ULTIMAGZ Mei 2018 - Kami Juga Buruh!

Page 1

22

ULTIMAGZ

EDISI MEI 2018 • KAMI JUGA BURUH!

Buruhku Sayang, Buruhku Malang P•06

Polemik Realitas Pekerja Media dan Tuntutan Kesejahteraan P•10

Bersua dengan Para Buruh Kampus P•14

Satu Suara di May Day 2018 P•48

U LT I M A G Z

I


SELAMAT TAHUN BARU!

II

U LT I M A G Z


Mencermati Realitas Buruh dengan Seksama Christian Karnanda Yang Pemimpin Redaksi

BOARD Pengawas Ninok Leksono Dewan Pembina Fx. Lilik Dwi Mardjianto Adi Wibowo Octavianto Dewan Penasihat Samiaji Bintang Ignatius Haryanto EDITORIAL Pemimpin Umum Natalia Setiawan Wakil Pemimpin Umum Rinda Rufaidah Pemimpin Redaksi Christian Karnanda Yang Redaktur Pelaksana Cetak Ridi Fadhilah Khan Redaktur Pelaksana Online Gilang Fajar Septian Redaktur Foto Angelina Rosalin Sekretaris Redaksi Angela Grace Tanamas Keuangan Anna Maria Anggita Editor Christian Karnanda Yang Gilang Fajar Septian Ridi Fadhilah Khan

Illustration by Steven Kosasih

JIKA diminta merangkum bulan Mei dalam satu kata, ‘buruh’ merupakan salah satu yang paling mewakili. Mengawali perjuangan dengan peringatan Hari Buruh Internasional atau May Day, selebrasi ini pertama kali diadakan di Amerika Serikat pada 1 Mei 1886 sebagai bentuk solidaritas antar buruh seraya melawan eksploitasi. Sejak hari itu hingga sekarang, peringatan May Day didedikasikan untuk merayakan dan mengapresiasi kerja keras dan perjuangan buruh di seluruh belahan dunia. Pengertian buruh sendiri pun luas dan diinterpretasikan berbeda-beda oleh setiap orang. Namun, satu hal yang tidak dapat dipungkiri adalah selama ini timbul miskonsepsi terhadap pengertian ‘buruh’ itu sendiri. Buruh dianggap sebagai pekerja kasar yang hanya melibatkan kekuatan fisik dalam aktivitasnya. Padahal, buruh bukan hanya buruh pabrik, buruh tambang, atau buruh tani. Pekerja kreatif, wartawan, tenaga pendidik, sutradara, bahkan karyawan sebuah perusahaan multinasional pun juga buruh. Mereka punya hak dan kewajibannya tersendiri. Kewajiban dan kerja kerasnya dalam mencurahkan tenaganya, memproduksi barang, memberikan jasa, dan menggerakan roda ekonomi bangsa merupakan hal yang patut dihargai dan diapresiasi. Pun demikian, masyarakat tidak boleh memalingkan wajah dan menutup mata saat para buruh menuntut hak-haknya yang belum terpenuhi secara utuh dan merata. Alih-alih menyalahkan atau menuduh,

mungkin kita, mahasiswa, bisa mulai melihat wajah dan tuntutan para buruh yang repetitif setiap tahunnya. Tuntutan kesejahteraan, status kerja, outsourcing, pemagangan, jaminan sosial, dan hak untuk berserikat, menjadi menu wajib tanpa penyelesaian yang berarti. Maka dari itu, bukankah ada sesuatu yang kurang tepat dalam sistem ketenagakerjaan tanah air jika setiap tahunnya para buruh masih harus menuntut pemenuhan aspekaspek dasar yang vital bagi kelangsungan hidupnya dan keluarganya? Belum lagi masalah-masalah yang lebih kompleks seperti kesenjangan buruh perempuan, buruh disabilitas, hingga berbagai kesulitan dari tiap bidang pekerjaan yang berbedabeda. Tema Kami Juga Buruh! Kali ini ingin membuka mata para pembaca bahwa konsep buruh dan ketenagakerjaan punya ruang lingkup yang luas dan rumit. Memang banyak hal yang patut diapresiasi dan menjadi angin segar di tengah lingkup ketenagakerjaan Indonesia, namun masih banyak masalah yang perlu diangkat dan disorot guna meningkatkan kepedulian dan empati pembaca, khususnya mahasiswa dalam melihat realita pekerja di tanah air. Oleh karenanya, mahasiswa juga sepatutnya punya suara dan solidaritas untuk menutut hak dan sistem ketenagakerjaan yang lebih baik kepada pemerintah. Sebab pada akhirnya, mahasiswa lah yang akan terjun langsung ke dunia kerja dan bertransformasi menjadi seorang buruh.

Reporter Agatha Lintang Kinasih Anindya Wahyu Paramita Ariefiani Efrida Mastina H. Audrie Safira Maulana Diana Valencia Felix Hariyanto Gabrielle Alicia Wynne P. Geofanni Nerissa Arviana Hilel Hodawya Ivan Jonathan Nabila Ulfa Jayanti Naufal Abrori Suprapto Rachel Rinesya Putri Stefanny Theresia Amadea Theresia Bella Callista Ignatius Raditya Nugraha Abel Pramudya Nugrahadi Galuh Putri Riyanto Fotografer & Videografer Harvey Darian Kusnadi Aldo Christian Sitanggang Billy Dewanda Perdana Bonaventura Ezra Pradipta Daniela Dinda Ayuningtyas Elisabeth Rafaela Chandra N. Elvira Lisa Gunawan Evan Andraws Latief

Imaculata A. Felisitasya M. Laurentius Juliano Ergian P. Nadine Khalishah Azura Nico Nathanael Wilim Roberdy Giobriandi Saras Sania Zelikha Putri Robin Colinkang Gabriela Vivien Arlenda Devonseta Aldi Nathaniel WEB MAINTENANCE Brilyan Aro (Pemimpin) Darmadi Octavany Rano Muhamad Mukhlis Willy DESAIN VISUAL Yusak Yosefianus (Pemimpin) Nadya Chandra Angela Grace Tanamas Elisa Febrianti Galang Aby Ludira Karen Pascalia Steven kosasih Tara Sagita Anchilia Alexandra Dimas Aditjondro Gabrielle Torino Jeremias Rama Olivia Christabel Hendi Pierre Ang Salsabila Tsuraya Shania Helena Soetjipto Theresia Maria S. N. Tricia Wibisana Velyan Theresa Victor DISTRIBUTION & MARKETING Pemimpin Perusahaan Farrel Adam Siddik Marketing Chaterine Cristianti Dionisius Widya Ratsongko R. Adrianus Dwi Octaviano P. Tiffany Amelia Angelin Putri Syah Sabrina Sekar Media Relations Angelica Revadias Annissa Widya Davita Rhandana Kamilia Dwi Putri Lusia Auliana Purnama Public Relations Esther Shakadina Abiel H. Herlina Anace Yawang Activation Linda Soegiarto Anna Maria Anggita Deborah Wijaya

PENERBIT

DESAIN COVER ELISA FEBRIANTI

Redaksi Ultimagz menerima kiriman artikel sebanyak 600-1000 kata disertai dengan foto. Kirim ke redaksi@ultimagz.com dengan subjek Kontributor. Jangan lupa sertai identitas lengkap. Alamat Redaksi dan Perusahaan Gedung Universitas Multimedia Nusantara, B613 Jl. Scientia Boulevard Gading Serpong Tangerang - Banten redaksi@ultimagz.com @ultimagz

ultimagz www.ultimagz.com


CONTENTS ­— Edisi Mei 2018

Illustration by Galang

01

SURAT PEMBACA

02 - 03

ALMANAC

04 - 05

EVENTS CALENDAR

06 - 09

COVER STORY Buruhku Sayang, Buruhku Malang

20 - 23

OPINI EKSTERNAL Pekerjaan Rumah Ekosistem Kerja Media

24 - 27 SOSOK INTERNAL Dedikasi Demi Keamanan Civitas Academica

28 - 29 SOSOK EKSTERNAL Perempuan di Pucuk 10 - 13 INFO INDONESIA Tertinggi Industri Polemik Realitas Media Tanah Air Pekerja Media dan Tuntutan 30 - 31 CHIT CHAT Kesejahteraan Polemik Tenaga Kerja Asing di Indonesia 14 - 17 INFO KAMPUS Bersua dengan Para 32 - 35 EVENT Buruh Kampus Yayoi Kusama’s Life Is The Heart of A 18- 19 OPINI INTERNAL Rainbow: Melawan Pekerja (Buruh) Gangguan Jiwa dengan Intelektual

IV

U LT I M A G Z

Seni 36 - 39 REVIEW 40 - 43 CERPEN Kata Nanti, Utara 44 - 47

FASHION

48 - 49 PHOTOSTORY


SURAT PEMBACA MENURUT SAYA, Ultimagz adalah media

selalu mengedepankan kekritisan dalam

sehingga tidak bosan untuk dibaca.

kampus yang bagus karena sangat berani

pemberitaan, namun kami selalu merasa

Michael Valentinus – Sistem Informasi

untuk mem-publish artikel mengenai

bahwa semua pihak, baik di dalam

2017

acara kampus dan sekitarnya dengan

maupun luar kampus mendukung kami

aktual. Selain itu, Ultimagz juga berani

dengan caranya masing-masing. Tetap

Halo Michael! Terima kasih atas apresiasi

mengambil risiko dan menerima

dukung Ultimagz, ya, Salam Deadline!

dan harapannya. Tentu saja menjadi salah satu dari keinginan besar kami untuk

beragam tanggapan dari orang sekitar.

selalu menyajikan konten pemberitaan

Masukkan untuk Ultimagz agar tidak terlalu cepat membuat kesimpulan

ULTIMAGZ ITU MEDIA KAMPUS

yang menarik, beragam, dan relevan untuk

terhadap suatu kejadian dan teruslah

yang positif dan cukup berhasil

pembaca kami. Salam Deadline!

menjadi media yang memberikan berita

dalam mewadahi ide, kreativitas

aktual dan berani. Selalu menjadi yang

serta pewartaan informasi kampus.

terbaik untuk memberikan informasi

Namun, eksistensi Ultimagz belum

menarik!

begitu dirasakan oleh semua lapisan

Bill Leonardo – FTV 2016

mahasiswa. Sarannya, semoga

Halo Bill! Terima kasih atas apresiasinya.

mengadakan beragam kegiatan yang bisa

Memang menjadi kewajiban kami

meningkatkan awareness dan kepedulian

untuk berani mengambil risiko dan

seluruh mahasiswa UMN terhadap

menghimpun tanggapan dari pihak-

Ultimagz.

pihak yang dianggap perlu dalam

Regine Meliani – Strategic

pemberitaan. Terima kasih juga atas

Communication 2017

Ultimagz dapat lebih update lagi dan

Redaksi Ultimagz menerima kiriman surat pembaca sebanyak 50 - 200 kata. Surat dapat dikirimkan ke redaksi@ultimagz.com dengan subjek Surat Pembaca. Jangan lupa untuk menyertakan identitas lengkap.

sarannya dan tetap jadi pembaca setia Ultimagz. Salam Deadline!

Halo Regine! Terima kasih atas pujian dan masukannya. Soal eksistensi dan awareness tentunya adalah sesuatu yang

ULTIMAGZ BANYAK melahirkan tulisan

terus kami bangun secara bertahap.

tajam dan straight to the point, khususnya

Maka dari itu, bantu kami juga, ya, agar

pada artikel yang mengkritik kebijakan

Ultimagz makin dikenal khususnya oleh

kampus. Sarannya, semoga Ultimagz

mahasiswa. Salam Deadline!

bisa terus mempertahankan sikap kritisnya, walaupun Ultimagz itu media yang independen dan terkadang kurang

MENURUT GUE, ULTIMAGZ ITU bagus

mendapat dukungan dari pihak tertentu.

banget! Ultimagz bisa memberikan

Maju terus Ultimagz!

informasi seputar kampus, bahkan

Aurelia Gracia - Jurnalistik 2017

informasi yang terkadang mahasiswa tidak tahu. Semoga Ultimagz bisa terus

Halo Aurelia! Terima kasih atas apresiasi

berkarya dan mengembangkan semua

dan sarannya. Memang betul bahwa kami

konten menjadi semakin menarik,

U LT I M A G Z

1


ALMANAC Note–worthy moments of a month past

Hari Buruh Sedunia, Histeria yang Lahir dari Histori

Detik-Detik Kejatuhan Gurita Kepemimpinan Soeharto

Jatuh setiap hari pertama di bulan Mei, buruh seluruh dunia

Tepat pada 21 Mei 1998, kepemimpinan presiden kedua Republik

memperingati Hari Buruh Internasional sebagai wadah penyalur

Indonesia, Soeharto, berakhir. Belum habis masa jabatannya, sosok

riuh semangat dalam memperjuangkan kesejahteraan kaumnya.

Bapak Pembangunan Indonesia ini mengundurkan diri demi stabilitas

Histeria ini lahir dari sebuah histori kelam di Amerika Serikat yakni

politik dan ekonomi Indonesia.

tragedi Haymarket.

Desakan panjang masyarakat Indonesia atas kepemimpinan

Perjuangan para buruh dalam memperoleh haknya sudah dimulai

Soeharto sudah berhembus sejak 1980-an. Bermula dari gugatan atas

sejak 1806 di Amerika Serikat. Berawal dari pemogokan kerja buruh

hasil pemilihan umum (pemilu) 1982 yang menyatakan Partai Golongan

pabrik sepatu Cordwainers, yang pada saat dipaksa bekerja selama 20

Karya (Golkar) sebagai pemenang pemilu. Padahal sebelumnya, pada

jam sehari. Hal ini, membuat para buruh tidak memiliki waktu yang

2 Januari 1982, Soeharto menjanjikan pemilu yang bebas kecurangan

cukup untuk beristirahat atau memiliki kehidupan lain selain bekerja

dan berasaskan prinsip langsung, umum, bebas, dan rahasia.

di pabrik. Puncaknya, para buruh yang sudah geram, melakukan aksi

Tak ayal, periode 1980-an menjadi periode kelam Orde Baru yang

mogok besar-besaran. Setelah aksi tersebut, pemogokkan lainnya

membuat sebuah daftar panjang pelanggaran hak asasi manusia

mulai bermunculan.

(HAM), seperti penghilangan paksa beberapa aktivis mahasiswa,

Tuntutan para buruh terus berlanjut dengan jumlah massa yang

penembakan misterius di Tanjung Priok, dan sebagainya.

semakin besar, salah satu yang terbesar adalah demonstrasi di

Bukan hanya mahasiswa, pers juga dibungkam melalui penerapan

Haymarket. Sekitar 400 ribu buruh turun ke jalanan untuk menuntut

aturan Surat Izin Terbit (SIT). Surat ini dikeluarkan Departemen

pengurangan jam kerja dan kenaikan upah di lapangan Haymarket

Penerangan demi mengontrol konten yang disampaikan media ke

pada 1-4 Mei 1886.

masyarakat agar tetap sejalur dengan pemerintah.

Alih-alih berhasil, justru binasa yang menghampiri para buruh

Kebungkaman ini membuat masyarakat semakin gundah sehingga

ini. Di hari terakhir demonstrasi, aparat justru menembaki para

memunculkan ketidakpuasan terhadap kepemimpinan Soeharto.

buruh tersebut hingga mengakibatkan ratusan orang terluka. Bahkan

Diskusi mendalam mengenai buku-buku perjuangan kemerdekaan,

pemimpin demonstrasi tersebut ditangkap dan dihukum mati.

tekanan politik, pendudukan gedung MPR/DPR, hingga demonstrasi

Sebagai bentuk penghormatan para buruh yang tewas demi memperjuangkan hak buruh lainnya, Kongres Sosialis Dunia menetapkan 1 Mei sebagai hari buruh sedunia pada 1889.

berujung kerusuhan menggambarkan kekecewaan masyarakat atas kediktatoran pemerintahan Soeharto. Krisis menghantam bangsa Indonesia yang carut-marut kala itu. Dengan demikian, tepat pukul 09.00 pagi, Soeharto mengumumkan keputusannya untuk mundur dari jabatannya. Orde Baru tumbang dan digantikan semarak semangat reformasi bangsa.

2

U LT I M A G Z


Mei 2018 Written by Diana Valencia

Manusia Pertama Berhasil Menjejakkan Kaki di Puncak Everest

Hari Anti Tembakau Sedunia Pada 1989, World Health Organization (WHO) atau Organisasi

Jejak kaki milik pendaki Selandia Baru Edmund Hillary, bersama

Kesehatan Dunia menetapkan 31 Mei sebagai Hari Anti Tembakau

pemandunya yang berasal dari Nepal Tenzing Norgay berhasil menjadi

Sedunia untuk menyadarkan masyarakat akan bahaya tembakau

jejak manusia pertama di puncak Everest. Pada 29 Mei 1953, mereka

bagi kesehatan. Kegiatan seperti pawai, demonstrasi, kampanye

berhasil menaklukan puncak tertinggi dunia di ketinggian 8.848

iklan, poster, dan berbagai kegiatan kreatif lainnya diselenggarakan

meter dan menjadi inspirasi bagi para pendaki lainnya.

demi menuju masyarakat yang lebih sehat dan bebas dari jerat adiksi

Hillary yang berprofesi sebagai penjaga lebah madu ini memiliki

tembakau.

ambisi kuat untuk menjadi orang pertama yang sampai ke atap dunia

Tak dapat dipungkiri, tembakau telah menjadi sebuah senjata yang

ini. Setelah gagal pada 1951 dan 1952, Hillary mencoba menaklukkan

mematikan secara perlahan umat manusia. Setidaknya, penggunaan

kembali puncak Everest pada tahun 1953. Usahanya pun membuahkan

tembakau membunuh 10 juta orang di dunia setiap tahun dengan

hasil, ia dan Norgay akhirnya berhasil menjadi orang pertama yang

jumlah pengguna tembakau di seluruh dunia mencapai 1.3 miliar

menaklukan puncak Everest.

jiwa. Dilansir dari National Geographic, tembakau khususnya rokok

Sejatinya, Norgay berkesempatan menjadi orang pertama yang

juga berdampak pada perokok pasif. Jumlah korban dari perokok

menjejakkan kaki di Sagamantha (Everest dalam bahasa Nepal) sebab

pasif menyentuh angka 600.000 jiwa per tahunnya. Berakar dari

pemandu pasti berada di depan pendaki. Namun, dilansir dari Kompas.

keprihatinan ini, WHO memutuskan untuk menumbuhkan kesadaran

com, Norgay mempersilakan Hillary yang memiliki kemauan kuat

masyarakat mengenai bahaya konsumsi tembakau.

untuk menjadi manusia pertama yang berhasil menjejakkan kaki

WHO telah mengawali resolusi mereka melalui WHA40.38 pada

di puncak Everest. Menurutnya, tugasnya hanya menjadi pemandu

1987 dengan merayakan acara yang disebut ‘Hari Tanpa Rokok

sehingga sudah sepantasnya ia membantu Hillary menuju tempat

Sedunia’. Bertepatan pada ulang tahun WHO ke-40 pada 7 April

impiannya.

1988, dicanangkanlah Hari Tanpa Tembakau Sedunia pada 31 Mei.

Pendakian ke atap dunia ini disambut dengan baik oleh warga Inggris lainnya (Selandia Baru merupakan negara persemakmuran

Sebelumnya, peringatan tersebut sudah diselenggarakan oleh negara anggota WHO.

Inggris). Terlebih saat kabar ini tersebar luas pada 2 Juni 1953, tepat saat pengangkatan Ratu Elizabeth II sebagai pemimpin Inggris. Setahun kemudian, gelar bangsawan (Sir) diberikan Kerajaan Inggris kepada Hillary sebagai bentuk apresiasi atas ukiran sejarah Hillary yang membawa nama besar bangsa Inggris. U LT I M A G Z

3


EVENTS CALENDAR Mei 2018

1

/5

Hari Buruh Internasional

4

U LT I M A G Z


EVENTS CALENDAR

2/5 Hari Pendidikan Nasional, UMN Screen

3/5 UMN Screen

5/5 A.M Festival

11/5 Exhibition Art Week

12/5 Indonesian Culture and Nationalism (ICN) Prasetiya Mulya

13/5 Teater Katak: Robin of Sherwood

14/5 Indonesia Investment Banking Competition (IIBC) Prasetiya Mulya

17/5 National Management Competition (NMC) UMN

20/5 Hari Kebangkitan Nasional

21/5 Hari Peringatan Reformasi

23/5 Hari Buku Sedunia

30/5 Visual Journalism Day (VJD) UMN Juice

U LT I M A G Z

5


6

U LT I M A G Z


BURUHKU SAYANG, BURUHKU MALANG By Ariefiani Elfrida Mastina Harahap & Naufal Abrori Suprapto Illustration by Elisa Febrianti

U LT I M A G Z

7


COVER STORY

M

ENDENGAR

istilah

‘buruh’,

Menteri

pada hakekatnya adalah sama, itu hanya

satu miskonsepsi yang sering

Tenaga Kerja Hanif Dhakiri pun punya

pola dan cara untuk mengotak-kotakan

dengan

Eko,

timbul adalah pekerja kasar;

harapan yang besar terhadap kekuatan

sesama pekerja, agar kekuatan pekerja

Buruh tani, pegawai pabrik, atau setiap

buruh

dan buruh terpecah,” kata Iqbal.

individu yang bekerja mengutamakan

nasional. Saya mengajak kita semua

kekuatan fisik dan tidak memerlukan

bisa terus optimistis berpikir positif dan

keterampilan

memelihara harapan. Kita punya modal

Berpegang pada definisi tersebut,

untuk terus jadi berkembang,” ucap

tidak mengherankan jika pada peringatan

Hanif dalam sambutannya.

Hari

khusus.

pemahaman

yang

Meluruskan

kurang

tepat,

sebenarnya kelompok buruh punya peran yang berpengaruh besar.

dalam

menggenjot

ekonomi

BERSATU MEMPERJUANGKAN HAK

Buruh

Internasional

2018

di

Dari paparan di atas, tampak bahwa

Indonesia cukup banyak partisipan yang

buruh

buruh adalah sebuah konsep dan juga

berasal dari golongan non blue-collar

adalah orang yang bekerja untuk orang

entitas kehidupan yang luas, kompleks,

worker, seperti pekerja media, perawat

lain dengan mendapat upah. Pengertian

dan

untuk

dan bidan, karyawan perusahaan Badan

ini kemudian didefinisikan secara legal

dieksplorasi. Buruh jadi kelompok yang

Usaha Milik Negara (BUMN), hingga

dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun

vital untuk mempertahankan ekonomi

tenaga pendidik.

2013 tentang Ketenagakerjaan. Tertera

nasional yang setiap tahunnya terus

bahwa “pekerja/buruh adalah setiap orang

bertumbuh.

yang bekerja dengan menerima upah atau

Sembari

Diartikan

secara

harfiah,

imbalan dalam bentuk lain.”

memiliki

banyak

ruang

Berdasarkan memang

meluruskan

Ultimagz,

pantuan

lapisan

buruh

dan

pekerja

miskonsepsi

yang datang saat peringatan May Day

yang disebutkan sebelumnya, Presiden

lebih beragam dari tahun sebelumnya.

Sebagai negara agraris yang berpadu

Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia

Seluruh pekerja dari berbagai daerah

dengan kekuatan industri, tidak salah

(KSPI) Said Iqbal berpendapat istilah

tumpah ruah ke jalan dan bersatu padu

mengatakan

jasa

buruh dan karyawan sama saja, yakni

untuk

menggerakan

seseorang yang menggunakan tenaga

memperjuangkan hak mereka.

Dilansir

dari

dan kemampuannya untuk mendapatkan

Para

Desa,

upah maupun imbalan dalam bentuk lain.

outsourcing

terbesar roda

bahwa

buruh

ekonomi

Pembangunan

salah

adalah bangsa.

Metrotvnews.com,

satu

Menteri Daerah

Tertinggal,

Miskonsepsi

dan Transmigrasi Eko Putro Sandjono

merupakan

mengapresiasi kehadiran buruh yang

yang

dianggap berhasil mengantar Indonesia

pemerintah,

ke peringkat 16 ekonomi terbesar dunia. “Kami

berharap

buruh

menjadi

itu,

hasil

menurutnya,

menyuarakan pekerja

tuntutan

kasar

menuntut

Peraturan Presiden

dan

dan tenaga

penghapusan

Nomor 20 Tahun

pengkotak-kotakan

2018 tentang Tenaga Kerja Asing yang

oleh

masyarakat,

dinilai akan merugikan dan mengambil

media

massa.

Hal

lahan pekerjaan mereka. Mereka yang

ini dianggap berhasil memecah-belah

tergabung sebagai tenaga honorer di

kekuatan

sektor pemerintahan menuntut untuk

dibentuk dan

buruh

dan

pekerja

untuk

motor pemersatu bangsa dan melawan

memperjuangkan hak mereka. Kondisi

segera

perbedaan. Buruh menjadi motor yang

ini selalu dibangun oleh pihak-pihak

Aparatur Sipil Negara setelah dirasa

membuat kita bisa berjuang menjadikan

yang memiliki kepentingan dan tidak

mengabdi cukup lama. Adapun, pekerja

Indonesia kekuatan ekonomi keempat

menghendaki

media dan industri kreatif menuntut

pada saat HUT ke-100,” pungkas Eko

kekuatan buruh di Indonesia.

saat menghadiri Perayaan Hut ke-44 Konfederasi

8

Senada

Pekerja

gelombang

“Buruh dikonotasikan sebagai tenaga

Seluruh

kasar dan rendahan itu hanyalah cap

Indonesia (KSPSI), Sabtu (25/02/17) silam.

yang diberikan oleh masyarakat, tapi

U LT I M A G Z

Serikat

bangkitnya

diangkat

perlindungan

statusnya

dari

risiko

sebagai

pekerjaan,

kondusifitas lingkungan kerja, hingga jaminan kesehatan dan kesejahteraan. Mewakili

serikat

buruh

yang

ia


COVER STORY

pimpin, ia berpendapat bahwa kondisi

tentang Pengupahan, lihat sistem rekrut

sebagai

buruh secara umum masih sangat jauh

tenaga pemagangan, lihat bagaimana

bentuk perjuangan memenuhi hak-hak

dari yang diharapkan. Dari pengamatan

pemerintah menganakemaskan tenaga

buruh dan melawan tindakan sewenang-

Iqbal, kesejahteraan buruh merupakan

kerja asing agar mudah untuk bekerja di

wenang yang dilakukan oleh otoritas.

aspek yang masih harus diperjuangkan

Indonesia,” pungkas Iqbal.

bersama-sama. “Masih

buruh

yang

diupah

memang

tampak

dari

Buruh

Sedunia

sebagai

Di Indonesia, peringatan Hari Buruh

Bukan tanpa dasar, pendapat Iqbal

ada

Hari

repetitifnya

juga

memiliki

sejarahnya.

catatan

Pada

awal

kelam

dalam

pemerintahan

dengan sangat rendah, jaminan sosial

tuntutan buruh secara umum setiap

Presiden Soeharto, May Day dilarang

untuk buruh masih jauh dari harapan,

demonstrasi Hari Buruh Sedunia 1 Mei.

untuk diperingati dengan alasan identik

angka kecelakaan kerja akibat masih

Dalam empat tahun terakhir, terlihat

dengan paham komunisme yang menjadi

belum

bahwa tuntutan buruh berkutat di seputar

antitesis

terselenggaranya

(Keselamatan

dan

program

Kesehatan

K3

Kerja)

penghapusan

magang,

outsourcing,

pemerintahan

Orde

Baru.

Langkah awal pertama yang dilakukan

masih sangat tinggi. Disamping itu,

jaminan kesehatan, dan satu poin yang

oleh

pekerja/buruh masih dihantui sistem

sering menjadi polemik di media massa,

dengan mengganti nama Kementerian

kerja outsourcing, kontrak maupun sistem

pengupahan.

Perburuhan

pemagangan,” paparnya.

pemerintahan pada

Kabinet

SOROTI SIKAP TUTUP MATA PEMERINTAH

BURUH

8 Mei 1993 menjadi titik puncak

Dikenal kritis terhadap pemerintah,

Peringatan Hari Buruh bermula pada 1 Mei 1886 ketika 400.000 pekerja blue collar

bernama

Marsinah

di

bernyawa

setelah

Ultimagz

ketenagakerjaan.

Dwikora

kezaliman rezim Orde Baru terhadap

Iqbal juga menggunakan kesempatannya pemerintah

adalah

menjadi Departemen Tenaga Kerja. JEJAK HITAM SEJARAH PERINGATAN HARI

bersama

Soeharto

untuk

mengkritisi

Amerika

Serikat

memperjuangkan

kaum

buruh.

Seorang

buruh

pabrik

ditemukan melakukan

tak

protes

dalam

konteks

pengurangan durasi jam kerja dari 16

terhadap intimidasi yang dilakukan oleh

Iqbal

menganggap

jam per hari menjadi 8 jam per hari

aparat terhadap kaum buruh. Marsinah

hampir sudah tidak ada pihak yang

saja. Setelah demo berjalan selama dua

dianggap sebagai pahlawan bagi para

peduli dengan nasib para buruh, apalagi

hari, pemerintah khawatir pekonomian

buruh dan menjadi tolak ukur payung

konsen untuk memperbaiki taraf hidup

Amerika Serikat akan menjadi lesu akibat

hukum bagi para buruh yang harus

mereka. Pemerintah yang seharusnya

kurang

produktifnya

dilindungi hak-haknya.

hadir

Aparat

akhirnya

sebagai

kesejahteraan

untuk buruh

memajukan

dianggap

tidak

sektor

industri.

dikerahkan

untuk

Buruh Indonesia baru bisa menikmati

membubarkan demo tersebut, namun

kebebasannya

terlalu memperhatikan beragam masalah

dengan

berserikat saat rezim Orde Baru tumbang.

dan ancaman.

sehingga

“Coba lihat pemerintah saat ini, tidak

ada

sedikitpun

perbaikan ataupun

terhadap buruh.

sebaliknya.

perhatian kondisi

Yang

Semua

dan

pekerja

ada

peraturan

dan

tindakan

menciptakan

represif

konflik

dan

Satu

tahun

setelah

Reformasi,

dan para

akhirnya menjadi kerusuhan yang masif.

buruh di Indonesia mulai merayakan

Sekitar delapan pimpinan buruh tewas

Hari Buruh Sedunia, tepatnya 1 Mei 1999

dan ratusan lainnya luka-luka.

yang dianggap sebagai selebrasi May Day

malah dan

cara

berpendapat

Konflik itu dikenang sebagai peristiwa The

Haymarket Men’s

Martyr.

perundangan hanya memberikan karpet

Working

merah kepada investor dan pengusaha.

Konferensi

Association

Lihat Peraturan Pemerintah nomor 78

Paris tahun 1889 menetapkan hari itu

Sosialis

pertama di Indonesia.

International dalam

Internasional

di E D I T E D B Y G I L A N G FA J A R S E P T I A N

U LT I M A G Z

9


10

U LT I M A G Z


INFO INDONESIA

M

BEKERJA untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, dewasa ini pekerjaan yang diciptakan mulai bervariasi. Seiring dengan berkembangnya teknologi, tugas dari pekerjaan-pekerjaan tersebut juga mengalami perubahan, termasuk pekerjaan di bidang media. Kaprahnya, media adalah sebuah industri yang luas dan sudah berumur sangat panjang. Namun, dapur pekerja di dalamnya memiliki kisah tersendiri. Dari keluhan jam kerja yang super fleksibel hingga pudarnya independensi wartawan. Pekerja media menjadi salah satu cerminan utama dari perusahaan media itu sendiri. Tak pandang bulu, dari media di daerah-daerah hingga media arus utama sekalipun. Seratnya birokrasi seringkali menjadi tontonan yang lumrah di kalangan sesama pekerja media. Olehnya, aktivitas yang berulang dan perlunya dukungan dari pemerintah, maka secara gamblang seluruh pekerja, baik dari media, honorer, hingga pabrik— diperbolehkan membuat serikat atau persatuan antar sesamanya, yakni serikat pekerja. Pembentukan serikat tersebut telah diatur resmi oleh Undang-undang Republik Indonesia No. 21 Tahun 2000 Tentang Serikat Pekerja atau Serikat Buruh yang berpenggal demikian: “Serikat pekerja/serikat buruh adalah organisasi yang dibentuk dari, oleh, dan untuk pekerja/buruh baik di ANUSIA

perusahaan maupun di luar perusahaan, yang bersifat bebas, terbuka, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab guna memperjuangkan, membela serta melindungi hak dan kepentingan pekerja/ buruh serta meningkatkan kesejahteraan pekerja/buruh dan keluarganya.” Dengan peraturan yang dibuat sedemikian rupa, maka para pekerja media pun turut dapat membuat serikat. Pun, dengan dalil dibuat untuk kesejahteraan bersama sesama pekerja media. BERMACAM RISIKO INTAI PEKERJA MEDIA Serikat Pekerja Media dan Industri Kreatif untuk Demokrasi (SINDIKASI) menjadi salah satu wadah pekerja industri media dan kreatif dalam menghadapi kerentanan di era ekonomi digital. Dari kompilasi permasalahan pekerja/buruh tahun ini, SINDIKASI memberikan gagas fokus utama pada isu peralihan teknologi yang dinilai mengakibatkan banyak pekerja yang kehilangan pekerjaan, namun di sisi lain menciptakan lapangan pekerjaan baru. Konvergensi media yang saat ini mulai bergerak tidak dapat dihentikan. Perkembangan zaman jadi alasan utama. Teknologi pun ikut mengalami kemajuan, ditambah pula dengan tuntutan-tuntutan untuk pekerja media yang harus bekerja cepat dengan hasil kerja yang signifikan baik. Hal lain yang menjadi perhatian SINDIKASI di tahun ini adalah fokus

pemerintah dalam membuat aturan ketenagakerjaan terkait ekonomi digital yang kurang melibatkan para pekerjanya. Pekerja tidak diikutsertakan dalam pembuatan peraturan tenaga kerja di sektor ekonomi digital, padahal pada prakteknya para pekerjalah yang menjalankan. Berbicara mengenai hal lain, penemuan juga datang dari permasalahan mengenai Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) sebagai aspek yang harus dipenuhi dalam menjamin pekerjaan sehari-hari. “Di sektor media dan kreatif ada kekhususan, yakni masalah kesehatan jiwa. Banyak pekerja di industri media dan kreatif yang harus bergelut dengan kesehatan jiwa mereka,” ujar Sekretaris Jenderal SINDIKASI Ikhsan Raharjo kepada Ultimagz. “Kami mau memperjuangan supaya negara mengakui kesehatan jiwa menjadi bagian dari penyakit akibat kerja, karena yang selama ini diakui sifatnya masih fisik.” Kesehatan jiwa sebetulnya adalah tonggak utama jalannya laksana para pekerja. Dengan sehat secara mental, maka pekerja pun dapat menjalankan tugasnya dengan baik sesuai deskripsi tuntutan pekerjaannya. Menurut Ikhsan, International Labour Organization (ILO) mengakui kesehatan jiwa sebagai bagian dari K3. Sebelum digitalisasi, wartawan berhenti bekerja saat mesin siap mencetak koran, dengan adanya digitalisasi wartawan bisa bekerja

U LT I M A G Z

11


INFO INDONESIA

Potret pekerja media yang seringkali harus berdarah-darah untuk memenuhi tuntutan korporat

di mana saja dan kapan saja. Perubahan ekosistem tersebut berpengaruh pada sistem kerja yang menjadi lebih fleksibel, tidak bisa diprediksi. Di mana hal tersebut mengakibatkan timbulnya overwork dari para pekerja media perihal durasi yang berkepanjangan. “Kondisi tersebut ditambah dengan peristiwa traumatis seperti bencana alam dan pembunuhan memberi potensi besar para pekerja media mengalami gangguan pada kesehatan jiwa mereka,” pungkas pria yang pernah menjadi wartawan Al Jazeera itu. Kejadian ini pun bukan seolah

12

U LT I M A G Z

rekayasa belaka, tetapi sudah terjadi pada salah satu wartawan media arus utama yang terpaksa rela dipecat karena mengalami masalah kesehatan jiwa akibat meliput sebuah peristiwa bencana alam, hingga pembunuhan. Si wartawan bahkan diancam akan dibunuh karena tulisannya. Sejalan dengan tuntutan, sama cerita dengan soal upah. Gaji yang diberikan pun terbilang masih rendah, apabila diukur dengan jam kerja dan risiko yang harus dihadapi setiap harinya oleh para pekerja media. Setiap pekerjaan pasti memiliki resiko dan setiap kedudukan atau

jabatan juga pasti memiliki andil di setiap langkahnya. Alangkah baik apabila institusi pendidikan juga memberikan doktrin sikap kritis pada mahasiswanya perihal nanti saat terjun bekerja praktek di lapangan dengan tidak membawa sikap apatis. “Institusi Pendidikan harus bertanggungjawab pada hal ini, misalnya pandangan kalau jadi wartawan harus siap mendapat upah rendah atau kalau belum tifus belum jadi wartawan,” jelas Ikhsan. Pengertian harus diberikan guna menghindari eksploitasi tenaga kerja di perusahaan-perusahaan akibat anggapan bahwa hal tersebut lumrah terjadi atau telah menjadi sebuah tradisi yang datang dari sisi konservatif sang pemilik. “Hal tersebut menjadi kondisi yang salah untuk para mahasiswa saat (bekerja) media yang melakukan eksploitasi karena menganggap hal tersebut tidak salah dan sudah menjadi tradisi,” tambahnya. Eksploitasi bukan hal yang baik dan tidak akan pernah menjadi baik. Sadar tidak sadar, nantinya di lapangan pun akan pula terasa bagaimana pemerasan tenaga yang dilakukan, terjadi hanya demi pencapaian keuntungan atau aktivasi perusahaan semata. Sikap konservatif perusahaan memang terbilang sulit untuk diperbaiki atau diubah, karena kemungkinan akan berefek cukup besar. Semua kembali kepada bagaimana cara pandang para pekerja tersebut yang harus menyikapi dan melakukan sebuah gertakan baru


INFO INDONESIA

untuk perubahan, ini berlaku untuk seluruh pekerja di sektor mana pun. KEPENTINGAN PERUSAHAAN HAMBAT INDEPENDENSI JURNALIS Berbicara mengenai independensi, tercermin pola kerja jurnalis dan media terkait. Hal ini juga menjadi tembakan masalah yang terus-menerus terjadi. Salah satunya perihal perjanjian dapur perusahaan dengan kelompok atau penyuntik dana terkait. Independensi saat ini sudah relatif sulit ditemukan dalam nurani para jurnalis, menilai tuntutan dan tekanan yang begitu besar dari pihak atasan. Perjanjian dapur pun tidak lagi bisa disentuh oleh pemegang profesi jurnalis. “Saham bisa digoreng,” buka wartawan media ekonomi Kontan Ghina Ghaliya saat menjadi salah satu pembicara di diskusi panel Festival Pekerja bertajuk ‘Idealisme dan Realitas Pekerja Media’. Dirinya diminta merekomendasikan saham PT. BUMI Resources untuk dimuat ke dalam tulisan berita yang naik secara online. “Biasanya disuruh nulis berita saham yang fundamentalnya bagus, tapi tiba-tiba disuruh kantor untuk buat berita mengenai saham BUMI direkomendasikan. Yang kita tahu, BUMI itu banyak utang, dan lain-lain,” tuturnya. Pada akhirnya, Ghina pun berakal menulis tanpa memoles pemberitaan saham BUMI. Para pembaca setidaknya memahami saham BUMI tidak cocok

dibeli untuk jangka panjang, tetapi dikhususkan untuk jangka pendek. Kegiatan semacam ini mengusik independensi jurnalis di media bersangkutan. Pun, contoh masalah tersebut, mewakili banyak kasus lainnya, di mana kondisi media saat ini telah teracuni oleh pengusik independensi jurnalis. Di antaranya adalah kelompokkelompok penyuntik dana, pemasang iklan beranggar, hingga pemilik media yang menjabat sebagai petinggi partai politik. Kendati demikian, besar harapan untuk para jurnalis agar dapat bebas tidak terikat dengan kepentingankepentingan atasan yang di luar dari kepentingan khalayak. Sebab, jurnalis adalah kunci dan jembatan bagi seluruh lapisan masyarakat, yang berupaya menyampaikan informasi tanpa adanya keberpihakan.

EDITED BY CHRISTIAN KARNANDA YANG

U LT I M A G Z

13


INFO KAMPUS

BERSUA DENGAN PARA BURUH KAMPUS Written By Anindya Wahyu P & Hilel Hodwaya Photo by Billy Dewanda & Sania Zelikha

14

U LT I M A G Z


INFO KAMPUS

D

alam

kehidupan

individu,

pekerjaan

seorang

KESELARASAN

menjadi

KEINGINAN

salah satu hal yang penting untuk

KERJA

DENGAN

November 2015 lalu, ketika ia baru lulus dan menjadi seorang fresh graduate. Lowongan

Menikmati pekerjaan bisa dilakukan

pekerjaan sebagai staf IT ia dapatkan melalui situs lowongan kerja jobstreet.id.

Pengabdian

apabila sang pekerja merasa nyaman dengan

kerja selayaknya dibalas oleh upah yang

lingkungan pekerjaannya. Di antara tugas-

Sebelum menjadi karyawan tetap, ia

impas

dengan

stabilitas.

BEBAN

tugas yang wajib dijalankan, kesesuaian

menjalani masa kontrak terlebih dahulu

Buruh memang bukan satu kata yang

beban

pekerjaan

selama satu tahun. “Kalau di sini untuk

sering digunakan dalam mendeskripsikan

kenyamanan

ini

jejang staf itu kontrak satu tahun. Staf

seorang pekerja, namun pada kenyatannya

diungkapkan oleh salah seorang Staf IT Help

satu tahun kalau seumpama sudah cukup

mereka yang melakukan pekerjaan untuk

Desk & Support Officer Bernadus Dwi Yulianto.

atau sudah memenuhi kriteria, nanti bisa

mendapat imbalan disebut buruh. Buruh

“Sesuai dengan pekerjaan yang saya mau

dapat ditemukan dimana saja, baik di rumah

di IT. Hobi lah, senang sama kerjaannya,

Selain kesesuaian minat, Bernadus juga

tangga,

Jadi mau dilanjutkan,� tuturnya dalam

merasa nyaman dengan sistem kerja yang

wawancara di ruang kerjanya, Gedung B

ia jalani. Dengan waktu kerja kurang lebih

Lantai Lima.

delapan jam dan waktu istirahat satu jam,

perkantoran,

pekerjaannya.

maupun

instansi

pendidikan. Sebagai institusi pendidikan formal,

dengan saat

minat

menciptakan

bekerja.

Hal

diangkat menjadi tetap.�

Universitas

Lelaki yang akrab disapa Dwi ini telah

ia merasa telah mendapatkan shift yang

Multimedia Nusantara (UMN) adalah hasil

memulai masa kerjanya di UMN sejak

normal dan tepat dengan jam kerja pada

gerak dari

roda

operasional

keberadaan

buruh.

Buruh-buruh

tersebut antara lain; petugas keamanan, cleaning service, jajaran staf,bahkan tenaga pendidik seperti dosen. Ultimagz

berkesempatan

bertemu

dengan para buruh UMN ini dan mengamati aktivitas

kesehariannya

di

kampus.

Kontras dengan situasi buruh yang ramai diperdebatkan publik, para buruh di kampus menjalani pekerjaan yang relatif tanpa hambatan dan diskriminasi. Lingkungan kerja yang nyaman dan hak yang didapatkan sebagai buruh menjadi salah satu faktor alasan mereka untuk menetap. Pemenuhan hak yang sesuai menjadi selaras dengan kewajiban yang mereka jalankan. Bernadus Dwi Yulianto bekerja sebagai staf IT di Universitas Multimedia Nusantara (UMN)

U LT I M A G Z

15


INFO KAMPUS

umumnya.

UMN

situasi

yang

berbeda

“Kalau di sini baik-baik aja, sih. Paling

dengan tempat kerja lain pada umumnya,

ada beberapa yang enggak patuh peraturan

khususnya perihal jam kerj. Tidak gedung-

kayak enggak pakai KTM, sepatu. Nanti

gedung perkantoran, aktivitas di kampus

enggak bakal kita layani kalau begitu

berlangsung lebih lama dan panjang.

sebenarnya,” jelas Bernadus.

Salah

satu

petugas

cleaning

service

Tak hanya Bernadus, petugas kasir Libro

Ahmad Ridho, baru memulai masa kerjanya

Kantin Gedung C UMN Aii mengaku nyaman

selama satu bulan. Ia menyoroti perbedaan

selama lima tahun mengabdi sebagai kasir

dalam situasi kerja di kampus UMN dengan

di kantin UMN. Dibawahi PT Telequote Multi

tempat kerja sebelumnya. Ketika bekerja di

Informatika, Libro memberlakukan sistem

salah satu kantor di Jakarta, ia tidak harus

kontrak untuk para pekerjanya. Kontrak

menunggu karyawan lain selesai bekerja

kerja

hingga larut malam.

termasuk

pendek,

yakni

hanya

“Di sini agak capek sih, soalnya ramai

setahun. “Saya sudah senang kerja di sini. Soalnya

juga. Kalau di sana (tempat kerjanya dulu)

saya kerja di sini bukan cari gaji. Sudah

perkantoran, jam enam sudah pada beres

nyaman, sudah senang kerja di sini, sudah

semua. Kalau di sini, sampai jam tujuh

tahu kerjaannya, sudah tahu lingkungan

atau delapan mahasiswa masih belum pada

kerjanya seperti apa. Jadi kerjaan di sini tuh sudah kayak lingkungan main saja,”

Aii bekerja sebagai kasir Libro di kantin Universitas Multimedia Nusantara (UMN)

papar Aii saat ditanya soal alasannya tetap memperpanjang masa kontrak kerja. Sebagai kasir, Aii bekerja selama lima hari dalam seminggu dari Senin sampai Jumat, mulai pukul tujuh pagi hingga lima sore. Jam kerja yang dijalaninya berbeda dengan pekerja kantin paruh waktu yang dibagi menjadi dua shift, yakni pukul tujuh pagi sampai tiga sore dan pukul sembilan pagi sampai lima sore. Meski terbilang

16

memiliki

mendapat padat,

U LT I M A G Z

Aii

jam

kerja

yang

mengaku

tidak

pulang,” ujar Ridho. Meski

begitu,

beban

pekerjaan

di

malam hari tidak harus selalu ditanggung keberatan. Menurutnya, pembagian shift kerja justru akan menjadikan jam kerja tidak efisien karena bisa menyulitkan rekap hasil penjualan hari itu. “Kalau kayak begini kan sudah cukup karyawannya, jadi lebih baik memang tidak di-shift saja. Seperti ini saja kerjanya,” ungkapnya. BEDA LINGKUNGAN KERJA, BEDA IMPRESI Sebagai sebuah universitas, kampus

oleh cleaning service yang bekerja pada shift malam. Ruangan yang digunakan hingga larut malam akan dialihkan pada petugas kebersihan yang berjaga pada shift pagi hari berikutnya. Biasanya, sebelum menyudahi tugas shift malamnya, akan ada catatan yang ditinggalkan oleh petugas shift malam kepada petugas shift pagi terkait ruanganruangan yang belum selesai dibersihkan. Ridho sendiri bekerja di UMN melalui perusahaan outsourcing PT Langgeng Era


INFO KAMPUS

perlakuan

tidak

menyenangkan

dalam

interaksinya dengan mahasiswa. Menurutnya, sikap mahasiswa UMN cukup beragam. Ada banyak mahasiswa yang bersikap ramah dan peduli untuk menjaga kebersihan kantin, namun tak sedikit pula yang masih abai. Misalnya, dengan tidak merapikan bekas makan atau minumnya ke tempat yang sudah disediakan. “Ada juga yang buang sampah di depan kasir sembarangan.” Disadari atau tidak, kontribusi jajaran buruh kampus dari berbagai bidang profesi Ahmad Ridho bekerja sebagai Cleaning Service di Universitas Multimedia Nusantara (UMN)

tersebut memegang peranan yang juga penting dalam keberlangsungan kegiatan

Cemerlang. Meski baru sebulan bekerja di

teman mahasiswa dari segi kesopanan,”

belajar

UMN, Ridho mengaku bukan hanya rasa

katanya.

dari mereka akan banyak kemudahan-

lelah yang didapat, tetapi juga perasaan

Di sisi lain, Sutoro juga mengeluhkan

nyaman atas budaya santun di lingkungan

segelintir

kampus UMN.

menaati

peraturan.

berhenti

atau

mahasiswa

yang

belum

Tanpa

dukungan

kemudahan yang tidak dapat dinikmati

bisa

oleh penghuni UMN, khususnya mahasiswa

dengan

yang mendominasi populasi tersebut. Maka

kendaraannya

dari itu, sudah selayaknya seluruh civitas

Kalau disapa selalu menyapa balik,” ucap

terlalu lama di Lobi B. Ia menceritakan

academica untuk mendukung keberadaan

Ridho mengapresiasi.

“Mahasiswa dan staf pada baik, sih.

Misalnya,

mengajar.

memarkir

pengalaman salah satu anggotanya yang

mereka

Pendapat lain soal budaya kesopanan

sempat mendapat tanggapan kurang baik,

ketertiban, dan sikap saling menghargai

warga UMN juga diungkapkan oleh Kepala

saat menegur salah satu mahasiswa yang

satu sama lain.

Petugas Keamanan Sutoro. Juga merupakan

berhenti terlalu lama di lobi.

pekerja outsourcing, Sutoro sudah memiliki

“Padahal

sudah

cukup

sopan

menyampaikannya, terlebih dahulu juga

bertugas di UMN, Sutoro pernah bekerja di

kita sampaikan kata maaf, tapi malah

perguruan tinggi lain. Sutoro menilai sikap

penerimaannya

mahasiswa UMN sudah relatif baik.

mengungkapkan

“Saya apresiasi kalau untuk teman-

baik,”

menunjukkan

empati,

kami

pengalaman kerja di universitas. Sebelum

kurang

dengan

Sutoro

EDITED BY RIDI F KHAN

kekecewaannya.Senada

dengan Sutoro, Aii juga sempat mengalami

U LT I M A G Z

17


OPINI INTERNAL

PEKERJA (BURUH) INTELEKTUAL Written by Rachel Rinesya Photo By Evan Andraws & Elvira Lisa

J

IKA mendengar sebutan ‘buruh’, persepsi yang timbul

tidak ada kan?” Pope memberikan sebuah contoh. Ia juga

adalah mereka yang bekerja sebagai petani, pekerja pabrik,

mengatakan bahwa orang-orang yang sudah berada dalam

dan pekerja di sektor industri lainnya. Padahal, selama ia

kategori white collar, biasanya tidak ingin diasosiasikan sebagai

bekerja dan digaji oleh sebuah perusahaan, ia adalah seorang

buruh, melainkan sebagai pekerja.

buruh. Demikian pula dengan dosen. Ada beberapa faktor yang

Baginya, perbedaan asosiasi makna antara buruh dan pekerja

membedakan sebutan buruh bagi beberapa profesi di sektor-

di tanah air disebabkan oleh eufemisme. Eufemisme sendiri

sektor tertentu.

adalah salah satu jenis majas tentang penggunaan bahasa atau

“Buruh itu dianggap orang itu kasar, padahal buruh itu karyawan,” buka salah satu dosen mata kuliah Jurnalistik Radio

kata yang lebih halus untuk mengganti ungkapan yang dirasa kasar, dianggap merugikan, atau tidak menyenangkan.

