1 minute read
resensi BUkU
Kapan Kita Sadar untuk Bersyukur?
Oleh SUMARYADI
Advertisement
Kita akui atau tidak, banyak sekali kenikmatan Allah swt yang telah dan selalu dilimpahkan kepada kita, baik lahir maupun batin, baik yang kasat mata maupun yang tan kasat mata. Dan, yakinlah kita akan kesulitan untuk menghitungnya. Kita ingat firman Allah swt dalam Al-Quran S. An-Nahl ayat 18: ”Dan jika kamu menghitunghitung nikmat Allah, niscaya kau tidak dapat menentukan jumlahnya”.
Kewajiban kita selaku hamba Allah adalah mensyukuri segala kenikmatan yang telah kita peroleh, yang kita rasakan, yang kita terima itu. Tentu saja, syukur dalam arti yang sebenarnya, yang menempatkan semua pemberian itu secara proporsional. Hanya saja, syukur yang seperti itu hanya bisa dilakukan oleh seseorang yang sudah baik dan benar iman dan taqwanya kepada Allah swt. Oleh karena itu, tidak ada pilihan lain kecuali kita senantiasa meningkatkan taqwa dalam arti yang sebenarnya: melaksanakan semua perintah-Nya dan meninggalkan semua larangan-Nya. Taqwa dapat menumbuhkan rasa syukur kita atas karunia-Nya yang kita terima dari waktu ke waktu.
Penulis buku ini mengajak kita, mengingatkan kita, mungkin lebih tepat menghujat kita, untuk jangan lupa selalu mensyukuri karunia Allah. Beberapa ’resep’ strategis dan menarik yang ditawarkan oleh penulis melalui buku ini meliputi: Mengingat Karunia Allah (juga dengan sentilannya: Jangan lupa, melupakan, atau mengingkari nikmat Allah; dan Apabila Allah mencabut karuniaNya), Shalat sebagai Nikmat Allah, Rizki (juga membahas: Seruan Allah agar kita makan yang halal dan thayyib atau baik; Bakhil atau kikir berinfak di jalan Allah; dan Niat ikhlas dalam berinfak), Rasulullah Muhammmad saw (juga dengan bahasan: Informasi kepada Ahli Kitab; dan Mukjizat), Hati Orang yang Beriman, Hal Keterbatasan Hati, Hati yang Lembut dan Terbuka, serta Kesalehan Sosial dan Kesalehan Lingkungan.
Buku ini, seperti diakui sendiri oleh penulisnya, menyajikan serangkaian catatan dari tadarus Al-Quranul Karim. Penulis sebagai seorang hamba Allah yang dhaif, yang diberi bekal oleh Allah, berupaya mengajak kita untuk semakin intens bersentuhan dan bergumul dengan Hablun minallah dan Hablun minannaas.
Tidak berlebihan jika dikatakan bahwa buku ini teramat ’menjanjikan’ untuk dibaca oleh siapa pun yang ingin membacanya: siswa, mahasiswa, dosen, dan da’i, demikian pula khalayak luas pada umumnya. Di samping memberikan Di samping memberikan tambahan wawasan, buku ini rasanya mampu memberikan pencerahan kepada kita, kepada sidang pembaca. Selamat menikmati!
mensYUkUri karUnia allah oleh prof. dr. h. soejadi, s.h.• pustaka pergaulan Jakarta, 2008 • vi+33 halaman
drs. sumardI m.pd. dosen di Fakultas bahasa dan seni/pemred majalah kampus "pewara dinamika uny