dari pembaca Kirimkan kritik/komentar/tanggapan Anda mengenai Pewara Dinamika maupun persoalan di seputar kampus Universitas Negeri Yogyakarta. Kritik/komentar/tanggapan harap dilengkapi identitas yang jelas dan dapat dikirim melalui pewaradinamika@uny.ac.id atau langsung ke kantor Humas UNY.
Perlunya Sosialisasi Besar-besaran di Museum Pendidikan Indonesia Saat diresmikan museum Pendidikan Indo nesia UNY, baik Sri Sultan Hamengkubowono X maupun mantan Rektor UNY, Prof. Sugeng Mardiyono, Ph.D., berharap museum yang pertama kalinya dibangun di Indonesia mendapat sambutan hangat dari seluruh komponen anak bangsa, terutama warga Jog jakarta dan UNY. Lebih tepatnya, mereka berharap, kelak, museum pendidikan yang berdiri di tengah-tengah kota Pelajar ini dapat digunakan sebagai bagian terpenting dari wisata edukatif. Saya sangat senang sekali, saat itu. Sayangnya, hampir berjalan setahun ini, saya melihat antusiasme masyara kat kita masih kurang greget. Bahkan, bisa dibilang mahasiswa UNY pun ku rang berminat. Suatu waktu, saya pernah bertanya pada seorang teman maha siswa tentang keberadaan museum itu, kebetulan kami sama-sama satu fakultas. “Anda pernah berkunjung ke museum pendidikan? “ Malah dia menjawab, “museum pendidikan, yang …(sambil berpikir) di dekat rektorat itu? Jawaban itu membuat saya sedikit kaget. Kok ma hasiswa UNY belum kenal betul tentang apa isi yang ada di seluruh universitas. Saya menduga teman saya yang satu ini memang kurang mempedulikan kam pus. Dia hanya senang akan fakultas, bahkan dirinya sendiri. Walaupun demikian, saya tidak sepenuhnya menyalah kan teman saya. Karena, setahu saya, petugas dari meseum kurang menyosia
Pewara Dinam i ka j u ni 2 0 0 9
lisasikan keberadaan museum itu, terle bih isi dan makna yang ada di dalam museum ini. Sebagai pencinta keberadaan muse um, saya berharap tujuan yang disampai kan di atas, benar-benar diwujudkan. Pa ling tidak, petugas di sana, sudah mulai menyosialisasikan keberadaan museum itu dengan kreatif kepada seluruh ma syarakat Indonesia, dan yang paling awal, lebih baik disosialisasikan kepada calon mahasiswa baru UNY. Ini untuk memberikan pemahaman kepada mereka tentang adanya museum pendidikan dan sejauhmana signifikansinya terhadap perkembangan dunia pendidikan. Sosialisasi tersebut, tentunya dilakukan secara besar-besaran. “Jangan terlalu berpikir berapa anggaran yang harus dikeluarkan, tetapi saya yakin, semakin besar anggaran promosi keberadaan museum itu, maka semakin banyak me
nyedot jumlah pengunjung, yang nota bene, ke depan, akan memberikan man faat bahkan mengharumkan nama UNY. Jika ini dapat diraih, saya rasa peminat mahasiswa UNY makin banyak, yang otomatis akan menambah anggaran universitas. Akan tetapi sosialisasi ter sebut seharusnya dikelola dengan profe sional, apalagi dalam waktu dekat museum ini akan selesai (saat ini sedang dibangun tahap akhir). Untuk tahap awal, saya rasa tidak salah jika petugas/pengurus museum belajar dari lem baga profesional lainnya, bagaimana cara promosi yang efektif. Mungkin itu susah, tapi tidak ada yang salah jika kita bersusah susah da hulu, bersenang-senang di kemudian hari. Semoga UNY menjadi kampus yang terbaik di bidang pendidikan…. Islah Mahasiswa Fakultas Teknik UNY