SUARA TUNAS; EDISI SEPTEMBER 2018

Page 1


TUNAS

SUARA

DEWAN REDAKSI: Faisal Abdullah PIMPINAN UMUM: Niklah Nikmat Pimpinan Redaksi: Marwan Ahmad Sekretaris: Suhaimee Abd. Aziz, Muhammad Usman Marketing: Nurhayatee, Mareena Redaktor Pelaksanaan: Husasan Tayeh Editor: AM Faton, Johan Lamiddin Layouter: Habib Abd. Qodir, Saifudin M.Zain Photografer: Abdulkareem, M.Kamel H.Ismael Tim Redaksi: Johan Lamiddin, AM Faton, Hamsyari, Amran, Mohas,Akta Pengkalan, Putra Tanjung, Farid, Zakariya, Aminah, Ibnu hilmi

PENERBIT TUNAS PRESS Email: tunas.redaksi@gmail.com Fanpage: TUNAS Online Twittter: tunas online Telp: 08983082974 (M.Usman)

01 | SUARA TUNAS | SEPTEMBER 2018

DAFTAR ISI

Salam Redaksi Bunga dan tembok di Patani darurat militer merajalela.................................02 Laporan Utama Darurat militer merajalela.................................03 Operasi darurat militer. mengintimidasi warga Patani.................................05 HAM Kasus BUDU Bomb Bangkok; Warga Patani divonis penjara..........................09 Check-in Nong Chik : Kasus pemuda Patani yang ditembak aparat polisi......13 Jejak "Hulubalang wan pa"; tok bendang daya, panglima besar kerajaan Patani......17 Politik Perang dan Damai di Patani......19 Ekslusif DEKLARASI Persekutuan Mahasiswa Anak Muda dan Siswa Patani (PerMAS)....21 PUISI Bunga tiada Aroma.....22

Foto/Gettyimages, AFP


SALAM REDAKSI

Foto/ Getty images

Al-hamdulilah, majalah suara TUNAS hadir lagi sebagai media untuk melengkapi informasi segala hal yang berlaku di Patani untuk pembaca yang budiman semua. Penerapan undang-undang darurat di Patani Thailand selatan ini, memberi militer kekuasaan dan kewenangan yang terlalu besar. Penerapan undang-undang darurat mendorong terjadinya penyalahgunaan kekuasaan Sejak empat belas tahun terakhir ada berbagai kasus yang tidak tuntas tentang pembunuhan ilegal, penyiksaan dalam tahanan dan penculikan. Banyak orang diintimidasi dan disiksa dalam tahanan, juga diculik dan menghilang. Tidak ada pelaku yang dikenai sanksi, Penting untuk menunjukkan bahwa rakyat Patani yang hidup di bawah Darurat Militer di wilayah Patani hidup di bawah sebuah rezim yang terpisah sama sekali dengan kurang menghormati HAM dan memungkinkan pihak berwenang untuk beroperasi dengan impunitas. Seperti, 382 kasus mencatat pembunuhan di luar hukum sejak 2004- 2017 di wilayah Patani,Thailand Selatan. dilapor Monitoring and fact finding situation in Deep South Thailand report 2016-2017. Majalah suara TUNAS hadir lagi sebagai media untuk melengkapi informasi Segala hal yang berlaku di Patani untuk pembaca yang budiman semua. Majalah suara TUNAS kini sudah genap satu tahun, kami senantiasa ingin memberikan informasi-informasi terkini seputar warga muslim di Patani selatan Thailand. Kami bercita-cita supaya nantinya majalah suara TUNAS menjadi sebuah majalah yang besar dan dicintai semua kalangan masyarakat. Pada edisi September ini kami Tim redaksi majalah suara TUNAS ingin mengungkapkan isu penerapan undang-undang Darurat militer di Patani, mengingat kembali bagaimana rakyat bangsa Melayu Patani mengalami berbagai tekanan intimidasi dari dampak UU tersebut? Seolah-olah rakyat Patani sebagai bunga-bunga yang layu dan lesu di bawah tembok yang memanggang. Oleh karena itu pada edisi ini kami diberi topik dengan “ Bunga dan Tembok di Patani, Darurat Militer Merajelela. Telah diterbitkan. Semoga bermanfaat bagi pembaca yang cinta kebabesan dan kedamaian, Selamat membaca! Kami Tim redaksi sadar bahwa masih jauh dari kesempurnaan dengan itu saran dan kritik pembaca selalu kami nanti agar kedepannya majalah ini bisa hadir kembali dengan lebih baik, selamat membaca dan trima kasih. Salam Progresif Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Redaksi

SEPTEMBER 2018 | SUARA TUNAS | 02


LAPORAN UTAMA

DARURAT MILITER MERAJALELA

S

etelah peristiwa serangan terhadap pasukan tentara Ranger 4303 unit markas 43, mengakibatkan dua orang tewas dan empat orang luka-luka di daerah Bang Than, Nong Chik, pada (11/9. Sehingga Komando Operasi Keamanan Internal Wilayah 4 (Region 4), Mayor. Lt. Piyawat Nagawanit mengumumkan kecamatan Bang Khao dan Tha Kamcham distrik Nong Chik menjadi “Zona kendali khusus� atau menerapkan Undang-Undang Darurat Militer untuk operasi pemburuan, pengepungan dan pemeriksaan.

Menurut

organisasi

Human Rights Watch, banyak warga muslim yang diculik, disiksa dan dibunuh. Militer bertindak di bawah undang-undang

darurat

undang-undang khusus lain, sehingga mereka luput

Undang-undang darurat militer tersebut, hanya lebih memicu pada

situasi

terhadap

dan

dari

sanksi

hukum. Seperti dikutip PanaJournal.com

kekerasan

masyarakat

di

Patani. Keadaan masyarakat Patani telah berubah menjadi

Operasi Berulang Nongcik

zona perang dikuasi kekuatan militer yang merajalela yang tetap di desa seluruh daerah Patani. Demikian, wilayah tersebut telah dirudung konflik bersenjata kian panjang.

Militer Lagi Di

Jenderal Region ke-4

bagian

Thailand

selatan

mengumpul-

kan tenaga unit gabungan dari tentara dan polisi untuk menguasai

Menurut Ana Lehmann, penulis artikel

daerah tersebut. Tentara

Konflik Berdarah di Thailand Selatan, bahwa dalam

angkatan darat bersenja-

merespon gerakan bersenjata di Patani, pemerintah

ta lengkap dan persia-

Thailand telah mengandalkan 130,000 tentara,

pan gas air mata, selain

termasuk polisi. Militer juga mempersenjatai kelom-

itu angkatan udara juga

pok lokal warga-warga Buddha serta memberi pelati-

persiapan helipkopter

han senjata kepada 80.000 relawan. Penampilan dan tindakan militer mengha03 | SUARA TUNAS | SEPTEMBER 2018

dapi para gerilyawan sangat brutal. Foto/ Getty images


dan semua tergabung dalam sejumlah lebih dari 1.000 pasukan, mereka mengepung

pemeriksaan

desa

di

dua

kecamatan tersebut. Pengepungan dan menutup pintu jalan masuk dan keluar desa berlangsung 24 jam selama 7 hari sejak tanggal 17 hingga 23 September 2018. Dalam waktu bersamaan, Komando Operasi Keamanan Internal Wilayah 4 (Region 4), Mayor. Lt. Piyawat Nagawanit, juga mengumumkan undang-undang

peraturan No.

berlaku

89/2561

bahwa

kepada semua warga masyarakat daerah kecamatan Bang Khao dan kecamatan Tha Kamcham

distrik

Nong

Chik

wajib

melaporkan kenderaan termasuk kapal nelayan kepada unit militer.

Undang-undang darurat militer tersebut, hanya lebih memicu pada situasi kekerasan terhadap masyarakat di Patani. "Saya menden-

gar

suara

yang sangat keras sehinggga saya bangun, dan bangunin istri saya, dan mencoba untuk keluar untuk melihat apa yang terjadi. Ternya para aparat militer sudah memenuhi disekeliling desa. Saat fajar, kami melihat sebuah helikopter terbang di atas atap rumah warga dan ditarik kembali lagi para militer pada malam hari kemudian.” Kata Ma’samri Operasi darurat militer pada tahun

tangga telah dicurigai sehingga mereka ditahan, mereka mengadu keluhan ke Pusat Koordinasi Komisi

Nasional

Manusia

Provinsi

Hak

Asasi

Perbatasan

Selatan. Demikian LSM Patani mendesak kepada mereka yang terlibat

dalam

operasi

darurat

militer kali ini untuk meninjau kembali terhadap pernyataan dan perilaku aparat militer tersebut serta

mencari

langkah-langkah

yang tidak melibatkan mereka yang tidak bersalah. Dan ingin mengutamakan hukum hak asasi manusia dan peri kemanusiaa.

2011 sehingga terjadi lagi pengepungan

Operasi darurat militer yang mengancam hak warga masyarakat sipil di Nong Cik, pada kali ini bukanlah kali pertama. Namun telah terjadi pada tahun 2011, operasi seperti ini pernah mengancam sebuah desa di kampung Tanjung Pauh. Warga masyarakat setempat menceritakan bahwa, pada akhir tahun 2011, tampaknya situasi saat itu diintimidasi takut melebihi

desa, penangkapan warga sipil yang tidak

Hal yang sama juga dilakukan

berdosa pada 2018 di Nongcik ini meng-

oleh Persekutuan Mahasiswa Anak

gambarkan bahwa pemerintah tidak berha-

Muda dan Siswa Patani (PerMAS),

sil apa-apa bahkan warga masyarakat

perkumpulan mahasiswa ini meng-

banyak

dapat

mempelajari,

terutama

utuk keras saat waktu aksi damai

dari

penggunaan

kekuatan

pada

pelajaran

21

September,

sebagai

militer secara intensif dan merajalela yang

memperigati Internasional Peace Day.

mempengaruhi ekstensi luka dendam

PerMAS juga menyatakan bahwa ia

masyarakat.

merupakan organisasi yang berperan dalam bidang politik yang

berita tidak menyebarluaskan. Mungkin

LSM dan Mahasiswa Patani Mengutuk Keras Pelanggaran HAM

saja orang-orang di luar kawasan desa

Demikian dampak dari UU tersebut,

Tanjung Pauh ini tidak tahu bahwa ini

merupakan penambahan suhu konflik

telah terjadi. Operasi tersebut itu juga

yang relatif lebih tinggi diantara pemerin-

membawa ribuan pasukan militer, baik

tah dengan masyarakat. Hal tersebut telah

PerMAS mengkhawatir situasi

angkatan darat maupun udara dan laut,

mendorong organisasi, LSM, NGO Patani

rakyat Patani di bawah konflik

untuk mengelilingi desa Tanjung Pauh

mengutuk

perlakuan

bersenjata kedua pihak perlawa-

untuk

aparat militer yang membabibutakan

nan. Dan selama kebijakan proses

masyarakat kecil. Dimulai dari statemen

menyelesaikan konflik ini didasar-

pernyataan

Operasi

kan pada politik dipimpin oleh

Mr. Ma’samri Awea, Pemimpin

Keamanan Internal Wilayah 4 (Region 4),

kekuatan militer, akhirnya akan

penduduk desa Tanjung Pauh, ceritakan

Mayor. Lt. Piyawat Nagawanit, yang meng-

mendampakan

tentang kejadian Pada akhir tahun 2011,

umumkan peraturan berlaku undang-un-

masyarakat Patani yang menjadi

terdengar suara puluhan Tank memasuki

dang No. 89/2561. Sehingga hal tersebut

mangsa soalah “Kambing Hitam”

desa sekitar jam 03.00 dini hari, pada saat

mengakibatkan rasa tidak nyaman bagi

dan mereka menerima akibatnya

yang sama suara mesin kapal terdengar

warga masyarakat.

begitu tanpa mampu menyuara

daripada operasi baru-baru ini, tetapi

ingin

menangkap

pasukan

geriliawan.

dipinggir sungai di sekeliling desa.

keras

dari

terhadap

Komando

Seperti dilansir Manajer Online, sekurang-kurangnya ada lima buah rumah

berbasis pemuda mahasiswa Patani serta berpegang teguh atas prinsip asas

hak

asasi

manusia

dan

demokrasi.

terhadap

haknya. /Red.Hamsyari SEPTEMBER 2018 | SUARA TUNAS | 04


LAPORAN UTAMA

Tentara Thailand menahan warga sipil karena tersangka sebagai pejuang Patani di Namsai, sebuah desa di provinsi Pattani, Thailand selatan, 21 Agustus 2018. foto Mariyam

O

perasi Darurat Militer,

Mengintimidasi Warga Patani

Warga setempat juga mengatakan sangat mencurigakan setelah aparat melakukan operasi penutupan desa dan menerapkan undang-un-

enderal Region keempat bagian

Ban Bang Tan, Bang Khae, Nong-

dang darurat militer tersebut.

selatan Thailand mengumumkan

cik, provinsi Pattani. Akibatnya

Mereka merasa cemas tindakan intimidasi

undang-undang darurat militer kontrol

dua tentara ditembak mati dan

aparat dengan pengepungan yang sergap,

area khusus dua kacamatan di Distrik

empat orang luka-luka.

mereka tidak berani keluar dari rumah dan

J

khawatir

Nongcik, Pattani. Selama tujuh hari untuk mempercepat penangkapan tersang-

Kendati demikian, Mayor. Lt.

akan

ditangkap

aparat.

Seperti

dilansir Manager Online

ka setelah insiden penembakan mati dua

Piyawat

Jenderal

Setelah Jenderal ragion ke-4 dari rilis

tentara renger.

Region 4 mengumumkan Gugatan

berita mengumumkan akan mengambil salah

Kontrol senjata api dengan mener-

terhadap keluarga tersangka, termasuk orang

apkan

tua, istri atau keluarga. Menurut warga bahwa

Jenderal mengklaimkan akan mengam-

Nagawanit,

undang-undang

darurat

bil salah buat warga tersangka seperti

militer serta operasi pengepungan

tidak

orang tua, istri, kerabat dan penduduk

di dua kacamatan, Bang Khao dan

berdasar undang- undang kriminal, yang bisa

desa. Sementara warga setempat melapor-

Thakamcham,

ambil salah hanya satu-satunya pelaku yang

kan bahwa Hak Asasi Manusia mereka

Pattani.

distrik

Nongcik,

setuju

tindakan

demikian.

Karena

melakukan tindak kriminal. Warga setempat juga mengatakan

telah dilanggar. Aparat tentara melakukan Ia mendakwakan bahwa semua

Setelah ribuan aparat dikelilingi area desa-desa.

warga dan kenderaan harus didaft-

Aparat berpakaian hitam bersenjata penuh

Seperti dilansir Prachatai pada 11

arkan dengan unit militer dan

ketakutan. Beberapa warga ingin kembali beker-

September 2018 yang lalu, telah berlaku

distrik di Tambon Bang Khao dan

ja dengan normal. Sebagian besar warga desa di

serangan gerakan bersenjata

Patani

Tambon Tha Kham, Distrik Nong

sini berkerja Nelayan biasa keluar pada malam

disergap tentara renger Korps di 4303

Chik, Pattani dalam tempoh 7 hari.

hari./

Pasukan Khusus di Rangsit 43,

mulai 17 September kemarin.

pengepungan dan menutup desa dengan membabibuta.

05 | SUARA TUNAS | SEPTEMBER 2018

Red: Johan Lamidin


Hak Asasi Manusia mereka telah dilanggar.

SEPTEMBER 2018 | SUARA TUNAS | 06


Nature Patani

LIFE STYLE Lokasi :

Suaka Margasatwa Hala-Bala, Distrik Betong, Provinsi Yala,

Thank

Foto by JATIEWPAINAI


Visit

@Patani

Lokasi :

Ao manao beach narathiwat Kaluwo Nuea, Mueang Narathiwat,


Muslim di bagian selatan yang miskin merasakan mereka diperlakukan sebagai warga kelas dua di Thailand, yang sebagian besar beragama Budha.

HAM

Hampir semua pergolakan yang dilakukan oleh gerilyawan gerakan pembebasan Patani telah terbatas hanya di tiga provinsi paling selatan Thailand. Namun serangkaian pemboman di kota-kota Bangkok pada Agustus 2016 yang menewaskan empat orang dan melukai lusinan menimbulkan ketakutan di kalangan aparat keamanan bahwa serangan dapat menyebar ke Bangkok.

Salah satu warga Patani yang divonis penjara di pengadilan Thailand, yang menghukum penjara sembilan warga Muslim muda dari Patani, Thailand selatan, pada Selasa 25/9/2018. Mereka sebagai tersangka kasus perencanaan meledakkan bom mobil di ibukota Bangkok. Foto/ Bernama

Kasus BUDU BombBangkok;

Warga Patani divonis penjara

B

ANGKOK - Pengadilan Thailand, menghukum penjara sembilan warga Muslim muda dari Patani, Thailand selatan, pada Selasa 25/9/2018. Mereka sebagai tersangka kasus perencanaan meledakkan bom mobil di ibukota Bangkok. Menurut aktivis HAM mendakwa bahwa mereka disiksa supaya menerima pengakuan palsu. Pengadilan Pidana Ratchada di Bangkok menghukumkan sembilan dari 14 terdakwa warga Patani bersalah atas dua pelanggaran, pertama milik kelompok kriminal bawah tanah dan konspirasi dijatuhi hukuman masing-masing hingga empat tahun penjara. Kasus yang kedua juga dinyatakan bersalah karena memiliki peralatan peledak yang ilegal, "Budu" Sehingga banyak netizen warga Patani membantah bahwa Budu itu hanya jenis kecap atau sambal, makanan khas warga Melayu Patani yang kini menjadi lelucon sebagai alat Bom. Dari dua kasus tersebut, Sembilan orang divonisnya total enam tahun penjara. Kalimat asli mereka adalah sembilan tahun dan 12 tahun, masing-masing, yang dibelah dua karena pengakuan mereka, yang merupakan praktik normal di pengadilan Thailand. Sedangkan lima orang dibebaskan. 50 Orang Warga Muslim Patani Ditangkap Dugaan Teroris. Kasus ini bermula pada tahun 2016, sebanyaknya 50 muslim selatan Thailand, sebagian besar adalah mahasiswa di Universitas Ramkhamhaeng di Bangkok, ditangkap dalam operasi pengepungan sweeping polisi-militer, di kontrakan Bangkok, pada 10 Oktober 2016 yang lalu. Beberapa orang dibebaskan namun 14 orang ditangkap kembali pada bulan berikutnya bersama dengan tersangka kasus tambahan. Demikian itu, Gugatan berlangsung hampir 2 tahun dan 14 terdakwa semua ditangkap tanpa jaminan. Tuduhan itu dilakukan sebagai penyamun sarang teroris dan memiliki bahan peledak ilegal "Budu" Mereka tersebut berasal dari provinsi Thailand selatan, yang telah dilanda konflik bersenjata berdarah sejak 2004. 09 | SUARA TUNAS | SEPTEMBER 2018

Penyiksaan dalam Tahanan di Bangkok

Menurut dakwaan tujuh dari 14 terdakwa mengatakan mereka telah disiksa secara fisik dalam tahanan, supaya menerima pengakuan palsu terhadap kasus tersebut. Namun dalam sidangan hukum, menurut ketua hakim mengatakan pengadilan menganggap tuduhan mereka tidak berdasar karena tanpa memberikan bukti dan tidak melaporkan kasus tersebut kepada polisi. Seperti dilansir Prachatai, menurut Adilan, salah satu pengacara pembela, mendeskripsikannya. Beberapa terdakwa mengatakan mereka dipaksa mengaku. Karena ancaman, pelecehan, intimidasi dan penyiksaan. Padahal terdakwa tidak melakukannya. Hal tersebut, karena mereka ditahan di kamp militer atas perintah kepala 3/58 UU darurat militer. Dan 13/59 dinyatakan tidak ada bukti ada penyiksaan, ancaman terhadap terdakwa. Menurut Ponpen Khongkachonkiet, aktivis dari Cross Cultural Foundation, sebuah organisasi hak asasi manusia yang mengirim para pengamat ke pengadilan,

mengatakan tujuh terdakwa bersaksi di pengadilan bahwa mereka disiksa saat ditahan di kamp militer di Bangkok atau di provinsi selatan Pattani. Ada banyak tuduhan penyiksaan oleh pihak berwenang sebagai bagian dari upaya mereka untuk menumpas pemberontakan di selatan. "Tingkat keparahan siksaan yang diklaim oleh orang-orang ini bervariasi," kata Pornpen. “Klaim mereka termasuk dipukul, dikunci di kepala, dan disiram atau disemprot dengan air dan dikunci di kamar yang dingin. Dakwaan ini menimbulkan kekhawatiran tentang bagaimana pengakuan itu diperoleh.� ujar Pornpen, seperti dilansir Associated Press. Kerana Kami Warga Provinsi Selatan (Patani) Salah satu dari mereka yang awalnya ditahan, Tarmizi Tohtayong, menggambarkan di pengadilan bagaimana dia ditutup matanya dan dipukuli sampai dia setuju untuk menandatangani pengakuan sebelum dia dibebaskan. Ketika dia ditahan lagi, dia membantah terlibat dalam merencanakan pemboman, kemudian disiram dengan air dan disimpan di ruangan yang sangat dingin selama berhari-hari sampai dia setuju untuk mengaku lagi. Tarmizi tidak bisa membaca bahasa Thailand tetapi diberitahu dia akan dibebaskan begitu dia menandatangani dokumen.


“Itu hanya karena kami berasal dari provinsi- provinsi selatan [Patani]. Itu saja yang mereka lihat dari kami - mereka fobia terhadap muslim Patani dari selatan jauh. Ketika kami berbicara kebenaran, tidak ada siapa yang percaya kami. Itu melelahkan. Sangat melelahkan, � kata Hanila Der Lamat, ibu dari Ussamal Gatehhayee yang berusia 24 tahun. Pengadilan menemukan Ussamal bersalah setelah ia diduga mengaku bahwa perannya dalam plot bom adalah untuk mengirimkan ponsel ke Bangkok. Ponsel sering digunakan untuk meledakkan bom buatan sendiri dari jarak jauh. Ibunya percaya bahwa dia, bersama dengan tahanan lainnya, disiksa untuk menerima pengakuan. Pornpen menambahkan bahwa Thailand harus mengeluarkan undang-undang yang akan mengkriminalisasi penyiksaan tanpa kecuali untuk alasan keamanan nasional. “Saat ini, ketika menyangkut masalah keamanan nasional, keamanan nasional adalah prioritas, bukan proses hukum.

Dan harus ada beberapa checks dan balances dalam sistem peradilan, � katanya. Tentu saja, Thailand secara keseluruhan telah melihat perubahan semakin turun dalam praktik demokrasi dan perlindungan hak-hak individu warga sejak kudeta militer pada tahun 2014. Namun, penting untuk menunjukkan bahwa penduduk yang hidup di bawah Darurat Militer di wilayah Patani hidup di bawah sebuah rezim yang terpisah sama sekali dengan kurang menghormati HAM dan memungkinkan pihak berwenang untuk beroperasi dengan impunitas. Seperti,382 kasus mencatat pembunuhan di luar hukum sejak 2004- 2017 di wilayah Patani,Thailand Selatan. Seperti dilapor oleh Monitoring and fact finding situation in Deep South Thailand report 2016-2017. Tidak satu pun pejabat dan Aparat keamanan Thailand yang pernah dihukum karena pembunuhan dan penyiksaan tahanan di luar hukum di pengadilan. /red:Johan Lamidin.

Budu

itu hanya jenis kecap atau sambal, makanan khas warga Melayu Patani yang kini disangka pemerintah Thailand sebagai plot alat

Bom.

its/Sanuflan

SEPTEMBER 2018 | SUARA TUNAS | 10


HAM Hak Asasi Manusia

C in heck

Nong Chik

Foto/ Gettyimages

Mahasiswa PerMAS Dihalang

Saat Perjalanan

S

eperti dilaporkan oleh President Persekutuan Mahasiswa Anak Muda dan Siswa Patani (PerMAS), Hafis Yakok melalui akun facebook pribadi bahwa sementara saat ini, tepat pukul 10.58 waktu tempatan ada kelompok gerakan mahasiswa yang melakukan perjalanan menuju ke distrik Nong Chik telah dihalang oleh aparat pemerintah, Kamis (20/09/2018). Perjalanan menuju ke distrik Nong Chik oleh sekelompok aktivis mahasiswa (PerMAS) untuk peduli terhadap kasus yang sedang marak di distrik Nong Chik, provinsi Pattani. Dimana setelah Jenderal Region keempat bagian selatan Thailand mengumumkan undang-undang darurat militer kontrol area khusus yaitu di daerah Tha Kam Cham dan area sekitarnya. Setelah berlakunya penembakan pihak gerilyawan Patani terhadap pasukan tentara rangers yang sedang melakukan patroli di daerah tersebut. Sehingga dua orang tentara tewas dan empat orang yang terluka pada (11/9) pekan lalu.

11 | SUARA TUNAS | SEPTEMBER 2018

PerMAS telah mempunyai resolusi untuk segera turun ke lapangan atau daerah yang sedang kejadian untuk mendengar suara dari masyarakat dan mengamati keadaan di kawasan tersebut. Tujuan dari gerakan mahasiswa yang melakukan perjalanan menuju ke Nong Chik "Check-in Nong Chik" agar dapat melihat apa yang sedang terjadi, suasana, bagaimana kehidupan di bawah kontrol undang-undang darurat khusus oleh tentara. Orang Patani sangat membimbang dan khawatir terhadap tindakan tentara Thailand dengan cara yang seperti ini dalam jangka waktu panjang tentu tidak akan membawa dampak yang baik, justru akan menambah masalah kepada masyarakat yang makin menderita. /Red : AM Faton


labih dari

1800 Checkpoints di patani

Thank Foto/ Gettyimages, AFP

SEPTEMBER 2018 | SUARA TUNAS | 12


S

ampai hari ini ibu dan ayahnya masih tidak menerima dengan apa yang menyebabkan anaknya ditembak aparat polisi. Operasi penangkapan kembali membuat suasana kegaduhan dalam masyarakat, dimana aparat kepolisian provinsi Yala melakukan penangkapan terhadap para pemuda pecandu narkoba di kawasan bandar kota Yala tanggal (12/9) pekan lalu, dalam keadaan huru-hara ketika itu akhirnya aparat polisi menembak terhadap seorang pemuda yang bernama Mahama Mongsa’ad, 33, tewas pada pukul 21.30 waktu tempatan.

Kronologis Peristiwa Ketika itu Mahama Mongsa’ad (korban) sesudah makan mei yang lokasinya tidak jauh dari tempat kejadian. Saat itu dia baru keluar dari warung untuk mengendara motor untuk pulang ke rumah. Begitu aparat polisi ketika itu sedang memburu para pemuda pecandu narkoba, saat melewati jalan, polisi langsung menangkap para pemuda hingga kejadian huru-hara dan terdengar suara pistol 1 kali menyebabkan Mahama tewas di jalan raya itu.

mengungkapkan bahwa dia cukup tahu dengan apa yang terjadi, demikian saat ini masih dalam proses penyelidikan fakta terhadap pelaku apa disengaja atau benar-benar senjata tak dikendalikan, menurut Narin pihak polisi akan menjalankan keadilan dengan kedua belah pihak.

KASUS PEMUDA PATANI Y

Pada tempat kejadian tim penyelidikan fakta juga menemukan senjata pendek berada di samping si korban. Hal tersebut telah membuat pihak keluarganya juga ragu-ragu terhadap apa yang terjadi dengan Nurisan anaknya tersebut. Akhirnya, mereka diberitahukan bahwa anaknya Mongsa’ad, kakak dari Mahama mengatakan dia ditembak oleh aparat polisi. percaya bahwa adiknya Setelah kejadian itu, pihak menjadi orang baik, maka dia keluarganya minta aparat polisi minta kepada aparat polisi mengklarifikasikan terkait peristiwa untuk segera proses hukuman tersebut. Kol. Narin Boonsaman (wakil terhadap para pelaku agar adil dengan pihak keluarga komandan polisi provinsi Yala) mereka.

dalam keadaan huru-hara ketika itu akhirnya aparat polisi memutuskan untuk menembak seorang pemuda yang bernama Mahama Mongsa’ad, 33, tewas pada pukul 21.30 waktu tempatan. Ketika itu Mahama Mongsa’ad (korban) sesudah makan mei yang lokasinya tidak jauh dari tempat kejadian. Saat itu dia baru keluar dari warung untuk mengendara motor untuk pulang ke rumah. Foto/ijang

13 | SUARA TUNAS | SEPTEMBER 2018

Keluarga Minta Klarifikasi Hasil Penyelidikan Fakta

Pada 24 September kemarin, berkumpul para tokoh masyarakat, Kholiyoh Hali (Pemimpin wanita orang yang terkena dampak kerusuhan), Marosali Mongsa’ad dan Nurisan Mongsa’ad (keluarga Mahama Mongsa’ad) termasuk warga masyarakat tempatan yang ikut melibatkan diri dalam sekitar 50 orang


(komando polisi provinsi Yala). Mereka menuntut keadilan yang bertindak yang berlebihan. Namun, Komando polisi provinsi Yala ketika itu tidak ada di tempat, sehingga dia menyerahkan kuasa kepada Kol. Narin Boonsaman untuk mereka menuntut kepada aparat polisi terkait menemukan dengan perkembangan proses penyelidikan fakta kasus keluarga dan warga kematian Mahama. Mereka berdiri di depan masyarakat. kantor kepolisian provinsi Yala. Kendati demikian Nurisan Mongsa’ad, kakak dari Kol. Narin memanggil Mahama mengatakan dia percaya bahwa adiknya wakil dari keluarga si menjadi orang baik, maka dia minta kepada aparat korban untuk masuk polisi untuk segera proses hukuman terhadap para membicarakan di dalam, pelaku agar adil dengan pihak keluarga mereka. pihak polisi juga Keluarga pihak si korban juga minta melarangkan pihak diluar ketemu dengan Major General Krisada Kaewchan

YANG DITEMBAK APARAT POLISI

yang tidak terkait atau para wartawan agar informasi tidak meluaskan. Nurisan Mongsa’ad menjelaskan mereka semua datang untuk mendengar hasil proses penyelidikan fakta dari aparat polisi sudah sampai dimana, oleh karena itu, mereka ingin penjelasan, bukan diam, selain itu mereka juga menuntut agar unit petugas dari pusat turut membantu terhadap proses keadilan ini, dan tidak seharusnya dari unit agensi yang memproses kasus ini, mereka ingin dari unit lain lagi bersama memproses dengan secara sepenuh hati dan transparan. Peristiwa kali ini, menurut Kholiyoh Hali (Pemimpin wanita orang yang terkena dampak kerusuhan),

membuat warga masyarakat dan aparat pemerintah yang terlibat dapat membicarakan langsung, tentang peristiwa kejadian tersebut. “Sebagaimana menjadi warga masyarakat mereka mengaku bahwa membutuhkan informasi, oleh karena itu mereka ingin tahu, ingin tahu kebenaran, ingin tahu perkembangan hasil proses penyelidikan fakta, semua ini adalah keinginan dari mereka sendiri sehingga mendatangi langsung dan menuntut hak keadilan bagi si korban�, tambahnya. Namun, Kol. Narin Boonsaman (Komandan Polisi Provinsi Yala) mengklarifikasi begini bahwa memang kebenaran yang harus dinyatakan, tetapi dia minta waktu agar pihak keluarga si korban dan masyarakat untuk menunggu lagi, oleh karena proses penyelidikan fakta belum berhasil. red/AM Faton

mereka semua datang untuk mendengar hasil proses penyelidikan fakta dari aparat polisi sudah sampai dimana, oleh karena itu, mereka ingin penjelasan, bukan diam, selain itu mereka juga menuntut agar unit petugas dari pusat turut membantu terhadap proses keadilan ini,Foto/ijang SEPTEMBER 2018 | SUARA TUNAS | 14


TEMBAK-MATI-BAYAR-SELESAI adalah selogen pemerintah Thailand bertindak terhadap warga sipil Patani, aparat pemerintah Thailand kerap kali melakukan tindakan pelanggaran HAM, banyak kasus yang hanya diselesaikan dengan pembayaran ganti rugi tanpa dikenai sanksi.

TEMBAK

Patani ice Thai Pol

M AT I

Caricature 15 | SUARA TUNAS | SEPTEMBER 2018


Keadilan

B

B AYA R SELESAI SEPTEMBER 2018 | SUARA TUNAS | 16


"HULUBALAN

TOK BENDANG DAYA, PANGLI

D

alam Al-Tarikh Salasilah Negeri Kedah tercatat sekelumit kisah tentang penglibatan Syeikh Abdus Shamad al-Falimbani dalam satu perang besar ketika pencerobohan Siam ke atas Patani dan Kedah. Syeikh Abdus Shamad al-Falimbani, ulama ahli sufi penyusun kitab Siyar as-Salikin itu dinyatakan ghaib (hilang) atau pun syahid dalam perang itu (1244 H/1828 M). Daripada pelbagai sumber yang saya kumpulkan bahawa panglima perang Patani dalam perang itu ialah Hulubalang Wan Pa (Tok Bendang Daya). Sebuah manuskrip yang diperoleh di Pontianak disebut pula yang ikut dalam perang itu ialah Syeikh Abdus Shamad al-Falimbani, Syeikh Muhammad Arsyad bin Abdullah al-Banjari dan Syeikh Daud bin Abdullah al-Fathani. Nama lengkap Panglima Tok Bendang Daya ini ialah Syeikh Haji Wan Mushthafa bin Wan Muhammad bin Wan Zainal Abidin /Faqih Wan Musa bin Wan Muhammad Shalih bin Ali al-Masyhur al-Laqihi. Beliau lahir tahun 1160 H/1747 M, wafat tahun 1280 H/1863 M, di Kampung Bendang Daya, Patani. Ayah beliau, Syeikh Wan Muhammad al-Fathani dan beberapa penyebar Islam di Patani sebelum itu adalah ulama dan pembesar kerajaan Patani. 17 | SUARA TUNAS | SEPTEMBER 2018

Foto/get.google

Syeikh Haji Wan Mushthafa pernah menjadi hulu balang Sultan Fathani Darus Salam yang digelar Datuk Panglima Kaya yang juga digelar dengan nama singkat Hulubalang Wan Pa. Gelaran yang masyhur ialah Tok Bendang Daya.

Diriwayatkan beliau juga diberi hak mutlak untuk melantik sultan dan raja-raja dalam Daulah Fathani Darus Salam sebelum kerajaan itu dijajah oleh bangsa Siam. Apabila tua beliau membina Pondok Sena yang dipagari dengan pohon sena yang berjajar-jajar. Maka disebutlah kampung kawasan pondok itu dengan nama Sena Janjar dan kampung bersebelahan dengannya dinamakan Bendang Daya. Kedua-dua kampung itu adalah dalam kawasan Kampung Sena yang besar dan luas yang dibuka atau diterokai oleh datuk nenek beliau. Tok Bendang Daya al-Fathani meninggal dunia semasa berusia kira-kira 120 tahun. Makam beliau terdapat di Kampung Bendang Daya juga dalam kawasan Kampung Sena. Dari peperangan gabungan Kedah tersebut dilapor di antara orang yang ikut dalam perang itu ada yang hijrah ke Pontianak, Kalimantan. maka dalam manuskrip itu tercatatlah bahawa ketiga-tiga ulama besar dunia Melayu itu syahid di bumi Patani. Mengenai kisah yang panjang belum perlu dibahas,yang perlu kita meninjau sentuh ialah Syeikh Daud bin Abdullah al-Fathani

yang disangka syahid adalah hijrah ke Pulau Duyung Kecil, Terengganu. Hijrah bukan bererti lari daripada jihad.Tetapi menyusun strategi untuk kemenangan rangka panjang. Kerana kemenangan rangka pendek belum dapat dipastikan. Tok Bendang Daya pula mengambil sikap tidak meninggalkan bumi Patani. Hidup atau mati yang bercorak bagaimana pun mestilah di bumi Patani juga. Walau bagaimanapun taktik dan strategi perjuangan perlu disusun secara kemas dan rapi. Sekiranya belum dapat kemenangan, selagi nafas dikandung badan, selagi bulan dan matahari terbit dan terbenam, selagi dunia belum kiamat, janji untuk diri sendiri dan titipan wasiat kepada umat Melayu Patani, perjuangan mempertahankan Islam dan negara adalah wajib diteruskan. Perjuangan kedua-dua ulama Patani itu akan diketahui sepanjang zaman, tidak akan hilang dari sejarah perkembangan tamadun bangsa Melayu dan Islam buat selama-lama. Syeikh Daud bin Abdullah al-Fathani berjuang dari segi penulisan pelbagai ilmu dalam Islam. Termasuk juga Tarikh Patani karya Syeikh Faqih Ali al-Fathani yang diselamatkannya melalui penyalinan. Tok Bendang Daya pula, supaya beliau tidak dapat dikesan oleh musuh-musuh, telah menyamar sebagai orang bodoh, tidak tahu sesuatu apa pun.

JEJAK


NG WAN PA"

IMA BESAR KERAJAAN PATANI Tok Bendang Daya faham di tempat mana beliau berada, oleh itu pada ketika yang lain beliau menjadi seorang sufi, seolah-olah seorang yang tidak perlu kepada kepentingan duniawi. Tetapi secara sangat rahsia Tok Bendang Daya memantap dan menghimpunkan kembali saki baki pejuang-pejuang Islam bangsa Melayu terutama orang-orang Kedah dan Patani yang setia kepadanya. Riwayat ini masih belum lengkap jika tidak memberi sedikit gambaran tentang kehebatan Tok Bendang Daya semasa perang. Oleh itu amanah dari periwayat perlu juga dipindahkan ke dalam bentuk tulisan tersebar ini. Diriwayatkan bahawa Tok Bendang Daya menyertai perang pencerobohan Siam terhadap Patani yang terjadi tahun 1235 H/1820 M hinggalah perang tahun 1244 H/1828 M. Sungguhpun umur beliau ketika itu sangat tua, namun tetap masih gagah, tangkas dan berwibawa. Selain mampu menyusun taktik pertahanan dan taktik penyerangan, Tok Bendang Daya juga ada ketahanan menghadang pelbagai jenis senjata termasuk peluru meriam yang ada pada zaman itu. Berkali-kali beliau kena tembak dengan meriam, tetapi ada satu keanehan bahawa apa jua jenis peluru menjadi jinak dan lunak kepadanya. Peluru yang sampai kepadanya hanya melekat pada bahagian pakaiannya tidak gugur ke tanah, tidak pula menembusi hingga kepada kulit, apatah lagi masuk hingga ke daging.

Selepas pulang dari sesuatu peperangan, peluru-peluru yang melekat pada pakaian barulah dibuang dengan jalan mengibas-ngibaskan pakaian itu. (Sumber cerita dari Tuan Guru Haji Muhammad bin Yusuf, salah seorang buyut Tok Bendang Daya, juga didengar dari Tuan Guru Haji Haji Abdul Qadir bin Ismail as-Sanawi al-Fathani, cicit Tok Bendang Daya. Ibu beliau, cucu Tok Bendang Daya sempat saya jumpa di Mekah, 1979, ketika itu berumur lebih 100 tahun namun beberapa maklumat dapat saya sahihkan kepada beliau). Ada orang bertanya, ilmu dan amalan apa yang diamalkan oleh Tok Bendang Daya sehingga berkemampuan demikian? Agama Islam adalah sangat luas dalam pelbagai hal. Apabila kita akan menceburi diri di dalam sesuatu perkara perlulah belajar ilmu apa saja yang ada hubungan dengan perkara itu. Jika menghadapi peperangan seperti Tok Bendang Daya perlulah belajar pelbagai sektor ilmu tentang peperangan. Nabi Muhammad s.a.w ketika berperang juga menggunakan pelbagai cara termasuk dengan doa-doa tertentu. Sumber: Utusan, Tok Bendang Daya hulubalang Fathani Darus Salam oleh Wan Mohd. Shaghir Abdullah

Perjuangan kedua-dua ulama Patani itu akan diketahui sepanjang zaman, tidak akan hilang dari sejarah perkembangan tamadun bangsa Melayu dan Islam buat selama-lama. Syeikh Daud bin Abdullah al-Fathani berjuang dari segi penulisan pelbagai ilmu dalam Islam. Termasuk juga Tarikh Patani karya Syeikh Faqih Ali al-Fathani yang diselamatkannya melalui penyalinan. Tok Bendang Daya pula, supaya beliau tidak dapat dikesan oleh musuh-musuh, telah menyamar sebagai orang bodoh, tidak tahu sesuatu apa pun.

SEPTEMBER 2018 | SUARA TUNAS | 18


P

ergolakan di wilayah Pattani, Narathiwat dan Yala di Thailand Selatan masih diwarnai dengan aktivitas kekerasan. Kejadian seperti pengeboman, penembakan, penculikan, sabotase dan lain-lain, bisa dikatakan terjadi hampir setiap hari. Keadaan ini sudah menjadi hal biasa dalam kehidupan penduduk di tiga wilayah.

Konflik Patani pada fase baru sejak awal tahun 2004, era pemerintahan perdana mentri Thaksin Sinnawatra lebih mengedepankan pendekatan militer mengawasi situasi di selatan. Sedemikian pun konflik kekerasan tidak juga mereda penyelesaian yang tepat dalam jangka waktu yang singkat.

Konflik ini bukanlah baru berlaku, sebaliknya Patani dengan satu T adalah sebuah kerajaan Melayu dulu sejak kejatuhan kerajaan Siam (Thailand sekarang) 1785. Patani sendiri membangkit melawan dan membebaskan diri masa Tengku Lamidin 1789 hingga gerakan kemerdekaan Patani sampai sekarang ini, banyak nyawa menghilang, dan harta melayang. Tak kurang pula upaya pemerintah yang dijalankan pemerintah pusat untuk menyelesaikan konflik ini, mulai dari era Perdana Menteri Phibul Songkram sampai era Perdana Menteri Junta militer Prayuth Chan O-cha sekarang ini. Serangkain kebijakan Pemerintah pusat menerapkan kebijakan di Patani selatan Thailand berdasarkan pada kebijakan masing-masing untuk dapat menyelesaiannya.

Pemilu pada tahun 2005, Thaksin kembali dilatih menjadi Perdana menteri kemudian dikudeta. Pemerintahan Surayud chulanon merupakan pemerintah transisi yang dilatihkan oleh Raja tanpa pemilu, dalam kejadian konflik di selatan, kebijakan yang dijalankan dalam menyelesai konflik ini tak beda jauh dari Perdana mentri sebelumnya. Bahkan situasi di selatan Thailand lebih tenggelam kepada kekerasan bersenjata. Disisi lain, politik dalam negeri masih dalam keadaan dilema dan tidak kesetabilan dalam pentadbiran negara.

Tragisnya, semua kebijakan tak kunjung mampu memadam api konflik yang telah nyala berabad-abad. Selama ini kerusuhan di bawah undang-undang darurat militer berdampak pada warga setempat. Organisasi hak asasi sejak lama mengkritik penerapan undang-undang darurat. Karena aturan ini memberi militer kekuasaan dan kewenangan yang terlalu besar. Pemerintah Pusat Bangkok terus berganti, cara dan pendekatan u n t u k menyelesaika n konflik P a t a n i bervariasi menurut pemerinta h masingmasing.

POLITIK 19 | SUARA TUNAS | SEPTEMBER 2018

Pe di


Di masa pemerintahan Yingluk Sinnawatra, pendekatan dialog mulai dilakukan dalam upaya resolusi konflik. Kedua belah pihak, pemerintah Thailand dan Barisan Revolusi Nasional (BRN) sepakat untuk menandatangani dalam dokumentasi dialog, pada 28 Februari 2013, yang di Fasilitator oleh Pemerintahan Malaysia, dialog damai tersebut digelarkan di Kuala Lumpur, Malaysia. Pemerintahan Thailand menyakini dengan pendekatan tersebut sebagai langka terbaik dalam upaya menyelesaian konflik terjadi di selatan.

Perundingan Damai antara Pemerintah Thailand dan BRN gagal dalam mencari resolusi tersebut. Pihak BRN telah menawarkan lima tuntutan kepada pemerintah thailand melalui rekaman video didalam youtube. Kemudian tuntutan ini ditolak oleh pemerintahya. ada 2018 ini, era pemerintahan Junta Militer Prayuth Chan O-cha, tindakan kekerasan di Patani masih terus terjadi, sehingga kebijakan dan pendekatan terus diupayakan. Pendekatan Dialog Damai diteruskan sebagai warisi kebijakan pemerintah sebelumnya.

Dialog Damai Patani pada era Junta Militer, aktor perundingan juga digantikan terutama dari pihak Gerakan Kemerdekaan Patani diwakili oleh MARA Patani sejak 2016. Namun, pihak BRN telah mengambil langkah mundur diri dari perundingan. Dengan kemunduran dari dialog damai, pihak BRN mempunyai alasan tersendiri.

Meskipun telah beberapa kali pemerintahan berganti, konflik kekerasan bersenjata di Patani belum juga mereda dengan secara damai. Jalan masih gulita karena telah berlangsung berlarut-larut dan setiap pemerintahan Thailand tak mampu menyelesaian konflik itu.

Dimensi lain, saat dialog damai berjalan tak sedikit pun kekerasan di Patani dikurang. Pelanggaran HAM terus di terjadi, warga sipil menjadi korban dari akibat konflik. Kedua aktor perang seharusnya dilandasi pada undang-undang perang dalam perjanjian internasional.

Ataukah harus diterlibatkan Internasional? Yang paling menderita adalah penduduk setempat yang terperangkap di tengah lingkaran kekerasan ini. 90 persen korban kekerasan adalah warga sipil. Red: Mohas Patani

g n era

dan

i n a t a P

SEPTEMBER 2018 | SUARA TUNAS | 20


Ekslusif

PerMAS DEKLARASI Persekutuan Mahasiswa Anak Muda dan Siswa Patani (PerMAS) Pada 21 September setiap tahun merupakan Hari Perdamaian Internasional. Demikian hari tersebut telah ditetapkan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk semua bangsa, mengingat pentingnya hidup damai dan martabat kemanusiaan. Persekutuan Mahasiswa Anak Muda dan Siswa Patani (PerMAS) adalah perkumpulan mahasiswa Patani yang bergerak dalam bidang politik untuk rakyat Patani memiliki hak politik dalam menentukan nasib mereka sendiri. Demikian keadaan konik politik bahwa dengan kekuasaan atas wilayah teritorial Patani itu mereka berada di bawah kiprah bendera diskriminasi dan intimidasi dari tindakan bersenjata dari kedua pihak. Biarpun proses menyelesaikan konik politik ini berjalan sesuai kebijakan keamanan dan dipimpin oleh militer, tetapi rakyat Patani tidak akan mendapatkan hari untuk menentukan nasib mereka sendiri. Demikian ini PerMAS mengajukan tuntutan agar melahirkan kerjasama dari rakyat sebagai berikut ini : 1. Mohon pemerintah Thailand membatalkan undang-undang darurat. Demikian UU tersebut adalah hukum yang melancarkan terhadap pelanggaran hak asasi manusia dan memupuk budaya impunitas. Kurangi kondisi intimidasi, ketakutan terhadap rakyat agar mereka dapat mengekspresikan kemauan politik mereka dengan bebas. 2. Mohon partai politik mendorong untuk kelanjutan perundingan damai Patani menjadi agenda nasional agar mencerminkan kemauan politik dari pemerintah sepenuhnya. 3.Mohon pemerintah Malaysia meninjau kembali atas pelantikan fasilitator perundingan damai yang baru agar menjadi bagian dari melahirkan proses perundingan damai, yang menurut standar internasional untuk menuju dengan adanya mediator yang diterima dari kedua pihak pasangan perlawanan dan tidak memiliki kepentingan apa pun. 4.Mohon masyarakat Thailand dan Patani bersama-sama mendorong untuk kelanjutan proses perundingan damai yang terletak atas dasar kehormatan terhadap hak-hak politik warga sipil sesuai dengan sistem demokrasi. Hormat Kami, Persekutuan Mahasiswa Anak Muda dan Siswa Patani (PerMAS)

foto/Page PerMAS 21 | SUARA TUNAS | SEPTEMBER 2018


PUISI

Bunga Tiada Aroma

Seperti Bunga , Yang selalu direnggut kami bunga julukan "Patani" yang tak engkau kehendaki bermekar kami bunga tanpa aroma engkau jua merusak engkau suka melabur besi di jalan engkau suka menghadang engkau suka merontok nyawa dan maruah, betapa mudahnya hilang. tanah air kelontang, dengan gersang durjanamu semua hancur, semua hampa dan lenyap belaka!!! El Lamiddin, Yogyakarta 13 Maret 2017

its/Esha Tegar Putra

SEPTEMBER 2018 | SUARA TUNAS | 22


AKSES ! TUNAS ONLINE yuk https://issuu.com/tunasonline

issuu

MEMBACA MAJALAH TUNAS gratis dengan menggunakan aplikasi issuu

https://issuu.com/tunasonline


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.