opini
TRANSFORMASI KEPEMIMPINAN O l e h Heru Fa rh a ni
T
apak-tapak sejarah di belakang kami adalah kesaksian yang paling nyata dan tonggak kebenaran tentang usaha dan pengorbanan yang tiada taranya, telah memberikan kesadaran dan tanggung jawab pa da kami untuk kami teruskan sebagai pesan su ci. (Deklarasi Pemuda) Pemuda dan Perjuangan Reformasi Pemuda, termasuk mahasiswa, memegang peranan penting dalam sejarah panjang bangsa Indonesia. Jauh sebelum reformasi, sejarah telah mencatat bahwa pemuda bersatu untuk berjuang bersama dalam organisasi nasional Budi Oetomo. Pada 28 Oktober 1928 pemuda dari seluruh Indonesia sepakat untuk mendeklarasikan cinta kasihnya kepada Indonesia yang ditandai dengan deklarasi pemuda sebagai tong gak awal sumpah pemuda. Rasa nasionalisme terpatri jelas pada bait-bait ikrarnya. Kami pe muda-pemudi Indonesia berbangsa yang satu, bangsa Indonesia / kami pemuda-pemudi Indo nesia bertanah air yang satu, tanah air Indone sia / kami pemuda-pemudi Indonesia berbahasa yang satu, bahasa Indonesia. Begitu pula ketika terjadi gelombang reformasi pada 1998, gerakan yang berhasil menumbangkan rezim Soeharto yang telah berkuasa 32 tahun pun memberikan sejarah tersendiri bagi gerakan pemuda dan mahasiswa. Sebagai gerakan moral, mahasiswa yang notabene terdiri atas pemuda, telah berhasil menjadi pioneer dalam menghimpun kekuatan lainnya, seper ti buruh dan masyarakat sipil. Gerakan refor masi menjadi salah satu kekuatan besar yang ada dengan semangat mengusung perubahan dan menunjukkan people power yang sesung guhnya dalam rangka menumbangkan rezim yang otoriter. Peran Pemuda dalam Menyiapkan Kepemimpinan Nasional Sebagai pengusung dan pelaku gerakan refor 40
Pewara Dinam i ka m ei 2 0 0 9
masi, pemuda tentu memiliki hak serta tanggung jawab untuk mempersiapkan figur-figur potensial guna menyongsong kepemimpinan nasional dan berupaya membangunkan potensi pemuda. Untuk itulah, perlu kiranya pemuda dibekali nilai intelektual dan moral yang tinggi sebagai fondasi utama dalam rangka memba ngun generasi berintelektual profetik. Pada da sarnya, jika pemuda mampu bangkit menjadi generasi yang siap, mau, dan mampu memim pin bangsa, insya Allah kebangkitan nasional tinggal menunggu waktu. Golongan intelektual, oleh Dawam Raharjo, dirumuskan sebagai sebuah alternatif tugas bagi elemen mana pun untuk bersama memba ngun bangsa ini. Pertama, memperluas pendi dikan dan pencerdasan kehidupan bangsa. Ke dua, menumbuhkan idealisme di kalangan calon intelegensia, untuk mengabdi kepada sektor masyarakat untuk memperkuat civil so ciety dan mengimbangi birokrasi. Ketiga, memperluas bentuk-bentuk pengabdian profesiona lisme. Intelektual dan Moral sebagai Pondasi Utama Dalam Kamus Besar Bahassa Indonesia kata intelektual berkaitan dengan kata intelek. In telek adalah istilah psikologi tentang daya atau proses pikiran yang lebih tinggi yang berkena an dengan pengetahuan; daya akal budi; kecer dasan berpikir. Kata intelek juga berkonotasi untuk menyebut kaum terpelajar atau kaum cendekiawan. Sedangkan kata intelektual berar ti suatu sifat cerdas, berakal, dan berpikir jernih berdasarkan ilmu pengetahuan. Kata intelektual juga berkonotasi sebagai kaum yang memili ki kecerdasan tinggi atau juga disebut kaum cendekiawan Dalam pengertian lain, golongan intelektual disebut sebagai golongan yang tidak hanya ber kutat pada ilmu profesionalnya, namun memi liki peran sosial, terutama sebagai intelektual bebas yang bisa memerankan diri sebagai kri