Pewara Dinamika

Page 47

bina rohani

BAGAIMANA MELIHAT KORUPSI? O l e h R e tni Ma rdus a ri

K

rupsi memang menjadi masalah utama di negara berkembang seperti Indonesia. Untuk medikteksi korupsi sangatlah sulit. Sejak 25 tahun terakhir belum ada kasus korupsi, lebih-lebih yang besar, dapat ditangkap dan diadili sesuai hukum yang berlaku. Banyaknya kasus jual-beli keadilan, membuat koruptor makin merasa nyaman dan aman-aman saja. Hal itu berbeda dengan pengadilan yang akan digelar di akhirat. Hakim­ nya adalah malaikat yang tidak mau disu­ap, sehingga para penjahat apa pun ben­tuknya akan dapat dieksekusi seba­gai­mana mestinya. Tentang korupsi ada pendapat, apabila seorang karyawan membawa pulang gajinya atau upahnya lebih daripada yang telah menjadi kesepakatan, atau tidak sesuai peraturan yang berlaku, itu sebuah korupsi. Sebagai contoh, PNS golongan tertentu, dengan besar gaji tertentu, bisa membawa pulang gaji lebih dari ketentuan karena mendapat tambahan dari pemberian, transaksi jual-beli, dan sebagainya. Rasulullah pernah menjelaskan dengan sabdanya: “Barang siapa yang kami angkat menjadi karyawan untuk mengerjakan sesu­ atu, dan kami beri upah menurut semestinya, maka apa yang ia ambil lebih dari upah yang semestinya, itu namanya korupsi” (HR Abu Dawud). Korupsi di atas merupakan korupsi yang dilakukan oleh seseorang yang memperoleh penghasilan di atas keten­ tuan yang tentunya tidak jelas sumber­ nya, atau jelas sumbernya tetapi me­ru­ pakan penyimpangan dari ketentuan. Korupsi di dalam pemerintahan terjadi apabila ditemukan antara perenca-

Repro. kalam/pewara

kalam/pewara

naan dan pelaksanaan ada perbedaan atau terjadi penyimpangan, sehingga merugikan negara. Dalam unit kerja pemerintah, apabila da­lam pemeriksaan tidak ditemukan adanya penyimpangan secara adminis­tratif, maka itu tidak dapat dikatakan korupsi. Menurut pengertian di atas penca­ir­ an dana dengan kuitansi fiktif tidak ter­ masuk korupsi, selama dapat dipertang­ gungjawabkan secara administratif. Se­ba­gai contoh, alokasi dana untuk pem­ be­lian barang habis pakai, kelengkap­an administrasinya memenuhi persyarat­ an, yakni ada kuitansi pembelian, ada faktur pengiriman barang, ada catatan barang masuk dan barang keluar. Maka, selesailah sudah persyaratan yang diperlukan dan secara administratif ti­ dak ditemukan tanda-tanda korupsi. Sebaliknya, sekalipun dana tersebut dibelanjakan dengan sungguhsung­­guh, barang juga dipergunakan se­­­ba­­­gai­­mana mestinya, namun apabi-

la per­­sya­rat­an administrasinya, yakni ku­i­tan­si pembelian, faktur pengiriman ba­rang, catatan barang masuk barang ke­lu­­ar tidak terpenuhi, dianggaplah itu su­a­tu pe­nyimpangan atau korupsi. Dugaan korupsi bisa muncul ka­ ren­a kurang tertibnya administra­si, sehing­ga diperkirakan uang yang dialokasikan untuk barang habis pakai tersebut di­per­gunakan untuk ke­ pentingan priba­di atau kelompok­nya. Kecurigaan itu me­mang masuk akal karena bukti tertu­lis tidak ada, atau ada tetapi kurang lengkap. Apabila alokasi dana itu untuk ba­rang-barang inventaris, uang itu tidak bisa dikorupsi dengan cara seperti itu. Hal itu terjadi karena ba­rang-barang inventaris tercatat terus, tidak bisa dihabiskan, melainkan de­ngan cara lelang terbuka yang dilaksa­na­kan oleh kan­tor lelang negara, apabila semua itu sudah menjadi barang bekas atau rong­sokan. Sehingga, menghapuskan ba­rang inventaris relatif lebih sulit, se­la­in prosesnya agak lama. Karena ba­rang-barang inventaris ini tercatat te­rus, apabila barang inventaris ini digunakan di rumah pejabat, pada saat ada pe­meriksaan oleh yang berwenang, in­ventaris itu dibawa ke kantor untuk sementara. Berangkat dari semua itu, untuk me­ng­ukur atau mengetahui seseorang korupsi atau tidak, hanyalah pribadi sese­orang itu sendiri. Bagi yang ada kesempatan korupsi dan melakukannya, mulai saat ini mari­lah kita kurangi, syukur-syukur bisa sem­buh total. Bagi yang belum menda­patkan kesempatan korupsi bersyukur­lah.

Retni Mardusari mahasiswa Pendidikan Akuntansi FISE-UNY

P e wa ra D i n a m i ka MARET 2009

45


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.