Pewara Dinamika Juni 2009

Page 43

bina rohani

Rasulullah dan Kewajiban Manusia O l e h H endra S ug i antoro Pada dasarnya manusia diciptakan atas fitrah mengajak kepada kebaikan dan mengabdi kepada Allah. Di alam ruh, ma­nu­sia telah memberikan kesaksian ke­ti­ka Allah berkata, “Bukankah Aku ini Tu­han­mu?” Lalu dijawab, “Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi.” Da­lam QS Al-A’raf: 172 Allah juga menje­ las­kan agar manusia tidak mengingkari ke­esaan Allah di Hari Kiamat. Dalam perjalanan hidup, manusi­a ti­ dak selamanya mengesakan Allah, baik dalam hal rububiyah, uluhiyah, maupun asma wash-shifat-Nya. Mengesa­ ka­n Allah dalam rububiyah-Nya berar­ t­i mengimani Allah adalah Rabb. Allah ada­lah Pencipta, Penguasa, Pemberi Riz­ ki, Pemilik dan Pengatur alam semes­ta beserta isinya. Mengesakan Allah dalam uluhiyah-Nya berarti mengimani Allah sem­bahan yang benar dan sembahan selain-Nya adalah batil. Manusia hany­a memurnikan ibadahnya kepada Allah. Mengesakan Allah dalam asma washshifat-Nya berarti mengimani hanya Al­lah yang memiliki nama-nama yang Ma­ha Indah dan sifat-sifat yang Maha Sem­purna. Manusia yang tidak teguh da­ lam mengesakan Allah disebabkan keza­ lim­an dan kesombongan. Dijelaskan da­lam QS An-Naml: 14, “Dan merek­a me­ ng­­ingkarinya karena kezaliman dan kesombongan (mereka) padahal hati mereka meyakini (kebenaran)nya.” Setiap Rasul yang diutus Allah bertugas untuk menyampaikan risalah Tuhan kepada umat manusia. Adapun AlQuran, risalah terakhir yang diturunkan Allah dipegang oleh manusia hingga akhir zaman. Muhammad adalah penu­ tup para Nabi dan Rasul. Setelah beliau, tidak akan ada lagi pengutusan seorang Rasul. “Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulul­ lah dan penutup Nabi-nabi.” (Qs Al-Ahzab (33): 40).

istimewa

Islam yang diturunkan Allah melalui Muhammad telah memberikan cahaya terang bagi kegelapan jahiliyah. Rasulul­ lah menyeru manusia agar meninggalkan thaghut dan beriman kepada Allah lewat fase-fase perjuangan dakwah yang panjang, sehingga manusia meng­ ambil kebenaran Rabb dalam kehidupannya. Al-Quran yang dibawa Rasulul­ lah merupakan wahyu Allah yang wajib diikuti manusia seluruhnya. “Dan tiada­ lah yang diucapkannya itu menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu ti­a­da lain hanyalah wahyu yang diwah­ yu­kan (kepadanya).” (Qs An-Najm (53): 3-4). Mengikuti ajaran Rasulullah merupakan bentuk ketaatan kepada Allah karen­a mengimani Al-Quran yang diturunkanNya. “Katakanlah, “jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, nisca­ ya Allah mengasihi dan mengampuni do­sa-dosamu.” Diutusnya Muhammad ti­dak lepas dari upaya untuk menyempurnakan akhlak manusia. “Sesungguhnya aku diutus kepada umat manusia un­tuk menyempurnakan akhlak yang mu­lia.” (HR Ahmad). Menyempurnakan

akhlak tidak lepas dari penanaman aqidah sebagai aspek mendasar kehidupan manusia. Tanpa aqidah yang lurus tidak mungkin tercipta akhlak yang baik. Allah menegaskan keagungan akhlak Rasulullan dalam QS Al-Qalam: 4, “Dan se­sungguhnya engkau benar-benar berbudi pekerti yang agung.” Dalam QS AlAhzab: 21, Allah berfirman, “Sesungguh­ nya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu, (yakni) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) Hari Kiamat, da­n dia banyak menyebut Allah.” Kewajiban lain manusia terhadap Ra­ sulullah adalah memperbanyak shalawat, “Dan sesungguhnya Allah dan Malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” (Qs Al-Ahzab (33): 56). Dengan menaati/meneladani Rasulul­ lah, manusia membuktikan kecinta­an­ nya kepada Allah. Meneladani pe­ri­ke­hi­ dupan Rasulullah dapat mengantarklan manusia menuju kebahagian dunia dan akhirat. Perikehidupan Rasulullah dapat di­ka­ ji/dipelajari melalui Sirah Nabawiya­h. Sebuah kebahagian tersendiri bagi oran­g-orang yang beriman ketika mendapatkan syafa’at dari Rasulullah dan ber­jumpa dengannya di Hari Kiamat. “Da­n barangsiapa yang menaati Allah da­n Rasul-(Nya), mereka itu akan bersa­ ma-sama dengan orang-orang yang dia­ nu­gerahi nikmat oleh Allah, yakni Nabina­bi, para shiddiqin, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang shalih. Dan mereka itulah teman yang sebaikba­ik­nya.” (Qs An-Nisa’ (4): 69.

Hendra Sugiantoro Mahasiswa yang tetap bangga kuliah di Universitas Negeri Yogyakarta.

P e wa r a Di n a m i k a j u ni 2009

41


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.