2 minute read

resensi media

Next Article
Bina rohani

Bina rohani

hidup Bukan rangkaian Kemustahilan

Oleh WAhTiNi

Advertisement

KETiKA kebanyakan orang di sekitarnya memilih hidup dengan wajar dan lumrah, ipung menjadi sepercik api yang menyengat dan memantik. Di tengah kemiskinan yang menjerat keluarga dan masyarakat tempat tinggalnya, Kepatihan, ipung yang penampilannya acakacakan khas orang jalanan berani menantang kehidupannya sendiri. Masuk menjadi murid SMA Budi Luhur, sebuah sekolah yang paling bergengsi di Semarang, tentu merupakan pilihan sangat nekad. Namun di situlah ruh cerita ini bersumber.

Adalah Prie GS, seorang penulis sekaligus budayawan dan wartawan, serta kartunis asal Semarang yang pandai memainkan katakata seiring kecakapannya mengurai cerita yang penuh konflik namun banyak dibumbui halhal lucu dan ‘remeh’ khas remaja. Kehidupan seorang remaja SMA berasal dari kalangan terpinggirkan ia sajikan sedemikian memikat.

Membaca buku ini kita banyak menemukan kesadarankesadaran baru dalam memaknai kehidupan. Bahwa dalam kemiskinan pantang kita merendah. Bahwa semua orang berhak bercitacita. Novel yang sangat memotivasi, tidak hanya untuk remaja namun melahirkan kesadarankesadaran bagi orang dewasa. ipung menceritakan fenomena kehidupan remaja SMA di Semarang yang penuh likaliku tak lepas dari karakter remaja yang terlibat dalam persaingan menarik perhatian lawan jenisnya. Paulin, siswi tercantik yang menjadi bintang sekolah tibatiba telah terpikat pada ipung yang kerempeng, miskin, dan tentu saja wajahnya tidak ‘sebanding’ dengannya. Dan kenyataan itulah yang menjadi sumber konflik berujung.

Yang tidak kalah menarik dari novel ini adalah bagaimana penulis mampu membangun cerita sedemikian mendidik mental lewat cerita yang konyol dan lucu. ipung mengajari kita tentang kes

ipUng noVel motiVasi pemBangkit kepercayaan diri #1 dan #2 prie gs • Republika, 2007 dan 2008 • #1 188 + X halaman, #2 100 + XXVIII halaman

ungguhsungguhan mengejar citacita walau keadaan mungkin tidak memihak. Kemiskinan bukan halangan, tak ada yang mustahil dalam hidup ini, begitulah pesannya. ipung yang tak berbapak, hanya tinggal bersama ibu dan Pak Liknya begitu ceria dan nampak tak terbebani menjalani hidupnya. harga diri ia tegakkan tinggitinggi dan kehormatan keluarga ia perjuangkan sekuat tenaga.

Di sisi lain, ipung yang teliti dalam berstrategi, pandai menempatkan diri, cermat memilih dan memilah sikap, tanggap membaca situasi, dan kepiawaiannya berkatakata, serta kedewasaan memandang kehidupan, menjadikan tokoh ini nampak terlalu sempurna untuk ukuran anak SMA. Namun titik ini pula yang menjadikan tokoh ipung semakin terlihat menonjol karakternya.

Dalam novel ini kita akan menemukan kesegarankesegaran baik karena kejadiankejadian lucu khas anak SMA maupun teradukaduknya kepala kita karena dipaksa mikir mengikuti substansi cerita yang disampaikan penulisnya. ipung, tokoh inspiratif dihadirkan begitu mengesankan. Maka jangan kaget bila selepas membaca novel ini akan timbul keinginan untuk bertemu dan berbincang langsung dengan sang hero – ipung dengan sikap dan karakter uniknya.

WaHtini mahasiswa pendidikan bahasa inggris fbs UnY

This article is from: