Volume 9 • nomor 14 november-desember 2008
issn 1693-1467
P e w a r a
Dinamika majalah universitas negeri yogyakarta
PARA GENERASI NET Kini mereka mudah ditemui di titik-titik hotspot UNY
BAngkitkan Industri Ekonomi Kreatif !!! Menteri Perdagangan (Mendag), Marie Elka Pangestu, mengungkapkan, peran in dustri ekonomi kreatif tak bisa dianggap remeh. Sepanjang 2002-2006, industri kreatif tanah air menyumbang Rp 104,6 triliun atau 6,3 persen terhadap produk domestik bruto (PDB); dan berkontribusi 10,6 persen dari total ekspor atau senilai Rp 81,4 triliun, sementara tingkat partisipasi tenaga kerja di sektor ini mencapai 5,8 persen. Pada 2001, total nilai ekonomi industri kreatif Rp 2 triliun. Tentu ini adalah capaian fantastis, mengingat kontribusi industri kreatif Singapura hanya mencapai 2,8 persen terhadap PDB dan Inggris baru mencapai 7,9 persen. Lantas apakah industri kreatif itu? Yang jelas ruang lingkup industri kreatif meliputi, musik dan alat musik, periklanan, arsitektur, pasar seni dan barang antik, kerajinan, disain, fashion, film, video dan fotografi, permainan interaktif, seni pertunjukan, penerbitan dan percetakan, layanan komputer dan peranti lunak, serta radio dan televisi. Jika industri yang rata-rata digeluti anak muda ini dapat ditingkatkan, maka persoalan lapangan kerja dapat diatasi dengan baik. Oleh karena itu, pencanangan tahun 2009 sebagai tahun ekonomi kreatif haruslah didukung, tanpa harus menghilangkan kekritisan kita sebagai anak bangsa. Karena ada hal yang harus dikritisi? Misalnya, sejauhmana industri kreatif itu mempengaruhi identitas kelokalan user? Untuk menjawab persoalan ini ada baiknya kita belajar dari negara-negara yang telah sukses, seperti Korea Selatan.
Iklan layanan ini dipersembahkan oleh Pewara Dinamika • Sumber gambar: istimewa
pena redaksi
P ewa r a
Dinamika majalah universitas negeri yogyakarta
PENERBIT HUMAS Universitas Negeri Yogyakarta IJIN TERBIT SK Rektor No. 321 Tahun 1999 ISSN 1693-1467 PENANGGUNG JAWAB Dr. H. Rochmat Wahab, M.A. (Penjabat Rektor UNY) PENGARAH Dr. H. Rochmat Wahab, M.A. (Pembantu Rektor I) H. Sutrisna Wibawa, M.Pd. (Pembantu Rektor II) Prof. Dr. H. Herminarto Sofyan (Pembantu Rektor III) PENASEHAT Hj. Sudjariyah, M.Pd. (Kepala Biro AUK) Dra. Hj. Budi Hestri Hutami (Kepala Biro AAKPSI) H. Sugirin, Ph.D. (Kepala KKHP) PEMIMPIN UMUM Prawoto, S.E. PEMIMPIN PERUSAHAAN Hj. Sri Sujarwanti, S.I.P. PEMIMPIN REDAKSI Sumaryadi, M.Pd. SEKRETARIS REDAKSI Tusti Handayani, A.Md. REDAKTUR PELAKSANA Sismono La Ode, S.S. REDAKTUR Endang Artiati Suhesti, S.Pd. Dhian Hapsari Witono Nugroho, S.I.P. Kusmarwanti, M.Pd. Hermanto, M.Pd. Desain dan Tata Letak Muhammad Safrinal Lubis FOTOGRAFI Ahmad Natsir Eka Putra, S.H. REPORTER Ratna Ekawati, S.I.P. (FIP) Isti Kistianingsih, S.Pd. (FISE) Dedy Herdito, M.M. (FMIPA) Haryono (FBS) Hadimin, S.Pd. (FIK) Rani Eryani, S.I.P. (FT) Prayoga, S.I.P. (LPM/Lemlit) Agus Purwatma W., S.Pd. (BAAKPSI/BAUK) Syamsu Rahmadi, S.E. (Kemahasiswaan) Yansri Widayati, S.Pd. (Kerjasama) Hadna A. Al-Falasany, A.Md. (Kampus Wates) SIRKULASI Drs. H. Trisilia Suwanto Sarjana Ngadina Sudarman Fashilaturrochmah Widodo ALAMAT REDAKSI Jl. Colombo No. 1 Kampus Karangmalang Universitas Negeri Yogyakarta 55281 Telp/Fax 0274 542185 E-mail: pewaradinamika@uny.ac.id Online: www.uny.ac.id
Desember telah tiba. 2008 pun akan berlalu. Ada banyak kisah terukir di seti ap sanubari kru Pewara Dinamika UNY. Ji ka diungkap lembar demi lembar, mung kin tak memenuhi space majalah untuk 12 edisi sekalipun. Di sana ada senyum, tawa, cinta, prestasi, intrik, bingung, kritik, sakit, duka, dan masih banyak lagi. Sejuta pesona kisah ini ma sih membekas dalam hati, walau awal 2009 akan di tutup dengan cara kami masing-masing. Dan, bi arlah orang lain tak me mahaminya karena itu sebaik-baiknya; sehormathormatnya. Iyakan? Walau lembaran tersebut te tap menyelimuti, kami tetap sepakat untuk melaku kan rutinitas penerbit an majalah tercinta. kalam/uny Agak telat sih, tapi al hamdulillah, masih dinantinantikan pembaca, terutama datang dari civitas akademika UNY, sebagai ba sis pembaca yang solid dan kritis. Kita sadar kalau telah “merugikan” pemba ca—sebagai pemilik sah informasi, un tuk itu edisi akhir tahun ini kita coba “menguntungkan” pembaca dengan in formasi yang tampaknya remeh temeh. Akan tetapi, dibalik informasi seputar ki sah mahasiswa UNY yang melek dunia cyber, lengkap dengan fitur-fitur yang dilakoni, adalah merupakan fenomena yang “menghapus” wajah universitas. Tahun 2000-an, kita amat jarang meli hat mahasiswa UNY yang memakai HP, apalagi laptop. Nyaris tidak ada! Tetapi
delapan tahun kemudian, tepatnya ta hun ini, wajah UNY itu disulap. Di tiap sudut fakultas, pohon-pohon rindang, pemandangan orang-orang memakai laptop untuk mengakses informasi menjadi perilaku hidup yang menonjol. Budaya ini begitu kental. Mahasiswamahasiswa serasa ketinggalan zaman jika tidak mengakases internet. “Jika sehari saya tidak ases internet, sepertinya ada yang kurang dalam hidup ini,” ungkap Gito, mahasiswa UNY yang kerap menggunakan hotspot di lingkungan Hall Rektorat UNY. Budaya inilah yang meng inspirasi kami, kru redaksi, untuk menuliskannya dalam sebuah liputan khusus. Memang banyak mo tif penggunaan inter net di lingkungan UNY. Akan tetapi, motif perteman an dan pencarian bahan-bahan penun jang kuliah adalah dua motif yang pa ling menonjol. Nggak percaya? Baca liputan utama. Akhirnya di akhir tahun ini, redaksi bersalaman kepada pembaca. Kami akui banyak kekurangan dalam tiap edisi ka mi. Bahkan, sebagian pembaca terka dang merasa “terganggu” dengan mem baca Pewara Dinamika. Mungkin tentang pilihan kata yang kurang cocok atau apalah…. Tentunya kalian yang lebih paham. Walau demikian, dengan kepala tetap menunduk, kami tetap berterima kasih. Karena dengan itulah majalah menjadi “ada”. Tabik kami….
Redaksi menerima tulisan untuk rubrik Bina Rohani (panjang tulisan 500 kata), Cerpen (1000 kata), Opini (900 kata), Puisi/Geguritan/Tembang (minimal dua judul), dan Resensi Buku (500 kata). Tulisan harus dilengkapi dengan identitas yang jelas, nomor yang bisa dihubungi, pasfoto (khusus Opini), serta keterangan dan sampul buku (khusus Resensi Buku). Kirimkan tulisan Anda melalui pewaradinamika@uny.ac.id atau langsung ke kan tor Humas UNY. Bagi yang dimuat, honor dapat diambil di kantor Humas UNY.
P e wa r a Di n a m i k a n o v e m b e r- d e s e m b e r 2008
daftar isi Volume 9 • Nomor 14 november-desember 2008
l a p o r a n U ta m a
Para Generasi Net ahmad natsir/pewara dinamika
Kini pemandangan mahasiswa yang asyik ber-hotspot-an mudah di temui di setiap sudut rektorat dan fakultas. halaman 6
24
32 opini
berita
UNY MENUJU WORLD CLASS UNIVERSITY University (WCU) antara lain perintisan prodi internasional yaitu satu prodi di setiap fakultas, dan 2009 akan dibuka dua prodi yaitu Pendidikan Matematika dan Pendidikan Akuntansi.
Universitas Negeri Yogyakarta saat ini sedang dan akan melaksanakan kegiatan menuju World Class
Berita Lainnya • Perlunya Penguatan Kompetensi • UNY Jalin Kerjasama Dengan TNI AU • Seniman Masih Dianggap Gila • Kabar UNY Dari Sydney
Kaum Ibu Indonesia Masa Kini Wanita, ibu rumah tangga, di dalam keluarga merupakan tokoh yang paling bertanggung jawab atas pendidikan anaknya. Sepanjang hari anak lebih banyak berurusan dengan ibu. 37 5 38 4 1 3 40 40 36
bina rohani bunga rampai cerpen dari pembaca dari redaksi Jendela pojok gelitik puisi•geguritan•tembang resensi buku perancang sampul & layouter: kalam jauhari
Pewara Dinam i ka n o v e m b e r- d e s e m b e r 2 0 0 8
jendela
UNY:
'Met Jalan 2008 'Met Datang 2009!
T
anpa terasa tanpa ter-nyana, kita sudah sampai di penghujung sebuah satuan waktu yang bernama ‘tahun’. Dan, diinginkan atau tidak, dikehendaki atau tidak, dinanti-nanti atau tidak, disukai atau tidak, pergantian waktu yang bernama ‘tahun’ ini musti terjadi. Tidak bisa tidak! Nah, tampak jelas betapa tangan-tangan 2008 sudah bersiap-siap menyerahkan tongkat estafetnya kepada tangan-tangan 2009. Subhanallah! Fenomena itu so pasti juga terjadi dan berlangsung di sebuah institusi besar di Yogyakarta yang bernama Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Segenap sivitas akademika UNY dari ujung ke ujung bersiap-siap untuk menyerahkan dan menerima tongkat estafet. Yang terpenting adalah, pada kesempatan seperti ini, apa yang mesti dilakukan oleh semua komponen di dalam sistem UNY ini? Diam saja sambil menunggu sesuatu dengan harap-harap cemas, acuh-tak-acuh dan tak peduli dengan prinsip ‘yang mau terjadi maka terjadilah’? Ternyata jawabnya sederhana saja tetapi teramat mendasar: introspeksilah dan retrospeksilah! Memang benar, bukan dalam rangka ‘jual kecap’, lembaga pendidikan yang berlabel UNY menyandang berbagai keunggulan. Sebut saja beberapa di antaranya: (a) Menjadikan nilai moral keagamaan dan kebangsaan terinternalisasi dalam setiap kegiatan akademik dan nonakademik. (b) Salah satu universitas eks IKIP yang termasuk dalam 20 perguruan tinggi se-Indonesia yang layak menjadi perguruan tinggi bertaraf internasional. (c) Memiliki mahasiswa asing yang mengikuti pendidikan degree dan nondegree. (d) Memiliki program studi rintisan bertaraf internasional. (e) Sebagian besar program studi memiliki akreditasi A. (f) Fakultas Teknik telah memperoleh Sertifikat ISO
9001-2000. (g) Sebagian besar dosen memiliki kualifikasi akademik S-2/S-3. (h) Universitas induk penyelenggara sertifikasi guru (Rayon 11). (i) Salah satu universitas yang ditunjuk Depdiknas sebagai penyelenggara pendidikan profesi guru. (j) Banyak kerjasama pendidikan dan penelitian dengan instansi lain, nasional maupun internasional. (k) Setiap tahun seputar 2500 mahasiswa menerima beasiswa dari berbagai sumber. (l) Mahasiswa UNY berhasil meraih kejuaraan nasional maupun internasional dalam berbagai kegiatan lomba IPTEKS dan olahraga. (m) �������������������� Dst., dst., dst. Yang namanya unggulan itu pasti juga tantangan. Kita harus merasa tertantang, minimal mengawal ketat agar unggulan-unggulan tersebut tidak ’mletho’ di tengah jalan yang berakibat menjadi bukan unggulan lagi. Malahan, seharusnya secara kualitatif semua unggulan itu dari waktu ke waktu semakin meningkat kualitasnya. Di samping, unsur-unsur lain, aspekaspek lain, yang sekarang belum berpredikat unggulan, dalam waktu relatif singkat mampu menyusul berpredikat unggulan. Namun, semua itu perlu kesadaran tingkat tinggi, perlu perjuangan ekstra keras, perlu pengorbanan tak tanggung-tanggung, dan perlu semangat pengabdian pantang menyerah. ������������������������������������ Pendek kata, dibutuhkan kesamaan bahasa untuk senantiasa bersinergi-kolaborasi antarkomponen sistem UNY ini. ����������� Jika sudah demikian, insya Allah, visi UNY ’pada tahun 2010 UNY mampu menghasilkan insan: cendekia, mandiri, dan bernurani’ tidak hanya isapan jempol belaka!
Drs. Sumaryadi, M.Pd. Pemimpin Redaksi
P e wa r a Di n a m i k a n o v e m b e r- d e s e m b e r 2008
dari pembaca Kirimkan kritik/komentar/tanggapan Anda mengenai Pewara Dinamika maupun persoalan di seputar kampus Universitas Negeri Yogyakarta. Kritik/komentar/tanggapan harap dilengkapi identitas yang jelas dan dapat dikirim melalui pewaradinamika@uny.ac.id atau langsung ke kantor Humas UNY.
Menuju Word Class University Perencanaan UNY sebagai bagian dari Word Class University (WCU) perlu untuk dia presiasi. Ini adalah cita-cita mulia yang perlu didukung oleh semua civitas akademika uni versitas. Hanya saja, melihat perkembangan selama ini, saya me nyarankan untuk terus melakukan perbaikan di beberapa bidang. Di bidang akademik, kultur/budaya mengajar para dosen harus segera dievaluasi secara rutin dan selektif. Selama ini, ada sebagi an dosen, yang mengajar dengan cara-cara “lama” kurang mem berikan ruang dialogis kepada mahasiswa. Sehingga, terkesan dosen seperti dewa ilmu pengetahuan, yang sukar untuk dibantah. Selain itu, buku-buku yang ditulis oleh dosen UNY perlu di tingkatkan. Sebagai mahasiswa, saya ingin sekali untuk memengang karyakarya dosen UNY, hanya saja karya-kar ya tersebut masih sangat terbatas jum lahnya. Di UNY Press sendiri, produksi buku karya dosen UNY masih belasan jumlahnya. Dan yang tak kalah pen tingnya lagi adalah pembuatan “kuriku lum” akademik yang kondusif, sehing ga mahasiswa dan dosen dapat menjadi subjek yang dinamis, kritis, dan kons truktif dalam mengembangankan mata kuliah yang diperoleh. Di bidang sarana dan prasarana, saya berharap gedung “mewah” yang telah dibangun di UNY dapat dimaksimalkan penggunaannya. Saya sendiri mengapre siasi perubahan wajah universitas. Kini UNY telah tampak “indah” untuk dipan dang. Hal ini lebih baik lagi, jika penggu naan bangunan tersebut, seperti GOR,
gedung Traning Center, Museum Pen didikan, dan lain sebagainya, dapat di permudah, terlebih untuk kepentingan kemahasiswaan. Selain itu, ada bebera pa gedung-gedung UNY yang belum di fungsikan dengan baik bahkan kelihatan “kumuh”, sebagai contoh ada penum pukan beberapa kursi dan meja di ba wah tangga di sebuah bangunan fakul tas. Mungkin hal-hal kecil ini perlu juga untuk diperhatikan. Saya juga berharap agar pepohonan yang telah rindang di kampus untuk dipertahankan, bahkan ji ka perlu penanaman pohon di beberapa titik harus diadakan sehingga uiversitas tercinta ini makin indah. Dan yang tak kalah pentingnya juga soal hotspot di UNY. Penggunaan hotspot di beberapa titik telah baik, tetapi daya signalnya masih kurang. Kalau bisa di tahun ini, pak rektor dapat menambahkan daya hotspot, sehingga kami lebih asyik dan nyaman dalam menggunakan ICT. Di bidang kemahasiswaan, saya sih berharap penggunaan Student and Mul
Pewara Dinam i ka n o v e m b e r- d e s e m b e r 2 0 0 8
ticultural Center (baca: SC) benar-benar disesuaikan dengan fungsinya sebagai pusat aktivitas kemahasiswaan. Ruang diskusi dan perbedaan pandangan seba iknya menjadi pemandangan harian di sana. Saya sendiri merasa bangga mem punyai gedung yang representatif terse but, tetapi kebanggaan ini akan lebih jika aktivitas diskusi, penelitian, dan perencanaan program kegiatan terus konsisten dilakukan di sana. Terlebih, antarorganisasi kemahasiswaan tidak saling egois dan tetap rukun dan be kerjasama. Mungkin agak lucu jika SC hanya digunakan sebagai kantor orga nisasi kemahasiswaan di tingkat Univer sitas saja, tanpa menghasilkan karya yang nyata. Mungkin itu saja, saran “klasik” saya. Tetapi, di tahun 2009 kelak, saya berha rap UNY bisa mencapai WCU dengan se baik-baiknya, tanpa halangan. Selamat para pemimpin UNY! Kamil Mahasiswa FT UNY
bunga rampai
10 yang wah!
S
ny
m/u
la
ka
ebuah survai melibatkan lebih dari 100 wanita untuk mengetahui bagian tubuh mana dari ka um adam yang paling mereka kagumi. Ternya ta, hasilnya memang menarik, banyak kejutan yang sebelumnya tidak diperhatikan oleh kaum pria, ternyata menarik bagi wanita. Menurut survai itu, ada 10 bagian tubuh pria yang paling membuat wanita klepek-klepek: oleh R . A . Juwahir
1
Bokong. Bokong menduduki pering kat pertama dari bagian tubuh pria yang disukai kaum hawa. Ini menunjuk kan bahwa wanita tidak jauh berbeda daripada pria. Beberapa wanita menya takan bahwa mereka menyukai bokong berbentuk “setengah bulan”, sementara yang lain lebih suka bokong yang “sedi kit berbelok”. Mr. P. Bagian tubuh andalan pria ini berada di urutan kedua. Survai mengungkapkan bahwa wanita tidak mengkhususkan pada masalah ukuran Mr. P. Sepertinya pepatah “size doesn’t matter” masih tetap berlaku. Yang lebih penting, banyak wanita menyebutkan daerah sekitar Mr. P sangat penting, di an taranya warna kulit yang proporsional, tidak terlalu berurat, tidak terlalu pen dek, tidak terlalu besar. Yang juga men jadi perhatian kaum hawa adalah aro manya. Untuk itu pria sangat dihimbau agar senantiasa menjaga kesehatan, se hingga tidak menghasilkan aroma yang menyengat bagi penciuman wanita. Perut. Tidak mengherankan sebagi an besar wanita menyenangi perut pria yang rata. Beberapa wanita tidak menginginkan perut yang berotot, teta pi perut yang rata. Pinggul. Wanita yang memiliki ping gul lebih kecil tampak lebih baik di
2
3 4
mata pria pada umumnya. Wa nita ternyata juga senang pria yang ber pinggul sempit. Ini sangat disukai wani ta terutama untuk melakukan jepitan saat mereka melakukan kerja besar. Tangan Dalam survei lain wanita me nyebutkan bahwa tangan pria me ngatakan banyak hal tentang dirinya. Ini mengacu pada hal lain seperti apa yang dapat dilakukannya untuk sebuah kehidupan dan apa yang dipancarkan tentang dirinya pada dunia, semua bera sal dari tangan. Intinya, wanita senang pada jari-jari pria. Karena itu, tetap me miliki tangan yang selalu bersih dan se hat sangat penting bagi kaum pria. Lidah Salah satu bakat pria yang dikagumi wanita adalah kemam puan pria menggunakan lidahnya. Ba nyak wanita menyatakan bahwa lidah adalah otot terkuat dalam tubuh, mes kipun hal ini masih diperdebatkan. Li dah dapat digunakan untuk berbagai keperluan, misalnya berciuman, dan la in-lain. Namun, satu hal yang perlu se lalu diingat, bahwa “Memang lidah tak bertulang”. Bibir. Wanita menyenangi bentuk bi bir yang penuh, tidak hanya untuk daya tarik estetis, tetapi untuk sesuatu yang lebih dapat dilakukan bersama.
5
6
7
Wanita memiliki kesenangan berbeda-beda ter hadap bibir pria. Beberapa di antaranya suka bibir yang tebal bagian bawah. Otot Lengan. Otot lengan yang sedikit berisi tidak hanya menggam barkan kekuatan, tetapi juga mencer minkan perawatan yang baik. Seperti juga dada, wanita senang melihat otot biceps saat pria mengenakan sweater atau T-shirts. Dada. Semua pria umumnya menyu kai payudara yang seksi. Begitu hal nya wanita pun memiliki selera yang sama saat melihat dada pria. Sebagian besar wanita mengatakan bahwa mere ka penasaran seperti apa dada di balik pakaian pria. Sweater atau T-shirt yang melekat pada tubuh pria mengungkap kan kepenasaran itu. Bahu. Dalam survai itu para res ponden menyatakan bahwa ba hu adalah urutan ke 10 dari bagian tu buh pria yang disenangi wanita. Wanita menyukai pria berbahu lebar sebagai pertanda kekuatan dan kemaskulinan.
8 9
10
Drs. R.A. Juwahir alumni FPBS IKIP Yogyakarta, wartawan Suara Jateng
P e wa r a Di n a m i k a n o v e m b e r- d e s e m b e r 2008
laporan utama
Para Generasi Net Kini pemandangan mahasiswa yang asyik ber-hotspot-an mudah di temui di setiap sudut rektorat dan fakultas.
besar. Saban hari, mereka seolah-olah hidup di alam virtual. Itulah kehidupan sosial mereka, yang “jauh” dari kehidup an real senyatanya. Beruntunglah maha siswa pecinta hotspot di UNY bukanlah termasuk generasi muda (baca: genera si net) yang terjebak dalam “zona-zona mabuk teknologi” (Technologically Intox icated Zones), laiknya yang digambar kan John Naisbitt dalam bukunya High Tech High Touch: Technology and Our Searching of Meaning. Dalam diri ge nerasi ini, mereka cenderung mengkon sumsi media terutama televisi dan in ternet, dengan kandungan utamanya seks dan kekerasan. Mereka ini mulai tercerabut dari nilai-nilai masa lalu dan menjadi generasi yang panik. Mereka menjadikan simbol-simbol dan nilai-ni lai dari kebudayaan pop, sebagai rujuk an, sambil mencampakkan nilai-nilai tradisional dan agama yang dijunjung tinggi orang tua dan generasi-generasi sebelumnya.
Kini, kehadiran teknologi ini di kam pus yang siap menuju Word Class Univer sity ini adalah hal yang perlu diapresiasi. Bukan karena mereka menjadi manusia modern, tetapi penggunaan teknologi ini justru mempermudah mereka men cari data-data yang dibutuhkan dalam proses belajar mengajar. Lebih dari itu, teknologi ini membuka akses buat ma hasiswa UNY untuk siap menyapa sia pa pun, tanpa harus memedulikan ru ang dan waktu, bahkan jika melihat kecenderungan mahasiswa yang krea tif ini, maka sudah tentu UNY siap meng hasilkan generasi kreatif yang siap sia ga menyongsong tahun 2009, sebagai tahun industri ekonomi kreatif. Singkatnya, cita-cita UNY untuk men jadikan mahasiswa sebagai insan cende kia, mandiri, dan bernurani dapat diwu judkan, setidak-tidaknya juga melalui peran serta teknologi informasi dan komunikasi, yang telah dicanangkan universits. Bukan begitu?
ahmad natsir/pewara dinamika
G
Generasi Net di UNY hadir hampir bersa maan dengan muculnya fasilitas hotspot. Di beberapa sudut rektorat, fakultas, dan unit tertentu, para generasi Net ini tampak asyik dengan laptopnya. Mere ka mengotak-atik produk abad 21 itu untuk menjelajahi dunia, setelah berha sil “memasuki” ruang hotspot wifi UNY. Hasrat penjelajahan tersebut difasilitas oleh Mr. Google—sebuah mesin pencari berbentuk datar—yang mampu menun jukkan apa yang didambakan. Hanya dengan mengetik apa dambaan terse but, dalam sekejap ia hadir menyapa kita dengan rupa teks, grafis, maupun gambar. Generasi Net adalah sebutan dari ge nerasi yang hidupnya kerap mengkon sumsi internet. Istilah ini lahir dari net generation (generasi jaringan atau gene rasi internet. Hanya saja, kecenderungan istilah ini dimaknai negatif. Di mana, pa ra genarasi ini biasanya hidup dengan efek ketergantungan internet begitu
O l e h sismono la ode
laporan utama
Biar (Agak) Lambat Asal Terbuka Hampir dua tahun sudah, lingkungan kampus Universitas Negeri Yogyakarta disediakan fasilitas hotspot. Mahasiswa kian diberi kemudahan untuk mencari informasi lewat dunia internet. Oleh Endang Artiati S uhesti
S
iang menjelang sore itu (10/12) hujan deras mengguyur rata di sebagian wilayah Yogyakarta, tak terkecuali di kampus pendidikan Universitas Nege ri Yogyakarta. Namun seperti tak pe duli, beberapa mahasiswa asyik memperhatikan laptop di depan mereka. Ternyata mereka se dang berselancar di dunia maya dengan fasilitas hotspot yang ada di lingkungan UNY. Di salah satu sudut gedung dekanat Fakul tas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA), di penuhi mahasiswa yang duduk santai di lantai. Dua orang berjilbab sedang asyik sear ching dengan sebuah laptop di depan mereka. Di sampingnya, di sebuah bangku panjang, tiga orang mahasiswa terlihat serius menatap apa yang sedang ditampilkan di sebuah layar lap top. Di sebelah barat mereka tampak pula dua kelompok mahasiswa yang duduk bergerombol di lantai dengan laptop di tengah-tengah mere ka. Mereka memang sedang mencari bahan-ba han tugas lewat internet di sela-sela kuliah. “Saya pakai hotspot untuk mencari tugas, mbak,” ujar mahasiswa berbaju kotak biru yang tak mau disebut namanya. Ia menambahkan ka lau menggunakan fasilitas internet UNY yang gratis ini untuk sekedar mencari tugas, kalau untuk hal-hal yang bersifat hiburan, seperti membuka situs friendster atau yang lainnya le
Pewara Dinam i ka n o v e m b e r- d e s e m b e r 2 0 0 8
bih nyaman ke warung internet (warnet). “Ka lau untuk membuka situs yang berat, seperti friendster lebih nyaman di LIMUNY,” tambah aktivis BEM Fakultas MIPA ini. Di sudut-sudut lain pun sama halnya seperti di hall rektorat, di pendopo Tejo Kusuma, di pelataran Cine Club Fakultas Bahasa dan Seni (FBS), atau bahkan di sekitar pintu masuk LIMUNY. Kapan pun dan di mana pun keberadaan mere ka sekarang dapat mengakses internet dengan lebih mudah. Paling tidak mereka tahu informasi yang mereka butuhkan secepatnya. Seperti di ungkapkan oleh Ardyan, “Saya memakai hotspot lumayan sering. Biasanya saya pakai itu untuk kebutuhan yang cepat, yang saya ngerasanya keburu banget dan kalau harus ke warnet itu memakan waktu. Misalnya waktu mengerjakan tugas dan waktunya kepepet, dan saat itu juga saya buka internet lewat hotspot untuk mencari bahan sebagai tambahan mengerjakan tugas. Kalau ke warnet 'kan kesuwen, apalagi harus keluar duit,” papar mahasiswa Sastra Inggris 2006 ini kepada kru Pewara Dinamika. Eko pun mengakui adanya hotspot membantu dirinya untuk mempermudah mencari bahan tu gas perkuliahan. Apalagi sekelas Eko yang aktif sebagai Ketua BEM FMIPA 2008, menyediakan waktu tersendiri untuk mencari bahan ke war net sepertinya jarang, atau tidak sempat sama sekali. “ Hotspot membantu saya kalau ada tu gas-tugas yang istilahnya kepepet. Misalnya pu kul 11.00 siang dikumpukan, saya baru menger jakan tugas sekitar pukul 09.00. Ngetik sekalian cari bahan lewat hotspot UNY. Kalau mau ke warnet waktunya sudah tidak ada,” tuturnya yang punya nama panjang Eko Susanto ini sam bil tersenyum. Sama halnya yang dingkap oleh Reza, maha siswi asal Kulon Progo ini mengaku, fasilitas hot spot UNY membantu mempermudah tugas kuli ah yang diberikan dosen. “Sekarang, cari bahan tugas jadi lebih mudah karena bisa akses inter net di mana saja, waktu istirahat sambil tung gu kuliah berikutnya, atau di kelas pun bisa me ngakses internet,” aku mahasiswi Pendidikan Bahasa Inggris 2005 ini, ketika diwawancarai via telepon. Walaupun membantu tugas perkuliahan me reka, toh bukan berarti mereka tidak ke warnet. Bagi Anik, mahasiswi Pendidikan Bahasa Ing gris 2005 ini selalu akan tetap ke warnet (baca: LIMUNY), walaupun ia juga menggunakan hot spot UNY. “ Biasanya saya kalau lagi pakai hot
Dhian Hapsari/pewara dinamika
laporan utama
spot itu nyari bahan tugas, tapi saya biasanya kalau mencari data yang lebih dalam ke LIMU NY. Istilahnya lewat hotspot saya hanya men cari pokok-pokoknya saja atau pemetaannya du lu baru kemudian saya cari lebih detailnya di LIMUNY. Sering juga sebelum masuk ke LIMU NY saya pakai hotspot dulu di sekitar pintu ma suk LIMUNY, ya untuk mencari pokok-pokok nya dulu apa yang mau di cari, soalnya kalau lewat hotspot mau buka ke halaman berikutnya seringnya lama atau malah tidak bisa dibuka,” paparnya yang aktif di organisasi baik internal maupun ekternal kampus. Sebagian diri mereka menggunakan hotspot untuk mencari tugas, tetapi tidak menafikan mereka juga browsing internet lewat hotspot un tuk mendapatkan informasi secepatnya. Seperti yang ungkapkan oleh Ardyan, “Saya pakai hot spot itu juga misalnya ketika saya melihat beri ta-berita yang menarik dan belum tahu kelan jutannya. Contoh saja ketika ada pertandingan
sepak bola dan tidak bisa melihat pertandingan nya, lalu saya akses internet pakai hotspot un tuk mencari hasil pertandingannya,”serunya. Diungkapkan juga oleh Prahita S. Putra, ma hasiswa Manajemen FISE, ia tidak berlama-lama menggunakan hotspot, biasanya hanya membu ka email. Jarang ia mencari bahan tugas karena memang teori yang ia ambil di perkuliahan su dah hampir habis. “Saya jarang menggunakan hotspot, paling hanya buka email, terakhir baru dua hari lalu saya menggunakan hotspot itu pun hanya sekitar setengah jam saja. Lebih suka ke warnet atau ke LIMUNY, bayar tapi bisa puas pakai internetnya,” ujarnya yang lebih akrab dipanggil dengan nama Ito.
Para mahasiswa Fakultas MIPA sedang menggunakan fasilitas hotspot untuk mengakses beberapa data yang dibutuhkan.
Peran dan Konstribusi Dosen Peningkatan pemberian fasilitas perlu dila kukan terus-menerus. Apalagi UNY yang telah melakukan sistem ISO dalam memberikan la yanan terhadap mahasiswa berusaha untuk me
P e wa r a Di n a m i k a n o v e m b e r- d e s e m b e r 2008
laporan utama
muaskan customer (baca: mahasiswa). Banyak di antara mahasiswa yang mengharapkan juga peningkatan dalam layanan fasilitas hotspot di UNY. Kecepatan koneksi hotspot adalah hal yang sering dikeluhan oleh mahasiswa pengguna hot spot. Hal ini menyebabkan mereka tidak bisa mencari bahan-bahan tugas sampai ke detaildetailnya, apalagi untuk men-dowload, mereka lebih memilih lari ke warnet. Seperti yang te lah diungkapkan oleh Anik, memakai hotspot hanya mencari pokok-pokoknya saja, baru nanti dicari lebih dalam di warnet. Ia mengeluhkan ji ka memakai hotspot, koneksinya cepat di awal nya saja. Ketika membuka halaman-halaman file selanjutnya sangat lambat. “Saya seh pengen nya bisa cepat, sehingga aksesnya jadi lebih mu dah,” ungkapnya penuh harap.
Guru Itu Bisa Didik Anaknya Sendiri O l e h Endang A rtiati Suhesti
S "
aya menginginkan anak saya mampu menata masa depan nya." Itulah harapan seorang Mohammad Qiyata pada anaknya sem bari menemani putri keduanya meng isi formulir pendaftaran mahasiswa baru UNY. Qiyata, pria berkumis yang berusia 51 tahun ini berharap sekali anaknya dapat mengenyam ilmu di kampus yang tepat pada 21 Mei la lu merayakan Dies Natalis yang ke44 ini.
10
Ia paham keinginan anaknya, Ar yati Dewi Anggreni yang bercita-cita menjadi seorang guru. “Ibunya juga dari dulu sini (masih IKIP, red.). Mung kin dia terinspirasi juga dari ibunya yang jadi guru,” terang Qiyata yang kental dengan dialek Purbalingga. Citra seorang guru memang masih melekat erat di kampus UNY. Masih tertanam hingga sekarang bahwa UNY sebagai kampus pencetak guru. “Seorang guru itu bisa mendidik tak
Pewara Dinam i ka n o v e m b e r- d e s e m b e r 2 0 0 8
hanya di sekolah tetapi juga bisa men didik anaknya sendiri,” tuturnya. Bagi Qiyata, pria yang berwiraswas ta ini hanya bisa berdoa dan mendu kung, ia dampingi putrinya untuk meraih citanya. Walaupun biaya pen didikan yang melambung, tapi ia ber usaha untuk memberikan pendidikan yang terbaik bagi kedua anaknya. “Saya yang penting berusaha, me nyerahkan semuanya pada Yang Ma ha Kuasa. Saya ingin memberikan yang terbaik untuk anak saya, bahkan keinginan saya seandainya biaya men cukupi sampai ke Mesir pun akan saya dukung. Saya ingin anak saya lebih tinggi pendidikannya daripada saya,” tegasnya yang hanya lulusan Sekolah Menengah Atas dengan tersenyum ra mah.
la ode/pewara dinamika
Saya pikir mahasiswa UNY sebenarnya antusiasnya tinggi untuk menggunakan hotspot tetapi saya lihat hanya sebagian saja yang berhotspot di UNY.
Ito yang masih aktif di Koperasi Mahasiswa (Kopma) UNY juga menyayangkan dengan kece patan hotspot di UNY yang agak lambat. “Saya pikir mahasiswa UNY sebenarnya antusiasnya tinggi untuk menggunakan hotspot tetapi saya lihat hanya sebagian saja yang berhospot di UNY. Mereka beralih mencari tempat yang koneksi in ternetnya lebih cepat. Lebih baik bayar tapi da pat koneksinya cepat, dan sekarang sudah ba nyak tempat-tempat dengan fasilitas hotspot. Misalnya saja angkringan yang ada fasilitas hot spot, bayar seribu untuk minum istilahnya tapi bisa ngenet. Saya merasa hotspot di UNY belum maksimal, masih sebatas pelengkap saja (baca: formalitas),” ungkapnya dengan menggebu-ge bu. Bagi Ito yang juga pernah aktif di radio ko munitas Magenta UNY ini menyayangkan juga ketidakstabilan jaringan internet yang tiba-ti ba tidak connect. “Kalau bisa seh mengakses in ternet di UNY dapat lebih mudah. Di sini (baca: UNY) masih menggunakan NIM jadi sepertinya untuk kalangan sendiri,” tambahnya yang ber harap hotspot di UNY bisa dimanfaatkan juga bagi masyarakat umum. “Jangkauan area hotspot sebaiknya perlu di perluas di tempat-tempat aktivitas mahasiswa juga, seperti di area ormawa FMIPA. Saya lihat di lingkungan FMIPA area hotspot-nya masih se batas di gedung dekanatnya, itu pun di lantai satu. Kalau sudah pukul 17.00 pintu gerbang
Dhian Hapsari/pewara dinamika
laporan utama
FMIPA sudah ditutup, jadi mahasiswa kesulit an juga mengakses internetnya,” papar Eko Susanto, mahasiswa tingkat akhir jurusan Mate matika ini dengan tegas. Koneksi internet lewat wifi (Wireless Fidelity), yang masih lambat, membuat para user tak ingin berlama-lama, ”Tujuan saya pakai hotspot tidak ingin berlama-lama, di kasih lama ya Alhamdul lilah. Ya berharap moga-moga dapat sinyalnya lama. Saya lihat di beberapa tempat sinyalnya tidak stabil, dulu saya masih ingat kalau di se kitar Puskom sinyalnya stabil tetapi masa’ kita hotspotan di satu tempat aja, esensinya hotspot jadi hilang kalau seperti itu. Saya rasa perlu ada komunikasi yang jelas untuk para pemakai da ri pusat hotspot itu sendiri jika jangkauannya hanya segini atau sinyal sedang melemah. Jadi kalaupun para user mengeluh tahu penyebab nya dan itu lebih fair. Walaupun pemberitahuan satu arah tidak masalah yang jelas menurutku
harus ada pemberitahuan di titik ini jangkauan nya melemah. Jadi bahasanya customer merasa tidak dirugikan,” paparnya dengan bijaksana. Ketidakstabilan koneksi internet melalui wifi menurut Herman Dwi Surjono, Ph.D., Kepala Puskom UNY disebabkan karena seringnya gang guan listrik di fakultas-fakultas dimana akses point wifi dipasang. Gangguan listrik ini bisa da ri PLN yang sering mati atau teknisi/petugas di fakultas sering “tidak sengaja” mematikan hu bungan. Seringnya gangguan listrik ini disam ping menyebabkan gangguan koneksi internet juga menyebabkan perangkat cepat rusak. Me nanggapi keluhan mahasiswa tentang keterlam batan koneksi, Herman memaparkan melalui surat elektronik bahwa bandwidth internet di UNY masih belum cukup. Bandwidth internet di UNY sebesar 10 Mbps. Tahun 2009 rencananya akan dinaikkan menjadi 20 Mbps sehingga di ha rapkan koneksi internet menjadi lebih cepat.
Seorang mahasiswa sedang asyik hotspot di lingkung an rektorat UNY dan dua orang mahasiswa sedang mengakses internet di suatu sudut fakultas.
P e wa r a Di n a m i k a n o v e m b e r- d e s e m b e r 2008
11
foto-foto: la ode/pewara dinamika
laporan utama
Mereka Tetap Komunal Sambil mengotak-atik laptop di depannya, mereka tetap menghargai kebersamaan yang ada di area itu. Oleh Endang Artiati S uhesti
D
uduk diam menekuri laptop men jadi pemandangan sehari-hari di lingkungan kampus, entah mere ka mengetik tugas atau mengak ses internet. Tapi bukan berarti mereka hanyut dalam dunia mereka sendirisendiri, justru mereka bareng-bareng berselancar dalam dunia maya ketika hotspotan. Anik Dwi yanti, mahasiswa Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) berujar, “Sebenarnya tergantung mahasiswa, 12
Pewara Dinam i ka n o v e m b e r- d e s e m b e r 2 0 0 8
lebih nyaman sendiri hotspotan atau barengbareng,” dengan tersenyum manis. Anik merasakan ketika sedang memakai hot spot lebih senang ramai-ramai. Kalau sedang di ruang kuliah, teman-temannya nitip dicarikan bahan juga. Mereka malah justru asyik memba has bahan yang akan dicari sambil menunggu loading. “Kita sukanya ngobrolin bahan-bahan yang akan dicari sambil nunggu loadingnya se lesai. Saya malah lebih baik ke warnet saja ka lau di kampus sepi tidak ada orang yang hot spotan,” ungkap mahasiswi asal Wonogiri ini dengan ramah. Sedikit berbeda dengan Ardyan,”Walaupun era sudah berganti menjadi digital kita tetap komunal. Orientasi kawan-kawan di FBS, di FISE maupun di FIP yang pernah saya lihat ti dak memanfaatkan layanan hotspot secara indi vidual, melainkan mereka menggunakannya masih komunal, bareng-bareng. Misalnya, ketika saya sedang hotspotan di rektorat lalu ada te man-teman ikut. Eh aku nitip dong bukain ini bukain itu. Nah seperti itu yang terjadi dan hal yang sama saya lihat juga di fakultas. Misalnya ada tugas kelompok, lalu ada satu orang yang bawa laptop dan mereka akan browsing barengbareng. Efeknya dari ini adalah tidak menghi
laporan utama langkan relasi antarindividu,” paparnya yang mengampu milis alumni teman-teman SMAnya dahulu. Lebih seringnya terlihat ramai-ramai, ka dang membuat mereka kenal satu sama lain. Reza dan Anik mengaku bisa kenal dengan ma hasiswa lain yang kebetulan berada satu area hotspot. Awal pembicaraan dari sapaan, “Eh koneksinya masih nyambung tidak.” Dari situ lah kadang kala pembicaraan berlanjut. Namun keberlanjutan pembicaraan tidak sampai pada keinginan mereka untuk membentuk sebuah wadah atau komunitas. Seperti yang ditutur kan Anik, Reza, Eko, dan Ardyan yang mengaku tidak ada komunitas terbentuk dari seringnya ber-hotspot ramai-ramai. “Gak ada kayaknya ko munitas yang muncul dari sukanya ber-hotspot,” ujarnya sambil menggelengkan kepala.
“Sepertinya saya tidak menjumpai komunitas di UNY yang terbentuk berawal dari suka berhotspot. Kalau saya merasa paling kita hanya hafal wajah orang yang suka ber-hotspot bareng kita. Di Garden café yang sudah di bongkar itu, saya dulu sering menjumpai orang-orang yang sama dalam beberapa kali. Mereka pakai hotspot di sana. Dalam hati cuman berujar ‘oh ini orang yang kemarin,” papar Ardyan. Ada hobi lain yang lebih menarik untuk menjadi sebuah ko munitas, misalnya pecinta musik atau hobi lainnya, tuturnya lagi. “Sebenarnya dari pihak Puskom yang mempunyai data base para user malah bisa mengkoordinasi untuk membentuk sebuah komunitas mahasiswa pengguna hotspot UNY. Ini justru malah membuat antara para user dengan Puskom menjadi semakin terjalin ko munikasinya,” tambahnya memberi ide.
Beberapa mahasiswa tampak asyik ber-hotspotan di hall rektoral dan beberapa mahasiswa sibuk mengakses data di depan LIMUNY Puskom UNY.
P e wa r a Di n a m i k a n o v e m b e r- d e s e m b e r 2008
13
laporan utama
Nggak Sekadar Nongkrong (Lagi) Halaman rektorat memang rindang. Pohon-pohon sedang lebat daunnya, rumput-rumput menghijau tebal karena hujan menyirami Jogja hampir setiap hari. Beruntung hari itu tidak hujan. Banyak mahasiswa nongkrong menikmati angin siang sambil ngobrol ataupun memanfaatkan waktu searching dengan internet. Oleh D hian Hapsari
S
etidaknya sepuluh laptop sedang me nyala tersebar di halaman rektorat dan hall rektorat. Pemandangan itu kini kerap ditemui. Bukan hanya di halaman rektorat UNY, tetapi juga di halaman fakultas dan beberapa tempat la innya yang memungkinkan dapat menangkap signal. Seperti siang itu, Furqon, dengan baju keme ja lengan pendek hitam rela duduk tanpa alas di taman hall rektorat. Wajahnya serius, mata nya memelototi laptop di depannya. “Hari ini banyak tugas,” katanya. Beruntung ia dapat me minjam laptop kawannya untuk mengunduh ar tikel-artikel penting tanpa mengeluarkan biaya pemakaian internet. Bukan hanya Furqon yang sedang berasyik masyuk di depan laptop. Di teras gedung rektorat tampak beberapa mahasiswa mengerumi satu laptop. Salah satu mahasiswa yang siang itu ngelosor santai adalah Entisari R., mahasiswa Pendidikan Matematika 2003. “Kalau kami bu kan sedang mengerjakan tugas, tapi sekadar santai-santai saja sambil buka-buka internet,” akunya.
Nebeng pakai hotspot Dibandingkan di warnet, menggunakan hot spot memang membantu proses pembelajaran, pun lebih bernilai ekonomis. Tidak jarang fasi litas hotspot ini pun dimanfaatkan oleh masya rakat sekitar yang nebeng berselancar di dunia maya. Furqon dan Ayuni Fitrina, misalnya. Furqon yang sejatinya kuliah di Universitas Ahmad Dahlan (UAD) ini mengunakan hotspot 14
Pewara Dinam i ka n o v e m b e r- d e s e m b e r 2 0 0 8
setelah mendaftarkan diri dengan KTM kawan nya yang berkuliah di Pascasarjana UNY. “Ka dang ia juga memakai laptop ini, tapi hari ini sedang saya pinjam.” Lelaki yang sedang me nempuh studi pascasarjana Bahasa Inggris ini merasa terbantu dengan adanya hotspot di UNY. “Kebetulan tempat kos saya dekat dengan UNY, jadi daripada ke kampus yang jauh lebih baik di sini,” katanya. Begitu pula Ayuni Fitria yang sedang duduk berdua dengan kawannya, Entisari R. “Saya juga bisa memanfaatkan hotspot di UNY dengan password dan name kawan saya.” Meski tidak setiap hari menilik dunia maya dengan hotspot UNY, ia merasa cukup terbantu dengan adanya hotspot. “Hotspot memang lumayan membantu, asal tidak sedang trouble,” seloroh dara yang se dang menyelesaikan kuliah di jurusan Sains In formasi Geografi dan Pengembangan Wilayah, angkatan 2004 itu. Mengetahui banyak tamu yang memanfaat kan hotspot UNY ini, beberapa mahasiswa tidak merasa terganggu. Sebut saja Eka Deni Handaya ni, mahasiswi jurusan Fisika 2007. “Tidak apaapa saja kira, asal tidak menjadi hacker. Mes kipun mahasiswa UNY sendiri, kalau menjadi hacker ya sama saja,” jelasnya. Selain Eka, Bayu pun memiliki pendapat serupa. “Kalau yang mendaftarkan diri dengan KTM UNY, berarti apabila terjadi sesuatu hal yang bertanggung jawab adalah si pemegang kartu karena telah memercayakannya pada orang lain.” Lantas, mengapakah UNY lewat Puskom memberlakukan kewajiban pendaftaran laptop bagi mereka yang memanfaatkan hotspot UNY?
laporan utama
Mr. Google jadi andalan Seperti merayakan kemudahan berkomunika si, jendela dunia terbuka persis di hadapan kita. Apapun yang ingin kita ketahui tinggal browsing di internet. Banyak hal yang bisa didapatkan di dunia maya. “Saya bisa berkomunikasi dengan kawan-kawan SMA dari friendster dan mudah mengerjakan tugas,” ungkap Eka. Senada deng an Eka, Ayuni pun memanfaatkan internet le bih banyak untuk mengerjakan tugas dan men dapatkan informasi sesuai hobinya. Memang banyak situs yang menyajikan arti kel tentang pendidikan ataupun pengetahuan umum. Akan tetapi, beberapa orang tidak hafal atau bahkan tidak mengetahui situs apa saja yang menyediakan artikel sesuai kebutuhannya. Untuk yang satu ini tidak perlu menjadi masa lah besar. Google! Demikian jawaban beberapa orang. Selain search engine ini terkenal cepat, Google juga menyediakan banyak fasilitas. Hal ini diakui Bayu, “Google memang masih men jadi andalan untuk urusan pencarian data. Ini cukup membantu dalam mengerjakan tugas.” Meskipun banyak search engine yang dicip takan, di kalangan umum Google memang ma sih menjadi pilihan utama. Selain Google, si tus yang biasa sering dibuka adalah frienster. “Frienster memudahkan kita mengetahui ka bar kawan-kawan dari jauh ataupun kawan yang jarang ketemu,” demikian alasan Eka. Se lebihnya, frienster juga menyediakan fasilitas blog, animasi, download video dan MP3, dll. Fa silitas ini yang menarik anak-anak muda untuk membukanya setiap saat. Berlama-lama Hampir setiap hari hall rektorat diramaikan kegiatan mahasiswa, baik diskusi, kegiatan
La ode/pewara dinamika
Herman Dwi Surjono, Ph. D., Kepala Puskom menjelaskan pendaftaran ID dengan KTM itu dimaksudkan untuk pengamanan. “Bila orang dibebaskan mengakses melalui wifi, maka sa ngat beresiko terjadinya penyusupan oleh hac ker ke sistem kita”. Selain itu, pembatasan itu di lakukan untuk melindungi resourses UNY. “Kita membayar mahal untuk bandwidth internet, ma ka akan terjadi pemborosan bila orang umum boleh menggunakan internet dengan bebas.” Lebih dari itu, Puskom telah melakukan penga manan-pengamanan khusus yang berkaitan de ngan penyusupan ataupun hacker-hacker yang usil.
UKM, duduk-duduk menunggu kawan, maupun memanfaatkan hotspot. Dari beberapa wilayah yang dapat menangkap signal, hall rektoratlah wilayah yang paling nyaman. Dengan begitu ba nyak pula mahasiswa yang berlama-lama nong krong di hall rektorat. Seperti Bayu, contohnya. Ia bersama sang pa car yang sedang suntuk menghadapi laptopnya, mengaku menghabiskan waktu sekitar lima sampai enam jam untuk browsing internet keti ka mengerjakan tugas kuliah maupun browsing lainnya. Lain halnya dengan Eka Deni Handaya ni yang membeli laptop sekitar empat bulan yang lalu ini mengaku membuka-buka internet hanya sekitar dua sampai tiga jam saja. “Biasa nya sambil menunggu waktu kuliah selanjut nya.” Sedikit atau lamanya browsing ini tergan tung hotspot-nya, kalau sedang lambat lebih baik cari di tempat lain, tambahnya.
Depan Hall Rektorat, tampak beberapa mahasiswa yang sedang belajar kelompok. Mereka menggunakan Mr. google untuk mencari data-data kuliah.
P e wa r a Di n a m i k a n o v e m b e r- d e s e m b e r 2008
15
laporan utama Pangesti Wiedarti, Ph.D.
