9 minute read

OPINi

Next Article
JENDELA

JENDELA

Pelurusan Sejarah Harus Proporsional dan Obyektif

Oleh VINSENSIUS JEGAUT

Advertisement

Adanya upaya berbagai pihak untuk meliiniskan sejarah masa lalu bangsa ini merupakan hal yang sangat positif guna memperbaiki nilai-nilai pendidikan sejarah yang berkaitan langsung dengan kebesaran sebuah bangsa. Mengapa demikian? Tidak lain karena sejarahnya adalah bagian dari bukti peijuangan para pahlawan

di masa lalu.

Keinglnan dari kelompok masyarakat tersebut hendaknya dilakukan secara hati-hati, pro porsional, serta profesional. Sehingga, hasil da ri usaha meluruskan peristiwa sejarah dapat menjadi langkah yang positif saat ini, terutama untuk menyadarkan kembali pemerintah kita yang berkuasa, agar mereka tidak melakukan kesalahan yang sama seperti yang dilakukan pemerintahan yang terdahulu. Oleh karena itu, setiap usaha meluruskan sejarah hendaknya dilakukan secara jemih dan objektif sekali, se hingga hasilnya akhimya dapat menambah pengetahuan sejarah yang betul-betul objektif.

Meluruskan sebuah peristiwa sejarah bangsa yang teijadi puluhan tahun yang lalu di negeri ini, bukanlah suatu pekeijaan yang mudah dan

gampang. Tetapi pekeijaan ini membutuhkan suatu sikap kehati-hatian yang tinggi karena menyangkut sejarah sebuah bangsa yang telah lama menjadi catatan sejarah resmi yang berlaku

99

Yang harus dipikirkan... adalah dampak langsungnya terhadap kehidupan politik di negeri ini setelah diadakan pelurusan sejarah masa lalu bangsa.

dalam dunia pendidikan kita. Sebab usaha me luruskan sejarah sudah barang tentu akan menghadapi berbagai kelompok masyarakat yang ada, baik itu kelompok masyarakat yang pro dengan kegiatan tersebut maupun dengan masyarakat yang kontra dengan usaha pelurus an sejarah tadi.

Oleh karena itu. hal semacam ini harus dipi kirkan secara matang oleh kelompok yang me luruskan peristiwa sejarah tadi. Walaupun maksudnya baik dan tujuannya positif yang ingin dicapai dalam meluruskan sejarah tersebut. te tapi efek selanjutnya sudah pasti akan menimbulkan suatu kekacauan politik dalam kehidup an bermasyarakat dan bemegara di Republik ini. Dampak positif maupun dampak negatif dalam kegiatan dalam meluruskan sejarah ter sebut nantinya harus kita rasakan bersama. sebagai sebuah resiko kebijakan yang diambil di tengah kehidupan demokrasi yang semakin terbuka dan didukung kondisi sejarah sosial poli tik yang cukup terkendali.

Yang dikhawatirkan oleh penulis saat ini jangan sampai adanya niat baik dari beberapa ke lompok masyarakat dalam meluruskan sejarah di negeri ini akan diboncengi dengan agendaagenda kepentingan politik yang terselubung guna pembenaran dirinya sendiri karena telah menjadi korban dari rezim yang berkuasa pada masa orde baru yang lalu. Memang ada baiknya pula suatu terobosan dilakukan oleh para sejarahwan kita dalam usaha mencari kebenaran yang objektif dan asli tanpa direkayasa sedikitpun, apalagi dipalsukan oleh rezim peme rintahan yang berkuasa di zaman orde lama

maupun orde baru.

Dengan adanya pelurusan sejarah, maka se buah abad pencerahan akan muncul dengan sendirinya, sehingga yang awalnya gelap akan menjadi terang dan lebih transparan lagi se hingga publik dapat mengetahui peijalanan se jarah bangsanya secara jelas dan benar. Dalam

upaya meliiniskan sejarah di tengah bangsa ini sedang mengalami berbagai keterpunikan dalam berbagai dimensi bidang kehidupan kita, semuanya harus dilakukan secara terukur dan profesional, sehingga ada yang menyentuh langsimg dengan keinginan dari para generasi kita yang menghendaki pelajaran sejarah yang berkualitas dan kebenarannya sangat teruji.

Yang harus dipikirkan oleh berbagai pihak dewasa ini adalah dampak langsungnya terhadap kehidupan politik di negeri ini setelah diadakan pelurusan sejarah masa lalu bangsa kita. Peitanyaan selanjutnya periode sejarah mana yang perlu diluruskan oleh beberapa sejarahwan di negeri ini. Apa perlunya kita meluruskan sejarah dari bangsa ini. lalu apa manfaat yang diperoleh secara langsung oleh bangsa Indonesia setelah sejarah berhasil diluruskan oleh berbagai kelompok ter-

tentu tadi.

Besar harapan penulis semoga semua upaya meluruskan sejarah dari masa lalu bangsa Indonesia, tidak se-

mata-mata dilakukan demi mencari popularitas pribadi, serta melakukan pembelaanteihadap korban dari peristiwa sejarah yang sudah teijadi puluhan tahun yang lalu di Republik ini baik itu peristiwa G 30 S di Jakarta maupun peristiwa sejarah yang sejenisnya.

Cara berpikir seperti ini hams dihindari jauh-jauh oleh kelompok yang melakukan aktivitas pelumsan sejarah tadi. karena jangan sampai persoalan bangsa yang su dah kompleks saat ini ditambah lagi dengan per soalan bam sehingga kondisi kehidupan sosial politik negara kita tidak akan pemah kondusif selamanya.

Yang sangat penting untuk pemerintah jelaskan keberadaan terakhimya saat ini adalah Surat Perintah 11 Maret 1966 (Supersemar). sebagai sebuah arsip negara yang sangat penting fiingsinya di masa awal teijadinya pergantian peme rintah dari Ir. Soekamo ke pemerintah Soeharto sebagai pengemban Supersemar tersebut. Hal ini perlunya bagi pemerintahan SHY - JK agar secepatnya menjelaskan kepada seluruh masyatik oleh Jenderal Soeharto pada waktu itu. se hingga dia bisa melakukan suatu tindakan ke-

kuasaan atas nama Presiden Soekamo.

Peitanyaan masyarakat saat ini dimana posisinya surat penting tersebut, siapa yang menyimpannya. dan apakah Supersemar terse but betul-betul asli atau tidak. sehingga hal ini hams segera dijemihkan dengan baik dan benar oleh pemerintahan reformasi yang ber-

kuasa sekarang.

Sudah tiba waktunya bagi kita semua di ne geri ini untuk mengetahui dengan baik dan pasti keberadaan sebuah Supersemar yang asli ter sebut, dengan demikian kita mengetahui persis apakah Supersemar itu bentuknya sesuai de ngan yang diharapkan oleh kita semua. Jangan sampai Supersemar ini selanjutnya keberadaannya tetap menjadlmisteri di tengah kehidup an sosial politik di negeri ini yang semakin tak kondusif. Dengan meninggalnya Jenderal Besar Soeharto se bagai orang yang terakhir menjadi inspirator lahimya Supersemar tersebut, maka hal ini dapat dijadikan mo mentum yang tepat oleh kita

semua untuk bersama-sama

mencari keberadaan surat perintah tersebut sampai da pat untuk dilihat bentuknya seperti apa dan apakah Su persemar tersebut betul-be

tul sudah asli atau hasil duplikatnya saja.

Hanya dengan komitmen yang tinggi dari pe merintahan sekarang untuk menjernihkan keadaan yang sebenamya dari arsip Supersemar tersebut. hal ini dilakukan guna menjawab ber bagai kecurigaan dari sebagian besar masyara kat Indonesia terhadap asli atau tidaknya Su persemar tersebut. Pemerintahan yang baik dan transparan serta akuntabel adalah suatu pemerintahan yang mau menyelesaikan perso alan sejarah bangsa ini yang masih penuh mis ter! kegelapan, akibat dari tidak beitanggung jawabnya para pemerintahan Orde Bam. Sudah mempakan tugasnya pemerintahan sekarang untuk mencari tahu keberadaannya.

opini

opini

Tak Sekadar Membayangkan Indonesia

Oleh TRISNAWAN

Untuk mempersatukan sebuah bangsa seperti Indonesia, kita dapat saja berpegang pada tesis masyur Bene dict Anderson, "Sebuah bangsa dapat lahir ketika sejumlah anggota penting suatu komunitas membayangkan diri mereka membentuk sebuah bangsa".

