak lama saat di pelatnas. "Mungkin kalau orang lihat belum tentu menggambarkan yang sebenarnya relasi mereka di luar lapangan," aku Zhang. Zhang dan Liu juga belum tahu apakah mereka akan dipersiapkan untuk Olimpiade Paris 2024. Namun, jika mereka terus ditandemkan, Zhang melihat mereka berpeluang untuk menuju Olimpiade. Sementara itu, Liu yang baru berusia 18 tahun baru naik level ke senior. Tahun lalu, Liu merupakan Juara Dunia Junior 2022 pada nomor ganda putri dan ganda campuran. Liu terhitung belum pernah kalah sejak menjadi Juara Dunia Junior 2022. "Saya tidak terlalu memikirkan sudah berapa kali kalah atau menang, tetapi saya tidak mau terlalu mau banyak memikirkan turnamen. Jalani saja satu persatu," kata Liu. "Tidak ada pikiran target selama satu tahun itu ada apa, step by step. Kalau saya bisa melakukan yang terbaik, hasilnya bisa bagus," ujar Liu yang mengaku terkesan bisa menang di Istora di tengah penonton yang ramai dan memiliki antusiasme besar. (Tribunnews/Bolasport.com) buk hitam di Brazilian jiu-jitsu, Volkanovski lebih terkenal sebagai jagoan tipe striker selama berkarier di UFC. Dia belum pernah menang kuncian di oktagon. Kemenangan kuncian terakhirnya diraih pada 2015 saat dia belum bergabung ke UFC. Di lain pihak, Makhachev menyelesaikan 4 musuh dengan kuncian dalam 5 kemenangan terakhirnya. Melihat statistik itu, wajar jika akhirnya Volkanovski memilih fokus untuk meningkatkan pertahanan takedown sebagai salah satu senjatanya buat melawan Makhachev nanti. Peluangnya untuk menang akan lebih besar jika dia mampu menahan upaya Makhachev membawa pertarungan ke bawah. (Tribunnews/Juaranet)

PETARUNG MMA asal Indonesia, Jeka Saragih, punya motivasi lebih untuk mengalahkan fighter asal India, Anshul Jubi, di final Road to UFC, Minggu (5/2/2023) siang WIB. Selain bertarung demi ikatan kerja di organisasi MMA terbesar dunia tersebut, Jeka juga ingin membungkam Jubli yang selama ini dinilai telah mengeluarkan komentar merendahkan. Hal tersebut diungkapkan oleh Jeka langsung kepada Kompas.com dan beberapa media terpilih dalam suatu sesi wawancara virtual dari San Diego, Amerika Serikat, di mana ia tengah menjalani kamp latihan yang didukung oleh Mola. "Saya latihan fokus di ground fighting," ujarnya menjawab pertanyaan Kompas.com terkait masukan dan instruksi sang pelatih, Marc Fiore, seusai Jeka mengalahkan petarung asal Korea Selatan, Ki Won-bin, pada babak semifinal di Abu Dhabi beberapa bulan lalu.

"Laga kemarin tak ada masukan, tetapi tetap harus mengubah pendekatan untuk menghadapi india ini karena beda lawan. Apalagi, Petarung India ini banyak omong. Mulutnya mau ditutup ini," ujar Jeka saat berbicara soal Jubli.

Jeka pun kembali mengutarakan bahwa latihannya telah membuahkan hasil. Tak lagi hanya menyelesaikan lawan dengan bertarung berdiri, Jeka kini sudah yakin apabila lawan mengajak bertarung di lantai. "Sekarang saya sudah percaya diri main bawah, main atas, di posisi manapun harus siap. Ini hidup mati untuk Merah Putih," tuturnya. "Hasil itu bonus, saya harus membuktikan kepada dunia bahwa petarung Indonesia tak bisa dipandang sebelah mata," tuturnya menggebu-gebu. Jeka juga menambahkan bahwa komentar-komentar Jubli pun membuatnya dapat banyak pesan dari sesama petarung MMA Tanah Air. "Banyak (yang mengirim pesan)," lanjut Jeka. "Saya lalu kasih tahu pelatih saya (mengenai komentar lawan). Pelatih saya bilang: 'Aduh, ini anak kemarin sore sudah berbicara seperti ini'," ujarnya. "Banyak rekan-rekan yang nitip agar saya bisa menghabisi dia. Tak usah dibilang saya juga pasti akan membungkamnya. Untung Jubli ngomong seperti itu, motivasi saya bertambah," katanya. Jeka pun menjelaskan bahwa ia dan sesama petarung MMA lokal lain tak terima dengan perkataan Jubli yang mengutarakan dalam sebuah video bahwa fighter Indonesia belum satu kelas berdasarkan pengalaman dirinya berlatih di Bali. Road to UFC sendiri merupakan turnamen "menang dan melaju" yang menghadirkan prospek-prospek olahraga bertarung campuran (MMA) dari Asia dan memberikan mereka jalur untuk mendapatkan kontrak di UFC. Turnamen dimulai dengan 32 atlet MMA dari seluruh Asia yang bertarung di empat divisi berat: kelas terbang, kelas bantam, kelas bulu, dan kelas ringan. (Tribunnews/Kompas.com)

This article is from: