![](https://assets.isu.pub/document-structure/210408040036-0c96d3ef2d57f11b2453e828b606e7a4/v1/ab35a9847c3ebe36b888049b0c1fd6aa.jpg?width=720&quality=85%2C50)
2 minute read
DARI PEMBACA
KIrimkan kritik/komentarAanggapan Anda mengenai Pewara Dinamika maupun persoafan di seputar kampus Universitas Negeri YogyakaAa. Kritik/komentarAanggapan harap dilengkapi identitas yang jelas dan dapat dikirim melalui pewaradinamika@uny.ac.id atau iangsung ke kantor Humas UNY,
UNY Kampus Terbuka
Advertisement
l«Ct
Semangat ketua Front Nasional Anti Diskriminasi (FNAD) dalam memperjuangkan JIT warga negara untuk mendapatkan pendidikan pantas diapresiasi. Sungguhpun demikian, pengaduan tentang adanya dugaan diskriminasi suatu perguruan tinggi nageri (PTN) dalam penerimaan mahasiswa baru perlu diadakan penjelasan untuk klarifikasi.
Penjelasan ini disampaikan dengan maksud agar tidak salah tafsir yang berakibat tidak menguntungkan berbagai pihak. Pada dasamya Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) memberi kesempatan yang seluas-luasnya kepada setiap anak bangsa dalam pencerdasan kehidupan bangsa. Sungguhpun demikian, untuk tujuantersebut, kebeiiiasilan proses, efisiensi, kualitas, dan produktifitas perlu ditetapkan berbagai persyaratan untuk mendukung tercapainya tujuan yang telah ditetapkan.
Sebagai ilustrasi yang sama sekali ti
dak dimaksudkan untuk diskriminasi, memang betul di UNY terdapat prog ram studi yang mempersyaratkan mini mum tinggi badan, tidak buta wama, atau kendala lainnya yang dapat mengganggu kelancaran studi dan tugasnya setelah lulus (Buku Panduan Masuk UNY 2008/2009, Bab III, A.1 7).
Sehubungan dengan hal ini. tentu tidak terlalu sulit dibayangkan bahwa untuk dapat menggunakan microscope mahasiswa Jurusan pendidikan Biologi hams dapat melihat dan bahkan tajam penglihatannya untuk menggunakan alat tersebut. Demikian juga, untuk ma hasiswa Pendidikan Seni Rupa, misalnya. hams mampu membedakan wama dan bahkan mengombinasi tata wama, sehingga diperoleh lukisan yang indah. Dengan demikian, tidak mungkin hal semacam ini tidak dibatasi dengan per syaratan sedemikian mpa, sehingga pa ra calon mahasiswa dapat mendukung terwujudnya guru yang profesional sebagaimana yang sekarang sangat ditekankan oleh pemerintah.
Selain itu, ada beberapa hal Iain yang perlu ditegaskan di sini.
Pertama, pada tanggal 12 April 2007 hadir 2 orang wartawan difabel beraudi-
ensi ke UNY. Mereka tidak ditolak bahkan
Rektor UNY sangat perhatian terhadap mereka. yang ditunjukkan dengan segera keluamya pimpinan universitas dari ruang Rektor dan turun tangga untuk menemui mereka. Temyata. hal sema cam ini sangat diapresiasi mereka.
Berikut perayataan mereka (Wanti/ Yuli; wartawan Solider) dengan judul Pengalaman Unik Wartawan "Solider" di UNY: "Setelah menunggu satu jam. karena kebetulan bapak rektor sedang me nemui tamu, akhimya kami beriiasil wawancara. Saat wawancara berlangsung, beliau mengatakan bahwa beliau sama bawah menemui kami. Dan memang inilah bahwa wawancara dengan rektor
tersebut adalah wawancara istimewa kami.... Wawancara berlangsung tanpa melalui proses yang berbelit-belit. Salut
dan salam hormat kami."
Kedua, tidak betul bahwa UNY menolak untuk perrnohonan audiensi, bah
kan membatalkanschedule audiensi. Bah wa perrnohonan audiensi yang belum disepakati jadwalnya kemudian tidak dapat berlangsung karena pimpinan UNY ada tugas lain yang lebih penting di luar kota, itu betul. Sungguhpim de mikian, saya telah menugaskan kepada pimpinan yang lain untuk menyelesaikannya. Jika penugasan semacam ini ditafsirkan sebagai penolakan, ya silakan saja itu hak mereka untuk menafsirkan. Tetapi kenyataannya tidak sebagaimana yang dituduhkan.
Ketiga, tidak betul bahwa terdapat peraturan di UNY yang menegaskan se tiap. difabel harus masuk jurusan Pen
didikan Luar Biasa.
Demikianlah penjelasan ini disampai kan. semoga menjadikan maklum. Tferi-