resensi buku
Kapan Kita Sadar untuk Bersyukur? O l e h Sumaryadi
K
ita akui atau tidak, banyak sekali kenikmatan Allah swt yang telah dan selalu dilim pahkan kepada kita, baik lahir maupun batin, baik yang kasat mata maupun yang tan kasat mata. Dan, ya kinlah kita akan kesulitan untuk meng hitungnya. Kita ingat firman Allah swt dalam Al-Quran S. An-Nahl ayat 18: ”Dan jika kamu menghitung-hitung nik mat Allah, niscaya kau tidak dapat me nentukan jumlahnya”. Kewajiban kita selaku hamba Allah adalah mensyukuri segala kenikmatan yang telah kita peroleh, yang kita rasa kan, yang kita terima itu. Tentu saja, syu kur dalam arti yang sebenarnya, yang me nempatkan semua pemberian itu secara proporsional. Hanya saja, syukur yang seperti itu hanya bisa dilakukan oleh seseorang yang sudah baik dan benar iman dan taqwanya kepada Allah swt. Oleh karena itu, tidak ada pilihan lain kecuali kita senantiasa meningkatkan taqwa dalam arti yang sebenarnya: me laksanakan semua perintah-Nya dan me ninggalkan semua larangan-Nya. Taqwa dapat menumbuhkan rasa syukur kita atas karunia-Nya yang kita terima dari waktu ke waktu. Penulis buku ini mengajak kita, me ngingatkan kita, mungkin lebih tepat menghujat kita, untuk jangan lupa sela
36
Mensyukuri Karunia Allah Oleh Prof. Dr. H. Soejadi, S.H.• Pustaka Pergaulan Jakarta, 2008 • vi+133 halaman
lu mensyukuri karunia Allah. Beberapa ’resep’ strategis dan menarik yang dita warkan oleh penulis melalui buku ini meliputi: Mengingat Karunia Allah (juga dengan sentilannya: Jangan lupa, melu pakan, atau mengingkari nikmat Allah; dan Apabila Allah mencabut karuniaNya), Shalat sebagai Nikmat Allah, Riz ki (juga membahas: Seruan Allah agar kita makan yang halal dan thayyib atau baik; Bakhil atau kikir berinfak di jalan Allah; dan Niat ikhlas dalam ber infak), Rasulullah Muhammmad saw (juga dengan bahasan: Informasi kepa da Ahli Kitab; dan Mukjizat), Hati Orang yang Beriman, Hal Keterbatasan Hati, Hati yang Lembut dan Terbuka, serta Kesalehan Sosial dan Kesalehan Ling kungan. Buku ini, seperti diakui sendiri oleh penulisnya, menyajikan serangkaian ca tatan dari tadarus Al-Quranul Karim. Pe nulis sebagai seorang hamba Allah yang dhaif, yang diberi bekal oleh Allah, ber upaya mengajak kita untuk semakin intens bersentuhan dan bergumul de ngan Hablun minallah dan Hablun mi nannaas.
Pewara Dinam i ka n o v e m b e r- d e s e m b e r 2 0 0 8
Tidak berlebihan jika dikatakan bah wa buku ini teramat ’menjanjikan’ untuk dibaca oleh siapa pun yang ingin mem bacanya: siswa, mahasiswa, dosen, dan da’i, demikian pula khalayak luas pada umumnya. ���������������������� Di samping memberikan tambahan wawasan, buku ini rasanya mampu memberikan pencerahan kepa da kita, kepada sidang pembaca. Sela mat menikmati!
Drs. Sumardi m.Pd. Dosen di Fakultas Bahasa dan Seni/Pemred Majalah Kampus "Pewara Dinamika UNY