Namun untuk membuatnya eksis, tak cukup dengan itu. Diperlukan suatu entitas konstruktif yang dibangun secara sadar. Artinya, ketika kita berbicara tentang Indonesia, kita berbicara soal bangsa dengan arah kebudayaan yang jelas, konstruktif, dan dinamis. Itulah yang sejak tahim 1935 telah digulirkan Sutan Takdir Alisjahbana (STA) dalam esainya di majalah Poedjangga

Baroe.

Dalam esai yang bertajukMenuju Masyarakat dan Kebudayaan Earn tersebut, STA dengan berani menentang anggapan bahwa masyarakat Indonesia abad XX merupakan kelanjutan dari masyarakat sebelumnya. la secara tegas membagi dua kebudayaan Indonesia menjadi kebudayaan modem dan pra-Indonesia. Titik pisahnya adalah penutup abad XIX. "Zaman prae-Jndonesia", tulis Takdir.

Esai yang ditulis STA saat bam berumur 27 tahun itu, secara frontal menyerukan pemutusan hubungan budaya dengan tradisi pra Indonesia yang diistilahkannya dengan "zaman jahiliyah keindonesiaan'. la dengan kencang menyerukan untuk berkiblat pada Barat. "Maka telah sepatutnya pula alat untuk menimbulkan masyarakat yang

dinamis. teristimewa sekali kita cahari di negeri yang dinamis pula...seperti sekarang: Eropa, Amerika. Jepang," tulisnya.

Muatan esai yang tak kepalang tanggung itu pun lantas menuai perbantahan dan \ debat terbuka di berbagai seminar.\ majalah, dan harian. Beberapa ' surat kabar seperti Pujang^ gaBaru,SuaraUmum, Pewarta Deli, serta Wasito, memuatnya di tahun 1935-1936 dan 1939. Beberapa tokoh yangtampil mendebat Thkciir di antaranya adalah Sanusi Pane, Dr. Poerbatjaraka, Dr. Sutomo, Ki Hadjar Dewantara, Dr. M. Amir, Adinegoro.

Salah satu tokoh mumpuni yang menjadi lawan STA saat itu adalah Ki Hadjar Dewantara. la adalah anggota keluarga bangsawan Pakualaman di Yogyakarta, pendiri Taman Siswa, dan pemah hidup dalam pengasingan di Nege ri Belanda dari tahun 1913 hingga 1919. laberpendirian bahwa Barat bukanlah musuh yang hams dienyahkan, sebab 'percampuran' tak ha ms dihindari. Namun, ia memiliki prasyarat mutlak: percampuran yang sungguh-sungguh dapat terjadi hanya jika orang Indonesia tetap memegang 'kultur bangsa".

Jauh sebelum polemik tersebut, pada 1929 Ki Hadjar telah menulis dalam majalah Wasjta, "Kalau kita sudah membangkitkan pula hidup kebangsaan kita, tentulah alat-alat-alat penghidupan asing yang berfaedah sajalah yang ki ta ambil...akhimya kita lalu dapat memilih de ngan fikiran dan rasa yang jernih".

Pendirian Ki Hadjar banyak menuai dukungan dari berbagai golongan. Tak kurang dari pa ra anggota Partai Nasional Indonesia (PNI) pimpinan Soekamo yang mengagumi pendiriannya. Dengan dijiwai oleh petuah-petuahnya, mereka berjuang demi kembalinya nilai-nilai pribumi yang tengah sekarat diinjak Barat.

Adalah atas jasa Achdiat K. Mihardja yang kelak, pada tahun 1948. berhasil mengumpulkan dan menerbitkan artikel-artikel polemik terse but dalam sebuah buku yang diberinya judul mentereng; Polemik Kebudayaan. Sebuah judul yang kemudian selalu dimjukkan pada muatan dan jaman perdebatan itu.

STA: Sang Pujangga

Menumt Mochtar Lubis yang menulis esai, STA, Manusia Indonesia Unggul, bahwa dengan

mendobrak pasungan orde lama dan orde baru, negara kita akan bisa melahirkan generasi-generasi manusia unggulnya. Karena selama 20 ta-

hun orde lama ditambah 25 tahun orde baru, keterbukaan masih menjadi hiasan bibir saja.

Kehadiran STA dengan membawa gagasan dan pikiran-pikiran yang revolusioner, menjadi angin segar bagl bangsa ini. Beliau senantiasa menyerukan agar jangan segan-segan belajar banyak hal balk itu. teknologi. sastra dari negara-negara maju. Mochtar Lubis, juga menulis bahwa STA sebagai "manusia unggul" seringkali memanifestasi pemberdayaan masyarakat kita, untuk mengembangkan kemampuan dan kreatifitas sebesar mungkin

Meski kerap bersikap fixintal, tapi dibalik wajah keintelektualannya, kerasionaiannya, ilmu dan kebudayawannya, STA pada dasamya memiliki pribadi yang romantis. Hal ini tercermin dalam tulisan sastranya, dan mungkin karena sikapnya yang romantis ini, beliau menjadi ma nusia unggul sebenamya—beliau meninggal da lam usia 81 tahun, diatas rata-rata masyarakat Indonesia yang hanya 50-60 tahun.

Kebanyakan orang menganggap, kalau pemikiran STA selalu bermuara ke pemikiran Barat. Asumsi inilah yaiig kemudian menimbulkan berbagai polemik kebudayaan yang berpanjangan diantara para intelektual, sastrawan, dan para pendidik. Dalam esai lain, Sri Kusdiyantinah SB,

dengan tegas menolak tuduhan itu semua.

Dalam konstruk pemahaman STA mengenai

sintesis Barat dan Timur, adalah sama sekali tidak dapat diadakan. Dalam esai yang berjudul Benarkah Sepenuhnya, Sutan Takdir Alisjahbana (STA) Berpikir secara Barat?, penulis beranggapan hanya TUhanlah Realitas Hakiki. T^pi, seluruh alam semesta beroperasi atas prinsip popu-

laritas.

STA menerima, bahwa dalam abad baru di adakan redifinisi realitas dalam sains: para 11muwan mulai membicarakan realitas dengan kacamata. Realitas adalah segala sesuatu yang ada (Everithing that is reality). Termasuk hal-hal yang "belum atau dapat dijelaskan" (inexplicable things): kekuatan, proses, fenomena, yang be

lum atau tidak masuk akal, namun ada.

Perjuangan STA dalam menyelamatkan Indo nesia dari kubangan paria, meski menimbulkan berbagai polemik karena harus mengubur nasionalisme. Jika melihat sejarah bangsa ini, se benamya kita sudah berkiblat dari bangsa luar: yaitu Hindu dan kebudayaan Arab. Sekarang ini, menurut STA. tiba waktunya untuk memalingkan wajah ke Barat.

Meski ucapan STA itu akan menimbulkan pertentangan-pertentangan yang luar biasa, meski bagaimana sekalipun sedih hati kita memikirkan hal yang demikian, dalam hal ini rasanya kita tidak dapat memilih.

99

Jika melihat sejarah bangsa ini, sebenarnya kita sudah berkiblat dari bangsa luar: yaitu Hindu dan kebudayaan Arab. Sekarang ini, menurut STA, tiba waktunya untuk memalingkan wajah ke Barat.... Dalam hal ini rasanya kita tidak dapat memilih.

Sebabnya semangat keindonesiaan yang menghidupkan kembali masyarakat bangsa yang

berabad-abad selalu mati ini, pada hakikatnya selalu diperoleh dari Barat: Budi Utomo lahir seperempat abad yang lalu, mendapat didikan orang Barat dan selalu bergaul dengan orangorang Barat jika ada rapat. Cara organisasi yang dipakai sebagai penggantipersatuan menumt keturunan dan tempat kediaman yang terdapat dalam zaman prae-Indonesia ialah organisasi Barat. Dan segala pergerakan kebangunan bang sa kita yang bempa organisasi.

Berderet nama besar para sastrawan, budayawan, sejarawan dan akademisi ditampilkannya. Dalam empat bab pembagiannya, Mashad membaginya dalam dua tema besar; bab I dan II berisi apresiasi terhadap pemikiran STA dalam bidang kebudayaan dan sastra, sedangkan bab m dan rv berisi tanggapan kritis terhadap kedua bidang pemikirannya itu.

This article is from: