1 minute read
dari pemBaca
kirimkan kritik/komentar/tanggapan anda mengenai Pewara Dinamika maupun persoalan di seputar kampus Universitas negeri Yogyakarta. kritik/komentar/tanggapan harap dilengkapi identitas yang jelas dan dapat dikirim melalui pewaradinamika@uny.ac.id atau langsung ke kantor Humas UnY.
Quo Vadis museum pendidikan indonesia?
Advertisement
Sebagai mahasiswa UNY saya turut bangga dengan adanya Museum Pendidikan indonesia (MPi), museum pendidikan pertama di indonesia. indonesia sebetulnya memiliki sejarah yang panjang dan akar yang kuat terkait perkembangan pendidikan, mulai dari jaman komunal, kerajaan, penjajahan belanda dan jepang, hingga kini di jaman pascareformasi. Maka sudah semestinya indonesia, sebagai bangsa yang besar dan mempunyai akar sejarah yang panjang serta kuat itu memiliki wadah untuk mengabadikan. Salah satu bentuk nyata wadah itu adalah museum pendidikan, yang kini dimiliki UNY.
Selain sebagai wadah, museum pendidikan juga bisa menjadi sarana edukasi nilainilai pendidikan, terutama pendidikan yang berkarakter kebangsaan indonesia. Pendidikan berkarakter kebangsaan merupakan Pr besar, mengingat drastisnya degradasi moral bangsa ini. Kita bisa melihat semakin banyaknya kasuskasus bernuansa SArA di berbagai daerah, tindak korupsi yang merajalela dan hukum di negeri ini yang timpang. Begitu besar asaasa demi terwujudnya indonesia yang lebih baik melalui sarana museum pendidikan.
Namun begitu, ketika kita memasuki MPi harapanharapan itu seperti semakin jauh api dari panggang. Koleksi MPi masih minim, kalaupun ada, itu sesuatu yang sebetulnya bisa dengan mudah ditemui di luar MPi. Yang paling keren barangkali adalah replika suratsurat Kartini di ruangan paling depan. replika suratsurat Kartini itu tak hanya langka, namun punya peran besar terhadap perkembangan pendidikan di indonesia, khususnya pendidikan perempuan.
Kekurangan ini bisa jadi hal yang wajar mengingat MPi baru setahun lebih berdiri. Namun begitu, besar harapan kami agar MPi lebih baik lagi. Lebih menambah koleksinya dan memperjelas konsep tujuan pendiriannya, tidak hanya sekadar memamerkan koleksi yang ada, tapi juga memiliki tujuan besar untuk memperbaiki kondisi bangsa melalui jalur pendidikan. Ada lebih banyak sarana yang lebih interaktif agar pengunjung tidak merasa bosan dan tidak seperti memasuki gedung tua dengan aneka barangbarang tua. Selain itu diharapkan juga MPi punya eveneven khusus seperti di museummuseum besar, misalnya museum fatahillah di Jakarta yang punya berbagai agenda rutin. Terimakasih.
erlIna alumnus uny