Dunia Ada di Telunjuk Jari Kita! Oleh dhian hapsari
“
foto-foto: Dokumen Pribadi
Dunia ada di telunjuk jari-jari kita!” de mikian katanya dengan bersemangat mengungkapkan kebahagiannya men jelajah internet. Perempuan yang juga gemar travelling ini menganggap men cintai laptopnya lebih dari apapun. “Sebab lap top adalah tempat menuangkan pikiran,” ung kapnya. Bukan hanya sebagai media yang menyimpan “harta digital” (baca: file berhar ga), tapi juga media yang dapat membawa nya melihat apapun di belahan dunia mana pun. Tidak heran, ia melengkapi laptopnya dengan perangkat software dan hardware yang memungkinkannya mendapatkan banyak hal untuk pengajaran. Dengan internet kebutuhan data hampir se muanya dapat terpenuhi, maka tidak heran ia pun ingin menularkan virus internet mania pa da mahasiswanya. Ketika kebutuhan data ter penuhi mahasiswa akan dengan mudah menda patkan pengetahuan, terutama berhubungan
16
Pewara Dinam i ka n o v e m b e r- d e s e m b e r 2 0 0 8
dengan perkuliahan. “Linguistics dan language skills banyak mengambil teori dari English spe aking countries, jadi akses internet benar-benar membantu sumber dan media belajar dan me ngajar.” Lebih dari itu, keinginannya ini semata un tuk meluaskan orientasi mahasiswanya pada dunia internasional, “Mahasiswa saya upaya kan mampu berorientasi nasional dan interna sional.” Motivasi keliling dunia itu ia berikan setelah ia sempat mendapatkan pengalaman berkarier di luar negeri. “Saya sudah bepergian ke negara lain sejak usia 23 tahun, tepatnya pa da 27 tahun yang lalu dalam international ex change program.” Pengalaman menarik inilah yang diharapkan dapat membuat mahasiswa nya bersemangat untuk belajar maupun ber wawasan global. Gaya Mengajar yang Futuristik Perempuan berambut pendek yang menga wali kariernya di tahun 1982 ini memiliki ciri khas mengajar yang mudah dikenali. Banyak re ferensi berbahasa Inggris dari internet, harus mengikuti groups yahoo, dan memberikan kuiskuis adalah kekhasannya. Meskipun ia mengajar di jurusan Bahasa Indonesia, ia tetap menyaran kan mahasiswanya untuk mengunduh artikelartikel berbahasa Inggris khusus linguistik. Mau tidak mau mahasiswanya memenuhi keingin annya itu dengan rajin mengutak-atik dunia ma ya untuk mengerjakan tugas. “Sementara itu, murid SMP dan SMA sudah melek IT jika calon guru gaptek (gagap teknologi), wah ... lulusan tidak mampu bersaing nanti. Saya tidak ingin itu terjadi,” alasannya. Kuliah yang diampu Pangesti menjadi tidak membosankan dengan adanya internet. Ia meng gunakan prinsip learning by doing dengan mem boyong kelas ke laboraturium multimedia fakul
tas bagi kelas kecil paralel maksimum 20 orang. “Saya berkeinginan akan ada mata kuliah ter sendiri yang menunjang computer skills bagi analisis bahasa karena ada software-nya. Soft ware ini praktis bagi keperluan pembelajaran mahasiswa,” jelasnya. “Mind Manager (Mindjet) misalnya,” katanya menyebutkan software yang dimaksud. “Mindjet ini selalu saya pakai dan di kelas saya mahasiswa wajib belajar Mindjet ini agar terbiasa berpikir rinci dan komprehensif secara terstruktur.” Untuk itu memang diper lukan sarana dan prasarana yang menunjang, baik koneksi jaringan internet maupun tambah an laboraturium bahasa. “Harapan saya Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) akan segera mempunyai lab sendiri dari dana IMHERE.” Kuliah Online Sebagai dosen mobilitas Pangesti terbilang tinggi. Penelitian, mengurusi jejaring liguis tik, mengajar, dan segudang aktivitas lainnya. Akan tetapi tentu saja kewajiban pertamanya adalah mengajar. Untuk itu, ia tidak ingin la lai dari tugasnya. Meski kakinya berjalanan ke mana pun, tidak ada alasan baginya untuk me ngosongkan jam kuliah. Hal ini dibuktikannya saat ia bertugas di Biro Perencanaan dan Kerja sama Luar Negeri Depdiknas Jakarta. “Saya bi sa memberi kuliah online. Mahasiswa harus pu nya email account pada semua kelas saya. Juga saat saya pergi ke India, saya bisa kontak maha siswa saya.” Selain menggunakan email kuliah online juga bisa memanfaatkan teknologi video conference. “Saya ingin ada teleconference Pro gram Pembelajaran Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Asing baik pada forum nasional maupun internasional.” Dalam pembelajaran yang melibatkan peng gunaan internet, UNY membuat e-learning deng an menggunakan moodle. Akan tetapi Pangesti tetap setia pada caranya. “Saya tidak bergabung dengan program ini sebab malas migrasi. Ka lau pakai milis atau weblog kan mandiri, peser ta kuliah tak pernah keluar dari milist kecuali email mereka bouncing dan tidak diaktifkan.” Bagaimanapun, ICT itu hanya sarana. “Pembe lajaran yang sempurna ya tetap di kelas karena di kelaslah dosen dapat menunjukkan role mo delnya bagi mahasiswa.” Jejaring Linguistik Referensi dari internet memang sudah bukan
hal yang luar biasa lagi. Lebih dari itu, Pangesti mewajibkan mahasiswanya masuk sebagai ang gota milis linguistik buatannya. Kewajiban un tuk menjadi anggota milis ini dimaksudkan agar referensi linguistik yang didapatkan ma hasiswa lebih banyak dan hubungan dengan sesama penggemar linguistik lebih erat. Hanya saja milis ini tidak bersifat kaku. Setiap saat ma hasiswa dapat menjadi anggota group ataupun keluar dari milis kapanpun. Bukankah mahasis wa juga manusia? Mereka mempunya pilihan sendiri untuk bidang ilmu yang ingin diteku ninya. Milis yang dimoderatorinya cukup beragam, mulai dari milis linguistik, forum diskusi, milis Asosiasi Sistemik Fungsional Indonesia hingga milis beasiswa. Menurutnya, dengan mengikuti banyak milis, mahasiswa akan mendapat infor masi lebih banyak dan lebih awal tentang trend linguistis mutakhir dan beasiswa studi lanjut nya. “Ada juga info postdoc di bidang linguistik dan tawaran sebagai research fellow atau visiting lecturer/professor, bahkan tawaran mengajar de ngan kontrak sekian tahun,” tambahnya. Sebagai moderator beberapa milis linguistik dan beasiswa, Pangesti berupaya memperlebar jaringan dengan mengusulkan komunikasi an tar milis-milis baik di dalam negeri maupun di luar negeri. “Bagi jejaring di Indonesia, ada mailing list milik Masyarakat Linguistik Indo nesia (MLI), namun bukan saya yang kelola, melainkan MLI Pusat Jakarta. Saya yang usulkan agar komunikasi para anggota bisa terjalin. Bagi Pangesti, dengan milis ia dapat berbuat banyak untuk keilmuan maupun profesi. “Untuk jaringan linguistik, saya kembangkan mailing list untuk profesi, baik di FBS, maupun profesi lain, misalnya untuk lingkup Jateng dan DIY untuk Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, ling kup nasional terkait dengan menulis akademik dan Asosiasi Sistemik Fungsional Linguistik In donesia, Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA), dan lingkup internasional bagi para ata se pendidikan dan kebudayaan yang terkait de ngan BIPA di berbagai negara. Mailing list Forum UNY juga saya buat,” tuturnya. Milis Forum UNY yang beranggotakan dosen UNY ini ber manfaat bagi dosen yang studi di luar negeri. “Mereka bisa kontak dengan dosen lainnya. Ketika jauh dari kawan-kawan kan bisa home sick, dengan mailing list mereka tahu kabar UNY. Masalah aktual bisa disampaikan di sini dan didiskusikan untuk mencari solusi.”
foto-foto: Dokumen Pribadi
laporan utama
Pendidikan: S3 Sydney University • Pekerjaan: Dosen FBS UNY (1987-Sekarang); Konsultan bahasa pada Pusat Studi Transportasi dan Logistik UGM; Trainer pada USP Sampoerna Foundation bidang pendidikan bahasa Indonesia; Trainer bidang Literasi Provisi EducationPLAN International Canada untuk daerah Banda Aceh
P e wa r a Di n a m i k a n o v e m b e r- d e s e m b e r 2008
17
laporan utama Herman D. Surjono, Ph. D
Mengamankan UNY dengan Password Kemajuan Teknologi Informasi tidak dapat di lepaskan dari peran banyak pihak, terutama Puskom (Pusat Komputer) UNY. Adanya kema juan teknologi di kampus memudahkan maha siswa dan kalangan civitas akademika lainnya untuk mendapatkan informasi maupun men dapatkan jaringan komunikasi lebih luas. Lan tas, pernahkan user TI di UNY mengetahui pe ran PUSKOM? Berikut ini wawancara Dhian Hapsari, jurnalis Pewara Dinamika, bersama Herman Dwi Surjono, Ph. D., Kepala Puskom UNY. Apa sajakah yang dipersiapkan Puskom un tuk memenuhi kebutuhan Teknologi Informa
si (TI) di UNY? Ada tiga hal utama yang kami kerjakan, anta ra lain pengembangan sistem informasi, pengem bangan aplikasi pembelajaran dan pengelolaan jaringan komputer. Untuk mendukung pengelo laan dan peningkatan mutu program akademik, pengelolaan dan peningkatan kualitas layanan administrasi, serta komunikasi dengan dan di antara stakeholder UNY dibutuhkan sistem in formasi yang andal dan akurat. Sistem infor masi (SI) yang telah dikembangkan antara lain siakad, sikeu, pmb online, siola, sipen, pendaftaran KKN online, e-letter. Sedangkan SI yang akan dikembangkan antara lain: sinaga dan sialum.
foto-foto: Dokumen pribadi
Teknologi apa sajakah yang dikembangkan di UNY untuk mendukung pembelajaran? Dalam rangka pemanfaatan Teknologi Infor masi dan Komunikasi (TIK) untuk meningkat kan efektivitas pembelajaran, telah dikem bangkan beberapa aplikasi yang menunjang kegiatan belajar mengajar. Beberapa aplikasi ini antara lain: sistem elearning UNY (BES MART), V-lib, Blog UNY, Academic resources. Di samping itu untuk memenuhi kebutuhan infor masi dan komunikasi global telah dikembang kan juga sistem email dan website baik tingkat pusat, fakultas, maupun jurusan. Infrastruktur TIK UNY mulai dari jaringan LAN, perangkat ser ver, komputer, wifi, Inherent, Jardiknas dan vi con hingga bandwidth untuk akses Internet per lu dikelola dengan sebaik-baiknya agar dapat berfungsi dan bermanfaat secara optimal. Di samping itu yang tidak kalah pentingnya adalah pencegahan, pemeliharaan dan perawat an, serta back-up, sehingga menjamin keamanan sistem. Kedepan, kita akan memadukan berba gai SI dan aplikasi tersebut melalui konsep “single-sign-on”. Dengan demikian, dosen, karya wan, dan mahasiswa akan mempunyai sebuah 18
Pewara Dinam i ka n o v e m b e r- d e s e m b e r 2 0 0 8
laporan utama account untuk masuk ke portal masing-masing. Dari situ mereka dapat mengakses sistem infor masi, aplikasi elearning, email, dan berbagai re sources sesuai dengan alokasinya. Pemanfaatan TI untuk pembelajaran tentu nya harus didukung dengan SDM. Apa yang dilakukan Puskom untuk mendukung/mendo rong pemantapan SDM di UNY (dosen, maha siswa, dan karyawan)? Untuk menjamin agar SDM di UNY bisa me manfaatkannya, maka tanggung jawab ka mi adalah mensosialisasikan dan memberi pelatihan kepada mereka mengenai tiga hal tersebut. Pelatihan itu, antara lain melalui pe latihan siakad dan sikeu bagi admin jurusan dan fakultas, pelatihan e-learning bagi dosen dan mahasiswa, serta pelatihan pengelolaan jaringan bagi teknisi fakultas. Selain memberikan fasilitas berupa TI untuk perkuliahan, UNY juga memasang hotspot di be berapa titik. Dari beberapa titik tersebut sudah kah efisien? Mengapa? Mengenai pemanfaatan hotspot wifi UNY me mang masih belum maksimal, karena belum se mua ruang kuliah di UNY memiliki hotspot wifi. Untuk itu, pihak jurusan atau program studi perlu secara swadana mengadakan titik-titik hostspot di lingkungannya, sehingga ruangruang kuliah dan praktikum mereka bisa mencapai 100 %. (Sebagai catatan tambahan, bahwa untuk saat ini bila ingin mengadakan satu titik hotspot diperlukan biaya sekitar Rp. 2.4 jt [tanpa antene omni]) Dapatkah pihak luar atau masyarakat seputar UNY dapat mengakses internet menggunakan hotspot UNY? Mengapa? Tidak dapat. Untuk mengakses Internet me lalui wifi UNY, seseorang harus mempunyai ac count (username dan password), sehingga ma syarakat umum tidak bisa mengakses internet melalui wifi UNY. Ini demi keamanan sistem. Bila orang dibebaskan mengakses melalui wifi, maka sangat berisiko terjadinya penyusupan oleh hacker ke sistem kita. Kita membayar ma hal untuk bandwidth internet, maka akan terja di pemborosan bila orang umum boleh meng gunakan internet dengan bebas. Hotspot adalah fasilitas yang diberikan UNY untuk mereka yang memiliki laptop, adakah ren
cana untuk memasang komputer bebas pakai di seputar UNY (mungkin seperti komputer yang biasa digunakan untuk melihat nilai akademik yang dipasang di beberapa titik di kampus)? Atau mungkin menyewakan laptop untuk maha siswa yang dapat digunakan di tempat-tempat tertentu? Saat ini terdapat 35 terminal akses mandiri atau Self Access Terminal (SAT) di lingkungan UNY yang dapat digunakan untuk mengakses in ternet bukan cuma sekadar untuk melihat nilai akademik di siakad. Tampaknya UNY tidak ada rencana menambah lagi, karena tahun ini su dah banyak menambah jumlah komputer di lab dan LIMUNY. Di LIMUNY kini ada 370 komputer yang ditempatkan di Puskom dan 65 komputer yang ditempatkan di perpustakaan. Juga saya kira tidak ada rencana penyewaan laptop. Adakah pengamanan khusus yang dilakukan Puskom untuk mengatasi/menghindari hacker di lingkungan UNY? Langkah-langkah pengamanan yang dilaku kan antara lain: menutup kemungkinan jalan masuk ke sistem. Misalnya memberi password ke berbagai aplikasi yang berhubungan deng an basis data, memasang security pada server, sehingga aplikasi yang ter-install harus meme nuhi standar keamanan, secara rutin meng-up date berbagai aplikasi yang berbasis open source, menghindari membuat aplikasi yang membo lehkan setiap orang dengan bebas meng-upload file-file ke server.
Pendidikan: S3 Southern Cross University Australia • Pekerjaan: Kepala Puskom UNY (2006–sekarang); Ketua Divisi SIM Panitia Sertifikasi Guru Rayon 11 (2007–sekarang); Badan Pertimbangan Penelitian Fakultas (FT) UNY (2007– sekarang)
Adakah pengamanan khusus untuk komputer di UNY dari tangan jahil yang bermaksud mem bobol nilai atau kecurangan lainnya? Kami mensosialisasikan kepada para admin/ karyawan/dosen/mahasiswa bersikap atau ber perilaku yang benar dalam bergelut dengan sistem berbasis IT. Di antaranya yang penting adalah menjaga kerahasiaan password pribadi, selalu logout dari sistem bila telah selesai, dan sering melakukan pengubahan password. Jika seorang admin yang lalai menjaga password-nya atau meninggalkan sistem dalam keadaan login, dan bila kebetulan ada orang atau mahasiswa usil, maka dengan mudah bisa mengubah nilai. Aplikasi yang diprotek dengan password saja, kalau pelakunya lalai bisa mengacaukan data. Padahal aplikasi tersebut bisa diakses langsung oleh orang umum dan data krusial bisa diedit secara langsung. P e wa r a Di n a m i k a n o v e m b e r- d e s e m b e r 2008
19
laporan utama
GENERASI 21 O l e h S ismono L a O de
T
he next generation telah datang! De mikian Don Tapscott mengawali bu kunya, Growing Up Digital: The Rise of the Net Generation. Rupanya re volusi komunikasi dan informasi te lah membentuk generasi baru lengkap dengan dunianya. Suatu fenomena yang sukar dibayang kan dan disaksikan sebelumnya. Anak-anak za man kini telah berubah. Mereka telah menjadi bagian dari informasi karena mereka tumbuh dan berkembang dalam lingkungan media, teru tama digital. Kemajuan teknologi informasi ini lah yang ditengarai Tapscott melahirkan medialiterate kids—anak-anak yang melek media. Media digital (baca: internet) memang meru pakan ruang digital (digital space) baru yang menciptakan ruang kultural (culture space) ba ru bagi generasi abad ke-21, selanjutnya penu lis singkat dengan istilah generasi 21. Di Indone sia, generasi 21 ini telah muncul di mana-mana seiring kuatnya arus informasi. Mereka hadir dengan sebagai generasi telenovela, generasi sinetron, generasi musik (MTV), generasi peso lek, generasi gamer, generasi HP, dan seba gainya. Mereka pun berupaya menunjukkan identitasnya sebagai arena pertarungan ideo logi tanpa batas dan henti. Itu mungkin tidak disadari, tetapi dengan gaya hidup yang mele kat pada tubuh dan pikirannya, kita dapat meli hat mereka pada kategori apa. Sebagai ilustrasi, produk handphone (HP) yang pada awalnya adalah terobosan dalam mo bilitas alat telekomunikasi, kini tidak lagi difung
Mereka ini mulai tercerabut dari nilai-nilai masa lalu dan menjadi generasi yang panik. 20
Pewara Dinam i ka n o v e m b e r- d e s e m b e r 2 0 0 8
sikan sebagaimana fungsi awalnya. Masyarakat kita, apalagi generasi 21, merasa memiliki HP, jika HP tersebut memiliki desain dengan tampil an “terbaru” sesuai dengan karakter psikologi mereka, yang rata-rata dipengaruhi hasrat ik lan. Ia harus memiliki berbagai fitur, seperti game, notepad, akses internet, kamera, video, audio, diary, dan seterusnya, yang semua itu da pat memuaskan imaji konsumen. Selain itu, ci tra merek yang tetap terus dibangun oleh pro dusen dan pemasarnya agar dapat memberikan simbol kebanggaan semu bagi generasi 21. Lantas bagimana dengan penggunaan inter net dalam pelbagai medium? Tentunya, dalam beberapa hal memunyai kesamaan dengan mo tif penggunaan HP, terutama pada efektivitas penggunaannya. Generasi 21 jarang menggu nakan internet untuk pencarian data yang le bih edukatif. Kita pasti tidak melupakan pel bagai pemberitaan media massa mengenai maraknya tingkat kebolosan anak sekolah di beberapa kota besar. Setelah diselediki, ternya ta umumnya mereka berada di warung-warung internet dan kebanyakan dari mereka mengak ses fitur-fitur seks, kekerasan, dan game. Dalam wawancaranya dengan wartawan BBC siaran Indonesia, Nuraki Aziz, mantan Menkominfo RI, Sofyan Djalil mengatakan bahwa saat ini pornografi sangat banyak di internet dan kerap kali anak-anak menjadi sasarannya. John Naisbitt dalam bukunya High Tech High Touch: Technology and Our Searching of Mea ning, generasi muda ini tengah terjebak dalam “zona-zona mabuk teknologi” (Technologically Intoxicated Zones). Mereka ini menjadi yang mengkonsumsi media terutama televisi dan in ternet yang kandungan utamanya seks dan ke kerasan. Mereka ini mulai tercerabut dari nilainilai masa lalu dan menjadi generasi yang panik. Mereka menjadikan simbol-simbol dan nilai-ni lai dari kebudayaan pop, sebagai rujukan, sam bil mencampakkan nilai-nilai tradisional dan agama yang dijunjung tinggi orang tua dan ge nerasi-genarasi sebelumnya.
laporan utama Berdasarkan data internetworldstats, pada yang kurang menyenangkan dalam pengguna 2008, penggunaan internet di Indonesia telah annya. Sebagian besar dari generasi 21 terbuai mencapai 25 juta pengguna, dengan tingkat per dan mabuk dalam zona-zona internet. Mereka tumbuhan selama delapan tahun mencapai 1. sukar mengingat waktu jika telah bersentuhan 150 persen. Pada tahun 2000, pengguna inter dengan fasilitas-fasilitas yang disediakan inter net hanya mencapai 2 juta. Kondisi ini jauh ber net. Perilaku lupa makan, beribadah, menyatu beda dengan Cina. Sebagai negara paling tinggi dengan keluarga, kerabat, tetangga, dan temantingkat pengguna internet di Asia, teman menjadi gaya hidup dari mereka. pada tahun 2000 tingkat penggu Mereka asyik dengan citra diri na sudah mencapai 22,5 juta dan sendiri; generasi 21. Akibat tahun 2008 meningkat tajam nya, citra (baca: gaya hidup) menjadi 253 juta pengguna, menjadi sesuatu yang utama dengan tingkat pertumbuh ketimbang nilai. Mereka pun an selama delapan tahun ha cenderung terpengaruh nya mencapai 1.024 juta, ma kebudayaan pop yang kian sih di bawah Indonesia. hegemonik, massif, dan Selama delapan tahun itu, sporadis, yang mampu masyarakat Indonesia, terutama menggilas tataran nilai, mo generasi 21 sedikit banyaknya ralitas, dan etika. berubah. Mereka tidak lagi dige Fenomena ini jauh ber rakkan oleh nilai-nilai mapan tra beda dengan negara-nega disional (ataupun agama), tetapi ra Asia lainnya seperti Cina, justru digerakkan oleh dunia yang India, Jepang, dan Korea Selatan. Keem datar, televisi dan internet. Wacana pat negara ini merupakan negara kalam/uny yang dibangun pun dalam mengkomu yang besar dengan tingkat penggunaan nikasikan sesuatu, berkutut mengenai hal di internet terbilang tinggi. Akan tetapi, untuk atas. Akibatnya, sebagian dari mereka terka meminimalisir efek negatif dari penggunaan dang asosial dan bahkan sulit berkomunikasi internet, pemerintah membuat regulasi yang dengan keluarganya sekalipun, hanya karena jelas. Di Cina lewat 14 peraturan pemerintah berbedaan gaya hidup. Orang tua mereka hi daerah secara tegas melarang perjudian lewat dup di masa yang jauh dari dunia yang datar, internet, sementara di Korea Selatan, penggu sementara mereka hidup di alam cyber. naan game yang dimainkan lewat salah satu fi Penulis tidak menyangkal kalau internet pu tur internet, telah diatur sedemikian rupa. Di nya banyak manfaat, baik dari sisi pengguna sana, menjamurnya penggunaan fasilitas game maupun industri kreatif. Untuk pengguna, in dan internet, diikuti dengan menjamurnya fasi ternet sangat membantu dalam pencarian infor litas bimbingan dan konseling bagi anak-anak masi apapun tanpa mengenal ruang dan waktu. yang habis bermain game (internet). Sehing Pengguna hanya menekan “sesuatu yang dii ga, setiap arena game dipastikan ada tempat nginkan” pada “MR. Google”—istilah penulis— bimbingan dan konseling yang mampu mengko informasi tersebut muncul seketika. Selain itu, munikasikan efek-efek sosial bagi si anak. dunia internet mampu menciptakan inovasi ba Jika demikian yang terjadi, kita mungkin da ru dalam industri pemasaran, melalui inovasi pat menyebut generasi 21 di bumi pertiwi ini ada periklanan, distribusi, dan pemasaran lainnya. lah generasi yang belum semuanya (sebagian Bahkan, tingginya penggunaan internet secara dari mereka) sadar akan posisi mereka. Mereka tidak langsung mampu menyerap tenaga kerja hanya berbuai dan bangga dengan godaan zonabaru. Di bidang industri kreatif, berbasis cyber zona yang memabukkan, tanpa harus berpikir selama periode 2002-2006, telah menyerap seki dampak negatif yang ditimbulkan. Yang jelas, tar 5,4 juta pekerja dan menyumbang Rp 81,5 sebagian dari mereka bangga mengatakan Saya triliun atau 9,13 persen terhadap total ekspor Berinternet, maka Saya Ada! nasional (Kompas, 5/12/2008). Hanya saja, ketidaksiapan pemerintah, ma Sismono La Ode syarakat, dan orang tua dalam menyikapi per Penulis adalah Jurnalis Pewara Dinamika UNY kembangan dunia internet menimbulkan efek
P e wa r a Di n a m i k a n o v e m b e r- d e s e m b e r 2008
21
foto-foto: ahmad natsir • Teks: sismono la ode
unY pilihan
n ku !
Mereka datang dari penjuru Nusantara. Sejenak, mereka merasa nyaman dan berharap kelak akan menjadi bagian dari UNY.
berita SEMINAR KEBIJAKAN
ahmad natsir/pewara dinamika
Menuju World CLASS UNIVERSITY
Universitas Negeri Yogyakarta saat ini sedang dan akan melaksanakan kegiat an menuju World Class University (WCU) antara lain perintisan program studi (prodi) internasional yaitu satu prodi di setiap fakultas, dan 2009 akan dibuka dua prodi yaitu Pendidikan Matematika dan Pendidikan Akuntansi. Hal tersebut disampaikan Sutrisna Wibawa, M.Pd., pada seminar kebijak an dengan tema Universitas Negeri Yog yakarta menuju World Class University, yang diselenggarakan oleh Pusat Pene litian Kebijakan Pendidikan Lembaga Penelitian UNY, Senin, (15/12), di ruang sidang Lembaga Penelitian UNY. Sebagai pembicara dalam seminar tersebut yaitu Sutrisna Wibawa M.Pd., (PR II), Prof. Dr. Sugiyono, dan Prof. Dr. Zamroni. Lebih lanjut dikatakan, kegiatan lain yang dilakukan UNY antara lain kegiatan PPL, juga dilaksanakan pada Sekolah Ber taraf Internasional, pengiriman studi lanjut keluar negeri, penyelenggaraan seminar internasional, publikasi interna sional, sertifikasi ISO 9001:2000, menja 24
lin kerjasama dengan perguruan tinggi luar negeri, program darmasiswa, me ngusahakan jurnal elektronik interna sional, mengembangkan fasilitas TI, merintis fasilitas akademik berstandar internasional, menyususn rambu-ram bu program WCU, dan lain-lain. Sedangkan, untuk rencana kegiatan ke depan yaitu akreditasi prodi berstandar internasional, penyediaan prasarana dan sarana berstandar internasional, mengembangkan web berstandar inter nasional, memperbanyak mahasiswa asing, mengembangkan program pasca sarjana (PPs), dan kegiatan lain yang sedang dalam pengembangan. Sementara itu, Guru Besar Fakultas Teknik UNY, Prof. Dr. Sugiyono dalam paparannya mengatakan, ada beberapa indikator WCU antara lain aspek dosen standarnya adalah 40% bergelar Dr/ PhD. Saat ini, kondisi di UNY baru 10% yang bergelar Dr/Ph.D. Aspek Publikasi standarnya 2 paper/staf/tahun, di UNY rata-rata baru 0,87%. Untuk Student Body standarnya 40% mahasiswa PPs,
Pewara Dinam i ka n o v e m b e r- d e s e m b e r 2 0 0 8
di UNY mahasiswa PPs baru 2,3%, ma hasiswa asing standarnya 20% tapi di UNY masih minim, ICT standarnya 10 MBPS/mhs di UNY 0,4 MBPS, begitu ju ga dengan anggaran riset standarnya 1300$US/tahun di UNY masih sedikit. Dikatakan Sugiyono, dari jumlah dan kualifikasi 40% dosen bergelar Dr/PhD kompetensinya penguasaan materi kuli ah bertaraf internasional, pembelajaran berbasis IT, menggunakan Bahasa Ing gris. Selain itu juga penelitian bertaraf internasional, membuat artikel ke jurnal internasional, dan menghasilkan karya inovatif sehingga memperoleh hak cip ta, hak paten, bahkan hadiah nobel. Prof. Dr. Zamroni dalam paparannya mengatakan, kualitas universitas dapat dilihat dari kualitas standar akademik, program-program studi teroganisir de ngan baik, memiliki kerjasama dengan universitas di luar negeri untuk me lanjutkan studi, perkuliahan dengan biligual atau memiliki kelas internasi onal. wit��� ono
berita
dokumen humas fip
Prof. Suyata, Ph.D., (baju putih) sedang memaparkan pendapatnya.
SARASEHAN
PERLUNYA PENGUATAN KOMPETENSI Dukungan maksimal orang tua secara akademik dan finansial hanya mampu menghasilkan sekitar 50% siswa sukses, tanpa dukungan mereka hanya mengha silkan 5% siswa sukses. Dan, kini hanya sekitar 10 – 30 % siswa berhasil mera ih belajar bermutu di sekolah. Di sisi la in, sukses akademik di sekolah tak ber kolerasi dengan hadirnya manusia baik di masyarakat. Itulah mengapa kompe tensi semakin penting. Demikian disampaikan guru besar dari program studi Analis Kebijakan Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta (AKP
FIP UNY), Prof. Suyata, Ph.D., pada ke giatan sarasehan temu stakeholder un tuk pengembangan Prodi AKP FIP UNY baru-baru ini, di ruang sidang Ser baguna FIP UNY. Kegiatan ini diikuti dosen dan mahasiswa Prodi AKP. Menyorot kompetensi untuk mahasis wa AKP, Suyata dalam power point-nya memaparkan agar mahasiwa senantia sa mengembangkan jati dirinya dengan peranan majemuk di dunia profesi me lalui kesadaran diri dan membangun hubungan dengan orang lain. Selain itu, mereka harus memahami sentral nya faktor manusia di dalam dunia ker
ja terutama pendidikan, menampilkan sikap dan perilaku interdisiplin. “Hen daknya mahasiswa AKP mampu mem bangun tata hubungan dengan orang lain, memiliki kesadaran dan kepeduli an sosial, mampu menjalin hubungan sosial vertikal dan horizontal, mampu berkomunikasi aktif terutama mende ngarkan orang lain,” urainya. “AKP perlu mengembangkan masya rakat yang dapat dan mau mempengaru hi proses kebijakan. Aneka jenis dan me tode penelitian perlu digunakan untuk menghimpun informasi demi pengem bangan mekanisme membangun jaring an kerjasama pendidikan secara luas. Selain itu, sistem indikator pendidikan dikembangkan dan hasilnya digunakan secara tepat,” tegas Suyata. Pembicara lain pada kegiatan terse but adalah Ketua Jurusan AKP, Joko Sri Sukardi, M.Si., yang memaparkan profil AKP dan Drs. K. Aji Baskoro,MM., pega wai Badan Kepegawaian Daerah (BKD), yang berbicara mengenai formasi kepe gawaian. Dijelaskan Joko bahwa prodi AKP telah berjalan selama tiga tahun, dan selama ini telah dilakukan upaya sosialisasi yang intensif, termasuk ber temu dan akan menjalin kerjasama de ngan Dinas Pendidikan dan BKD. “Me ngingat mahasiwa AKP pada semester tujuh akan melaksanakan Praktik Peng alaman Lapangan (PPL), maka kegiatan ini bisa jadi merupakan penjajagan awal meski pada akhirnya akan diikuti deng an prosedur baku,” jelas Joko. “Oleh ka rena itu, ke depan, alumni AKP dapat mendampingi sekolah khususnya da lam pengembangan IT, “tambah Basko ro Aji. Mengakhiri paparan materi, Suyata menjelaskan bahwa dalam mengem bangkan sistem indikator perbaikan pen didikan perlu memilih dimensi-dimensi utama perbaikan, di mana diskusi dan riset harus terus digerakkan, sehingga komponen-komponen ini dapat diatur dan dijabarkan dalam refleksi dan aksi. ratnae
P e wa r a Di n a m i k a n o v e m b e r- d e s e m b e r 2008
25
berita Kemitraan
fise UNY
ahmad natsir/pewara dinamika
UNY JALIN KERJASAMA DENGAN TNI AU
Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) menjalin kerjasama dengan TNI Ang katan Udara (TNI AU). Lingkup kerja sama meliputi bidang pendidikan dan pelatihan, penelitian dan pengembang an, serta Iptek di bidang kedirgantara an. Naskah Kesepakatan Bersama di tandatangani oleh KSAU, Marsekal TNI Subandrio dan Penjabat Rektor UNY, Dr. Rochmat Wahab, MA., di ruang sidang utama rektorat UNY, Kamis, 4/12. Dalam sambutannya, Subandrio me ngatakan, Naskah Kesepakatan Ber sama atau MoU ini nantinya menjadi payung hukum dalam rangka pengem bangan dan bantuan tenaga dibidang pendidikan, meningkatkan kemampuan dan pengalaman kedua belah pihak, pe ngembangan dan kerjasama serta peren 26
canaan dan pelaksanaan program pen didikan di Akademi Angkatan Udara maupun pengembangan program pen didikan, litbang serta penerapan iptek di bidang kedirgantaraan. Kesepakatan ini secara konsepsional merupakan salah satu bentuk realisasi tanggung jawab TNI AU dan UNY da lam upaya untuk membangun insan yang senantiasa mengikuti dinamika perkembangan pengetahuan melalui wahana pendidikan. Hal ini tentunya memiliki nilai strategis yang demikian tinggi mengingat medan tugas personel TNI AU saat ini dan di masa depan bersentuhan dengan kemajuan iptek khususnya dibidang kedirgantaraan. ”Kami menyadari bahwa upaya mening katkan kualitas personel tidak hanya ter
Pewara Dinam i ka n o v e m b e r- d e s e m b e r 2 0 0 8
batas dilaksanakan di lingkup organisasi TNI AU sendiri, melainkan juga perlu bersinergi dengan komunitas akade mis yang selalu bergerak dibidang pen didikan. Universitas Negeri Yogyakarta, adalah salah satu perguruan tinggi ter kemuka di Yogyakarta yang telah ter bukti dalam mencetak manusia-manu sia yang mumpuni baik secara teknis maupun manajerial. Oleh sebab itu, TNI AU mengadakan kerja sama dengan UNY. Dalam penyiapan generasi penerus TNI AU yang profesional dan dedikatif,” tutur Subandrio. Subandrio mengharapkan, MoU ini di masa depan akan menjadi embrio bagi TNI AU dan UNY untuk menjalin kerjasa ma dibidang lain, sehingga sumber daya manusia TNI AU dalam melaksanakan
berita
wit��� ono
Sarasehan budaya
SENIMAN MASIH DIANGGAP GILA
ahmad natsir/pewara dinamika
tugas yang diembannya, mampu meng ikuti perkembangan pengetahuan. Kita ketahui bersama bahwa dalam pe laksanaan tugas ini, Angkatan Udara se nantiasa dilengkapi dengan alutsista maupun sistem peralatan yang padat materiil dan berbobot teknologi. Oleh karena itu, untuk mempersiapkan ma nusia yang mengawakinya, maka diper lukan penguasaan disiplin ilmu yang signifikan. ”Kerjasama yang telah direalisasikan ini menjadi wujud nyata bagi TNI Ang katan Udara dalam menjawab tantangan kedepan yang lebih kompleks, melalui peningkatan pendidikan yang diikuti setiap personel TNI Angkatan Udara,” tambahnya. Sementara itu, Rochmat Wahab me ngatakan, kami menyadari sepenuh nya bahwa UNY sebagai institusi pen didikan tinggi, tidak bisa dipisahkan dari Tridharma pendidikan tinggi, ter lebih-lebih memiliki core business bi dang pendidikan. Di samping itu, UNY memiliki keunggulan bidang Pe nelitian dan Evaluasi Pendidikan, Pen didikan Teknik Kejuruan, dan Ilmu ke olahragaan, di samping yang lainnya, misalnya bidang Bahasa dan Seni. Antara TNI AU dan UNY sama-sama me miliki kebutuhan untuk saling kerja sa ma secara sinergis, sehingga terjadi pro ses capacity building yang efektif dan efisien, yang pada akhirnya kita dapat tegakkan institusi kita lebih mantap dan mampu menunjukkan kinerja yang lebih akuntabel. Hubungan kerjasama kita tentu akan jauh lebih produktif, jika selain terjadi komunikasi secara strukturai, juga dapat dilengkapi dengan komunikasi secara kultural. Misalnya, iklim akademik yang terjadi di antara dua institusi, terutama institusi akademik yang di bawah Mar kas Besar TNI AU, yaitu Akademi Angkat an Udara dan Universitas Negeri Yogya karta dapat terjadi interaksi fungsional, sehingga dimungkinkan terjadi proses pencerahan di antara kedua komunitas akademik tersebut.
Di dunia ini hanya ada dua hal yang harus diakui oleh manusia, yaitu 96% yang ada pengaruhnya terhadap per tentangan minus (–) dan postif (+) dan 4%, yang mengutarakan adanya gerakan grativikasi, yakni kehidupan yang saling keterkaitan atau hal yang mutlak. Sifat ini biasanya mencirikan manusia sebagai mahkluk yang hanya bisa mempertentangan tanpa adanya solusi. “Orang berbondong-bondong menolak RUU Pornografi, tetapi mereka tidak tahu isi dari UU tersebut.” Demikian diungkapkan Emha Ainun Najib pada sarasehan budaya, bertema kan “Seni vs Liberalisme”, baru-baru ini, bertempat di Lab Karawitan, FBS UNY. Acara yang digelar dalam rangka Dies Natalis FBS ke-45 turut menghadirkan Prof. Dr. Suminto A. Sayuti (Guru Besar FBS dan budayawan Yogyakarta). Di depan ratusan mahasiswa FBS, Cak Nun, panggilan akrab suami Novia
Kolopaking, mengingatkan bahwa perso alan liberalisme hanyalah masalah kecil dari sekelumit masalah besar di dunia ini, demikian halnya seni, bukanlah ma salah besar, akan tetapi seni adalah ba gian terkecil dari kehidupan manusia. Sementara itu, Suminto A.Sayuti me ngungkapkan keheranannya terhadap cara pandang seniman. “Sebaik-baiknya seorang seniman tetap di anggap jelek, bahkan seniman itu sampah. Dengan kata lain, seniman itu adalah kumpul an orang gila,” ungkap penyair Jogja ini. Yang aneh lagi, manusia sering mengko tak-kotak atau mempertentangkan se suatu tanpa ada esensinya. Seharusnya, manusia mempergunakan pandangan– pandangan yang lain sesuai dengan tem patnya. Bila dia sedang membacakan pu isi, maka dia sebut penyair setelah itu “jas” kepenyairan bukan untuk dipakai selamanya,” tambahnya. Tata Irawan
P e wa r a Di n a m i k a n o v e m b e r- d e s e m b e r 2008
27
berita Program Pelatihan
Event Organizer Diperlukan Kreativitas
Setelah melewati satu minggu perku liahan di The University of Sydney, pe serta shortcourse dari UNY mulai fami liar dengan lingkungan Sydney, kota yang terkenal dengan gedung Opera House-nya. Program pelatihan selama 12 minggu ini disponsori penuh oleh Dikti melalui Program BERMUTU, bertu juan untuk meningkatkan kualitas Pen didikan Dasar, Pendidikan Luar Biasa, dan Pendidikan Menengah. Untuk ta hun 2008 ini, Dikti mengirimkan 20 pe serta yang berasal dari 5 LPTK yaitu Uni versitas Negeri Jakarta/UNJ (2 dosen), Universitas Negeri Jambi/UNJA (5 do sen), Universitas Negeri Semarang/UN NES (1 dosen), Universitas Negeri Sura baya/UNESA (4 dosen), dan Universitas Negeri Yogyakarta/UNY (8 dosen). Peserta dari UNY antara lain Caly Se tiawan, M.Sc������������������������������� . (FIK), dr. Novita Intan Arovah, MPH (FIK), Dyah Purwaningsih, M.Si (FMIPA), Sukisman Purtadi, M.Pd (FMIPA), Nur Azizah, M.Ed (FIP), Aini Mahabbati, S.Pd (FIP), Rahayu Condro Murti, M.Si (FIP), dan Safitri Yosita Ratri, S.Si (FIP). Acara welcome ceremony dilaksanakan Senin pagi (10/11). Peserta diajak tur mengelilingi kampus untuk mengenal seluk beluk universitas, mulai dari sejarah berdirinya, museum, laboratorium, sampai perpustakaan. Pada hari itu juga, peserta langsung mendapatkan Student Card untuk mengakses internet dan bahan pustaka secara online. Perkuliahan minggu pertama diisi oleh dua dosen dari Faculty Of Education yaitu Dr. Ann Cheryl Amstrong dan Dr. Lesley Harbon. Modul pertama tentang Portofolio dan kurikulum. Perkuliahan Senin hingga Jumat yang dimulai pukul 09.00 – 15.00. Walaupun dari pagi sam pai sore, peserta tidak bosan karena perkuliahan lebih banyak diisi dengan 28
dokumen pribadi
KABAR UNY DARI SYDNEY
kerja kelompok dan diskusi membahas kasus dan tayangan video pembelajaran pendidikan Australia. Perkuliahan juga diselingi dengan sharing tentang penga laman mengajar masing-masing peser ta. Dengan model perkuliahan seperti ini, secara tidak langsung peserta men jadi terlatih untuk berkomunikasi de ngan bahasa Inggris. Setiap modul ku liah akan diakhiri dengan tugas yang bebannya tidak berbeda dengan pelajar lainnya. Untuk itu, peserta harus rajin membuka internet dan pergi ke perpus takaan untuk mendapatkan sumber pus taka berupa buku teks dan jurnal. Yosita, salah satu peserta mengata kan walau baru satu minggu tinggal di negeri orang, banyak hal dan pengalam an baru yang ditemui. Misalnya, setiap saat harus berjalan berkilo-kilo jauhnya antara stasiun kereta dengan universi tas ataupun ke tempat-tempat lain. Pe serta yang tidak terbiasa berjalan kaki, pastinya akan menjadi sehat. Peserta juga mulai terbiasa dengan hawa dingin Sydney di musim semi, yang kadangkala suhu 14 derajad Celcius namun dalam satu waktu berubah hingga 27 derajad Celcius. Bila akhir pekan datang, dan cuaca sangat cerah, peserta dari UNY menggunakan moment tersebut untuk berpesiar ke Sydney Opera House dan Darling Harbour dengan kapal ferry.
Pewara Dinam i ka n o v e m b e r- d e s e m b e r 2 0 0 8
Yosita
Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta (BEM FISE UNY), Sabtu (8/11) mengadakan seminar dan training Event Organizer “How to be a Creative Designer and Creating it in Spectacular Events” di Ruang Ki Hajar Dewantara FISE UNY. Program kerja De partemen Pengembangan Potensi Ma hasiswa BEM FISE 2008 ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan ma hasiswa UNY maupun umum dalam me ngelola sebuah event agar menjadi spek takuler. Hadir sebagai pembicara Aditya Wahana dan Taufik Dian Sasongko dari InSed Production dan CEO Syafa’at Ad vertising Andhika Dwijatmiko, S.Sn. Pembantu Dekan III, Suharno. M, Si dalam sambutannya mengatakan keahlian dalam membuat suatu event ti dak hanya dibutuhkan mahasiswa tetapi juga oleh orang yang telah memiliki pekerjaan sekalipun, karena seringkali suatu instansi harus membuat suatu event pada moment tertentu. Aditya dan Dian Sasongko menjelas kan langkah pertama untuk membuka bisnis Event organizer adalah kreativitas untuk membuat acara yang menarik dan menjual. Persiapan juga merupakan hal yang sangat penting terkait team work, anggaran, permintaan, tempat/ lokasi, format acara, pengisi acara, per ijinan, dll. Sedangkan pada hari-H, run acara, keamanan, jadwal pengisian aca ra, konsumsi, transportasi, menjadi fo kus perhatian. Tahap selanjutnya pasca Event pun harus dibuat laporan kegiat an dan laporan keuangan. Sementara, Andhika Dwijatmiko,S. Sn. Andhika meyoroti tentang penting nya jiwa entrepreneurship untuk bisa berkembang mengikuti pergeseran za man ini. Selanjutnya, peserta di-training tentang acara spesifik pada konsep Event Organizer. Sari
berita Kemitraan
SESPIM POLRI MENGGANDENG UNY
ahmad natsir/pewara dinamika
Pengembangan Sumber Daya Manu sia di zaman reformasi merupakan hal yang penting, tidak terkecuali dengan Kepolisian Republik Indonesia (Polri). Saat ini, institusi Polri berusaha mewu judkan tuntutan reformasi tersebut de ngan upaya menjadikan dirinya men jadi Polisi Sipil yang memiliki disiplin tinggi, professional, bermoral dan mo dern, Selain itu, Polri berupaya meng optimalkan kemampuan, pengalaman, dan keterampilan Tenaga Pengajar dan Tenaga Ahli supaya dapat menyelaras kan perkembangan iptek maupun glo balisasi, serta memenuhi tuntutan kua lifikasi keahlian. Berdasarkan kebutuhan tersebut, Se kolah Staf dan Pimpinan Polisi Republik Indonesia (Sespim Polri) Bandung meng gandeng Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) untuk menjalin kerjasama di bi dang pendidikan, pengkajian, peneli
tian dan pengabdian masyarakat. Pe nandatanganan Naskah Kesepahaman (MoU) dilakukan Penjabat Rektor UNY Dr. Rochmat Wahab, MA dan Kepala Se kolah Sekolah Staf dan Pimpinan POLRI Inspektur Jenderal Polisi Drs. Dwi Pur wanto yang disaksikan langsung oleh Wakapolri Komisaris Jenderal Polisi Makbul Padmanagara, di Gedung UTAR YO SESPIM POLRI Lembang Bandung ba ru-baru ini. Naskah Kesepakatan ini ber laku sejak ditandangani untuk jangka waktu lima tahun dan dapat diperpan jang, diubah atau diakhiri menurut per setujuan kedua belah pihak. Kesepakatan Bersama atau MoU ini nantinya menjadi payung hukum pe ngembangan dan bantuan tenaga Pen didikan, Pengkajian, Penelitian, dan Pe ngabdian Kepada Masyarakat. Sehingga, peningkatan keprofesionalan anggota Polri dalam melaksanakan tugas dapat
dicapai. SESPIM POLRI dan UNY sama-sama memiliki kebutuhan untuk saling kerja sama secara siner gis, sehingga terjadi pro ses capacity building yang efektif dan efisien, yang pada akhirnya kelembaga an dapat tegakkan lebih mantap dan mampu me nunjukkan kinerja yang le bih akuntabel. Sekaligus, sebagai upaya penyiapan dan peningkatan sumber daya manusia POLRI un tuk menjadi tenaga yang profesional dalam pelak sanaan tugas sebagai Pemelihara Kamtibmas, Penegak hukum serta Pe lindung, Pengayom dan Pelayan Masyarakat. Hu bungan kerjasama ini tentu akan jauh lebih produktif, jika selain terjadi ko munikasi secara struktural, juga dapat dilengkapi dengan komunikasi secara kultural. Dengan Iklim akademik yang terjadi di antara dua lembaga, terutama lembaga akademik yang di bawah Mar kas Besar Polisi Republik Indonesia, yai tu Sekolah Staf dan Pimpinan POLRI dan Universitas Negeri Yogyakarta dapat ter jadi interaksi fungsional, sehingga di mungkinkan terjadi proses pencerahan di antara kedua komunitas tenaga peng ajar dan tenaga ahli. Hadir dalam acara tersebut Direktur Pascasarjana UNY Prof. Soenarto, Ph.D., Kapolda Jawa Barat Irjen. Pol. Drs. Timur Pradopo, Kombes. Pol. I Ketut Untung Yoga Kapolwiltabes Bandung, dan segenap tenaga pengajar Sespim Polri maupun UNY. Natsir
P e wa r a Di n a m i k a n o v e m b e r- d e s e m b e r 2008
29
berita bimbingan teknis
Dalam rangka meningkatkan kemampu an pelaksanaan pembelajaran bagi guru SMP Sekolah Berstandar Internasional (SMP SBI), Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat (LPM) UNY bekerjasama de ngan Direktorat Pembinaan SMP Dep diknas menyelenggarakan bimbingan teknis pembelajaran Rintisan Sekolah Berstandar Internasional (RSBI) di Ho tel Sahid Jaya Solo, 29 Oktober s.d. 9 No vember 2008. Bimbingan teknis diikuti oleh 165 orang peserta dari 33 SMP SBI se-Indonesia, masing-masing sekolah mengirimkan 5 orang guru bidang studi Matematika, IPA-Biologi, Fisika, Bahasa Inggris, dan TIK. Bimtek SMP SBI akan dilaksanakan dua angkatan. Untuk ang katan kedua dilaksanakan 13 s.d. 24 No vember 2008 di Hotel Sahid Yogyakarta diikuti oleh 34 sekolah. Ketua LPM UNY, Prof. Dr. Burhan Nur giyantoro selaku penanggung jawab ke giatan pada acara pembukaan Rabu ma lam (29/10) mengatakan, secara umum tujuan kegiatan ini untuk meningkatkan kemampuan peserta dalam melaksana
kan pembelajaran standar kompetensi lulusan (SKL), standar isi (SI), proses pem belajaran, dan proses penilaian yang telah diperkaya dengan berbasis ICT. Se cara khusus, peserta guru MIPA dapat memahami pengembangan SBI, meng identifikasi unsur-unsur X (tambahan) pada SBI terutama mata pelajaran MIPA, mahir berbahasa Inggris untuk guru MI PA, menyusun silabus dan RPP kelas VII, kemampuan memanfaatkan ICT. Untuk guru bahasa Inggris memahami pengem bangan SBI, meningkatkan kompetensi berbahasa Inggris untuk MIPA, mening katkan kemampuan ICT, membantu guru MIPA mengembangkan perangkat pem belajaran yang dilengkapi media presen tasi (power point), membantu guru MIPA menyajikan pembelajaran yang berpusat pada siswa, efektif, efisien, kontekstual dan menyenangkan. Untuk peserta guru TIK mengidentifikasi unsur-unsur X (tambahan) pada SBI, menyusun silabus dan RPP TIK meningkatkan kemampuan pemanfaatan TIK dalam pembelajaran, menerapkan penilaian berbasis kelas,
Keamanan
PELATIHAN SATUAN PENGAMANAN UNY ahmad natsir/pewara dinamika
30
Pewara Dinam i ka n o v e m b e r- d e s e m b e r 2 0 0 8
lpm UNY
LPM UNY MENGADAKAN BIMTEK BAGI GURU SMP
mengembangkan team teaching, dan merancang action plan pengembang an TIK. Burhan melanjutkan, sekembalinya ke sekolah masing-masing nantinya pa ra guru dapat melaksanakan kegiatan pembelajaran lebih baik. Pembelajaran pada kelas SBI menuntut segala sesuatu seba lebih, baik yang menyangkut isi, proses, pemanfaatan media, maupun pe nilaian pembelajaran serta bahasa pe ngantar yang digunakan yang berupa bahasa Inggris. prayoga
Satuan Pengaman Universitas Negeri Yogyakarta, Kamis (4/12) mengadakan Pelatihan Satpam di Auditorium UNY, di ikuti oleh 65 orang Satuan Pengaman di lingkungan UNY. Sebagai nara sum ber dari Kepolisian Republik Indonesia Kabupaten Sleman dan Kantor Pemadam Kebakaran (Kodamkar) Daerah Istime wa Yogyakarta. Materi Pelatihan Pening katan Kinerja Satuan Pengaman, Penang gulangan Bahaya Kebakaran, Pelayanan Prima, dan Evaluasi Pelatihan. Hadir da lam acara tersebut Kepala Biro AUK UNY, Kapolsek Depok Bulaksumur, Kepala Kan tor Kodamkar DIY, Kepala Bagian. Kepe gawaian, Kepala Bagian UHTP, Kasubag. Rumah Tangga, dan Koordinator Satpam di lingkungan UNY.
berita Mari Belajar di Museum Pendidikan UNY Anak-anak pada masa kini, seharusnya ja uh lebih pandai dibandingkan anak-anak pa da generasi 1950-an. Apalagi, sarana dan pra sarana pendidikan jauh lebih lengkap dan mudah diperoleh. Untuk itu kita harus belajar keras agar bangsa kita cepat maju” demikian ditegaskan Sekretaris Museum Pendidikan In donesia Supardi, M.Pd. di depan 50 siswa SD Nurul Islam Nogotirto saat melakukan kunjungan di Museum Pendidikan Indonesia UNY, Selasa (18/11). Selain Supardi, MPd, Kepala Museum Pendidikan HY Agus Murdyastomo M.Hum, ikut langsung menerima rombongan. Kunjungan yang berlangsung selama 2,5 jam diisi dengan acara pemutaran film suasana pendidikan tahun 1950-an, melihat benda-benda koleksi, praktik menulis di sabak, dan permainan di ruang pintar. Walaupun masih duduk di SD, ternyata anak-anak sangat antusias dan kritis mengamati satu demi satu setiap koleksi Museum Pendidikan. Mereka tampak senang dan aktif menanyakan ber bagai jenis benda dan kegunaaannya dalam pendidikan tempo dulu. “Wah ka lau menulisnya di sabak seperti ini, kita capek deh,” celetuk Anie, salah satu siswa yang melakukan praktik menulis sabak dengan grip. Mr. SPD
Penjabat Rektor Melepas Calon Haji UNY Penjabat Rektor UNY, Dr. H. Rochmat Wahab, MA melepas 38 Jemaah Calon Haji (Calhaj) di lingkungan Universitas. Adapun, 38 calhaj tersebut, terdiri dari 21 Tenaga Pengajar (15 orang berangkat suami isteri, 6 orang berangkat sendi ri), dan 3 Tenaga Administrasi (2 orang berangkat suami isteri, 1 orang berang kat sendiri). Dalam sambutannya, Rochmat Wahab mengingatkan agar Jema ah Haji UNY berangkat dengan niat yang ikhlas dan pasrah kepada Allah swt., berkonsentrasi penuh menjalankan ibadah demi mendapatkan ridho dari Nya, dan tidak lupa menjaga kesehatannya masing-masing karena Ibadah haji ha rus mengandalkan fisik kuat. Sementara itu, Ustadz Mustafa, Lc. (UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta) mengatakan seorang haji terlihat mabrur atau tidaknya justru setelah atau pasca haji, maka kemabruran harus di ikhtiarkan yaitu harus menjalankan syarat-syarat haji dengan niat karena Allah dan baik. Natsir EP
Iwan Nopi Yono Putro Meraih Juara Pertama Tepat di Hari pahlawan, 10 November, Iwan Nopi Yono Putro meraih juara per tama dalam Lomba Pembuatan Sistem Informasi bagi Perguruan Tinggi se-DIY, yang diselenggarkan oleh Dinas Pendidikan Yogyakarta, Sabtu (08/11) bertempat di Fakultas Ekonomi UTY. Iwan, demikian disapa merupakan mahasiswa Fakul tas Teknik, jurusan Pendidikan Elektronik. ”Ini menjadi anugerah yang terbe sar dari yang Maha Kuasa di hari ulang tahunku," ungkapnya penuh haru, Ia menjelaskan, pada saat persiapan, dia mengalami kesulitan pada referensi bu ku karena mahalnya harga buku. Selain itu, saya pun belajar komputer secara otodidak banyak bertanya-tanya pada teman, kenang mantan aktivis BEM ReMa UNY . tata irawan
P e wa r a Di n a m i k a n o v e m b e r- d e s e m b e r 2008
ahmad natsir/pewara dinamika
Natsir
Kilas
dokumen Fise
Dalam sambutannya sekaligus mem buka Pelatihan Satpam, Kepala Biro Ad ministrasi, Umum, dan Keuangan (BAUK) UNY, Hj. Sujariyah, M.Pd., mengatakan dengan adanya pelatihan ini diharapkan para anggota Satpam dalam melaksana kan tugas tetap berperan pada normanorma yang berlaku di lingkungan ker ja juga melaksanakan tugas dengan baik, bisa menyelaraskan dengan adat istiadat yang berlaku di lingkungan kerjanya. Selain itu, mempunyai tekad yang kuat untuk selalu memberikan pelayanan yang terbaik meskipun dalam kondisi sesulit apapun. Polmas Bapinkam Tibnas dari Kepo lisian Depok Sleman menjelaskan Pem berdayaan Sumber Daya Manusia (SDM) Satpam perlu dilakukan dalam rangka peningkatan kinerja untuk menunjang keamanan dan kenyamanan kampus. Dalam dunia modern kehidupan manu sia dipengaruhi oleh ilmu pengetahu an dan teknlogi, termasuk satuan peng amanan harus punya idealisme dalam bertugas kesatpaman agar dapat me laksanakan tugas sesuai harapan. Sikap, tampang, perilaku, cara mene rima tamu dan menghadap pimpinan, dan cara menerima telepon maupun me ngirim berita harus punya tata cara ter sendiri, karena Satpam adalah wadah untuk mencapai tujuan, untuk melaksa nakan pengamanan fisik di lingkungan kerjanya. Untuk menumbuhkan rasa se nasib dan sepenanggungan hendaknya saling menghormati satu sama lainnya. Penghormatan adalah perwujudan peng hargaan dari seseorang kepada orang la in atas dasar tata susila sesuai kepriba dian bangsa Indonesia. Bagian Kantor Pemadam Kebakaran (Kodamkar) DIY menjelaskan bagimana mengantisipasi dan menanggulangi ke bakaran di lingkungan masing-masing. Dalam Pelatihan ini Kodamkar banyak memberikan teknik tata cara mengguna kan alat pemadam kebakaran maupun antisipasi pertama dalam kebakaran. Pa da kesempatan itu, para peserta pelatih an langsung praktik di lapangan untuk menggunakan alat-alat tersebut.
31
opini
KAUM IBU INDONESIA MASA KINI O l e h T uti N urhayati
W
1/ anita, ibu rumah tangga, di da lam keluarga merupakan tokoh yang paling bertanggung jawab atas pendidikan anaknya. Sepan jang hari anak lebih banyak berurusan dengan ibu. Ibu dalam rumah tangga mempunyai peran memberikan pendidikan awal kepada anaknya sebelum menerima pendidikan formal dari gu ru. Ibu yang harus memberikan warna dalam tingkah laku dan akhlak mulia, mengantarkan anak menjadi pribadi yang bertanggung jawab atas masa depannya. Pendidikan budi pekerti harus dimulai dari ba lita, sehingga anak mempunyai fondasi kuat ten tang tingkah laku dan tabiat yang baik, sopan santun, tata krama, dll. Tentu, selain dari ibu (dan ayah), juga dari orang-orang terdekatnya di rumah. Pada hakekatnya pendidikan awal dan pola asuh yang diterapkan dalam lingkungan terdekat dari anak merupakan modal dasar yang dimiliki anak sebelum terjun ke pergaulan yang lebih luas, yakni masyarakat dan dunia pendidikan formal. 2/ Seiring kemajuan peradaban manusia, persa maan hak dan kedudukan wanita pada umum Kalam/UNY
nya turut mempengaruhi, mengubah, dan menggeser pola pikir wanita Indonesia. Dulu wanita Indonesia tak begitu antusias untuk me ngenyam pendidikan tinggi. Dewasa ini wanita Indonesia mempunyai kesempatan yang sama dalam menggapai pendidikan melalui jenjang yang beragam, dan meniti lapangan pekerjaan sesuai latar belakang pendidikan formalnya. Dalam kancah politik, wanita Indonesia mem punyai peluang yang sama untuk menjadi pim pinan partai politik, anggota DPR, memimpin daerah, bahkan presiden. Pada level penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan sosial, ilmu murni, rekayasa genetika, pengembangan antariksa, dan penyerapan informasi global, wa nita Indonesia telah memposisikan diri setara dengan pria, sehingga dapat mengesampingkan pemikiran tentang perbedaan seks. ��������� Dinamika perubahan peran dan kesempatan wanita untuk mengembangkan potensi diri melesat secepat perkembangan informasi dan peradaban manu sia modern. Pada saat ini wanita sudah tidak lagi sebagai objek penderita, namun sudah merupakan subjek yang ikut menata, mengatur, merencanakan, dan menentukan ritme kehidupan. Peran wani ta dalam skala kecil adalah ibu rumah tangga, sedangkan dalam skala luas adalah anggota ma syarakat yang turut bicara dan mengatur etika pergaulan dalam masyarakat. 3/ Kesempatan mengembangkan diri wanita In donesia saat ini terbuka lebar. Di samping men jadi ibu rumah tangga, banyak yang berperan ganda sebagai pencari nafkah membantu tugas suami. Banyak lapangan kerja yang dapat diram bah tenaga kerja wanita: pendidik, teknokrat, paramedis, dan tenaga kerja di lingkungan pe merintah lainnya. Banyak pula wanita memu tuskan untuk menjadi tenaga kerja perusahaan, kerja paruh waktu, berdagang di pasar atau
32
Pewara Dinam i ka n o v e m b e r- d e s e m b e r 2 0 0 8
opini membuka usaha sendiri di rumah sambil men jaga anak-anak, bahkan sebagai pembantu ru mah tangga. Untuk kewirausahaan, banyak yang semula hanya untuk mengembangkan bakat dalam se ni dan kerajinan, ternyata berdampak positif karena dapat berkembang menjadi usaha ho me industri, bahkan berkembang pesat menja di usaha yang menghasilkan. Pada sentra usa ha home industri ini banyak pengusaha yang memperbolehkan wanita membawa bahan pe kerjaan untuk dikerjakan di rumah: berhubung an dengan karya seni, seperti hiasan dinding, bunga kering, patung; dalam bidang art and handicraft, pada bidang fashion kelas menengah dan konfeksi pakaian bertaraf sedang; dst. 4/ Bagaimana pun sibuk dan majunya wanita Indonesia saat ini, hendaknya kodrat wanita ha rus senantiasa diingat. Fungsi utama istri ada lah pendamping suami. Kewajiban utama ibu mencintai putra-putrinya, setia pada suami, dan berbakti kepada keluarga. Kodrat wanita ditakdirkan sebagai ibu yang melahirkan gene rasi penerus sejarah keluarga. Meski ibu dan ba pak mempunyai kesibukan yang sama setiap ha rinya, kedua pihak tetap mempunyai komitmen rumah tangga harus dilandasi sikap saling pe ngertian, saling percaya, dan selalu berusaha menjaga perasaan.
sasi rumah tangga wajib menciptakan keluarga sakinah (bersama suami), menciptakan “home sweet home”. Ada panduan untuk menjadi wa nita Indonesia yang berperan ganda, ibu rumah tangga dan wanita karier yang sukses: (1) Mem berikan dasar budi pekerti dan akhlak mulia kepada anggota keluarga, (2) Mendidik anak dengan jalur formal dengan membekali ilmu pengetahuan melalui sekolah menurut kemam puan masing-masing anak, (3) Mendidik kete rampilan praktis untuk menambah bekal anak sebelum terjun menjadi anggota masyarakat,
Pada level penelitian dan pengem bangan ilmu pengetahuan sosial, ilmu murni, rekayasa genetika, pengembangan antariksa, dan penyerapan informasi global, wani ta Indonesia telah memposisikan diri setara dengan pria, sehingga dapat mengesampingkan pemikiran tentang perbedaan seks
5/ Dinamika perkembangan global menjadi ma salah tersendiri bagi keluarga. Wanita harus ber juang dari dalam dan luar, mencermati, mem pelajari, turut memantau lingkungan demi meminimalisasi atau sterilisasi pengaruh buruk bagi tumbuh-kembang anak. Pengaruh tersebut, misalnya dari teknologi audio-visual: televisi, radio, home teathre, CD, dll.; dari luar rumah: lingkungan pergaulan, lingkungan sekolah, dan teman bermain. Perlu ada pemantauan cara ber main, bertingkah laku, menekuni hobi, peman faatan waktu luang, dan pola belajarnya. Itulah, pendidikan awal dari rumah dan pola asuh anak semenjak masih balita merupakan saat yang paling tepat guna membentengi watak anak dengan akhlak dan budi pekerti.
(4) Memberikan semangat wiraswasta untuk meningkatkan pendapatan, (5) Menanamkan mental kerja keras kepada seluruh anggota kelu arga, disiplin, dan dapat memanfaatkan waktu luang, (6) Menanamkan kedisiplinan dalam me ngatur pengeluaran dan berusaha menambah penghasilan, (7) Anggota keluarga (ayah, ibu, anak) harus berinteraksi dengan lingkungan da lam kegiatan sosial masyarakat, (8) Turut berpe ran dalam menjaga dan mengusahakan kesehat an keluarga dan lingkungan, (9) Merencanakan aktivitas kehidupan sesuai kemampuan pereko nomian keluarga, (10) Menjaga kelestarian ru mah tangga dengan melaksanakan hak dan ke wajiban sesuai kapasitas masing-masing.
6/ Ibu sebagai pribadi yang bertanggung jawab atas keluarga dalam usaha mencapai harmoni
Pustakawan Universitas Negeri Yogyakarta
Tuti Nurhayati
P e wa r a Di n a m i k a n o v e m b e r- d e s e m b e r 2008
33
opini
UNY : KEMBALI KE KHITTOH! O l e h K hoerodin
S
1/ ejak tahun 1999, IKIP (Negeri) Yogya karta diubah statusnya menjadi Uni versitas Negeri Yogyakarta (UNY). Salah satu dasar pemikiran pengubahan ter sebut adalah harapan bahwa ilmu murni yang dikembangkan pada program studi non-kepen didikan mampu mem-back up ilmu kependidikan pada program studi kependidikan. Inilah citacita dasar yang telah digariskan oleh para foun ding fathers yang harus dilakukan untuk mem pertajam pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi (pendidikan-pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat) agar lebih me ngena pada sasarannya. Sekarang, marilah kita tengok apa yang kita lakukan pada proses perkuliahan yang selama ini kita selenggarakan. Perkuliahan yang dise lenggarakan oleh UNY pada program studi ke pendidikan menekankan pada terciptanya tenaga pengajar untuk tingkat sekolah menengah. Ma teri kuliah mahasiswa kependidikan diarahkan agar calon tenaga pengajar mampu mencipta kan strategi pembelajaran yang jitu bagi pro ses pembelajaran di sekolah menegah. Sebagai
Ketika calon pengajar hanya menggeluti teori-teori pendidikan dari bangku kuliah tanpa mengetahui problem riil tentang pendidikan, saat itu ia telah menjadi bagian dari problem itu sendiri. 34
Pewara Dinam i ka n o v e m b e r- d e s e m b e r 2 0 0 8
tugas akhir perkuliahan, mahasiswa kependi dikan harus melakukan penelitian yang berka itan dengan permasalahan pendidikan. Hasil dari berbagai penelitian tersebut adalah ditemu kannya berbagai permasalahan yang berkaitan dengan materi-materi pelajaran maupun perma salahan yang berkaitan dengan metode pem belajaran. Berbeda dengan mahasiswa non-kependidik an, jika menganut cita-cita dasar di atas, seha rusnya studi ilmu murni yang dilakukan pada proses perkuliahan lebih difokuskan pada upa ya memecahkan masalah-masalah yang berka itan dengan materi-materi dasar untuk sekolah tingkat menengah. Sebagai objek kajian, ber bagai permasalahan yang berkaitan dengan ma teri pelajaran yang telah ditemukan dalam pene litian-penelitian mahasiswa kependidikan dari berbagai sekolah bisa digali serta ditindaklanjuti. Secara sederhana, proses yang perlu dilakukan selanjutnya adalah merumuskan masalah terse but secara jelas, kemudian membuat sistema tika pemecahan masalah. Dengan demikian, mahasiswa non-kependidikan berkesempatan untuk memberikan sumbangan pemikiran be rupa solusi-solusi alternatif yang bisa diguna kan sebagai bekal mahasiswa kependidikan ketika menjadi tenaga pengajar di sekolah me nengah. Penelitian-penelitian yang dilakukan yang ditugaskan dalam rangka skripsi yang menjadi tugas akhir mahasiswa non-kependidikan diarah kan pada upaya mengurai materi-materi dasar tersebut. Dengan demikian, akan diperoleh ha sil yang lebih konkret dan realistis dan lebih ber nilai guna pengembangan pendidikan. Program studi kependidikan di UNY diseleng garakan dengan tujuan untuk ‘menciptakan’ tenaga pengajar yang andal yang mampu me ningkatkan mutu (quality) pendidikan pada seti ap jalur, jenjang, dan jenis pendidikan. Oleh karena itu, calon tenaga pengajar mempunyai
’PR’ ganda, yaitu harus mengerti problematika dalam dunia pembelajaran dan harus mampu mengatasinya dengan strategi pembelajaran yang tepat. Hal tersebut harus ditanggapi dengan serius, mengingat berbagai kritikan terhadap rendah nya mutu pendidikan nasional salah satunya disebabkan oleh rendahnya kualitas tenaga pe ngajar (guru). Sehingga, secara otomatis pantas juga dipertanyakan kualitas dari lembaga pendi dikan ‘pabrik’ calon tenaga pengajar, termasuk UNY di dalamnya. Rendahnya kualitas calon te naga pengajar itu disebabkan beberapa hal, di antaranya: sistem penilaian yang terlalu mu dah, rendahnya motivasi calon tenaga penga jar untuk menambah pengetahuan di luar ma teri kuliah, dan sedikitnya kesempatan bagi calon tenaga pengajar untuk melatih diri me lalui Praktek Pengalaman Lapangan (PPL). Keti ka calon pengajar hanya menggeluti teori-teori pendidikan dari bangku kuliah tanpa mengeta hui problem riil tentang pendidikan, saat itu ia telah menjadi bagian dari problem itu sen diri. Dengan konsep perkuliahan pada program studi non-kependidikan yang diarahkan untuk mencari solusi-solusi yang berkaitan dengan materi-materi dasar untuk sekolah tingkat me nengah, diharapkan calon tenaga pengajar men jadi lebih siap. Dengan demikian, calon tenaga pengajar lulusan UNY tidak lagi menjadi bagian dari problem pendidikan, namun mampu tampil memberikan solusi pendidikan. 2/ Selain proses perkuliahan, secara rutin kita menyelengarakan berbagai seminar, penelitian, workshop, dan talkshow yang mengangkat tematema tertentu dengan menghadirkan narasum ber dan pakar yang kompeten. Namun, hingga saat ini belum ada koreksi, apakah kegiatankegiatan tersebut memberikan kontribusi yang konkret dalam pengembangan ilmu kependidik an atau tidak. Atau, jangan-jangan kegiatan ter sebut hanya sebatas rutinitas formal sebagai suatu keharusan bagi insan kampus. Jika kita amati, banyak tema yang diangkat dalam suatu kegiatan kurang relevan dengan da sar pemikiran di atas. Kita sering membuat gap, bahwa ilmu murni adalah ilmu murni dan ilmu kependidikan adalah ilmu kependidikan. Sikap ������ demikian bukan saja salah, tetapi justru keluar dari cita-cita dasar. Bagaimana pun, UNY adalah
Kalam/uny
opini
kampus pendidikan, maka segala sesuatu harus bertumpu pada pengembangan pendidikan. Dalam kondisi yang demikian, berbagai pe nyelengaraan seminar, workshop, dan talkshow diharapkan mampu memberikan kontribusi yang positif bagi pengembangan ilmu kependi dikan. Sejauh mana tingkat efektivitasnya, ber gantung pada apa yang dibahas dalam kegiatan tersebut. Oleh karena basis UNY adalah pendi dikan, sudah seharusnya kegiatan-kegiatan ter sebut diselenggarakan untuk mengurai ‘benang kusut’ pendidikan. Kita sering mempunyai idealisme yang ting gi namun sangat sulit untuk diwujudkan pa da saat ini. Permasalahannya terletak pada mi nimnya sarana dan prasarana. Pengembangan ilmu murni sering terbentur masalah-masalah tersebut. Sehingga, kita sering terjebak pada idealisme belaka. Kita memang harus menge jar berbagai ketertinggalan dari kampus lain. Namun, tidak berarti bahwa kita harus melaku kan apa yang dilakukan oleh kampus lain. ������ Kita harus mempunyai trade mark tersendiri. Dan, trade mark tersebut telah digariskan oleh pa ra founding fathers UNY, yakni pendidikan. Ini lah khittoh UNY. Sekali pendidikan, tetap pen didikan!
Khaerodin mahasiswa Matematika UNY, perintis Koran Kemisan Slilit Sekrup FMIPA UNY
P e wa r a Di n a m i k a n o v e m b e r- d e s e m b e r 2008
35
resensi buku
Kapan Kita Sadar untuk Bersyukur? O l e h Sumaryadi
K
ita akui atau tidak, banyak sekali kenikmatan Allah swt yang telah dan selalu dilim pahkan kepada kita, baik lahir maupun batin, baik yang kasat mata maupun yang tan kasat mata. Dan, ya kinlah kita akan kesulitan untuk meng hitungnya. Kita ingat firman Allah swt dalam Al-Quran S. An-Nahl ayat 18: ”Dan jika kamu menghitung-hitung nik mat Allah, niscaya kau tidak dapat me nentukan jumlahnya”. Kewajiban kita selaku hamba Allah adalah mensyukuri segala kenikmatan yang telah kita peroleh, yang kita rasa kan, yang kita terima itu. Tentu saja, syu kur dalam arti yang sebenarnya, yang me nempatkan semua pemberian itu secara proporsional. Hanya saja, syukur yang seperti itu hanya bisa dilakukan oleh seseorang yang sudah baik dan benar iman dan taqwanya kepada Allah swt. Oleh karena itu, tidak ada pilihan lain kecuali kita senantiasa meningkatkan taqwa dalam arti yang sebenarnya: me laksanakan semua perintah-Nya dan me ninggalkan semua larangan-Nya. Taqwa dapat menumbuhkan rasa syukur kita atas karunia-Nya yang kita terima dari waktu ke waktu. Penulis buku ini mengajak kita, me ngingatkan kita, mungkin lebih tepat menghujat kita, untuk jangan lupa sela
36
Mensyukuri Karunia Allah Oleh Prof. Dr. H. Soejadi, S.H.• Pustaka Pergaulan Jakarta, 2008 • vi+133 halaman
lu mensyukuri karunia Allah. Beberapa ’resep’ strategis dan menarik yang dita warkan oleh penulis melalui buku ini meliputi: Mengingat Karunia Allah (juga dengan sentilannya: Jangan lupa, melu pakan, atau mengingkari nikmat Allah; dan Apabila Allah mencabut karuniaNya), Shalat sebagai Nikmat Allah, Riz ki (juga membahas: Seruan Allah agar kita makan yang halal dan thayyib atau baik; Bakhil atau kikir berinfak di jalan Allah; dan Niat ikhlas dalam ber infak), Rasulullah Muhammmad saw (juga dengan bahasan: Informasi kepa da Ahli Kitab; dan Mukjizat), Hati Orang yang Beriman, Hal Keterbatasan Hati, Hati yang Lembut dan Terbuka, serta Kesalehan Sosial dan Kesalehan Ling kungan. Buku ini, seperti diakui sendiri oleh penulisnya, menyajikan serangkaian ca tatan dari tadarus Al-Quranul Karim. Pe nulis sebagai seorang hamba Allah yang dhaif, yang diberi bekal oleh Allah, ber upaya mengajak kita untuk semakin intens bersentuhan dan bergumul de ngan Hablun minallah dan Hablun mi nannaas.
Pewara Dinam i ka n o v e m b e r- d e s e m b e r 2 0 0 8
Tidak berlebihan jika dikatakan bah wa buku ini teramat ’menjanjikan’ untuk dibaca oleh siapa pun yang ingin mem bacanya: siswa, mahasiswa, dosen, dan da’i, demikian pula khalayak luas pada umumnya. ���������������������� Di samping memberikan tambahan wawasan, buku ini rasanya mampu memberikan pencerahan kepa da kita, kepada sidang pembaca. Sela mat menikmati!
Drs. Sumardi m.Pd. Dosen di Fakultas Bahasa dan Seni/Pemred Majalah Kampus "Pewara Dinamika UNY
bina rohani
Berlatih Sabar Oleh Anand Firmansyah
“
D
an bersabarlah kamu ber sama-sama dengan orangorang yang menyeru Tu hannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhi asan kehidupan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya te lah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan ada lah keadaannya itu melewati batas.” (AlKahfi: 28). Firman Allah swt di atas cukup jelas bagi kita, yakni kita untuk senantiasa ber sabar. Bila kita implementasikan dalam kehidupan sehari-hari, banyak hal yang mengharuskan kita untuk bersifat sabar. Misal saja, ketika kita ingin membeli ti ket kereta api yang waktu itu antrean pembelinya sangat panjang, kita pun harus sabar menunggu sampai giliran tiba. Kemudian, waktu kita berpuasa, puasa sunah atau puasa ramadhan, kita pun harus sabar menahan hawa nafsu. Juga, ketika kita menghadapi anak-anak kecil yang nakal dan bandel, kita pun harus sabar. Contoh-contoh di atas setidaknya bisa mewakili untuk menunjukkan sikap ke sabaran yang seharusnya dimiliki oleh setiap orang. Akan tetapi, Allah swt menciptakan manusia dalam keadaan bersuku-suku dan berbangsa-bangsa, se hingga tidak menutup kemungkinan ci ri dan sifat yang melekat pada mereka akan berbeda satu dengan yang lain. Perilaku sabar pun tidak selamanya kita temui dalam kehidupan sehari-ha ri. Namun, tidak ada salahnya bagi kita yang belum bisa menerapkan sikap sa bar dalam kehidupan sehari-hari men coba berusaha untuk melatih kesabaran diri kita. Kemudian, bagi yang acapkali melakukan sikap sabar dalam kehidup an sehari-hari agar senantiasa menjaga ritme kesabaran itu dan kalau bisa me
ningkatkan kesabarannya itu dengan se lalu mengingat Allah swt dan mengha rap ridha-Nya. ‘Sabar’ berasal dari kata ‘shabara’ yang membentuk infinitif (masdar) menjadi ‘shabran’ (dari bahasa Arab dan sudah menjadi bahasa Indonesia). Kita dapat mengartikan sabar sebagai usaha menahan dan mencegah. Sabar
istimewa
itu memiliki bentuk-bentuk yang oleh para ulama dibagi menjadi tiga. Perta ma, sabar dalam ketaatan kepada Allah swt. Kedua, sabar dalam meninggalkan kemaksiatan. Ketiga, sabar dalam meng hadapi cobaan dari Allah swt. Dengan demikian, bila kita menerap kan sikap sabar dalam kehidupan seharihari, maka kita tinggal menggolongkan sikap sabar kita. Alangkah baiknya bila ketiga bentuk sabar di atas dapat kita praktekkan dalam kehidupan kita seha ri-hari. Berikut ini adalah beberapa pedoman sabar yang terdapat dalam Al Quran dan Hadis. 1. Dari Al Quran: a. “Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan kepada Allah dengan sabar dan shalat, sesungguh nya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (Al-Baqarah: 153). b. “Maka bersabarlah kamu seperti orang-orang yang mempunyai kete guhan hati dari rasul-rasul dan ja nganlah kamu meminta disegerakan
(azab) bagi mereka…” (Al-Ahqaf: 35). 2. Dari Hadis: a. Rasulullah mengungkapkan: “… dan kesabaran merupakan cahaya yang terang…” (HR. Muslim). b. Rasulullah pernah menggambarkan: “…barang siapa yang mensabar-sa barkan diri (berusaha untuk sabar), maka Allah akan menjadikannya seo rang yang sabar…” (HR. Bukhari). Berangkat dari semua itu, kita untuk melakukan sikap sabar dalam kehidup an sehari-hari ternyata sudah ada tun tunannya atau petunjuknya di dalam Al Quran dan Hadis. Simpul kata, kalau sudah ada pedomannya, mengapa kita harus ragu-ragu untuk bersikap sabar? Hal yang demikian memang sulit kita la kukan bila tidak kita coba. Jika kita ang gap diri kita ini belum memiliki sikap sabar, pun sulit melakukannya, menga pa kita tidak berusaha? Pada kesempatan ini penulis berusaha menyampaikan masukan tentang caracara melatih kesabaran. Pertama, niat kan usaha melatih kesabaran ini hanya kepada Allah swt untuk meraih ridhaNya. Kedua, tingkatkan iman dan taqwa kepada Allah swt. Ketiga, sebisa mung kin mengontrol emosi dan hawa nafsu kapan pun dan di mana pun kita berada. Meskipun sulit, kalau kita tidak menco banya, maka selamanya kita akan mera sa sulit. Keempat, mulailah puasa sunah. Pasalnya, puasa dapat menjadi mediator bagi kita untuk melatih kesabaran. Akhirnya, sebagai penutup, penulis mengajak para pembaca untuk senan tiasa bersikap sabar dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Sebab, sabar itu setengah iman. Semoga Allah swt senantiasa membimbing kita agar niat kita untuk berlatih sabar mendapatkan ridha-Nya. Demikian pula, semoga kita juga senantiasa mampu menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Amin.
Istiyani Nuryati, S.Pd. Staf administrasi pada FBS UNY
P e wa r a Di n a m i k a n o v e m b e r- d e s e m b e r 2008
37
cerpen
Terlewatkan O l e h N ovita P urnaningsih
05.15 WIB. Jalan Kaliurang masih sepi. Baru satu-dua kendara an yang melintas. Bis kota, “sang raja jalanan”, yang bengal dan seringkali seenaknya menghembuskan asap pekat dari knalpot uzurnya pun belum mulai menunjukkan aksinya. Dito merapatkan jaket Converse cokelat yang ia pakai. Dingin. Masuk musim hujan seperti ini udara pagi di Jogja serasa menusuk tulang. Sesaat, matanya tertumbuk pada gedung tua berlantai empat, tempat ia menghentikan motor di depannya. Sejurus kemudian ia membuka ransel hitam yang sudah beberapa menit menempel di punggungnya, mengeluarkan Canon EOS 20D��������������������������������� —�������������������������������� yang mungkin sudah ia anggap ke kasih keduanya��������������������������������������� —�������������������������������������� memasang lensa 17-35 mm, lalu membidikkannya berkali-kali ke gedung tua itu. Fiuuuh…! Dito menghela nafas sambil melihat hasil bidi kannya. Gedung tua di tepi jalan itu punya banyak kenang an buatnya. Kembali lagi ke kota ini. Mau tak mau ingatannya mela yang ke satu sosok itu. Mia. Yup, Mia. Adik tingkatnya di kampus. Seperti sudah digariskan Tuhan—meski sesaat—mereka bertemu dan bahkan sempat memilih profesi yang sama usai lepas dari bangku kuliah kampus itu. Dulu, saat masih kuliah, ia dan gadis itu sering membunuh waktu di lantai tiga gedung itu. Ruang bacanya yang luas dan angin yang bisa leluasa keluar-masuk lewat beberapa jendela besar di sana membuat mereka betah berlama-lama duduk di dalamnya. Belajar sambil menunggu ujian, atau sekedar berbicara tanpa arah. Tentang dosen yang menyebalkan, tentang ayam bakar enak di kawasan Selokan Mataram, tentang album baru Coldplay, hingga tentang tendangan pemain Internazionale yang membobol gawang Roma. Lamunan Dito buyar ketika tiba-tiba ponselnya menjeritjeritkan “Apologize” milik One Republic. Nomor rumah, kode area Jogja, tidak dikenal. “Hallo ...,” sapa Dito. “Boy! Kata ��������������������������������������������������� anak-anak Ente lagi di Jogja? Gila! ���������������� Gak kabarkabar! Lagi di mana sekarang? Nginep di mana?” suara dari seberang merepet-repet seperti tawon yang sarangnya dirusak anak kecil iseng. 38
Pewara Dinam i ka n o v e m b e r- d e s e m b e r 2 0 0 8
kalam/uny
Dito langsung mengenali suara cempreng itu. Si Gagal Total alias Gatot. Teman di lapangan saat ia masih menjadi kuli kamera. “Lagi di Jakal. ������ Iseng hunting, inget-inget masa lalu,” jawab Dito sekenanya. “Hahaha…mahasiswa S-2 Ekonomi kayak Ente masih rajin hunting foto? Bagus…bagus! Eh iya bro, si Wisnu jadi pameran tunggal di Sky Art Gallery, pembukaannya ntar jam 7 malem. Udah tau kan?” repet Gatot lagi dengan logat Jawa nya yang kental. “Iya–iya, udah tau! Ntar aku ke sana,” jawab Dito. “Eh-eh, udah ketemu Mia?” tanya Gatot lagi sambil ngi kik. Dito menghela nafas dan Gatot langsung sadar kalau ia baru saja membuat satu pertanyaan yang salah. “Yo wis lah dab! Ketemu ntar malem yo!” ujar Gatot.
cerpen Tut. Tut. Tut. *** Dito menyalakan kembali motor bebek 125 cc milik eyang nya. Ia harus segera kembali ke rumah eyangnya karena motor itu pasti akan dipakai eyang tercinta mengantarkan kepo nakan kecilnya ke sekolah. Melewati jalanan yang masih basah karena hujan semalam, ingatan Dito kembali ke Jogja beberapa tahun lalu. Dulu, gadis itu pernah menjadi bagian penting dalam ha ri-harinya. Kadang, saat matahari masih malu-malu menam pakkan diri, mereka berdua sudah ngobrol asyik dengan para nelayan yang baru menurunkan muatan ikan di Pantai Depok. Kadang sepagi itu mereka sudah sibuk mengamati aktivitas para pedagang buah dan sayur di Pasar Induk Giwangan sam
bil sesekali menanyakan pergerakan harga tomat, cabai ke riting, atau kol. Tapi, dua tahun lalu, Dito memilih untuk melepas “nama” yang sudah beberapa tahun ia bangun. “Aku udah keterima di MM UI. Dua �������������������������� minggu lagi aku balik ke Jakarta. Keluar dari kerjaan kita,” ungkap Dito suatu malam di hadapan gadis itu. Dan malam itu, tak ada sepotong kata pun melintasi kebekuan di antara mereka berdua sepanjang perjalanan pulang dari kedai kopi itu. Kebekuan itu pun belum runtuh, hingga saat ini. *** Sky Art Gallery, 19.30 WIB. Gerimis masih pelan bertahan menyelimuti malam. Sejak setengah jam yang lalu, mata Dito sudah berkeliaran mencari-cari. Ada ketakberdayaan di hatinya, tapi Dito merasa ia harus mengalahkan rasa itu.
Ia sadar, dua tahun kemarin tak ada yang bisa ia perbuat. Dua tahun lalu, gadis itu pun menegaskan, hubungan jarak jauh adalah hubungan paling tak logis untuk dijalani. Setahun berlalu. Satu setengah tahun berlalu. Dua tahun berlalu. Dito hampir lulus bergelar master. Ia pun tak bisa lagi menolak keinginan orang tuanya untuk segera menikahi gadis pilihan mereka. Ia kini merasa, ia harus belajar mencin tai calon istrinya itu. ���������������������� Entah dengan cara apa. Anindito Pratama bukan lagi laki-laki muda penuh gejolak pemberontakan seperti beberapa tahun lalu. Ia sudah menjelma menjadi laki-laki matang, nyaris bergelar master, dan bermasa depan cerah sebagai pewaris tunggal keluarganya. Bukan lagi petualang lapangan yang selalu ingin merajut mimpi melambung jauh di atas awan.
Kini ia baru sadar, ada sesuatu yang terlewatkan begitu saja. Ada sesuatu yang hilang tanpa sempat ia perjuangkan. Ada sesuatu yang tak terucapkan, dan kini ada sesuatu yang mungkin tak termaafkan. Dito tepekur dengan undangan berwarna krem bertinta emas di tangannya saat ia melihat sosok yang ia cari tengah menghentikan motor di pelataran parkir galeri itu. Serasa tak mungkin ia melangkahkan kakinya ke arah sana…. Sagan, November 2008
Novita Purnaningsih, S.S. pekerja pers, penikmat sastra, mantan pegiat studi Linguistik di Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya UGM.
P e wa r a Di n a m i k a n o v e m b e r- d e s e m b e r 2008
39
puisi•geguritan•tembang Sajak Atun Sri Atun Beri aku kekuatan Malam hadir dengan kesunyiannya Hening tanpa suara apa pun Kuterjaga masih dengan kantuk yang teramat hebat Ragu dan malas sejenak mendera Tapi aku kuatkan hati ini untuk bangkit Setengah terpejam kuusap wajahku dengan air wudhu Sejuk.....menyegarkan Sejenak berdiri kuucapkan ayat demi ayat Dalam sujud panjang kuhaturkan doa dalam kepasrahanku Air mata jatuh tanpa kuasa kuelakkan Tuhan......beri aku kekuatan untuk tetap tegar arungi jalan-Mu
kalam/uny
Tuhan.....berilah aku kekuatan hadapi semua rintangan dalam hidupku Naungi jiwaku dengan cinta-Mu Walau raga ini lelah, Tapi jangan biarkan hati ini menyerah. Yogyakarta, 2008
p ojok gel i t ik
Tahun Baru
kalam/uny
40
Umarmoyo : Di, tahun sudah mau ganti. Umarmadi : Ya. Emang kenapa kalau tahunnya ganti? Umarmoyo : Aku sedih. Umarmadi : Sedih? Gara-gara 2008 ganti 2009? Umarmoyo : Bukan. Umarmadi : Banyak kerjaanmu yang belum rampung? Umarmoyo : Juga bukan. Umarmadi : Terus, yang bikin kamu sedih? Umarmoyo : Kreditku belum lunas! Umarmadi : Waaah ….. cilaka tenan kowe! Umarmoyo : Di. Umarmadi : Apa? Umarmoyo : Tahun 2009 nanti tahun
Pewara Dinam i ka n o v e m b e r- d e s e m b e r 2 0 0 8
baru ya? Umarmadi : Iya. Emang kenapa? Umarmoyo : Namanya tahun baru ya mesti serba baru. Umarmadi : Oke. Semangat kita mesti baru. Umarmoyo : Belum cukup. Umarmadi : Oke. Jiwa kita mesti baru. Umarmoyo : Itu belum cukup. Umarmadi : Oke. Idealisme kita, citacita kita, harapan kita ... Umarmoyo : Semua itu belum cukup! Umarmadi : Lantas apa lagi? Umarmoyo : Di tahun baru ..... istri harus baru! Umarmadi : Huuuuus ….. mbahmu ….. railok! ema r
le
a s n
2008 Aneka kejadian hadir silih berganti. Peristiwa-peristiwa itu dicatat dalam sanubari dan catatan teks setiap civitas akademika UNY. Hadir dengan memori yang duka dan suka. "Saya sukar melupakannya," kata Wanti, seorang mahasiswi UNY. "Tetapi, saya yakin setiap kejadian ini tentu berguna bagi UNY. Karena, kita bisa belajar dari kejadian tersebut," tambahnya. "Saya hanya berharap UNY makin jaya!" teks: Sismono La ode • Foto: natsir dan dokumen humas.
... 2009
universitas negeri Yogyakarta Jl. Colombo No. 1 Yogyakarta 55281 Telp. 0274-586168 www.uny.ac.id