Universitas Multimedia Nusantara (UMN) Pius Pope. Ia membenarkan bahwa memang persepsi ‘buruh’ saat ini

Di usia yang lebih dari tiga per empat abad, Pope menjadi

kata ‘karyawan’ adalah cara halus untuk memanggil pekerja

contoh pekerja di bidang edukasi yang masih berkarya di masa

yang tidak berada dalam sirkum industri yang dianggap kasar

pensiun. Baginya, selama masih mampu dan ada tempat untuk

tersebut. Meskipun pada dasarnya, mereka juga buruh.

bekerja, tidak menjadi masalah. “Oke aja, tergantung siapa yang

Untuk yang

memperjelas,

umumnya

Pope

digunakan

memaparkan negara-negara

dua Barat

kategori

mau terima,” kata Pope.

untuk

Terkait dengan hal itu, keadaan di indonesia saat ini adalah

mengklasifikasikan perbedaan antara buruh dan karyawan.

banyak pensiunan yang masih ingin mengabdikan diri, namun

Memang, sebutan buruh lebih ditujukan kepada pekerja yang

terkendala dengan minimnya lapangan kerja bagi mereka. “Ya

menggunakan kekuatan fisik mereka.

masalahnya satu, tidak ada lowongan kerja,” sesal Pope.

“Di barat saja dibedakan, ada white collar dan blue collar,”

Meskipun demikian, ia juga tidak menampik bahwa tidak

jelasnya. White collar, merupakan pekerja yang aktivitas fisiknya

kalah banyak juga pensiunan, bahkan yang belum masuk usia

cukup ringan. Tidak banyak mengeluarkan keringat dan lebih

pensiun, tetapi malas. “Jangan lupa ada faktor malas. Kalau lihat

bersifat intelektual. Berdasarkan istilah tersebut, para pekerja

orang muda cuma nongkrong-nongkrong itu malas, padahal

bisa memakai dan mempertahankan kerah bajunya yang bersih

kalau dia mau berusaha, bisa,” tambahnya.

dan putih.

18 22

PENSIUN DAN TETAP BEKERJA

merujuk pada pekerjaan yang dianggap kasar. Penggunaan

Dalam dunia akademisi sendiri, ada dosen tetap aktif dan ada

Sedangkan blue collar merupakan kategori para pekerja yang

juga yang berada dalam usia pensiun. “Orang yang jadi dosen

banyak melakukan aktivitas fisik, Hal ini menimbulkan bercak

kebanyakan yang sudah bekerja di pegawai negeri dan bahkan

di kerah bajunya. Kata bahasa inggris yang mewakili istilah ini

perusahaan swasta yang sudah terbatas (umurnya sudah Banyak

adalah worker, yang menjual tenaga fisiknya.“Pekerja di jalan,

pensiunan yang memilih menjadi dosen karena ilmu yang

pekerja di kebun, dan lain-lain. Coba, sebutan karyawan jalan,

mereka punya bisa dan akan dipakai terus hingga mencapai

U LT I M A G Z


Pius Pope, dosen radio jurnalistik UMN

keadaan emeritus. Selain itu, pekerjaan sebagai seorang dosen

Umumnya,

keluarga

menjadi

guru

yang

mengajarkan

dipilih oleh para pensiunan karena menjaga otak untuk bekerja

tindak-tanduk anak yang baik dan etis. Namun, jika seorang

secara konstan, dengan membagikan ilmu dan pengetahuan

individu bertumbuh di lingkungan yang baik tetapi punya sikap

mereka. Bagi Pope, membagikan ilmu itu tidak terbatas. Dilihat

yang buruk, hal tersebut kembali ke mentalnya. Ia melihat di

dari keuntungan pun, pekerjaan yang dikategorikan sebagai

lingkungan UMN bahwa mahasiswa beruntung bisa belajar

white collar ini menjamin kesehatan mental.

di tempat yang bagus dengan fasilitas memadai. Meskipun

Namun, satu hal yang perlu diperhatikan adalah cara

demikian, muncul masalah seperti sikap individualistis dengan

mengajar dosen-dosen yang sudah masuk ke dalam usia

kurangnya respek terhadap dosen ataupun karyawan lainnya.

pensiun.

diri

“Jangan karena sudah semua ada, Anda menganggap remeh.

dengan mahasiswa-mahasiswa yang berbeda generasi menjadi

Relevansi

dan

kemampuan

menyesuaikan

Nanti anda akan kalah dengan orang yang gedungnya butut,”

tantangan. “Dia memang pintar, otaknya pintar tapi belum

tegasnya.

tentu saat dia menjadi dosen, ia bisa mengajari anak didiknya. Apalagi mahasiswa baru,” demikian ia menjelaskan.

UMN, Pope selalu menanamkan motivasi bagi mahasiswa-

Pope bercerita, dulu ada metode pengajaran bernama Dikdaktik.

Diadaptasi

dari

bahasa

Yunani,

metode

Mengajar di universitas lain yang tidak punya sarana sebagus mahasiswanya untuk menunjukkan prestasi yang lebih bagus

ini

daripada gedung tempat mereka mengemban ilmu. “Kalau Anda

memberikan panduan tentang metode belajar mengajar yang

susah, tunjukkan kalau anda bisa hebat.” Bukan hanya dari

efektif. Dikdaktik diajarkan secara khusus dan dikuasai.

mahasiswa, pihak kampus sebagai institusi pendidikan juga

Dengan metode-metode pengajaran seperti ini, seseorang yang

harus mencari tenaga pengajar yang kompeten. Keseriusan dan

memiliki tingkat pengetahuan yang standar, bisa membagikan

kejelian diperlukan untuk memilih orang-orang yang benar-

ilmunya dengan efektif dengan metode yang tepat.

benar memiliki dedikasi dan keinginan kuat untuk mengajar. Pemilihan pengajar yang tepat dapat menjadi solusi untuk

HARAP MAHASISWA HARGAI PEKERJA

menangkal sikap buruk mahasiswa. Dosen mesti lebih berhati-

Sikap yang ditunjukkan oleh seseorang, mencerminkan

hati dalam bersikap dan tampil sebagai pengajar. Menjadi

didikan yang ia tempuh selama ia bertumbuh. Didikan keluarga

panutan bagi mahasiswanya merupakan salah satu kewajiban

menjadi hal yang penting. Bila tampak, sikap diskriminatif dan

utama. Jangan sampai dipandang sebelah mata dan disalahkan

tidak menghargai yang dilakukan oleh mahasiswa terhadap

dengan mahasiswa yang berkata, ‘dosennya saja seperti itu’.

pekerja di kampusnya menjadi gambaran dari hasil didikan paling dasarnya. “Orang Indonesia banyak yang kaya mendadak, anaknya

EDITED BY CHRISTIAN KARNANDA YANG

dimanjain, orang tuanya mau menikmati dan tidak mau mengurus anaknya,” Pope memberikan contoh.

U LT I M A G Z

3 12 9


OPINI EKSTERNAL

PEKERJAAN RUMAH EKOSISTEM KERJA MEDIA Written by Geofanni Nerissa A. & Theresia Amadea Photo By Nico Nathanael

20 24

U LT I M A G Z


OPINI EKSTERNAL

Abdul Manan, Ketua Umum Aliansi Jurnalis Indonesia

P

ERASAN intelektualitas para buruh

dilindungi oleh pemerintah. Menengok ke

memilih

media demi menyajikan informasi

belakang, di era Orde Baru, hak tersebut

langsung pada pemerintah.

berkualitas

dikebiri

bagi

masyarakat

karena

rezim

saat

itu

hanya

untuk

Masalah

lain

yang

seringkali

mengakui satu organisasi buruh, yakni

dari

Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI)

terjadi pengabaian standar hidup layak

lain. Padahal di lapangan, pemenuhan

yang awalnya bernama Federasi Buruh

pekerja media dengan nominal upah yang

hak para pekerja media yang proporsional

Seluruh Indonesia (FBSI). Dengan hanya

sangat minim. Kehadiran serikat pekerja

banyak luput dari perhatian pemerintah

diakuinya satu organisasi buruh, mereka

merupakan wujud instrumen yang disiapkan

bahkan perusahaan media itu sendiri.

yang

perundang-undangan untuk menyelesaikan

Independen

(AJI)

ada

di

dalamnya-termasuk

para

pekerja media jadi mudah dikendalikan.

telah ada Undang-Undang (UU) Nomor 21

sektor media. FORUM PEKERJA MEDIA MENUTUT

tuntutan

Buruh yang di dalamnya berbunyi: “Bahwa

wartawan,

serikat

dasarnya

buruh

merupakan

Selain itu, dengan adanya serikat pekerja

Bicara soal efektivitas penyampaian

Tahun 2000 Tentang Serikat Pekerja/Serikat pekerja/serikat

Seringkali

sengketa ketenagakerjaan ini, termasuk di

menjadi salah satu serikat pekerja media di Indonesia yang memperjuangkannya. Pun,

upah.

luput

dibandingkan buruh atau pekerja di bidang

Jurnalis

adalah

aspirasi

relatif kurang begitu disorot, terlebih bila

Aliansi

sorotan

menyuarakan

dan

perjuangan

serikat

pekerja

ketika harus berhadapan dengan perusahaan

media

dalam

rangka

memperjuangkan

hak

bersama. Jikalau berjuang sendiri-sendiri,

sarana untuk memperjuangkan, melindungi,

untuk menyuarakan aspirasi. Sebenarnya,

mereka rentan mendapatkan intimidasi

dan membela kepentingan dan kesejahteraan

media

dari atasan atau petinggi perusahaan. Kasus

pekerja/buruh mewujudkan

hubungan

tempat

mekanisme

pada

kolektif

beserta

hanyalah

media, mereka jadi memiliki kekuatan lebih

kepentingan

mereka

bernaung

bisa

keluarganya,

serta

menjadi sarana yang lebih ampuh untuk

terburuk

industrial

yang

memperjuangkan hak dan aspirasi mereka

Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).

harmonis, dinamis, dan berkeadilan.�

yang tidak diharapkan adalah

sendiri. Namun, rasanya mereka memiliki

Kehadiran serikat pekerja media yang

UU tersebut merupakan wujud dari

solidaritas untuk tidak memasukkan hal

solid bisa mencegah perusahaan melakukan

hak untuk berkumpul dan berserikat yang

tersebut dalam pemberitaannya. Mereka

PHK atau membubarkan serikat pekerja. U LT I M A G Z

25 1


OPINI EKSTERNAL

Hal inilah yang sedang AJI perjuangkan dan sosialisasikan, yakni agar para pekerja media mau dan berani berserikat. Dengan berserikat, peluang untuk memperjuangkan hak dan kepentingan pun menjadi lebih besar dengan risiko yang lebih kecil pula. Mengenai wartawan

masalah

saat

ini,

kesejahteraan

AJI

menganggap

kesejahteraan wartawan Indonesia masih jauh dari ekspektasi. Dalam kenyataannya, gaji wartawan tanah air masih kurang manusiawi karena secara umum masih berpatok

pada

Upah

Minum

Provinsi

(UMP) yang jumlahnya tidak tetap di setiap provinsi. Ada yang cukup besar, ada pula yang sangat kecil. Papan bertuliskan: ‘Jadi jurnalis itu berat, jangan mau digaji pas-pasan’ yang banyak digenggam oleh para pekerja media yang tergabung dalam aksi May Day tahun ini sudah menjelaskan isi hati dari para wartawan sendiri. Meski, ada beberapa perusahaan-perusahaan media besar yang mengganjar

wartawannya

dengan

upah

yang cukup dan layak. Perusahaan media massa berskala besar memang memberi upah cukup, namun tidak banyak media yang bisa dianggap besar di Indonesia. Terlebih bila dibandingkan dengan melimpahnya tenaga pekerja media yang tersedia. Ini membuat banyak pekerja yang mau tidak mau bekerja di bawah upah minimum. Permasalahan dengan Abdul Manan, Ketua Umum Aliansi Jurnalis Indonesia

22

U LT I M A G Z

upah

keterbatasan

semakin

rumit

modal

yang

mengakibatkan ketidaksiapan perusahaan


OPINI EKSTERNAL

media yang jumlahnya banyak ini untuk

rentetan aksi yang dilakukan setiap Hari

platform

menggaji

pantas.

Buruh juga dianggap sebagai upaya edukasi

newsroom sehingga dianggap lebih ekonomis

Masalah seperti ini bahkan tidak jarang

bagi para pekerja media. Besar harapannya

dengan bekerja bersama. Hal ini tentunya

terjadi di media-media besar.

bahwa aksi-aksi yang dilakukan berdampak

berdampak

signifikan

terlebih di Indonesia.

karyawannya

dengan

Lebih lanjut, wartawan dan kontributor

dengan

memberi

kesadaran

media

disatukan

terhadap

dalam

satu

ketenagakerjaan,

daerah malah mendapat bayaran yang tidak

bahwa ini bukan masalah yang perlu mereka

manusiawi. Banyak di antaranya yang harus

hadapi sendiri. Banyak pekerja media di luar

penggabungan

puas dengan bayaran Rp15.000-Rp20.000

sana juga mengalami hal serupa. Karenanya,

tindihnya cukup besar, bukan tidak mungkin

per berita yang dihasilkan. Bayaran tersebut

Hari Buruh harus dijadikan momentum

akan

rasanya tidak seimbang dengan keringat,

untuk

sementara)

curahan pemikiran, dan risiko peliputan

pekerja media yang memiliki rasa senasib

yang tidak bisa mengikuti ritme. Namun,

dalam setiap berita yang dibuat.

sepenanggungan.

tuntutan kepada pihak-pihak berpengaruh

menumbuhkan

solidaritas

antar

Beberapa posisi akan berkurang karena pekerjaan.

terjadi lay-off bagi

Jika

tumpang

(pemberhentian

karyawan-karyawan

Selain upah, hal lain yang juga penting

Tidak hanya fokus pada peningkatan

di sektor media itu sendiri menjadi salah

adalah jaminan sosial bagi para pekerja

kesejahteraan, Forum Pekerja Media juga

satu tantangan yang dihadapi. Seringkali

media. Pada tahun ini, Forum Pekerja

mengangkat beberapa isu yang signifikan.

pemerintah kurang berani untuk meregulasi

Media yang terdiri atas gabungan beberapa

Pers mahasiswa salah satunya. Beberapa

masalah

serikat pekerja media seperti AJI, Federasi

tahun ke belakang, sempat terjadi kasus-

lebih dalam.

