![](https://assets.isu.pub/document-structure/210629033014-b5b39a12adac43b5f0e5cd54fd06a62f/v1/1913ee60a90ed541236d64e0330ef9a0.jpeg?width=720&quality=85%2C50)
2 minute read
Bina rohani
SUATU tindakan yang merugikan diri sendiri atau orang lain adalah kesalahan yang dapat membuat manusia jatuh pada suatu nilai yang rendah. Padahal setiap manusia menginginkan nilai yang tinggi di depan orang lain. Akan tetapi, Allah mengetahui bahwa manusia tidak akan luput dari kesalahan. Suatu kesalahan jika seorang manusia menghukum orang yang salah karena lupa atau khilaf. Allah memberi kesempatan kepada setiap umat-Nya untuk berbenah diri agar tidak mengalami kesalahan serupa. Itulah maha-murah Allah dan itulah yang disebut taubat. Tuhan menerima taubat manusia dari kesalahan masa lampau dan berusaha untuk tidak mengulanginya. Taubat yang demikian dinamakan taubat nasuha. walau semua orang dapat melakukan taubat, ada dosa yang tidak terampuni dan akan dilaknat Allah yaitu syirik. Jika seseorang menyembah sesuatu selain Allah (syirik), dia harus cepat-cepat membaca syahadat, ”Asyhadu anlaa ilaaha illallaah, wa asyhadu anna muhammadan rasuulullaah”.
Terkadang kita umat manusia masih menganggap taubat adalah perbuatan yang mudah dimulai dengan janji ucapan belaka. Seharusnya jika memang menginginkan taubat nasuha dan berhasil, harus diawali dengan niat tulus dari dalam hati, mengucapkan lewat lisan, dan membuktikannya lewat perbuatan sehari-hari dengan mengerjakan kewajiban dan meninggalkan laranganlarangan yang dipaparkan dalam Alqur’an dan Al-haditz.
Advertisement
Tidak boleh ragu akan taubat kita (diterima atau tidaknya) kepada Allah. Taubat adalah solusi yang memang diberikan kepada umat-Nya untuk berbenah. Jika Allah tidak menerima taubat, pasti semua umat manusia di muka bumi ini akan dimasukkan neraka. Untuk itu marilah kita sambut perkenan Allah itu dengan selalu mohon ampun dan bertaubat terhadap kesalahan yang telah
Taubat Nasuha
Oleh NIRMALA
dilakukan serta berjanji untuk tidak melakukan lagi.
Telah dijelaskan di dalam Al Qur’an, At-Tahrim (66):7, ”Hai orang-orang yang beriman, bertobatlah kepada Allah dengan taubat yang semurni-murninya, mudah-mudahan Tuhan kamu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungaisungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang yang beriman bersama dengan dia; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan, ”Ya Tuhan
istimewa kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami; sesungguhnya engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu”.
Seperti kisah seorang pemuda yang selalu resah karena banyak menanggung dosa akan kesalahan di masa lalu, mabuk-mabukan, pecandu narkoba, dan selalu melakukan gangguan yang meresahkan orang lain. Setelah itu, setiap harinya dia tidak pernah tenang karena selalu ingat akan dosa. Atas hukuman Allah pada dirinya, hidupnya selalu gelisah, jauh dari rasa nyaman.
Suatu ketika dia membaca buku dari seorang ulama, beliau mengatakan bahwa ”Bila dosa itu sudah menjadi ilmu yang bisa memperbaiki dirinya, maka dia bukan bernama dosa lagi”. Akan tetapi, pemuda itu tidak mengerti maksudnya dan menanyakan kepada kyai di desanya atas ucapan ulama tadi. Kyai menjawab, ”Bila seorang sudah bertaubat maka dia tidak akan dituntut oleh dosanya di masa silam”. Sejak itulah pemuda tersebut menjadi bersemangat dan menata hidupnya kembali. Dosa telah mengubah dirinya.
NIRMALA staf UnY