Pewara Dinamika Desember 2011

Page 43

bina rohani Taubat Nasuha Ol e h Nirmala Suatu tindakan yang merugikan diri­ sendiri atau orang lain adalah kesalahan­ yang dapat membuat manusia­jatuh pada suatu nilai yang rendah.­Padahal setiap manusia menginginkan nilai yang tinggi di depan orang lain. Akan tetapi,­ Allah mengetahui­bahwa manu­sia tidak akan luput­dari kesalahan.­Sua­tu kesa­ lah­an jika seorang manusia­ meng­­­hu­ kum orang yang salah karena­lu­ pa atau khilaf. Allah memberi­ ke­­­­sem­­­pat­ an­ kepada­ setiap­ umat-Nya un­­­tuk ber­ be­nah diri agar tidak meng­­a­­la­mi­ kesalahan serupa.­Itulah maha-murah Allah dan itulah yang disebut­ ta­u­bat. Tuhan menerima­taubat manu­sia dari kesalah­ an masa lampau dan ber­u­sa­ha untuk tidak mengulangi­nya.­Taubat yang demikian dinamakan tau­bat na­suha. Walau semua orang dapat melakukan­ taubat, ada dosa yang tidak terampuni dan akan dilaknat Allah yaitu syirik. Jika seseorang menyembah sesuatu selain Allah (syirik), dia harus cepat-cepat membaca syahadat, ”Asyhadu an-laa ila­ aha illallaah, wa asyhadu anna muham­ madan rasuulullaah”. Terkadang kita umat manusia masih menganggap taubat adalah perbuatan­ yang mudah dimulai dengan janji ucap­ an belaka. Seharusnya jika memang meng­inginkan taubat nasuha dan berhasil, harus diawali dengan niat tulus dari dalam hati, mengucapkan lewat lisan, dan membuktikannya lewat perbuatan sehari-hari dengan mengerjakan­ kewajiban dan meninggalkan­laranganlarangan yang dipaparkan dalam Alqur’an dan Al-haditz. Tidak boleh ragu akan taubat kita (diterima atau tidaknya) kepada Allah. Taubat adalah solusi yang memang diberikan kepada umat-Nya untuk berbenah. Jika Allah tidak menerima taubat, pasti semua umat manusia di muka bumi ini akan dimasukkan neraka. Untuk itu marilah kita sambut perkenan Allah itu dengan selalu mohon ampun dan bertaubat terhadap kesalahan yang telah

kami, sempurnakanlah bagi kami­cahaya kami dan ampunilah kami; se­ sung­guhnya Engkau Maha Kuasa atas se­gala sesuatu”. Seperti kisah seorang pemuda yang selalu resah karena banyak menanggung dosa akan kesalahan di masa lalu,­ mabuk-mabukan, pecandu narkoba, dan selalu melakukan gangguan yang me­re­sah­kan orang lain. Setelah itu, seti­ ap harinya dia tidak pernah tenang karena selalu ingat akan dosa. Atas hukuman Allah pada dirinya, hidupnya selalu gelisah, jauh dari rasa nyaman. Suatu ketika dia membaca buku da­ istimewa ri seorang ulama, beliau mengatakan dilakukan serta berjanji untuk tidak bah­wa ”Bila dosa itu sudah menjadi ilmu yang bisa memperbaiki dirinya, mamelakukan lagi. Telah dijelaskan di dalam Al Qur’an, ka dia bukan bernama dosa lagi”. Akan At-Tahrim (66):7, ”Hai orang-orang yang tetapi, pemuda itu tidak mengerti makberiman, bertobatlah kepada Allah­den- sudnya dan menanyakan kepada kyai di gan taubat yang semurni-mur­­ni­­nya, desanya atas ucapan ulama tadi. Kyai mudah-mudahan Tuhan kamu­akan menjawab, ”Bila seorang sudah bertaumeng­­hapus kesalahan-kesalah­anmu bat maka dia tidak akan dituntut oleh dan memasukkan kamu ke dalam surga­ dosanya di masa silam”. Sejak itulah pe­ yang mengalir di bawahnya sungai-­ muda tersebut menjadi bersemangat­ sungai,­pada hari ketika Allah tidak dan menata hidupnya kembali. Dosa meng­ hinakan Nabi dan orang-orang te­lah mengubah dirinya. yang beriman bersama dengan dia; sedang cahaya mereka memancar­di haNirmala dapan dan di sebelah kanan mereka, staf UNY sambil mereka mengatakan, ”Ya Tuhan­

P e wa r a D i n a m i ka d e s e m b e r 2011

41


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.