resensi media Hidup Bukan Rangkaian Kemustahilan Ol e h Wa h t i n i Ketika kebanyakan orang di sekitarnya memilih hidup dengan wajar dan lum rah, Ipung menjadi sepercik api yang menyengat dan memantik. Di tengah kemiskinan yang menjerat keluarga dan masyarakat tempat tinggalnya, Kepatih an, Ipung yang penampilannya acakacakan khas orang jalanan berani me nantang kehidupannya sendiri. Masuk menjadi murid SMA Budi Luhur, sebuah sekolah yang paling bergengsi di Sema rang, tentu merupakan pilihan sangat nekad. Namun di situlah ruh cerita ini bersumber. Adalah Prie GS, seorang penulis seka ligus budayawan dan wartawan, serta kartunis asal Semarang yang pandai me mainkan kata-kata seiring kecakapan nya mengurai cerita yang penuh konflik namun banyak dibumbui hal-hal lucu dan ‘remeh’ khas remaja. Kehidupan se orang remaja SMA berasal dari kalang an terpinggirkan ia sajikan sedemiki an memikat. Membaca buku ini kita banyak me nemukan kesadaran-kesadaran baru da lam memaknai kehidupan. Bahwa da lam kemiskinan pantang kita merendah. Bahwa semua orang berhak bercita-cita. Novel yang sangat memotivasi, tidak hanya untuk remaja namun melahir kan kesadaran-kesadaran bagi orang dewasa. Ipung menceritakan fenomena kehi dupan remaja SMA di Semarang yang penuh lika-liku tak lepas dari karakter remaja yang terlibat dalam persaingan menarik perhatian lawan jenisnya.Pau lin, siswi tercantik yang menjadi bin tang sekolah tiba-tiba telah terpikat pa da Ipung yang kerempeng, miskin, dan tentu saja wajahnya tidak‘sebanding’ dengannya. Dan kenyataan itulahyang menjadi sumber konflik berujung. Yang tidak kalah menarik dari novel ini adalah bagaimana penulis mampu membangun cerita sedemikian mendi dik mental lewat cerita yang konyol dan lucu. Ipung mengajari kita tentang kes 44
P ewa r a Di n a mik a j a n ua r i 2 0 1 1
Ipung Novel Motivasi Pembangkit Kepercayaan Diri #1 dan #2 Prie GS • Republika, 2007 dan 2008 • #1 188 + X halaman, #2 100 + XXVIII halaman
ungguh-sungguhan mengejar cita-cita walau keadaan mungkin tidak memi hak. Kemiskinan bukan halangan, tak ada yang mustahil dalam hidup ini, be gitulah pesannya. Ipung yang tak ber bapak, hanya tinggal bersama Ibu dan Pak Liknya begitu ceria dan nampak tak terbebani menjalani hidupnya. Harga diri ia tegakkan tinggi-tinggi dan kehor matan keluarga ia perjuangkan sekuat tenaga. Di sisi lain, Ipung yang teliti dalam berstrategi, pandai menempatkan diri, cermat memilih dan memilah sikap, tanggap membaca situasi, dan kepiawa iannya berkata-kata, serta kedewasaan
memandang kehidupan, menjadikan tokoh ini nampak terlalu sempurna un tuk ukuran anak SMA. Namun titik ini pula yang menjadikan tokoh Ipung se makin terlihat menonjol karakternya. Dalam novel ini kita akan menemu kan kesegaran-kesegaran baik karena kejadian-kejadian lucu khas anak SMA maupun teraduk-aduknya kepala kitakarena dipaksa mikir - mengikuti sub stansi cerita yang disampaikan penulis nya. Ipung, tokoh inspiratif dihadirkan begitu mengesankan. Maka jangan kaget bila selepas membaca novel ini akan timbul keinginan untuk bertemu dan berbincang langsung dengan sang hero – Ipung dengan sikap dan karakter uniknya.
Wahtini mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris FBS UNY