resensi buku Keteguhan Hati Wujudkan Mimpi-mimpi O l e h Inung Setya mi “Jika dulu aku tak menegakkan sumpah untuk sekolah setinggi-tingginya demi martabat ayahku, aku dapat melihat diri ku dengan terang sore ini: sedang berdi ri dengan tubuh hitam kumal, yang keli hatan hanya mataku, memegang sekop menghadapi gunungan timah, mengum pulkan nafas, menghela tenaga, mencedokinya dari pukul delapan pagi hingga maghrib, menggantikan tugas ayahku yang dulu menggantikan tugas ayah nya. Aku menolak semua itu. Aku menolak perlakuan buruk nasib pada ayahku dan pada kaumku. Kini Tuhan memeluk mimpi-mimpiku…” Itulah sepenggal rangkaian kata indah yang ditulis Andrea Hirata dalam novel pamungkas ‘Tetralogi Laskar Pela ngi’-nya. Cuplikan kata-kata yang mampu membangun jiwa para pembacanya: singkat, padat, namun penuh makna tentang pelajaran hidup, kisah-kisah yang mampu menumbuhkan tenaga untuk meraih harapan-harapan yang diimpikan. Demikian juga, jika memba ca keseluruhan dari novel yang bergambar violinis wanita itu. Novel yang berjudul ‘Maryamah Karpov’ ini justru tidak banyak bercerita tentang Maryamah (salah satu tokoh da lam novel), namun lebih dominan berce rita tentang semangat dan keberanian untuk bermimpi dan berusaha mewu judkannya. Secara implisit, novel ini meneriak kan orang-orang yang berani bermimpi dan mampu membangunkan mimpimimpinya daripada sekedar bunga tidur ialah orang-orang yang pantas diacu ngi jempol. Tokoh-tokoh dalam novel ini berani membangun banyak mimpi, bahkan mimpi yang dianggap gila seka lipun, mimpi yang samar dari keterwu judan. Namun, dengan niat, usaha, ser ta doa, segala sesuatunya pasti ada di genggaman. Yakin! Perubahan harus dimulai dari diri 40
Pewara Dinam i ka j u ni 2 0 0 9
Maryamah Karpov (Tetralogi Laskar Pelangi #4) • Andrea Hirata • PT Bentang Pustaka, Desember 2008 • xii + 504 halaman
sendiri. Apabila tidak ada niat dan usa ha untuk memperbaiki diri, mustahil bisa berubah ke arah yang lebih baik. Seperti dalam QS Ar Ra’d ayat 11 “Se sungguhnya Allah tidak akan mengu bah keadaan suatu kaum, sebelum ka um itu sendiri mengubah apa yang ada pada diri mereka.” Hal itu seperti yang dialami oleh sebagian tokoh-tokoh da lam tetralogi novel Andrea, termasuk pada Maryamah Karpov. Itulah kisah orang-orang yang berusaha mengubah keadaan. . Di dalam novel karya ini, lelaki ‘jebolan’ Universite de Paris Sarbone berceri ta tentang Ikal, Arai, Lintang, A Ling, dan beberapa hal yang belum terjawab dari ketiga novel sebelumnya: Laskar Pelangi, Sang Pemimpi, dan Edensor. Novel keempat dari tetralogi Laskar Pelangi ini menyuguhkan penggalan kisah yang terdapat dalam ketiga novel sebelumnya, sehingga cerita yang diba ngun terasa begitu kompleks. Walaupun Andrea baru menulis empat novel (Tetralogi Laskar Pelangi), namun keempat karyanya itu merupakan karya yang
besar dalam perkembangan Sastra Indo nesia. Setelah booming novel pertama (Las kar Pelangi) hingga menyentuh dunia perfilman Indonesia, banyak pembaca menantikan kelanjutan cerita pada no vel berikutnya, termasuk Maryamah Karpov. Hal itu terbukti dari larisnya penjualan hingga ribuan ekslempar dan beberapa kali cetak ulang. Dalam novel petualangan ini Andrea menulis hal-hal yang seru, sedih, men debarkan, bahkan lucu. Membaca novel ini pembaca diajak Andrea kepada perasaan yang kompleks, dipertemukan de ngan perjuangan-perjuangan tokoh di dalamnya yang kompleks pula, dari masalah sosial hingga percintaan. Dapat dilihat perjuangan tokoh strata bawah yang miskin namun kaya semangat hidup, cerita cinta yang begitu santun tanpa harus mengobral kata tak senonoh, mitos, dan mistis dunia perdu kunan yang menggelikan, bahkan obrolan orang-orang Melayu di warung kopi yang disertai bualan tak masuk akal, persahabatan dan kasih sayang, taruh an, dan harapan hidup ketika berani ber mimpi dan berusaha mewujudkannya. Melalui Maryamah Karpov pembaca me nemukan pendewasaan, membaca pe radaban, dan berani bermimpi, serta membangunkan mimpi-mimpi untuk menjadi nyata. Novel ini sarat dengan nilai-nilai etis dan humanis. Alur, gaya penceritaan, dan bahasa yang digunakan cukup manis dan memikat. Setelah membuka dan membaca halaman pertama, pembaca akan dibuat terkesima dan tergoda untuk menuntaskannya. Tetralogi Laskar Pelangi berarti untuk dimiliki, bermakna ketika dibaca.
inung setyami Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia UNY