Pewara Dinamika

Page 47

bina rohani

Takabur dan Balasannya O l e h S a r j ono Rasulullah saw melarang umatnya berlaku sombong, terutama kepada Allah, juga terhadap sesama umat Islam. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh muslim bersumber dari Abdullah bin Mas’ud ra, Rasulullah saw te­­lah bersabda: Tidak masuk syurga orang yang di dalam hatinya ada sedikit ke­som­­bongan. Lalu ada seorang lelaki berka­ta: “Sesung­ guhnya ada seorang yang se­nang pakai­ annya bagus dan sandalnya ju­ga bagus”. Beliau lalu bersabda: “Sesung­guhnya Al­ lah itu indah yang senang keindahan . Se­dang sombong itu menolak kebenaran dan merendahkan orang lain. (HR. Muslim). Sombong dan angkuh adalah katakata yang mempunyai satu makna, yai­ tu menganggap dirinya lebih tinggi, lebih mulia, daripada lainnya. Sifat sombong sangat tercela di dalam agama. Be­gitu pula, oleh masyarakat sifat ini sa­ngat dibenci, tidak hanya oleh orangorang yang berilmu saja dan orangorang yang berbudi luhur, melainkan ham­pir semua orang membencinya, ka­ rena sifat sombong bisa menimbulkan permusuhan dan hilangnya rasa kea­ kraban antarmanusia. Dari hadits Rasulullah saw di atas ada dua pengertian, pertama, pintu sorga tertutup bagi setiap orang yang di da­lam hatinya ada sifat kesombongan, ke­dua, seseorang itu tidak bisa dikata­ kan sombong hanya karena suka pakai­ an yang bagus-bagus. Sombong yang se­sung­guhnya ialah tidak mau menerima kebenaran dan menganggap rendah orang lain. Sombong atau takabur dibedakan atas tiga golongan: 1. Sombong kepada Allah, yaitu me­ nga­baikan, tidak menghiraukan, atau ti­ dak mempedulikan agama Allah, ti­dak takut kepada ancaman Allah, serta me­re­ mehkan dan mengabaikan syari’at (per-

kalam/pewara

aturan) agama. Diterangkan dalam firman Allah: Sesungguhnya orang-orang yang me­ nyom­bongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka jahanam dalam kea­ da­­an hina dina (Luqman: 60). 2. Sombong terhadap Rasul, yaitu eng­gan dan merasa hina untuk mengi­ kuti petunjuk Rasul, tidak sudi mengi­ kuti Nabi Muhammad saw. Sikap takabur demikian hanya dimiliki kaum Qu­ra­isy di masa Nabi. Mereka mengang­ gap Muhammad saw adalah anak ya­tim yang tidak punya harta. 3. Sombong teradap Sesama Manusia, yakni merasa lebih tinggi pendidik­ annya, sehingga merasa lebih pintar, le­ bih berkuasa, lebih mulia, lebih kaya, le­bih ganteng, lebih cantik, lebih baha­ gia, lebih kuat daripada orang lain, meng­anggap orang lain lebih rendah har­kat dan martabatnya. Ia menganggap remeh dan hina, orang lain tidak berharga sama sekali dibanding dirinya. Ia menjadi gila hor­­ mat, gila pujian, lupa daratan, ti­dak suka ditegur, tidak mau mengakui pan­

dang­­an orang lain meski itu benar. Dite­ rang­­kan oleh Rasulullah, Takkabur itu me­nolak kebenaran dan menghinakan hak-hak manusia (HR. Muslim) Rasulullah sehari-hari tidak pernah som­bong. Beliau menengok orang sakit, mengantarkan jenazah, mendata­ngi undangan dari siapa pun. Pada suatu ha­ ri ada seorang wanita menghadap beliau ingin mengundangnya untuk suatu hajatan. Karena wanita ini dari golong­ an miskin, ia ragu-ragu. Oleh karena itu, beliau bersabda: Dudukkanlah saya di ja­lan-jalan Madinah mana pun yang ka­ mu kehendaki, pasti saya akan datang un­ tuk mendatangi hajatmu itu. Tawadlu’lah ka­lian, duduk-duduklah kalian dengan orang-orang miskin, pasti kalian menja­ di besar di sisi Allah dan terbebas dari ke­ sombongan (HR. Abu Nu’aim) Untuk menghindari sifat sombong, kita harus berlaku lunak dalam pergaul­ an. Sering-sering menengok tetangga, terutama yang sedang tertimpa kesusah­ an, suka berkumpul dengan orang miskin, suka bertegur sapa dengan sesama umat, ringan kaki mendatangi undangan dan sebagainya. Kadang-kadang kita perlu juga berla­ ku sombong, tetapi kepada orang-orang yang suka sombong. Rasulullah bersabda: Sombonglah kepada orang yang som­ bong, karena sombong kepada orang yang sombong adalah sedekah (Al Hadits). Takkabur merupakan penyakit rohani yang sangat membahayakan, sehing­ ga kita wajib menghilangkannya. Cara peng­obatannya tidak dengan jalan ber­ khayal atau berharap-harap, tetapi dengan resep yang mujarap. Resep itu ti­ dak terdapat di apotik, begitu juga pada dokter, tetapi pada diri kita sendiri.

Drs. Sarjono Kabag TU FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta

P e wa r a Di n a m i k a m e i 2009

45


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.