Serikat Pekerja Media Independen (FSPMI),

kasus

dan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Pers

yang kurang tersorot di media massa.

regulasi baru dari pemerintah. Alih-alih

mengusung tuntutan pemenuhan jaminan

Pembungkaman

saat

membuat peraturan baru yang justru belum

sosial pekerja media.

mereka berani mengkritik kampus. Tidak

tentu terlaksana, mereka hanya berharap

sedikit dari mereka yang kemudian dilarang

agar para pemegang tongkat kekuasaan

terbit, atau dalam kata lain dibredel.

dapat

AJI sendiri mendapat banyak laporan mengenai kasus perusahaan yang tidak membayar iuran Jamsostek atau Badan Penyelenggara

Jaminan

Sosial

(BPJS)

pembungkaman

media

tersebut

kampus

datang

AJI

ketenagakerjaan sendiri

tidak

menegakkan

sektor

menuntut

media adanya

peraturan-peraturan

Pembatasan seperti ini ini dianggap AJI

yang sudah dibuat mengenai hak dan

sebagai langkah yang kurang bijaksana,

kewajiban mereka, salah satunya seperti

Ketenagakerjaan yang seyogyanya adalah

terlebih

yang tertera dalam UU Ketenagakerjaan.

salah satu hak dasar bagi para pekerja,

yang

terlepas dari bidang profesinya. Mereka

pendidikan yang menjamin mahasiswanya

Menjadi sebuah harapan besar agar

mendesak

bisa menerapkan ilmu dan teori yang

pihak-pihak yang berwenang lebih aktif

dipelajarinya.

menerapkan aturan dengan rutin melakukan

melakukan

agar

pihak

inspeksi

yang

untuk

berwenang memastikan

dengan

melibatkan

kampus

seharusnya

merupakan

lembaga

perusahaan sudah memberi jaminan sosial KEKHAWATIRAN KONVERGENSI MEDIA

sesuai kewajiban yang berlaku. SOROTI PEMBUNGKAMAN PERS MAHASISWA Selain jabatan

mendesak

untuk

para

memenuhi

pemangku

hak

pekerja,

peninjauan

dan

menindak

perusahaan

media

massa.

perusahanLangkah

ini

Selain itu, terdapat isu konvergensi yang

diyakini akan membuat perusahan media

akhir-akhir ini makin kencang berhembus.

sadar akan kewajibannya untuk memenuhi

Konvergensi media adalah tren industri

hak-hak

media masa kini, yang mana berbagai

kesejahteraannya.

yang

pekerja

media

demi

EDITED BY GILANG FAJAR SEPTIAN

U LT I M A G Z

23


DEDIKASI DEMI KEAMANAN CIVITAS ACADEMICA By Audrie Safira Maulana & Stefanny Photo by Daniela Dinda

24

U LT I M A G Z


SOSOK INTERNAL

Yung Indrajaya - Komandan Regu C di Satuan Pengamanan Universitas Multimedia Nusantara

R

ASA aman menjadi salah satu hal

di

yang cukup vital dalam kehidupan

sebut saja pusat perbelanjaan, tempat

Universitas

sehari-hari.

hiburan, institusi pemerintahan, hingga

(UMN).

pendidikan.

manisnya kehidupan menjadi seorang

Berbagai

cara

dilakukan untuk memastikan rasa aman

berbagai

macam

tempat

umum,

dirinya

sebagai

petugas

Multimedia

Akrab

disapa

keamanan Nusantara

Yung,

pahit

demi menghindari hal-hal yang tidak

Di kampus Universitas Multimedia

tenaga keamanan sudah dicicipi olehnya,

diinginkan. Berangkat dari kepentingan

Nusantara (UMN), keberadaan satpam

bahkan sebelum UMN dibangun dan

ini pula, banyak inisiatif yang muncul

punya peran dan efek yang berarti bagi

masih berupa tanah lapang yang kosong

dari pemikiran manusia untuk memenuhi

mahasiswa, dosen, maupun staf, guna

melompong.

rasa aman tersebut. Beranalogi dengan

memberikan

Sayangnya,

“Saya di sini dari tahun 2009, sebelum

film-film pahlawan super, ada sosok

keberadaan pahlawan super dunia nyata

UMN dibangun, masih fresh, saya sudah

yang selalu memberikan rasa aman bagi

ini kerap kali dipandang sebelah mata.

jaga. Jadi ini waktu itu masih tanah

yang membutuhkan.

Nyatanya, satpam sering kali menjadi

merah, saya sudah jaga,” kenangnya

garda

ketika ditemui di salah satu pos satpam

Mirip dengan konsep pahlawan super dalam film, di dunia nyata ada ‘orang-

rasa

terdepan

aman.

jika

terjadi

masalah

yang berlokasi di depan area Halte UMN.

keamanan.

“Awalnya dari pekerja outsourcing

orang terpilih’ yang bertugas menegakkan keamanan

di

lingkungannya.

Salah

satunya adalah satuan petugas keamanan atau yang biasa dikenal sebagai satpam. Keberadaan mereka mudah ditemukan

MEREKA

ADA,

MELINDUNGI

KITA,

MENJAGA KITA

proyek (pembangunan gedung UMN).

2009 menjadi awal perjalanan panjang Yung

Indrajaya

(kontrak), terus jadi petugas keamanan

dalam

mengabdikan

Setelah kampus jadi, saya keluar dari outsourcing proyek jadi petugas keamanan

U LT I M A G Z

25


SOSOK INTERNAL

susah dibilangin saja atau diarahin, itu

tetap kampus,” kenangnya. sebagai

yang bikin agak-agak kesel ya tapi itu…

Komandan Regu C Petugas Keamanan

ya tetap sabar aja,” katanya sembari

UMN, yang mana ia bertanggung jawab

tertawa.

Yung

untuk

sendiri

menjabat

memimpin

anggota

Pengalaman yang tergolong kurang

keamanan di bawahnya. Setiap hari,

mengenakan ini biasanya terjadi ketika

Yung menghabiskan waktu selama 12

mahasiswa melanggar beberapa peraturan

jam untuk bekerja, mulai dari pukul tujuh

kampus, antara lain pelanggaran sistem

pagi hingga tujuh malam atau mulai dari

parkir, tidak menggunakan Kartu Tanda

pukul tujuh malam hingga tujuh pagi.

Mahasiswa (KTM), atau kegiatan kampus

Dedikasi keamanan

beberapa

Yung

sebagai

tampak

dari

petugas

yang melebihi batas waktu.

kesediannya

Menurut Yung, sifat yang tergolong

berangkat dari kediamannya di Bogor,

kurang

tepat sebelum matahari terbit, demi

disebabkan

bisa datang tepat waktu di UMN. Meski

kegugupan mahasiswa terhadap petugas

keluarganya berada di kampung halaman

keamanan. Kedua hal ini yang dirasanya

dan

membuat

membuat

Yung

harus

tinggal

ketakutan

mereka

bersikap

cenderung ataupun

defensif

maupun segan untuk berbicara dengan

semangatnya sedikitpun untuk menjaga

mereka. Kendati demikian, ia menilai bahwa

“Saya ke sini naik motor dari Bogor,

warga UMN memiliki tingkat kesopanan

biasanya subuh,” pungkas pria kelahiran

yang cukup baik. Hal ini tampak melalui

Tebet, Jakarta ini.

interaksi sehari-harinya dengan berbagai

Selama

sembilan

tahun

menjadi

penghuni kampus, terutama mahasiswa.

petugas keamanan di UMN, suka duka

Ia

sebagai satpam sudah ia rasakan. Mulai

percakapan dengan mereka. Interaksi ini

dari

dan

juga merupakan salah satu pengalaman

mahasiswa,

yang paling berkesan baginya selama ia

pengalaman

berinteraksi

bertukar

pikiran

dengan

hingga

pengalaman

yang

kurang

berkenan.

U LT I M A G Z

tersebut

oleh

seorang diri, hal itu tidak mematahkan keamanan lingkungan kampus UMN.

26

baik

selalu

terbuka

untuk

memulai

menempuh karir di sini. “Kalau saya yang paling berkesan

“Pengalaman yang enggak berkenan

mungkin pengenalan sama mahasiswa,

sih enggak terlalu banyak ya, paling kalau

mereka juga bisa mengenal kita dan itu


SOSOK INTERNAL

sebaliknya kita harus bisa berinteraksi

dan

terus

bersahabat

dengan

kami,

dengan mereka, saling mengenal aja, itu

banyak membantu juga, tapi ada segelintir

rekan-rekan anggota saya dengan segala

sih,” tuturnya.

yang mungkin, entah karena itu lagi

kinerja yang cukup baik.”

terlihat.

Saya

cukup

apresiasi

sama

Keterbukaan Yung menjadi satu hal

capek atau lagi apa, kadang diarahkannya

Meski memiliki selisih periode bekerja

yang menunjukkan sisi keramahannya,

agak susah,” jelasnya. Ia memberi contoh

yang jauh, niat dan dedikasi yang tinggi

seakan-akan menghapus stigma galak

mahasiswa

ketika

mampu menjadi dorongan bagi Yung dan

dan tegas yang dirasakan oleh para

ditegur saat berhenti terlalu lama atau

Sutoro untuk terus menjalani pekerjaan

mahasiswa

parkir kendaraan di lobi Gedung B UMN.

sebagai petugas keamanan UMN hingga

terhadap

satpam.

Berkat

yang

menggerutu

yang

Meski demikian, sampai saat ini,

menyapa

Sutoro beserta dengan anggotanya belum

Mereka rela menghabiskan waktu

atau mengobrol dengan Yung setiapkali

pernah mengalami ketegangan dengan

berjam-jam dalam sehari untuk melayani

mereka berpapasan.

mahasiswa. Menurutnya, dalam sikap

segenap civitas academica UMN guna

kesopanan

hal

itu,

familiar

beberapa dengannya

mahasiswa sering

petugas

memberikan rasa aman dan nyaman

waktu dan tenaganya demi bekerja di

keamanan mahasiswa UMN sudah cukup

dalam aktivitas sehari-harinya. Sikap

kampus yang berlokasi cukup jauh dari

baik.

negatif yang cenderung ditunjukkan oleh

Ayah satu anak ini rela mengorbankan

tempat singgahnya. Ia pun mengaku

dan

menghargai

saat ini.

“Mahasiswa di sini cukup respek dan

mahasiswa tidak sedikitpun membuat

UMN

cukup sopan sama kita, walaupun kita

merupakan lingkungan yang nyaman

enggak pernah kenal tapi dengan mereka

“Karena saya demen dengan suasana

sehingga segala penat yang ia rasakan

melihat seragam kita mereka tersenyum

kampus. Suasana kerja sebenarnya, sama

selama ia bekerja terbayar dengan penuh.

ramah dan juga menyapa, itu patut

niat yang pertama, kuncinya itu aja, sih.

diapresiasi,” ungkap Sutoro.

Niat kerja sama kita bisa berinteraksi

bahwa

lingkungan

kerja

di

LINGKUNGAN KERJA POSITIF DENGAN INTERAKSI YANG MENYENANGKAN

Sama seperti Yung, Sutoro mengaku lebih

sering

mendapat

pengalaman

Hal yang serupa juga dialami oleh

yang berkesan selama ia bekerja di

Ketua Petugas Keamanan UMN Sutoro,

UMN dibandingkan pengalaman yang

yang juga atasan Yung. Meski baru

kurang baik. Menurutnya, kinerja serta

menjabat sejak Januari 2018 lalu, ia telah

hubungannya yang baik dengan sesama

merasakan berbagai macam pengalaman

rekan-rekannya

dengan

dari

bersyukur atas lingkungan kerjanya yang

menyenangkan

positif. Salah satunya adalah menjalani

mahasiswa

pengalaman

yang

UMN,

baik

maupun kurang menyenangkan. “Ada banyak mahasiswa yang sopan

membuat

Sutoro

mereka letih akan pekerjaan mereka.

dengan mahasiswa, staf, atau dosen, dan lingkungannya juga enak,” tutup Sutoro.

EDITED BY RIDI F KHAN

prosedur yang tepat dalam bekerja. “Senang aja sih, dukanya belum

U LT I M A G Z

27


Perempuan di Pucuk Tertinggi Industri Media Tanah Air By Ariefiani Harahap & Nabila Ulfa Jayanti Photo by Felisitasya & Ergian Pinandita

B

ERBICARA

soal

realitas

dunia

seringkali

muncul

pandangan

bahwa

relations.

Menurut

Yetta,

industri media bukanlah tempat yang sesuai

perusahaan-perusahaan tempat ia pernah

mengalami

untuk

kenyataannya,

bekerja, memberi peluang sama besar bagi

kini banyak pekerja-pekerja perempuan

perempuan dan laki-laki untuk menjadi

Istilah

yang menduduki posisi penting di industri

produktif dan mencapai promosi sebuah

tersebut muncul pada 1984 oleh Gay Bryan.

media. Salah satunya adalah Yetta Angelina

jabatan. Yetta mengaku dirinya tak pernah

Dalam Bahasa Indonesia, glass ceiling berarti

Tondang yang kini menjadi Entertainment

merasakan fenomena glass ceiling terjadi

langit-langit kaca yang berarti perempuan

and Lifestyle Editor di Rappler Indonesia.

padanya.

diskriminasi.

Salah

satu fenomena diskriminasi yang lazim ditemukan

adalah

glass

ceiling.

perempuan.

Pada

sulit untuk mencapai jabatan tinggi di

Hal ini tampak dari tanggung jawab

bidang pekerjaannya hanya karena mereka

INDUSTRI

perempuan.

TERBUKA, FLEKSIBEL DAN DINAMIS

MEDIA

BAGI

PEREMPUAN;

Yetta yang cukup banyak sebagai editor. Selain

memberikan

Fenomena glass ceiling menunjukkan

Menjadi

perempuan

tak

lantas

sudut

pandang

kurangnya perhatian perusahaan terhadap

memangkas

kesempatan

Yetta

untuk

proses liputan, dan menyunting artikel ke

kemampuan

bekerja.

berkarya. Diakuinya, selama ini dirinya

laman web Rappler Indonesia, Yetta juga

Bangsa-

perempuan

untuk

arahan

penugasan,

peliputan,

mengawasi

dikelilingi oleh rekan-rekan kerja yang

membawahi

Bangsa (PBB), perempuan mendapatkan

suportif

luar Jakarta dan mengaplikasikan pola kerja

gaji yang lebih rendah daripada pekerja

nyaman. Keadaan tersebut memberikan

laki-laki. Perbedaan upah yang diterima

aura positif sehingga menciptakan suasana

perempuan lebih kecil 23 persen dibanding

kondusif bagi pekerja perempuan seperti

perempuan juga enggak merasa itu (glass

laki-laki. Angka ini tidak akan mengalami

dirinya. Menurutnya, dalam lingkungan

ceiling) ada. Pun saya bisa promosi dengan

perkembangan yang signifikan hingga 2069

kerja yang ia temui di media, baik pekerja

mudah bahkan jauh sebelum waktu promosi

jika jika diskriminasi dan bias gender dalam

perempuan maupun laki-laki mendapat

ditentukan. Sama sekali enggak ada karena

lingkup profesional masih berlanjut.

perlakuan yang sama baik di kantor dan

saya perempuan, terus saya enggak bisa

lokasi liputan.

achieve ke posisi tinggi,� jelas perempuan

Menurut

data

Perserikatan

Di sisi lain, kehadiran pekerja perempuan

dalam

ekosistem

kerja

yang

tersendiri

Wanita lulusan Komunikasi Atma Jaya

dalam berbagai industri, tak terkecuali di

Yogyakarta ini sudah mencicipi industri

industri media. Selain adanya glass ceiling,

media sejak tahun 2007, sebagai reporter

memang

28

public

dan

kerja, kaum perempun kerap kali

memberikan

U LT I M A G Z

warna

kontributor-kontributor

di

yang sama dengan para reporter di Jakarta. “Semakin

ke

sini,

saya

sebagai

berkacamata tersebut. Diakui

Yetta,

media

tempatnya

bekerja saat ini dididominasi oleh pekerja


SOSOK EKSTERNAL

yang membuktikan diri bahwa mereka bisa, despite of gender mereka,” ujarnya. Menurutnya

sebagai

pekerja

media,

seseorang harus bisa menempatkan dirinya untuk dapat diterima. Ketika seseorang telah diterima di dalam suatu lingkungan, suasana kondusif untuk bekerja pun akan tercipta. “Secara

personal

seseorang

harus

bisa memposisikan diri juga. Jangankan perempuan,

misalnya

kita

liputan

ke

daerah konflik, laki-laki tuh harus terus waspada, harus terus hati-hati juga,” Yetta berpendapat. Yetta mengakhiri wawacaranya dengan Ultimagz dengan meyakinkan bahwa tidak ada yang bisa membatasi perempuan untuk Editor Rappler Yetta Tondang sedang mengerjakan pekerjaan sehariannya sebagai rappler indonesia di kantor Rappler Indonesia.

berkarier. Berkaca pada pengalamannya, selama ada kemauan untuk berkarya dan berprestasi,

serta

mengerti

berorganisasi,

bekerja, menurutnya industri media masa

Yang penting hati-hati, waspada dengan

akan punya posisi dan kesempatan yang

kini banyak memberi kesempatan bagi

sekitarnya, dan saling respect satu sama lain.

sama.

perempuan untuk mengembangkan diri

Enggak ada yang bisa membatasi perempuan

mereka.

untuk bekerja, apalagi di media,” tegasnya.

Tak

hanya

di

tempatnya

dan

cara

tahu risikonya, tantangan yang ada di sana.

perempuan.

perempuan

betul

laki-laki

Secara struktural, kiprah perempuan selaku pekerja juga harus terus didukung

perempuan-perempuan

Berdasarkan pengalaman Yetta, media

oleh manajemen perusahaan dan karyawan

yang hebat bekerja di situ (media). Semua

adalah industri yang banyak menghimpun

lainnya. Di tengah budaya patriarki yang

divisi di industri media itu ada perempuan di

sumber daya manusia dengan pikiran yang

mengakar

belakangnya. Jadi, ya, saya rasa kebanyakan

maju, sehingga media merupakan Industri

kesetaraan adalah tugas seluruh lapisan

editor, enggak semua editor in chief juga laki-

yang

masyarakat,

“Saya

tahu

laki, kan?” pungkas Yetta. Sebelas tahun Yetta berkecimpung di Industri media, ia merasa belum pernah

memiliki

lingkungan

kerja

yang

nyaman bagi para pekerja, baik pekerja pria ataupun wanita. “Media itu lebih terbuka sifatnya lebih fleksibel dan lebih dinamis.”

di

Indonesia,

khususnya

realisasi

pihak-pihak

pemegang keputusan tertinggi. Pekerja perempuan perlu diberi ruang seluas-luasnya

untuk

berkembang

dan

berkarya. Dengan demikian, perempuan

menemukan jurang antar gender. Ia yang hingga Januari 2018 masih aktif menulis

PENTINGNYA

ulasan film ini merasa tidak ada perbedaan

MEMPOSISIKAN DIRI

besar antara perempuan dan laki-laki di

kuat

KESADARAN

DALAM

bisa menyadari perannya dan menempatkan diri sesuai tanggung jawab dan kewajibannya

Terlepas dari latar belakang seseorang,

di dunia kerja. Niscaya kesetaraan gender

media baik dari perlakuan atau regulasi yang

sejatinya

dari

dapat terlaksana dengan sesuai. Dimulai

ada di industri media.

setiap proses yang telah dilewati dengan

dari dunia kerja yang kemudian merambah

“Sebenarnya perempuan atau laki-laki

segala usaha. Keyakinan itu pula yang

ke berbagai aspek kehidupan.

itu tidak ada pembeda. Terutama di dunia

dipegang teguh oleh Yetta dan membuatnya

media. Jika kalian kerja di media pasti sudah

sampai di posisinya sekarang. “Semangat

kesuksesan

adalah

hasil

EDITED BY RIDI F KHAN

U LT I M A G Z

29


Polemik Tenaga Kerja Asing di Mata Mahasiswa Written by Ivan Jonathan Photo by Aldo Sitanggang & Nico Nathanael

S

EJUMLAH tuntutan disuarakan para buruh tiap tahunnya

Gue sebenernya, sih, enggak setuju kenapa orang luar negeri harus mencari duit di sini sedangkan orang kita (masyarakat Indonesia) banyak yang masih belum punya pekerjaan, gitu. Seandainya itu ada lapangan pekerjaan, ya diberikan pada orang-orang kita. Ayrell Fachrezy Jurnalistik 2016

kala Hari Buruh Internasional, 1 Mei. Tahun ini, salah satu tuntutan para buruh tak luput dari penghapusan Peraturan

Presiden (Perpres) No. 20 Tahun 2018 tentang tenaga kerja asing (TKA). Sebab, pasal-pasal dalam peraturan tersebut dinilai para buruh memudahkan TKA mendapat lapak pencarian nafkah di Tanah Air. Ketua Harian Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPI) Muhammad Rusdi pun mengatakan bahwa terjadi lonjakan sebesar 126.000 TKA dari 70.000 TKA pasca tanda tangan Presiden Joko Widodo membubuhi peraturan tersebut. Beberapa poin perubahan pada terhadap Perpres tersebut terhadap peraturan setara sebelumnya ialah penghapusan kewajiban TKA mempelajari bahasa Indonesia, penghapusan rasio perbandingan TKA dengan tenaga kerja lokal, serta penghapusan syarat kompetensi TKA. Di sisi lain, upaya tersebut dapat memudahkan bangsa lain yang ingin berlabuh ke Indonesia untuk mencari nafkah bagi diri sendiri dan keluarga. Kesempatan ini juga memudahkan bangsa lain untuk datang ke tanah air, menjadikan Indonesia sebagai negeri yang lebih beragam lagi lantaran berisi bermacam-macam kebangsaan. Setuju atau tidak masih dua pilihan yang mengambang di antara masyarakat. Ada elemen masyarakat yang pro dan ada yang kontra menilai polemik tersebut. Mahasiswa pun turut punya suara terkait hal ini, bagaimana menurut Ultimates?

30

U LT I M A G Z

Kalau gue sih enggak setuju ya, soalnya tenaga kerja di Indonesia aja mencari pekerjaan belum tentu dapat, orang-orang di Indonesia buat kerja di Indonesia aja susah. Harusnya pemerintah bukan membuka peluang bagi tenaga asing, justru harus membuat orangorang yang bekerja di Indonesia ini menjadi lebih baik, misalnya dengan menggelar pelatihan bagi masyarakat desa. Anastasya Indra Safira Jurnalistik 2016


C H I T C H AT

Setuju, karena kita semua pasti percaya, kan, kalau cari pekerjaan itu susah. Dengan adanya peraturan itu akan memudahkan tenaga asing untuk mencari kerja di Indonesia dan dapat mengurangi angka pengangguran di dunia.

Kurang setuju ya, karena kalau dibandingkan dengan tenaga kerja luar daya saingnya masih kurang. Sehingga, bisa jadi tenaga kerja asing nantinya akan lebih diprioritaskan, menyebabkan tenaga kerja kita jadi lebih pesimis dan lapaknya terambil.

Motivasi kerja orang Indonesia saat ini minim, apalagi saat ini banyak orang lebih mementingkan kerja daripada pendidikan, jadi tidak ada base-nya gitu. Kalau ada orang luar, tenaga mereka bisa menjadi investasi untuk membangun pendidikan.

Reynald Ryanto Film 2016

Fadliyya Syafira Strategic Communication 2016

Trisha Lohanda Strategic Communication 2017

Kalau gue sih enggak setuju ya, soalnya tenaga kerja di Indonesia aja mencari pekerjaan belum tentu dapat, orang-orang di Indonesia buat kerja di Indonesia aja susah. Harusnya pemerintah bukan membuka peluang bagi tenaga asing, justru harus membuat orangorang yang bekerja di Indonesia ini menjadi lebih baik, misalnya dengan menggelar pelatihan bagi masyarakat desa.

Ada sisi pro dan kontra. Pro-nya, tenaga kerja asing dapat membantu pertumbuhan ekonomi dan etika kerjanya dapat menular ke buruh-buruh kita. Tapi, kontranya kembali lagi akan bermasalah di lapangan pekerjaan di Indonesia. Gue saat ini masih abu-abu karena banyak hal yang perlu diperbaiki dalam sistem hiring di Indonesia.

Dari gue, sih, enggak setuju ya. Karena ini kan masih lapaknya Indonesia, kalau misalkan buruh-buruh dari luar negeri masuk kesini, kan, lapangan kerja akan menipis. Kayak misalkan GOJEK, kan, sekarang sudah merajalela padahal bukan dari Indonesia sistemnya. Takutnya, penghasilan dari negara kita sendiri akan menurun drastis kalau dilanjutkan.

Ester Trifany Manajemen 2015

Rio Irawan Jurnalistik 2014

Christian Bun Film 2016 U LT I M A G Z

31


Pameran berjudul “Life Is The Heart Of A Rainbow” bertemakan pola polkadot, jaring dan labu merupakan ciri khas Yayoi Kusama seniman asal Jepang

Yayoi Kusama’s Life Is The Heart of A Rainbow:

MELAWAN GANGGUAN JIWA DENGAN SENI By Anindya Wahyu Paramitha Photo by Sania Zelikha & Anindya Wahyu Paramitha

32

U LT I M A G Z


EVENTS

R

AGAM hasil karya seni bermotif

The Heavens, karya yang dibuat Kusama

#YayoiKusama di Instagram. Sementara,

polkadot memenuhi area pameran di

pada 2015 lalu itu, menyajikan motif labu

unggahan bertagar #MuseumMACAN telah

Museum of Modern and Contemporary

polkadot dalam sebuah instalasi berbentuk

menyentuh angka 27 ribu lebih. Masifnya

Art in Nusantara (MACAN) Jakarta. Ialah Yayoi

kubus ukuran 300 x 600 x 600 cm. Karya

publikasi soal pameran Kusama ini yang

Kusama, seniman kenamaan dunia asal

instalasi serupa kembali dibuatnya tahun

kemudian

Jepang yang menjadi sosok di balik keunikan

lalu. Sesuai namanya, I Want to Love On The

millenial untuk datang.

karya-karya

dekade

Festival Night merupakan boks berukuran

Seperti Mahasiswa Universitas Pahoa

berkarya, 130 buah buah kreativitasnya

220 x 214 x 185 cm berisi lampu bohlam

Intan Aghiani yang datang bersama empat

disajikan dalam berbagai jenis dan berhasil

warna-warni yang membentuk pola seakan

orang temannya. Senada dengan Novia,

menarik ratusan pengunjung per harinya.

berada dalam gemerlap festival malam.

ketertarikan Intan muncul saat melihat

tersebut.

Pengunjung

yang

Tujuh

didominasi

menarik

banyak

pengunjung

oleh

“(Karya paling menarik) yang lampu

banyaknya unggahan foto di Instagram yang

generasi millenial itu umumnya datang

gerak dalam boks itu (I Want to Love On The

menampilkan warna-warni cerah buatan

karena tertarik dengan corak penuh warna

Festival Night). Saya enggak foto, hanya

Kusama.

dan motif bulat yang menjadi ciri khas dari

ingin menikmati momen yang tadi,” ujar

Kehadiran tiga ruang instalasi utama;

seniman berusia 89 tahun itu.

mahasiswa Universitas Pelita Harapan (UPH

Infinity Mirrored Room, The Obliteration Room,

) Fikri Nuron, salah satu dari sekian banyak

dan The Spirit of The Pumpkins Descended Into

usia dini. Saat dirinya baru menginjak usia

pengunjung

The Heavens menjadi tempat yang menarik

sepuluh tahun, seniman kontemporer itu

Museum MACAN pada Rabu (16/05/18) silam.

Yayoi sudah akrab dengan polkadot sejak

mulai gemar melukis pola polkadot. Di balik

pameran

Yayoi

Kusama

di

baginya untuk berfoto.

ingin

Dikunjungi ratusan orang tiap harinya,

keunikan karya yang banyak dikagumi itu,

melihat karya Kusama bersama temannya,

Museum MACAN mengerahkan 150 relawan

mungkin tak banyak yang tahu bahwa sang

pengunjung

banyak

untuk menjadi museum assistant. Langkah ini

seniman memiliki sejarah gangguan mental

mengabadikan momen di pameran tersebut

dilakukan demi mencegah kerusakan pada

akibat halusinasi dan serangan panik.

melalui kamera ponselnya.

karya-karya seniman legendaris ini. Selain

YAYOI

KUSAMA

SAMA

DENGAN

INSTAGRAMMABLE Tidak seperti pameran pada umumnya, karya Yayoi Kusama yang dipajang di Museum

Berbeda

dengan lain

Fikri

Novia

yang lebih

“Karena Instagram banget ya,” jawab

gencar melakukan pengawasan, pengunjung

Novia yang diiyakan keempat temannya

yang akan memasuki area pameran juga

ketika

dibekali dengan sejumlah aturan.

ditanya

mengapa

mereka

sibuk

Para pengunjung hanya diperkenankan

memotret berbagai sudut pameran. karya-

mengambil gambar dengan menggunakan

MACAN sejak 12 Mei hingga 9 September

karya Kusama pertama kali muncul saat

kamera ponsel saja. Penggunaan alat foto

2018 itu, bukan hanya berbentuk lukisan,

Kusama menggelar ekshibisi di Singapura

seperti tripod, monopod, tongkat swafoto,

foto, atau patung saja. Dengan membayar

pada 9 Juni hingga 3 September 2017.

hingga lampu kilat atau flash juga tidak

tiket sebesar Rp80.000 – Rp100.000 untuk

Sejak saat itu ia bertekad untuk melihat

diperkenankan selama berada di dalam

masa berlaku tiket dua jam, pengunjung

langsung

dari

area pameran. Untuk menjaga kebersihan

juga dapat menikmati instalasi ilusi Kusama

itu, kedatangannya ke Jakarta kali ini pun

di area tersebut, pengunjung juga tidak

yang memadukan cermin dan lampu.

disambut antusias olehnya.

diperbolehkan

Mulai dari Infinity Mirrored Room –

Ketertarikan

Novia

pameran

terhadap

Kusama.

Maka

Novia menjadi satu dari puluhan ribu

Brilliance of the Souls, sebuah ruang dengan

pengunjung

warna dasar hitam dan dihiasi lampu LED

fenomena

beragam warna yang dibuatnya pada 2014

pameran Yayoi Kusama di Museum MACAN.

lalu, hingga dua buah karya ilusi lainnya.

Hingga 22 Mei 2018, setidaknya ada 626

The Spirit of The Pumpkins Descended Into

yang dan

berkontribusi

reputasi

dalam

Instagrammable

ribu foto unggahan yang menggunakan tagar

membawa

makanan

dan

minuman. Pihak museum juga senantiasa mengingatkan

pengunjung

untuk

tidak

menyentuh karya seni apapun. Meski tindakan unggahan

sudah

melakukan

banyak

sempat

beredar

preventif, Instagram

Story

yang

U LT I M A G Z

33


EVENTS

menunjukkan kerusakan pada beberapa bagian karya Yayoi Kusama. Unggahan tersebut

memperlihatkan

bola

stainless

steel di Narcissus Garden yang bergeser dari tempatnya. Tak hanya itu, foto lain juga menunjukkan stiker polkadot hitam yang terkelupas pada karya Kusama yang lain. Namun, kabar ini segera diklarifikasi oleh pihak Museum MACAN. Dilansir dari Kompas.com pada 19 Mei, Museum MACAN melalui humasnya menegaskan bola stainless steal pada karya Narcissus Garden dapat dikembalikan ke posisi semula. Untuk stiker yang terkelupas, pihak museum di

menjelaskan

Obliteration

Room

bahwa tersebut

stiker sengaja

disediakan sebagai bagian dari instalasi yang mengedepankan interaktivitas. Pengunjung dapat menempelkan stiker warna di seluruh bagian ruangan yang dicat serba putih itu. BERPALING KE SENI DI TENGAH TEKANAN MENTAL Lahir

di

Kota

Matsumoto,

Nagano,

Jepang pada 22 Maret 1929, Yayoi Kusama menyimpan masa kecil yang penuh dengan tekanan. Bukan hanya mengalami masalah keluarga yang membuatnya tertekan di rumah,

situasi

tumbuh

saat

lingkungan itu

juga

tempatnya

memperparah

keadaannya. Jepang saat itu tengah berusaha bangkit pasca

kekalahan

mereka

pada

Perang

Dunia II. Tumbuh di lingkungan yang terbilang kurang kondusif, Kusama kecil mulai melirik dunia seni sebagai bentuk pelariannya. Seni juga menjadi media bagi Kusama untuk mengatasi gejala halusinasi Karya Yayoi Kusama berjudul “I Want To Love On The Festival Night� memakai mirrored box dan light bulbs sebagai materialnya

34

U LT I M A G Z


EVENTS

Karya lukisan Yayoi Kusama memiliki ciri khasnya sendiri dengan menggunakan pola polkadot dan jaring.

yang mulai dialaminya sejak kecil. Melalui

Pada 1957, Kusama meninggalkan kota

Gangguan kejiwaan tak menghalangi

seni, Kusama mencoba untuk memvisualkan

kelahirannya dan memusnahkan ribuan

sang ratu polkadot itu untuk terus berkarya

halusinasinya. Kebiasaan ini terus berlanjut

karya miliknya.

hingga memasuki usia tua. Saat ini, Kusama

hingga tercipta karya-karya Kusama yang nyentrik itu.

Ulasan singkat perjalanan hidup Yayoi

tengah

fokus

menggarap

karya

seni

Kusama itu terpampang di satu sisi dinding

terbarunya yang pengerjaannya dimulainya

Penyakit neurosis obsesif yang diderita

di pameran Yayoi Kusama bertajuk Life is

pada 2009 lalu. Tanpa menghilangkan ciri

Kusama tergolong dalam gangguan kejiwaan

The Heart of A Rainbow yang digelar museum

khasnya, yakni motif polkadot, jaring-

ringan. Gangguan ini membuat Kusama

MACAN. Di antara sederet foto dan kisah

jaring, dan corak warna terang, Kusama

sering berhalusinasi, mudah panik, dan

perjalanan hidup Kusama, tertulis pula

telah menghasilkan 500 lukisan dengan

emosional. Meskipun seni diakuinya sebagai

keputusan Kusama untuk kembali ke tanah

tema yang disebutnya, My Eternal Soul.

media yang membantunya mengendalikan

kelahirannya, dan menjalani terapi di Tokyo.

gangguan tersebut, bidang yang puluhan

1977

tahun digelutinya itu sempat ditolak keras

Setelah berulang kali dirawat di rumah sakit

oleh keluarganya, terutama sang ibu. Selama

periode

karena serangan panik dan halusinasi yang

1948-1949,

Kusama

terus menerus, Kusama memutuskan untuk

menjadi

seniman

seterusnya dirawat di rumah sakit di Tokyo dan

profesional dan menjalani pendidikan di

membuka studio di dekatnya. Ia menerbitkan

sekolah seni di Kyoto, Jepang. Tak putus

buku kumpulan puisi dan lukisan berjudul 7

asa untuk menyembuhkan penyakitnya,

dan mulai mengerjakan patung dan lukisan

Kusama sempat hijrah ke Amerika Serikat.

berukuran besar.

memutuskan

untuk

EDITED BY CHRISTIAN K ARNANDA YA N G

U LT I M A G Z

35


REVIEW

Marsinah (Cry Justice):

Menghidupkan Marsinah dari Sudut Pandang Lain Written By Gabrielle Alicia

K

ESEJAHTERAAN buruh hingga saat ini menjadi persoalan serius di negeri ini, dalam pemerintahan siapapun. Namun, era diktatoriat Soeharto akan terus dikenang

oleh para buruh. Pembungkaman media, hingga hadirnya penembak misterius (Petrus) yang siap menculik siapa saja yang berani mengkritik pemerintaha Presiden Indonesia ke-2 itu. Lengsernya Soeharto, menjadi titik balik bagi para seniman untuk membuka suara mengenai sisi gelap pemerintah era Orde Baru (Orba). Salah satu karya yang menceritakan kelamnya masa Soeharto adalah film Marsinah yang disutradarai Slamet Rahardjo Djarot. Sebuah kisah nyata, mengenai Marsinah

Judul

: Marsinah (Cry Justice)

seorang buruh yang bekerja di PT Catur Putra Surya (CPS) yang

Sutradara

: Slamet Rahardjo Djarot

harus dibungkam oleh pemerintah setelah memperjuangkan

Produser

: Gusti Randa

hak-haknya sebagai buruh

Penulis

: Agung Bawantara

Eros Djarot Karsono Hadi

penggalan lirik dari lagu yang dibuat oleh para buruh untuk

Slamet Rahardjo

Marsinah ketika film ini dimulai. Dimulai dengan adegan penangkapan para buruh PT CPS

Durasi

: 112 menit

Genre

: Dokumenter (Drama)

oleh petugas berpakaian preman. Dalam penangkapan itu,

Tahun

: 2002

terdapat Kepala Bagian Personalia PT CPS bernama Mutiari yang

Rating

: 8/10

diperankan oleh Dyah Arum. Mereka dibawa ke sebuah tempat

Pemeran

: Megarita (Marsinah)

yang diketahui sebagai Kodam Brawijaya.

Dyah Arum (Mutiari) Tosan Wiryawan (Hary Sarwono) Intarti (Marsini)

36

“Marsinah siapa yang punya… Marsinah siapa yang punya… Marsinah siapa yang punya, yang punya kita semua,” sebuah

U LT I M A G Z

Di Kodam Brawijaya, rentetan intimidasi, penyiksaan fisik, hingga mental terus menerus dilakukan kepada para buruh. Bahkan, siksaan demi siksaan turut dilakukan terhadap Mutiari


REVIEW

yang

saat

itu

Setidaknya

tengah

mengandung.

sembilan

termasuk

pekerja

Muriari,

CPS,

Meski berjudul Marsinah (Cry Justice), film

ini

justru

menampilkan

sudut

penyiksaan semakin membuat tokoh Mutiari vital dalam kaitannya dengan

ditangkap,

pandang dari kerabat Marsinah. Meski

diinterogasi, dan dipaksa untuk mengakui

demikian, keterampilan Slamet dalam

sebagai dalang pembunuhan Marsinah,

menyajikan

diacungi

warna lain lagi dari film ini. Mulai dari

termasuk Mutiari dan pemilik pabrik CPS

jempol.

seakan-akan

nyanyian diawal film, hingga dialog

Yudi Susanto yang diperagai oleh Liem

hidup hingga akhir, berkat tangan dingin

“Jika bukan mereka, siapa pelakunya?�

Ardianto Lesmana.

sang sutradara. Alur cerita yang terjait

akan selalu dikenang bagi yang sudah

Marsinah saat itu diibaratkan sebagai

dengan rapi membuat para penonton

menontonnya. Selain itu, kemunculan

sosok Kartini bagi para buruh pada saat

turut merasakan siksaan demi siksaan

Marsinah

dalam

itu. Meskipun kondisi negara dinilai

yang didapat oleh para buruh tersebut.

mencuri

perhatian.

mencekam

dan

anti

kritik,

film

Roh

ini

perlu

Marsinah

Marsinah. Naskah yang dibuat juga memberi

film

ini

berhasil

Walaupun

hanya

dirinya

Tak heran jika film ini telah meraih

muncul beberapa menit saja, Slamet

mewakili kaum buruh, dengan berani

dua penghargaan sejauh ini, yaitu Piala

mengemasnya dengan perbedaan yang

memimpin unjuk rasa guna kesejahteraan

Citra untuk kategori Best Art Direction

cukup

yang lebih baik. Tuntutan utamanya

dan Festival Film Bandung pada kategori

berwarna, berubah menjadi hitam putih

berupa kenaikan gaji. Naas, meskipun

Commendable Film.

kala Marsinah muncul. Hal itu, seakan-

jelas.

Gambar

yang

tadinya

gaji buruh CPS telah dinaikkan, Marsinah

Dengan teknik-teknik pengambilan

tewas mengenaskan dengan kemaluan

gambar yang sempit dan padat. Slamet

yang hancur tertembak. Meskipun tidak

berhasil

penonton

Sayang, dibalik kesuksesan Slamet

secara vulgar ditampilkan di film, namun

secara psikologis, seolah para penonton

dalam meracik film ini, masih terdapat

Slamet

berada di ruangan yang sama dengan para

sebuah kekurangan yang dianggap fatal

buruh. Sempit dan sesak.

bagi orang-orang yang pro terhadap

dengan

berani

memunculkan

adegan bagian belakang tubuh Marsinah

menjebak

pikiran

Adegan close up para buruh yang

tanpa dibalut sehelai benangpun. Para oknum aparat berperawakan

akan membuat cerita ini berubah haluan, dari Mutiari ke Marsinah.

Marsinah. Sama seperti yang sudah

ditangkap menjadi sebuah adegan ikonik

dikatakan

dan

pada film ini. Ditambah lagi, dengan

berjudul

mengancam para buruh CPS sebagai

hadirnya suara-suara jeritan para buruh

memberikan porsi yang minim terhadap

antek Partai Komunis Indonesia (PKI).

yang disiksa. Akting Dyah Arum menjadi

ikon buruh tersebut. Pun demikian,

Hal

militer

ini,

ini

terus

menambah

memaksa

tekanan

para

sebelumnya, Marsinah,

walaupun

film

ini

hanya

warna tersendiri dalam film ini. Melalui

tidak ada yang bisa dilakukan kecuali

buruh, sebab, pada saat itu stigma PKI

ekspresi

membayangkan,

sangatlah

bercerita tentang ruangan yang sangat

ditampilkan sedikit lebih lama, mungkin

menakutkan itu.

film ini bisa semakin menguatkan betapa

mengerikan

dan

memiliki

dampak berkelanjutan. Karena paksaan tersebut, para buruh terpaksa mengakui bahwa

mereka

adalah

wajahnya,

ia

seakan-akan

Walau tanpa adegan siksaan secara

orang-orang

gamblang, permainan suara dan dialog

yang merancang skenario pembunuhan

membuat penonton tahu bahwa buruh-

Marsinah, walaupun pada kenyataannya

buruh tersebut disiksa dengan dipukuli

mereka

secara brutal, hingga disetrum. Adengan

bukanlah

sesungguhnya.

pelaku

yang

demi

adegan

interograsi,

jika

citra

Marsinah

berartinya Marsinah bagi pergerakan kaum buruh perempuan Indonesia.

EDITED BY RIDI F KHAN

hingga

U LT I M A G Z

37


REVIEW

Migrant Dreams: Kecut Pengecut Perusak Gelut Pemimpi Written By Felix Hariyanto

B

URUH dan gelutannya sudah menjadi

kedua wanita itu terkuak. Mereka adalah

elegan ketimbang mendramai situasi tanpa

makanan setiap keringat dingin yang

dua orang imigran asal Indonesia yang

berbelas kasih.

mengalir sejak sebutan itu merasuk

kini bekerja di ruma kaca (greenhouse),

Kembali

seluruh piawai jiwa manusia. Bermalam

Leamington, Kanada.

Sook

Lee

sekali

lagi

menjamu para penonton dengan realita

jauh dari Indonesia, tibalah sebuah negara

Cerminan dua perempuan ini, akan

dan gelutan yang nyata tanpa kesedihan

yang mentereng dengan nama baik. Kanada

terus dibawa hingga akhir cerita yang pada

drama tangis berlebihan. Tidak mencoba

sebutannya. Sebuah negara yang terkenal

ujungnya berpencaran menjadi beberapa

untuk merendah, namun mencoba untuk

dengan

paruh kisah singkat keresahan para buruh.

menyetarakan

Keresahan seperti dipecat karena protesnya,

manusia. Dalam hal ini, Nanik seorang

penipuan

buruh dan kita penonton dijamu sebagai

‘kebaikannya’

dalam

menerima

imigran dari berbagai negara. Dengan satu tekad yang serupa, satu

kasus

agen

perekrut

kerja,

mimpi indah yang digenggam, para imigran

hingga masalah rindu pada keluarga yang

datang ke Kanada, dengan sebuah harapan

terhempas begitu dalam.

pekerjaan yang fantastis dan kehidupan yang

Pembawaan ringan pada awal telah

derajat

sebagai

sesama

seorang penonton semata. KISAH PEREMPUAN MEMBAHU SESAMA

lebih baik dari sebelumnya. Sang sutradara

meninggalkan

pada

Paruh kedua dilanjutkan dengan loncatan

Min Sook Lee, membagi film ini menjadi

paruh selanjutnya. Diawali dengan sebuah

pertemuan Cathy sang aktivis komunitas

tiga paruh dengan durasi satu setengah jam,

percakapan antara dua wanita asal Indonesia

dan penduduk lokal. Ia menggantikan posisi

guna mengambarkan apa itu pekerjaan yang

yang telah diketahui namanya, Nanik dan

Evelyn. Kita akan diajak terhenyak pada tiap

fantastis dan kehidupan yang baik.

Yeti. Mereka datang untuk menjelaskan

dialog dan ekspresi nyata yang hadir di tiap

ada seseorang perekrut yang terus menerus

sudut ruang lebar wajah Cathy. Tanpa perlu basa-basi, kita langsung mengetahui bahwa

Dokumenter ini berkutat pada tahun 2014.

Pada

paruh

pertama,

sedikit

jejak

kisah

penonton

menagih uang dari gaji yang mereka terima.

akan dibawa oleh Evelyn, penduduk lokal,

Nanik menjadi pelopor utama dalam

sekaligus aktivis dan pengurus komunitas

paruh awal, langsung bertemu dengan Sook

perihal hak asasi buruh di Kanada. Pembuka

Lee

yang manis membawa gelutan percakapan

sebagai

sebuah

adalah keputusan yang terbaik. Di sini,

dan dialog natural yang menjadi inti cerita

apartemen kecil bersama kawan-kawannya.

Sook Lee memperlihatkan bagaimana Cathy

pada film ini. Dokumenter Migrant Dreams

Bila rindu dengan keluarga, ia harus memiliki

begitu peduli dengan keinginan membantu

jelas menampik segala kesedihan belaka dan

waktu luang untuk sekedar videocall dengan

para pekerja atau imigran tersebut sangatlah

mengangkat sisi kemanusiaan dari segi yang

sang suami yang tinggal di Indonesia.

besar dan tulus.

berbeda.

38

lagi,

untuk

menceritakan

imigran.

Tinggal

keresahannya di

Rasa kerinduan itu akan terus terbawa-

‘dia pahlawannya’. Gimmick

yang

dipakai

sebagaimana

bercondong pada sudut pandang Cathy

Penonton

akan

diajak

berpetualang

Cerita mengalir hingga Evelyn bertemu

bawa. Tak sesekali dialog-dialog Nanik

sambil berempati sejenak pada kegiatan

dengan dua orang wanita yang memiliki

yang sederhana dengan sang suami lewat

yang dilakukan oleh Cathy dan para pekerja.

penampilan tidak seperti orang Kanada pada

daring,

tersendiri

Mulai dari mencari apartemen baru bagi para

umumnya. Tak lama kemudian, identitas

dan relevansi yang tingkatannya jauh lebih

pekerja yang harus menghindari tagihan

U LT I M A G Z

menjadikan

keharuan


REVIEW

Judul : Migrant Dreams Sutradara : Min Sook Lee Rilis : 1 Mei 2016 Genre : Dokumenter

dari perekrut untuk bayar sewa tempat

bertemu di Ontario, Kanada. Keduanya

Sook Lee turut menghadirkan cerita para

tinggal, hingga membantu kepengurusan

terdaftar dari agen perusahaan pekerja yang

imigran dari negara lain, seperti Jamaika,

pernikahan sang pekerja.

berbeda.

Meksiko, Guatemala dan negara Afrika

Citra

Cathy

sungguh

menyegarkan,

Tak melulu soal polisi dan pelaporan

lainnya. Pemakaian sistem ‘asal lewat’ yang

yang

kasus penipu, kisah Dwipa dan Rahmi inilah

diusung Sook Lee ini, menjadikan cerita

sebenarnya. Tanpa tokoh yang kuat dan

yang menjadi unsur merah dalam Migrant

kurang berbekas penuh pada tiap pesan

resiko besar, ia terus maju membantu

Dreams. Cathy yang aktif bermunculan

moral yang diberikan.

kebenaran

penindasan.

di sela-sela kisah mereka juga ikut turun

Seorang perempuan yang membantu tulus

tangan dalam membantu berbagai hal,

yang dipakai membuat kisah tidak ter-

sesamanya, dapat terlihat begitu jelas pada

termasuk pernikahan antar dua insan ini.

highlight dengan baik. Namun, terlepas

sebab

ia

adalah

dan

citra

feminis

menyerang

mata Cathy yang sudah dianggap pahlawan oleh para pekerja di sana. Sesama

bukan

dalam

Dwipa dari Bali penganut Hindu dan Rahmi penganut Muslim dari Jawa. Dua-

arti

Unsur

kaget

dan

loncatan

jauh

dari kekurangan film, setidaknya ambang konklusi dapat dicapai dengan cukup baik.

hanya

duanya berbeda, perkenalan mereka pun

Sook Lee dalam memasok cerita secara

perempuan saja, namun Cathy dalam hal ini

berangsur cepat dalam film, tanpa beralasan

umum dari keseluruhan kisah-kisah Nanik,

juga membantu pekerja yang juga laki-laki.

panjang—mereka pun menikah di Kanada.

Yeti, Dwipa dan Rahmi, hingga para aktivis

Mereka adalah sesama, yang punya arti sisi manusia. Mereka adalah manusia.

Dengan segala urusan dan halang rintang

Evelyn dan Cath, membuat dokumenter

yang dijalani, mereka pun memberanikan

ini sungguh memukau. Alur cerita ini

Konflik yang dihadirkan justru menjadi

diri. Tak ayal, kita pun diajak seperti

pun, membangkitkan kesadaran kita dari

pegangan yang kuat untuk menonton film

halnya berada di roller coaster, cerita yang

berbagai faktor, tanpa adanya paksaan yang

dokumenter ini hingga akhir. Sandang cerita

membahagiakan turut disertakan dengan

berlebih.

yang dipakai begitu mengejutkan dan tidak

kisah yang haru. Semua tercampur menjadi

dapat diekspektasi. Pun, hadirnya pasangan

satu cerita dalam satu paket.

Menjelang akhir cerita pun, dokumenter ini

terus

membangun

kesan

tersendiri

lesbian di antara para pekerja, menjadi titik

Menonjolkan kisah Dwipa dan Rahmi di

sorot menarik yang dapat diangkat menjadi

tengah cerita adalah keputusan yang tepat

berhasil

sebuah fase baru dalam film.

karena

gerakan

kesadaran kita sebagai manusia, hidup

dibuat

adalah sebuah definisi kisah yang dibangun

benar-benar

monoton

dari

menolong

pengisahan

yang

DWIPA DAN RAHMI: CINTA BERSELA DI

berdasarkan kacamata Sook Lee. Di sini sang

PROBLEM IMIGRAN

sutradara berhasil mengindahkan cerita

Sebuah kisah cinta privat yang hadir di antara kedua perempuan ini menjadi pesisir

dengan keberagaman tanpa membuat orang merasa jijik dan terpaut runyam.

terhadap sosok-sosok yang hadir. Lee, menjadikan

cermin

baru

bagi

sementara.

EDITED BY RIDI F KHAN

di luar gelutan penipuan dan manipulasi para imigran. Dwipa dan Rahmi adalah dua perempuan yang menjalin kasih sejak

AMBANG KONKLUSI YANG TERHAMBAT Dari sekian banyaknya cerita yang hadir.

U LT I M A G Z

39


40

U LT I M A G Z


CERPEN

KATA NANTI UTARA By Diana Valencia Illustration by Karen Pascalia

U LT I M A G Z

41


CERPEN

“Matilah engkau mati,

adalah

maka engkau akan hidup berkali-kali”

sastra yang kemudian berujung menjadi

dan bangsa Indonesia. Sejak itu, aku ingin

-Leila Chudori

perkumpulan mahasiswa/mahasiswi yang

bergabung dengan Arkamaya. Terlebih di

bersatu untuk memperjuangkan kebebasan

dalamnya ada seorang Utara Baskara, sosok

masyarakat

melawan

dewasa yang selalu berhasil menggetarkan

menzolimi

hatiku dengan hanya sekali lirik atau

FEBRUARI 1998 “Tidak bisa begitu, kita harus bergerak.

sebuah

sepasang

perkumpulan

Indonesia

tangan

besi

yakni yang

pecinta

demi

kepentingan

masyarakat

Jangan hanya pandai berkata-kata, diskusi

kebebasan

buku ini, buku itu. Percuma hanya bicara,”

didirikan oleh Mas Tara dan kedua temannya,

seru Kak Sunu dengan suara berat khasnya

yakni Sunu Wibisana dan Mahardika Gigih

“Lewat sastra, saya ingin seluruh dunia

yang dalam serta mampu memanaskan

Putra. Sunu adalah kakak laki-laki satu-

tahu bahwa ada hak-hak dasar yang tak

ruangan pertemuan Arkamaya malam itu.

satunya, merupakan mahasiswa hukum

boleh dilanggar siapapun juga, salah satunya

Universitas Indonesia yang penuh semangat

adalah kebebasan. Dan saya rasa sekarang

rakyat.

Arkamaya

memang

perkataannya yang sungguh menggerakan.

dan punya suara berat yang khas, sedangkan

Indonesia bukan jadi milik rakyat lagi, tetapi

kamu harus tahu sudah berapa banyak

Mahardika

hanya milik sebagian orang. Maka saya akan

kawan kita yang diculik karena diskusi

ekonomi Universitas Indonesia yang sangat

berjuang

buku Pram atau sekadar menulis sajak

jauh dari kata rapi namun cerdas bukan

memang dicita-citakan para pendahulu kita.

yang mengkritik pemerintah. Kau tahu itu,

main.

Apapun yang saya baca, terlebih yang saya

“Tidak, Sun. Kita tidak boleh gegabah,

adalah

seorang

mahasiswa

mengembalikan

Indonesia

yang

lakukan mungkin saja belum membuahkan

bukan?” ujar Mas Tara dengan tenang. Berbeda dengan Tara, Sunu, dan Dika

hasil sekarang. Tapi saya optimis, saya dan

Utara Baskara selalu mampu berpikir

yang memang memiliki rasa nasionalis

kawan-kawan lainnya akan mempersempit

ke depan, ia adalah seorang pria yang selalu

tinggi, aku memilih bergabung dengan

jarak Indonesia dengan kebebasan itu sendiri.

berhati-hati di setiap langkahnya. Selain

Arkamaya

Saya yakin.”

sebagai pemimpin kelompok Arkamaya,

dalamnya. Awal aku bergabung pun karena

Mas Tara adalah seorang mahasiswa Sastra

diminta bantuan oleh Kak Sunu untuk

Indonesia semester akhir di Universitas

memvisualisasikan tulisan mereka dengan

perkumpulan Arkamaya telah dinyatakan

Indonesia.

karena

orang-orang

di

Terhitung

sejak

dua

minggu

lalu,

seni

beberapa lukisan agar lebih ngena kepada

terlarang

termasuk sastra harus bebas, tak ada yang

pihak yang dituju. Kala itu, aku belum tahu

pemerintah. Beberapa kawan kami “pindah

mengurung, tak ada yang berhak menyaring

bahwa pihak yang dituju adalah pemerintah

secara misterius” dan tak pernah terdengar

apa yang ingin disampaikan si seniman. Dari

yang sedang berkuasa. Sebagai adik yang

lagi

situlah aku mengerti mengapa ia sangat

tak

permintaan

Perazon, Naratama, dan beberapa kawan

tidak nyaman hidup di bawah pemerintahan

kakaknya dan seniman yang antusias, aku

lainnya. Aku mengerti betapa bahayanya

diktator

pun

menjadi anggota Arkamaya, oleh karena

Ia

yang

berpendapat

bahwa

terus-menerus

memagari

kebebasan masyarakatnya.

ingin

mengecewakan

menyetujuinya.

memvisualisasikan

Lukisan-lukisanku

kritik

para

anggota

Arkamaya terhadap pemerintah di jalan-

42

berjuang

oleh

kabarnya,

pihak

seperti

kampus

Biru

Laut,

dan

Alex

itu Mas Tara melarangku untuk ikut dengan kegiatan Arkamaya dalam waktu dekat.

Arkamaya yang dalam bahasa Sansekerta

jalan. Awalnya rasa takut menyelimutiku,

berarti ‘cahaya’ merupakan rumah kedua

namun ada yang aneh, aku merasakan napas

“Kamu tahu, Dira. Saya melarangmu

bagiku dan Mas Tara. Awalnya, Arkamaya

segar sebuah kebebasan dan kenikmatan

untuk alasan yang jelas. Saya tidak mau

U LT I M A G Z


CERPEN

wanita yang saya cintai ikut dalam bahaya.

temanku hilang tanpa kabar yang jelas dan

begitu derasnya seolah ingin memberkati

Resikonya terlalu besar untuk kamu,” yakin

aku benci hidup dalam ketidakpastian.”

Jakarta yang belakangan ini panas dengan

Mas Tara.

huru-hara pergantian presiden. Namun, APRIL 1998

Utara tak pernah datang ke rumahku malam

“Jika kamu tahu bahayanya harusnya

Malam itu, aku menunggu Tara di

kamu pun juga tidak ikut lagi kegiatan

depan pintu rumahku. Dengan terusan

demonstrasi atau diskusi buku yang dilarang,

merah muda yang diberikannya saat ulang

mas. Lalu kapan kamu mau bertemu orang

tahunku bulan lalu dan sedikit polesan

tuaku?”

bedak. Akhirnya, ia mau diajak bertemu

Orde baru telah runtuh, akhirnya dinding

dengan orang tuaku setelah rengekanku

besi itu dapat dipatahkan dengan gelora

selama beberapa bulan belakangan. Aku

semangat

menunggunya dengan sabar. Ia sudah

menghirup kebebasan. Zaman baru telah

terlambat satu jam.

datang, tapi tidak begitu dengan Mas Tara.

“Nanti, Dira, nanti. Kau tahu sendiri, bangsa ini jauh dari kata..” “Nanti itu kapan, mas? Ibuku selalu ingin bertemu dengan kamu, orang yang selalu aku bica..”

itu. Utara tak datang untuk Nadira. Bahkan, Utara tak pernah kembali. MEI 1998

masyarakat

Indonesia

untuk

Banyak aktivis yang hilang dan kembali Satu jam terlalu lama bagi Utara Baskara. Tak biasanya ia terlambat, Mas

pulang ke pelukan keluarga masing-masing, tapi tidak begitu dengan Mas Tara.

“Aku juga tidak tahu, Dir. Aku tidak tahu

Tara adalah orang yang sangat menghargai

kapan perjuangan ini akan membuahkan

waktu dan membenci kebiasaan orang-

Memang benar kata Mas Tara, hidup

hasil. Tanggung jawab saya untuk bangsa,

orang Indonesia yang memakai “jam

dalam ketidakpastian sungguh menyakitkan.

Dir. Saya malu sama tanah yang saya injak.

karet” kala datang memenuhi janji. Lucu

Dan sekarang aku, ada di dalamnya: Menanti

Saya harus perjuangkan teman-teman saya

rasanya ketika mengingat ekspresi Mas

kepulangan seorang Utara Bayu. Kata nanti

yang hilang entah kemana. Saya mau mereka

Tara saat ia menggerutu tentang kebiasaan

Utara takkan pernah jadi kenyataan, karena

kembali, saya mau bicara dengan mereka

Mahardika, teman satu kuliahnya yang

ia tak pernah kembali.

tentang masa depan bangsa lagi, saya mau

doyan telat di setiap kegiatannya.

dengar suara tawa mereka lagi..” “Nduk, mana Utara? Belum datang Tara menangis. Ia terisak. Itu pertama

juga? Opor ayam sudah jadi, nanti kalau

kalinya aku melihat sosok pria yang selalu

dia datang biar ibu panaskan lagi saja ya?”

dewasa dan berani terguncang hingga air mata

ujar Ibu memecah lamunku.

EDITED BY GILANG FAJAR SEPTIAN

mengalir di pipinya. Saat itu aku sadar, Tara tak pernah bergurau tentang nasib dan masa depan bangsa.

“Belum bu, tunggu sebentar lagi. Nadira juga bingung mengapa mas Tara telat. Sangat tidak biasa.” Ujarku sembari

“Dira, kamu harus tahu. Hidup dengan ketidakpastian

justru

lebih

menyakitkan

menghilangkan

nada

khawatir

dari

bibirku.

dibandingkan apapun juga dan sekarang aku sedang hidup dalam kondisi itu. Teman-

Jam demi jam berlalu. Hujan turun

U LT I M A G Z

43


FA SHION

Fashion #001:

Muhammad Alwin Kamil dan Gabrielle Wurangian Written By Bella Calista Photo by Nadine K. Azura

44

U LT I M A G Z


FA SHION

baginya memiliki makna yang berarti. Ia mendeskripsikan evolusi gaya hariannya dari

earthy-monochromatic

saat

awal

menjadi mahasiswa, menjadi colourful dan cheerful. Mempunyai gaya berpakaian yang khas, khususnya di dunia perkuliahan menurut

Alwin

berguna

untuk

membentuk imej diri di lingkungan kampus. Ia juga gampang diingat dan dikenal banyak orang karena gayanya. Gaya 90an jadi pilihannya karena gaya ini memungkinkannya menyampur banyak warna yang terang. Outerwear atau luaran menjadi produk mode kesukannya. Ia mengaku kurang nyaman apabila tidak mengenakan luaran. “Gue adalah outer-man! Gue selalu pake outer seperti kemeja, jaket, semicoat, apapun itu,” jelas Alwin. Atasan tersebut dipadukan dengan jeans atau celana bahan bermotif. Untuk sepatu, ia tidak terlalu mengikuti tren dan memilih sepatu yang basic dan essential. Meskipun

demikian,

mengekspresikan

diri

upayanya

tidak

selalu

dipandang baik oleh orang-orang di sekitarnya.

Alwin

kerap

menerima

cemoohan terkait gayanya yang terkadang dianggap berlebihan. “Sedihnya gue mendengarkan mereka dan mulai menjauh dari konsep siapa diri gue yang sebenarnya?” jelas Alwin. Namun, hal tersebut tak membuatnya

M

UHAMMAD dan

Kamil

pentingnya kesadaran mode di dunia

rendah diri. Hinaan dan hujatan tersebut

Wurangian

perkuliahan, hingga tantangan sebagai

dijadikannya

mahasiswa

sosok yang melek mode.

tampil beda. “Makanya tampilan gue

Alwin

Gabrielle

merupakan

motivasi

untuk

berani

Bagi Alwin, mode adalah sebuah

sekarang agak nyeleneh tapi gue enggak

pernyataan. Mode punya kekuatan untuk

peduli selama gue nyaman jadi diri

keduanya dikenal sebagai pribadi yang

mengungkapkan

sendiri,” tutur Alwin.

mahir

busana.

secara nonverbal. “Fashion is the way you

Kepada Ultimagz, Alwin dan Gabrielle

speak without having any words.” Kutipan

Rihanna

tersebut datang dari ikon mode Rachel

terinspirasi

Zoe dan menjadi landasan bagi Alwin atas

Rihana dalam mengenakan busana yang

minatnya di bidang ini.

ia inginkan. Sementara, Lagerfeld adalah

program studi Film dan Televisi (FTV) 2017.

Di

antara

teman-temannya,

memadupadankan

membagikan

beragam

pandangannya

terhadapan dunia fashion. Arti

mode

bagi

keduanya,

gaya

keseharian, sosok idola di bidang mode,

jati

diri

seseorang

Eksplorasi identitas modenya pun

Dua

desainer

ikon

mode

idolanya

adalah

Karl

Lagerfeld.

Alwin

dan

dengan

mode

kepercayaan

yang

diri

memotivasinya

U LT I M A G Z

45


FA SHION

untuk

mempelajari

dunia

perfilman

karena baginya mode merupakan salah satu bagian penting sebuah film. Alwin tidak memiliki merek mode favorit yang spesifik. Ia memilih secara acak barang yang ia suka. Ia juga kerap kali mendesain sendiri busananya. Alwin berpendapat bahwa berbusana tak harus mahal. Terpenting adalah menjadi diri sendiri dan nyaman. Tak

berbeda

jauh

dengan

Alwin,

Gabrielle mendefinisikan fashion sebagai cara

untuk

berekspresi.

Menurutnya,

kepribadian dan mood bisa dilihat melalui mode. Dengan mirip

paduan

dengan

gaya

Alwin,

90an

yang

Gabrielle

suka

gaya berpakaian yang sederhana dan praktis. Mempunyai badan yang kurus, ia sering menggunakan atasan oversized (kaus,

kemeja,

dan

sweater)

yang

dipadukan dengan celana jins baggy guna meningkatkan volume tubuhnya. “Serba oversized deh pokoknya biar gue

enggak

kelihatan

kurus,�

tutur

Gabrielle. Ia sempat berada dalam fase palet warna busana yang gelap dan monokrom, namun evolusi gayanya membuatnya suka busana dengan warna terang dan berani. Ia juga suka memadukan berbagai warna yang mencolok. Senada dengan Alwin, baginya mode di

dunia

identitas

perkuliahan pemakainya

memancarkan kepada

orang-

orang di sekitarnya. Meskipun demikian, ia menganggap bahwa tingkat kesadaran dan kemampuan mode di lingkungan kampus itu relatif dan bergantung pada

46

U LT I M A G Z


FA SHION

individunya. Gabrielle

tidak

punya

menyukai

merek mode tertentu secara khusus. Untuknya, selain penuh warna dan motif, menjadi anti-mainstream dengan tidak berlebihan mengikuti tren yang hype menjadi pegangan baginya. Sosok

yang

menjadi

inspirasinya

dalam dunia mode adalah Dana Maulana dan Liza Mashita sebagai otak di balik merek Danjyo Hiyoji, serta model asal Indonesia, Laras Sekar. Meski bertubuh pendek

bila

dibandingkan

model

lainnya, Laras tetap bisa menjadi model internasional.

EDITED BY CHRISTIAN K ARNANDA YA N G

U LT I M A G Z

47


SATU SUARA DI MAY DAY 2018 Written By Audrie Safira

I

BUKOTA DKI Jakarta kembali diramaikan oleh ribuan buruh

lagu Indonesia Raya turut dikumandangkan oleh mereka untuk

yang siap memperingati Hari Buruh Internasional, atau yang

menyemangati para buruh yang datang dari seluruh Indonesia.

kerap disebut dengan May Day. Sejak pukul enam pagi, para

Di sisi lain, suasana May Day kali ini cukup tergolong

buruh dari seluruh Indonesia berbondong-bondong memadati

kondusif, kerusuhan yang terjadi tidak berlangsung lama,

kawasan Patung Arjuna Wijaya, yang menjadi titik awal dari aksi

tidak seperti tahun-tahun sebelumnya, yang kerap diwarnai

ini. Dengan memakai atribut khasnya masing-masing, mereka

kerusuhan antara buruh dengan pihak aparat. Kali ini, pihak

siap untuk memperjuangkan hak-haknya sebagai buruh tanah

keamanan dinilai lebih ketat dan terorganisir dalam menjaga

air.

May Day. Meski berasal dari organisasi atau komunitas yang berbeda,

Cuaca yang semakin terik tidak mematahkan semangat

tuntutan utama yang mereka perjuangkan kali ini bisa tergolong

para buruh sedikitpun. Mereka yang telah berkumpul di Taman

sama, yaitu penurunan harga serta tarif kebutuhan pokok,

Aspirasi Monas pun kembali merayakan Hari Buruh dengan

penolakan upah murah, dan penolakan terhadap tenaga kerja

meriah, terutama dengan adanya penampilan hiburan berupa

asing (TKA) untuk masuk ke dalam Indonesia, yang diikuti

musik. Ada pula mereka yang tengah beristirahat sambil

dengan tuntutan pencabutan Peraturan Presiden (Perpres) No.

mengonsumsi jajanan dari pedagang kaki lima yang berkeliling

20 tentang TKA.

di sekitar lokasi. Kendati demikian, perjuangan mereka masih

Sejak pukul 10 pagi, para buruh yang dipandu dengan mobil

akan terus berlanjut hingga sore.

komando, memulai perjalanannya menuju Taman Aspirasi Monas.

Sepanjang

perjalanannya,

mereka

menyuarakan

berbagai macam orasi mengenai tuntutan mereka. Tak lupa,

48

U LT I M A G Z

EDITED BY RIDI F KHAN


PHOTOSTORY

by Sania Zelikha

by Gabriela Vivien

U LT I M A G Z

49


PHOTOSTORY

by Rafaela Chandra

by Gabriela Vivien

50

U LT I M A G Z

by Billy Dewanda


PHOTOSTORY

by Harvey Darian

by Angelina Rosalin

by Devonseta Aldi Nathaniel

by Nico Nathanael

by Nadine K

U LT I M A G Z

51


Mau pasang iklan di

Hubungi 52

U LT I M A G Z

Farrel - 085782961909



ULTIMAGZ

.COM


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.