2 minute read

BINA ROHANI

Next Article
DARI PEMBACA

DARI PEMBACA

Mengetuk Pintu Cinta

Oleh HENDRA SUGIANTORO

Advertisement

Dengan cinta terlahir kita, insan termulia. Dengan cin ta, nafas berhembus mengarungi kehidupan. Jauh mata memandang. Kaki tegap menapak. Te rns berayun tangan dan lantiinan suara merdu terdengar.

Inilah dnta! Cinta dari Vang Maha Cin ta. Matahari dan bulan rapi beredar. Bumi terfiampar dan merindang. Alangkah harum mekar bunga di taman. Dengan cinta, kita berlayar dan melahap mutiara. Mengais penghidupan di terang pelita dan beristirahat di malam menjelang. Tercurah air dan lain cinta tak teibilang. Lalu, cinta Tuhan manakah yang kita

dustakan?

Inilah cinta! Cinta yang banyak kita dustakan. Mengingkari dnta dengan larut dalam kehinaan. Menumpuk kesalahan dan noda memekat. Kita yang terlalu asyik bermain lumpur hitam. Masih menampakkan kemaksiatan dan berselimut kezaliman. Jika Allah berkata, "Sesungguhnya manusia itu zalim dan bodoh," benar adanya. Kita bodoh dan zalim di muka bumi-Nya.

Kita telah mengerti, telahmengetahui keburukan. Tapi, tampaknya perlu lagi ditegaskan. JanganI Membunuh orang lain tanpa hak, mendengki, bersalai dusta, berkata kotor, minum khamr, mengambil milik orang lain dengan batil, berbohong, menggunjing, mengorupsi uang rakyat, mengingkari janji, dst. Sekali lagi, jangan melakukan kejahatan

dan keburukan.

Keburukan yang halus tak terlihat. Bergerilya di hati tanpa disadari. Perbuatanperbuatan yang tiilus menuju-Nya telah tercemari. Shalat, puasa, bahkan peijuangan kita menegakkan kalimat-Nya masih tercampuri nafsu dunia.

Ada banyak kepentingan mewamai ibadah kita. Kita yang menuntut ilmu tanpa amal. Kita yang mengkaji ilmu hanya untuk menampakkan kepandaian. Bahkan, dengan ilmu tampak menyampaikan pesan-pesan kebaikan, tetapi justru menjual ayat-ayat-Nya. Di atas dunia ini, kita memang berhadapan dengan musuh nyata yang menyesatkan, yang mengaj ak pada kemungkaran dan memperindah kebu rukan. Musuh yang pemah berkoar, "Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau

telah memutuskan kesesatan padaku pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik perbuatan buruk di bumi dan pasti aku akan menyesatkan mereka." [Q. S. Al-Hijr (15): 39). Musuh abadi kita, itulah setan, musuh nyata hingga zaman mengakhiri kehidup

Keburukan yang benar-benar terang tampakjelas di atas dunia ini. Keburukan yang menodai zaman. Kekhilafan yang

memekatkan hati. Noktah-noktah hitam terlahir, perlahan menutup pintu cintaNya, tertutup kabut dosa kita.

Anas r.a. menyindirkita, "Sesimgguhnya kalian melakukan perbuatan-perbuatan yang dalam pandangan mata ka lian lebih halus daripada rambut, tapi kami di zaman RasuluUah menganggap

itu termasuk dosa besar."

Inilah cinta! Dengan cinta, Allah tak menutup rapat pintu cinta-Nya. la ma sih membukakan pintu cinta-Nya tatkala kita bersegera membersihkan dosa. Benar, kita tak pemah luput dari kesalahan. Namun, bukan kita jika tak pemah memohon ampunan-Nya. Bukan kita ji ka tak bersedia menyucikan jiwa.

Hanya ampunan-Nya yang mampu

membebaskan kita dari kedukaan, memberikan keberuntungan dan rizqi dari arah yang tiada terduga. Rizqi itu tidak hanya bempa harta, tetapi apa pun yang mendatangkan kebaikan: ilmu yang bermanfaat, kesehatan, kelapangan hidup, tiada berat menjalankan perintah-Nya, dan lainnya yang tak terhitung.

Inilah cinta! Berlimpah cinta Allah

imtuk kita. Dosa. kesalahan, kekhilafan, dan keburukan kita yang menahan cin ta-Nya. Di balik pintu itu, cinta Allah tertahan. Padahal, ada keberkahan hidup di baliknya. Detik ini juga kita mengetuk pintu dnta-Nya untuk memohon ampun agar pintu cinta-Nya terbuka.

This article is from: