Pewara Dinamika Juli2009

Page 1

Volume 10 • nomor 21 juli 2009

Dinamika SHI EUR REN

ya , n a rj kost e g k , ke n Ya pus . sa am a i b ek . a w s: k all s i as inita ke m h a ut n m a r an kan ahk k bu aku n; b a k el kaa e r m Me nya usta ha perp ke

ENT

ERP

SISWA

P

majalah universitas negeri yogyakarta

MAHA

issn 1693-1467

P e w a r a


JANGAN LEMAHKAN KPK !!! “...cicak kok mau melawan buaya...” (Kabareskrim Mabes Polri Komjen Pol. Susno Duadji, Majalah TEMPO 6-12 Juli 2009) Pernyataan pejabat penegak hukum ini oleh banyak kalangan dianggap sebagai upaya melemahkan Komisi Pemberantas Korupsi (KPK). Memang, akhir-akhir ini, banyak dugaan bahwa institusi KPK tengah berkonflik dengan lembaga-lembaga negara lainnya, bahkan dengan lembaga penegak hukum sekalipun, seperti kepolisian, kejaksaan, Mahkamah Agung, dan seterusnya. Jika dugaan ini mengarah pada fakta sesungguhnya, maka siapapun kita, dari latar belakang apapun kita, sudah sewajarnya bersama-sama menguatkan “CICAK” ini. Dan mengusung tangan untuk melawan para buaya. Karena yang mereka lakukan adalah upaya menindas dan merampas hak rakyat. Dan yang lebih penting lagi, usaha kita adalah perbuatan yang sebaik-baiknya; sehormat-hormatnya! Iklan layanan ini dipersembahkan oleh Pewara Dinamika • teks: Sismono la ode • Sumber gambar: istimewa


pena redaksi

P ewa r a

Dinamika majalah universitas negeri yogyakarta

PENERBIT HUMAS Universitas Negeri Yogyakarta IJIN TERBIT SK Rektor No. 321 Tahun 1999 ISSN 1693-1467 PENANGGUNG JAWAB Dr. H. Rochmat Wahab, M.A. (Rektor UNY) PENGARAH Prof. Dr. Hj. Nurfina Aznam, SU., Apt. (Pembantu Rektor I) H. Sutrisna Wibawa, M.Pd. (Pembantu Rektor II) Prof. Dr. H. Herminarto Sofyan (Pembantu Rektor III) PENASEHAT Hj. Sudjariyah, M.Pd. (Kepala Biro AUK) Dra. Hj. Budi Hestri Hutami (Kepala Biro AAKPSI) H. Sugirin, Ph.D. (Kepala KKHP) PEMIMPIN UMUM Drs. Wedho Chrisnarno PEMIMPIN PERUSAHAAN Drs. Wedho Chrisnarto PEMIMPIN REDAKSI Sumaryadi, M.Pd. SEKRETARIS REDAKSI Tusti Handayani, A.Md. REDAKTUR PELAKSANA Sismono La Ode, S.S. REDAKTUR Endang Artiati Suhesti, S.Pd. Dhian Hapsari Witono Nugroho, S.I.P. Kusmarwanti, M.Pd. Hermanto, M.Pd. Desain dan Tata Letak Kalam Jauhari FOTOGRAFI Ahmad Natsir Eka Putra, S.H. REPORTER Ratna Ekawati, S.I.P. (FIK) Isti Kistianingsih, S.Pd. (FISE) Dedy Herdito, M.M. (FMIPA) Haryono (FBS) Badraningsih, M.Kes. (FT) Aryanto Sudarmono, S.Pd. (FIP) Prayoga, S.I.P. (LPM/Lemlit) Agus Purwatma W., S.Pd. (BAAKPSI/BAUK) Syamsu Rahmadi, S.E. (Kemahasiswaan) Yansri Widayati, S.Pd. (Kerjasama) SIRKULASI Drs. H. Trisilia Suwanto Sarjana Sudarman Fashilaturrochmah Widodo Sumedi ALAMAT REDAKSI Jl. Colombo No. 1 Kampus Karangmalang Universitas Negeri Yogyakarta 55281 Telp/Fax 0274 542185 E-mail: pewaradinamika@uny.ac.id Online: www.uny.ac.id

Banyak animo pembaca Pe­wara Dinamika membuat kru redaksi semakin sema­ ngat untuk terus berkarya.­ Mereka (baca: pembaca) sa­ ngat pengapresiasi kerja ka­ mi. Dan, alhamdulillah li­put­ an utama kami banyak­ yang “puji”, sekaligus dikritik. Ka­ mi sangat senang, namun di balik kesenangan tersebut harus tetap mengotokritik­ ki­ nerja kami, termasuk ba­gai­ mana mengaplika­si­kan kri­ tik dari pembaca. Itu semua ti­dak lain untuk membu­at ma­jalah ini menjadi lebih­ baik dan berharga. Dus, per­ ka­ra keterlambatan edisi, se­ perti yang ter­jadi untuk edi­ si kemarin, mem­buat kami terus berpikir ulang. Sekali­ gus, menya­da­ri betapa pen­ ting meyakinkan pembaca dengan terus menerbitkan majalah tepat waktu. Kami pun terus mengejar keterlambat­ an itu. Dan alhamdulillah lambat laun su­ dah bisa diatasi, walaupun belum sepenuh­ nya tepat waktu. Tapi Itukan sudah lebih baik bukan? Nah, pada edisi ini kali, Juli 2009, Pewara Dinamika mengisi laputnya tentang mahasiswa yang berwiraswasta. Mereka, setelah mendapatkan bantuan dana dari Dikti, “dilepaskan” untuk berkre­ atif dalam mengelola usaha sebagaimana yang telah mereka rencanakan dalam pro­ posal sebelumnya. Pihak kampus hanya se­ batas mendorong dan memfasilitasi mak­ sud mereka. “Silakan mereka bergiat dan berkarya sendiri; serahkan tanggung ja­ wab kepada mereka,” mungkin ungkapan ini tepat. Sementara itu, di rubrik berita dan non

repro. Kalam/pewara

berita – laporan utama, redaksi tetap me­ nge­tengahkan informasi yang tak kalah pentingnya. Di katakan demikian, karena sebagian besar informasi dari rubrik yang dimaksud ini telah mendapat tanggap­an yang posif dari pembaca, setelah majalah ini terbit. Kami berterima kasih kepada pembaca, bukan lantaran pujian tersebut, tetapi karena mereka tidak luput membe­ rikan koreksi atas informasi yang kami sa­ jikan. Sekali terima kasih. Untuk itu tidak ada salahnya, kalau sekali lagi, kami, redaksi “memohon” ma­ sukan kepada pembaca. Itu semua untuk kita; tidak hanya kami tapi juga pembaca. Masukan itu mendorong kami terus mem­ perbaiki kualitas majalah; yang akhirnya berdampak positif bagi pembaca; sebagai “konsumen” berita. Sekali lagi: TABIK KAMI!!! 

Redaksi menerima tulisan untuk rubrik Bina Rohani (panjang tulisan 500 kata), Cerpen (1000 kata), Opini (900 ka­ta), Puisi/Geguritan/Tembang (minimal dua judul), dan Resensi Buku (500 kata). Tulisan harus dilengkapi de­ngan iden­ti­tas yang jelas, nomor yang bisa dihubungi, pasfoto (khusus Opini), serta keterangan dan sampul bu­ku (khu­sus Re­sen­si Bu­ku). Kirimkan tulisan An­da me­la­lui pewaradinamika@uny.ac.id atau langsung ke kan­tor Humas UNY. Bagi yang dimuat, ho­nor dapat diambil di kantor Humas UNY.

P e wa r a Din a m i k a j u li 2009


daftar isi Volume 10 • Nomor 21 juli 2009

l a p o r a n U ta m a

Mahasiswa Enterpreneurship Ahmad Natsir/pewara dinamika

Mereka tidak hanya di kampus; di kost; di perpustakaan; dan ke mall. halaman 6

22

36 opini

berita

Saatnya Pengabdi untuk ��������� UNY beri tugas, dan S2 harus diselesai­kan­ dalam jangka waktu 2 tahun pa­ling lama 3 tahun, jadi ini harus kon­sen­ tra­­si betul bagi dosen S1 sebagaima­ na su­rat...

Ahmad Natsir/pewara dinamika

CPNS Dosen UNY yang diterima ma­ sih S1 harus segera S2 tidak ada alas­ an, dan sebelum S2 selesai tidak di­­

Berita Lainnya • Novi Bernas, Juara Lomba Penulisan UNY • UNY Juara Umum Ke-4 Pimnas XXII Di Unibraw Malang • UNY Hotel Diresmikan • Diperlukan Common Vision

Anak Bukan Komunitas Kelas Bawah Tanggal 23 Juli diperingati sebagai Hari Anak Nasional (HAN). Diakui atau tidak, selama ini, anak-anak Indonesia belum bisa memperoleh haknya secara maksimal... 41 5 42 4 1 3 44 44 40

bina rohani bunga rampai cerpen dari pembaca dari redaksi Jendela pojok gelitik puisi•geguritan•tembang resensi buku perancang sampul: kalam jauhari

Pewara Dinam i ka J u li 2 0 0 9


jendela

Berpuasa: Saling Menghormati! Bulan ini bulan Juli 2009. Kebetulan di dalam­ nya ada bulan lain, Syaban 1942 H, orang Jawa suka menyebutnya sebagai bulan Ruwah. Begi­ tu orang masuk bulan Syaban atau Ruwah, di depannya akan tertulis bulan Ramadhan, orang Jawa menyebutnya sasi Pasa. Mereka dan kita yang merasa, menyadari, dan meyakini sebagai muslim segera bersiapsi­ap untuk menyambut bulan suci Ramadhan tersebut, tentu dengan suka-cita. Meski terde­ ngar juga seloroh ‘lho, waktu cepet sekali ya, ra­sanya bada baru saja kemarin, e ... sekarang sudah mau bada lagi’. Umat Islam di Indonesia dan di mana pun ber­ada bersemangat menjabat Ramadhan kare­­ na “Wahai orang-orang yang beriman, diwa­jib­ kan atas kamu berpuasa, sebagaimana telah di­ wa­jibkan atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertaq­wa” (Al Baqarah: 183). umat Islam sadar be­tul bahwa Islam didirikan atas 5 dasar: (1) mengu­cap­kan syahadat, (2) menegakkan shalat, (3) me­nge­luarkan zakat, (4) berpuasa di bulan Rama­dhan, dan (5) melakukan haji. Berbagai upaya dipersiapkan dan dilakukan demi berlangsungnya ibadah Ramadhan kali ini bisa baik, lancar, dan khusuk. Persiapan fisik dan mental pun dilakukan dengan sebaik-baiknya, dengan harapan puasanya kali ini diri­dhoi Allah swt. Umat Islam ten­tunya cukup menya­­­­ dari makna di balik un­tai­an kata bijak ‘hari ini harus lebih baik dari­pa­da kemarin, esok hari harus jauh lebih baik da­ripada hari ini’. Upaya-upaya khusukisasi pelaksanaan iba­ dah puasa Ramadhan di Indonesia pun cukup menarik. Hal ini disebabkan bahwa umat yang ada, tinggal, dan berdomisili di Indonesia cu­ kup beragam. Orang menyebut Indonesia ini mul­ti-etnis, multi-kultur, multi-agama, dan sete­ rusnya, dan seterusnya. Salah satu upaya yang menarik, ada pi­hakpihak yang mengeluarkan statement ‘hormati­ lah orang yang berpuasa!’ Hal ini tentu saja di­mak­sudkan agar pihak-pihak lain yang kebe­ tulan tidak berpuasa tidak melakukan hal-hal

secara berlebihan dan mencolok, yang boleh ja­di mengganggu ibadah puasa atau da­pat me­ ngurangi kekhusukan ibadah puasa sese­orang. Merokok, makan, atau apa sajalah di tem­­­pat umum, barang­kali terasa kurang etis. Perilaku tersebut dinilai cukup berpengaruh ter­­­­­utama khususnya bagi ‘puasa pemula’ atau orangorang ‘yang lagi mu­lai belajar puasa’. Bagi pelaku puasa yang sudah ‘dewasa’ tentu halhal ‘yang cuma’ seperti itu ora bakal ngaruh. Dalam rangka pembelajaran bersama dalam konteks multi-multi itu tadi, wajar juga rasanya dimunculkan statement ‘hormatilah orang yang tidak berpuasa!’ Kiranya berlebihanlah kalau de­mi bulan puasa lalu para penjual makanan dan minuman, warung-warung makan, penjual atau warung rokok, dan sebangsanya itu harus tutup siang selama 1 bulan. Mereka juga butuh penghasilan demi kelangsungan hidup diri dan keluarganya. Kenyataan menunjukkan, banyak di antara mereka yang berjualan itu, yang mem­ buka usaha itu, juga (sambil) berpuasa! Yang pasti, muslim ‘perokok sejati’, para ‘ahli makan-minum di luar’ yang cukup tangguh iman­nya dan kuat niatnya berpuasa hanya demi Allah swt, tentu tidak akan mudah bergeming ha­nya karena melihat orang merokok dengan nikmatnya di depan mata, tidak akan serta-mer­ ta muncul keinginannya hanya karena melihat warung/kantin/resto buka di siang hari, tidak akan kemecer-ngiler hanya lantaran melihat orang-orang menyantap makanan dengan la­ hap­nya di warung/kantin/resto kesukaannya. De­mikian dan seterusnya. Bagaimana pun saling menghormati, saling menghargai, saling tenggang rasa, saling peduli, ja­uh lebih nikmat dalam rangka menjalani hi­ dup dan kehidupan yang dianugerahkan oleh Allah swt kepada kita. Selamat berpuasa, sela­ mat meraih kemenangan!

Drs. Sumaryadi, M.Pd. Pemimpin Redaksi

P e wa r a Din a m i k a j u li 2009


dari pembaca Kirimkan kritik/komentar/tanggapan Anda mengenai Pewara Dinamika maupun persoalan di seputar kampus Universitas Negeri Yogyakarta. Kritik/komentar/tanggapan harap dilengkapi identitas yang jelas dan dapat dikirim melalui pewaradinamika@uny.ac.id atau langsung ke kantor Humas UNY.

Antara Ilmu Psikologi dan Bimbingan Konseling Saya mahasiswa UNY, alhamdulillah su­dah hampir lulus. Saya punya sedikit pe­nga­lam­ an yang ingin saya torehkan dalam surat pem­baca ini. Suatu hari, saya pernah bertemu dengan mahasiswa yang mengambil jurusan psikologi di perguruan tinggi swasta. Sa­ ya terlibat perbincangan, malah bisa dikatakan diskusi yang cukup lama dengan dia. Diskusi yang saya perbincangkan berkaitan deng­ an ilmu psikologi dan ilmu bimbingan konseling. Singkat kata, ka­ re­na perbincangan saya dengan teman saya, saya merasakan bah­ wa orang psikologi dan orang bimbingan konseling belum bisa ber­sa­tu. Saya mengakui bahwa yang berhak membuat alat-alat tes psi­ko­lo­gi adalah orang psikologi, tetapi bagi saya justru pelaksana da­ri tes psikologi adalah orang bimbingan dan konseling. Artinya bah­wa yang menyampaikan alat tes psikologi ke sekolah-sekolah ada­lah orang-orang bimbingan dan konseling. Lulusan dari psikologi tidak banyak­ dibekali tentang ilmu pendidikan. Saya rasa antara psikologi dan bimbingan konseling kedudukannya saling bersi­ nergi, orang-orang psikolgi yang lebih mendalami tentang teorinya dan orangorang bimbingan konseling yang men­ jadi pelaksana di sekolah-sekolah kare­ na orang-orang bimbingan konseling le­bih banyak menghadapi anak-anak dan permasalahannya sehingga bisa le­bih luwes. Saya pikir akan lebih ber­ manfaat jika kita yang berasal dari ilmu­ psikologi dan ilmu bimbingan konseling

Pewara Dinam i ka J u li 2 0 0 9

sama-sama saling mengisi dan saling be­kerjasama mengembangkan ilmu ber­ sa­ma-sama sehingga banyak manfaat yang dapat kita petik. Untuk itu, saya berharap kelak pro­ gram studi Bimbingan konseling yang ada di Fakulatas Ilmu Pendidikan tidak­ hanya terpaku pada soal teknis. Memang saat ini sudah bagus, tetapi jika bela­ jar dari pengalaman saya di atas, agak­ nya ilmu psikologi juga tetap menja­di hal yang tak kalah penting. Dengan de­ mi­kian, dosen-dosen di program studi­ Bimbingan Konseling, sudah selayak­

nya memperkaya diri dengan ilmu-il­ mu psikologi. Jika ini terwujud, maka ke depan mahasiswa akan merasakan sesuatu yang lebih memuaskan. Di ma­ na mereka belajar Bimbingan Konseling dilengkapi dengan dasar-dasar psikolo­ gi yang baik, Ya’ mungkin diskusi alot sa­ya dan temanku tidak mungkin terja­ di lagi. Jika pun terjadi, maka diskusi ter­sebut akan mengarah pada sesuatu yang lebih baik, terutama dalam hal pe­ ngembangan ilmu. Amin. Nurul ‘aini Mahasiswa FIP yang menjadi pegiat di PAUD


bunga rampai Jika Seragam Sekolah dan Ujian Akhir Nasional Dihapus

S

udah menjadi kebiasaan pejabat di republik ini, baik dari kalang­ an manapun berasal, ada satu kesamaan, yaitu mengubah ke­ bijakan yang sudah berjalan. Perubah­an tersebut lebih baik atau lebih buruk,­ itu persoalan nomor delapan belas, yang penting karena dirinya menjabat maka­ harus ada perubahan. Kebijakan penghapusan seragam se­ ko­lah dan Ujian Akhir Nasional (UAN) tidak masalah, selama kebijakan itu su­ dah dipikir secara mendasar dan men­ dalam, lebih banyak keuntungannya daripada kerugiannya. Oleh sebab itu, sebaiknya konsep perubahan kebijakan itu disosialisasikan kepada masyarakat terlebih dahulu. Seragam sekolah dari Taman Kanakka­­nak (TK) sampai SLTA, seharusnya masih di­per­lukan. Hanya soal pen­ gadaannya bisa diperbarui sistemnya atau meka­nis­menya. Pengadaan sera­ gam sekolah seperti yang sudah ber­ langsung selama ini, menimbulkan ke­ san bahwa sekolah menjadi pasar tiban. Apalagi di se­ko­lah­ juga disediakan per­ lengkapan se­kolah lainnya, seperti pak­ aian olahraga, buku-buku pelajaran, dan lainnya. Sera­gam sekolah perlu di­ pertahankan, karena mempunyai be­ berapa fungsi, di antaranya:

a. Mempersempit Kesenjangan Dengan seragam sekolah, setiap anak didik memakai pakaian yang sama,­ da­­pat mengurangi kesenjangan­ antara me­reka yang kaya dan mereka yang tidak­ mampu. Jika seragam seko­ lah dihapuskan, yang terjadi adalah persaingan dalam berpakaian, sehing­ ga kesenjang­an­­ antara si kaya dan si miskin sangat­ tampak, jurang pemisah kedua kelom­pok ini semakin melebar. Dampak yang mungkin terjadi, anak

ol e h R et n i M a rdusa ri

Tetapi ini hanya terjadi kalau kebang­ gan terhadap korp itu berlebihan, na­ mun apa bila tidak berlebihan ya tidak terjadi masalah.

Kalam/pewara

dari keluarga kurang mampu akan merasa minder, sehingga mengganggu perkembang­an anak itu sendiri. Selain, juga akan ter­ja­di kelompok-kelompok elit pada siswa. Dan yang lebih mem­ bahayakan adalah masuknya pakaianpakaian ABG (anak baru gede) model terkini yang kurang mendidik. b. Memupuk Kebersamaan Pakaian seragam juga dapat memu­ puk kebersamaan di antara para siswa. Dengan pakaian seragam yang sama, terasa bahwa mereka satu almamater, mereka senasib-seperjuangan, sudah barang tentu dapat memupuk persatu­ an di antara mereka. Dengan pakaian seragam yang dilengkapi dengan sim­ bul-simbul atau logo-logo sekolah, ma­ ka mereka dapat saling mengenal, se­ hingga akan timbul solidaritas yang solid, atau kebanggaan kelompok sema­ kin meningkat. Namun kebanggan ke­ lompok bukan berarti tidak ada kelema­ hannya. Kebanggaan kelompok yang berlebihan, dapat menimbulkan genggeng bagi­ para anak didik yang masih remaja ini. Dengan geng-geng tersebut, maka se­ring terjadi perkelaian masal.

c. Sebagai Identitas Anak didik pasti akan berpikir dua kali ketika akan berbuat sesuatu yang tidak baik, sehubungan mereka menge­ nakan seragam sekolah, karena di situ terdapat identitas sekolah, logo sekolah,­ tanda pengenal, dan sebagainya. Se­men­ tara, tentang penghapusan Ujian Akhir­ Nasional itu pun tidak masa­lah, sela­ ma akan diperbaiki/diganti de­ngan cara yang lebih baik. Namun, sis­tem evalu­ asi itu tetap diperlukan, apa­pun nama­ nya, atau seperti apa pun ben­tuk­nya. UAN merupakan evaluasi keberhasil­ an dalam proses pembelajaran, sehingga­ kalau UAN dihapus tanpa diganti ben­ tuk evaluasi yang lain, maka akan ke­ sulitan mengukur keberhasilan proses pembelajaran anak didik. Secara nasional evalu­asi itu dilaku­ kan. Bagi sekolah yang me­ra­sa belum ber­hasil dalam melaksa­na­kan proses pem­belajaran dapat ditingkatkan/me­ ningkatkan agar mampu mengejar ke­ tertinggalan dari sekolah lainnya. Masyarakat lebih berharap perubah­ an dari biaya sekolah yang tidak terjang­ kau oleh masyarakat, menjadi biaya se­ ko­lah yang terjangkau oleh masyarakat­ luas, baik dari Taman Kanak-kanak sam­ pai Perguruan Tinggi. Sebagian besar rakyat pasti akan memberi acungan jem­pol untuk pejabat baru yang telah mem­buat kebijakan baru dengan mem­ peringan beban masyarakat, yakni bia­ ya sekolah yang terjangkau semua la­ pis­­an masyarakat. Retni Mardusari Mahasiswa Akuntansi FISE UNY

P e wa r a Din a m i k a j u li 2009


laporan utama

MAHASISWA ENTERPRENEURSHIP Mereka tidak hanya di kampus; di kost; di perpustakaan; dan ke mall. Oleh sismon o l a ode

M

ereka bukan mahasiswa bi­ asa. Yang kerjanya hanya­ melakukan rutinitas: ke kam­­pus, ke kost, ke perpus­ takaan; bahkan ke mall. Di tengah kesibukannya itu, mereka tak luput menyisahkan waktu­ nya untuk berkarya. Ya tentunya deng­ an cara yang unik: menjadi entreprene­ ur. Tidak mudah melakoni kerjaan ini. Tidak hanya membutuhkan kecerdasan, tetapi siasat untuk bertahan dari pelba­ gai “gelombang” adalah hal yang ti­dak boleh ditawar-tawar. Gelombang itu ten­ tunya tidak sekadar tahan banting atas kuatnya kompetisi tetapi gelombang di sini boleh jadi sekelumit persoalan yang muncul di lapangan dan segera membu­ tuhkan solusi yang tepat dan cepat. Dengan sejuta ide yang dimiliki, me­ re­ka mulai bergegas mengerjakan ide yang telah dilontarkan itu. Di lapangan,­ segenap tantangan merintangi. Mere­

ka hanya berusaha agar tak pantang menyerah. Bekerja dan terus bekerja di­ lakukan. Memperluas jaringan tak luput pula untuk dilakukan. Itu semua hanya karena mereka yakin bahwa mitos ma­ hasiswa yang hanya berputar-putar di kost dan di kampus segera dilawan. Kini, mereka telah yakin bahwa usa­ ha itu telah sedikit membuahkan has­ il. Ada yang maju dan ada yang masih harus merangkak. Bagi yang usahanya maju, mereka terus memperluas usa­ ha tersebut, tapi bagi yang masih mer­ angkak, mereka terus bekerja keras dan yakin bahwa usaha ini akan sukses. Oleh­nya itu, evaluasi internal terus me­ re­ka lakoni. Dan jika suatu saat usaha tersebut jalan di tempat ataupun bang­ krut, mereka akan menjadikannya se­ bagai pelajaran paling berharga karena itu semua adalah proses belajar. Sebut saja, usaha percetakan dan pe­­­­ner­­­bitan yang dirintis para mantan

ak­ti­­vis pers mahasiswa Ekspresi UNY, usa­­ha yang terbilang penuh risiko ini dila­ko­ni hanya mengandalkan jejaring yang telah dirawat sejak menjadi ak­ tivis Ekspresi, walaupun demikian mere­ ka tetap belajar untuk menjadi enter­ preneur dengan penuh risiko. Demikian halnya, para entrepreneur lainnya, seper­ ti Jamur Resto, Usaha Penjualan dan Ja­ sa Pelatihan Elektronika Bidang Roboti­ ka, Usaha Budidaya Lele Dumbo, Usaha Cathering Incheap, dan lainnya. Mereka dengan jurusnya sendiri tak mau kalah bertarung. Siasat bisnis pun terus di­praktikkan. Dan itu tak tang­ gung-tang­gung! Apapun risikonya akan diha­dapi dengan strategi. Dan mereka hanya berharap agar usa­ ha yang sedang digarapi ini bisa berjalan­ bagai air yang terus mengalir. Jika ada rintangan, itu hanyalah pro­ses yang ha­ rus dipelajari. Dan jika perlu wajib un­ tuk ditaklutkan! Bukan begitu? 


a

ik

am

a

ar ew

/p

al

re

p

.k ro

am

n di


laporan utama

Semangat Baru Entrepreneur Muda Ada guratan semangat tinggi yang terpancar dari mereka, para maha­siswa terpilih penerima dana dari Program Mahasiswa Wirausaha (PMW). Oleh E nda n g Artiati Suhesti

M

ulai tanggal 26 April 2009 lalu, para mahasiswa yang proposal PMW-nya lolos dapat mencairkan­ dana. Serta merta setelah meneri­ ma dana sebagai modal, mereka segera bersiapsiap tancap gas untuk segera merealisasikan usa­ha sesuai dengan proposal yang telah mere­ ka ajukan ke UNY.

Pembantu Rektor III, Prof. Dr. Herminarto Sofyan a

mik

ina

ad

ar pew

r/

ad

m Ah

tsi na

Pewara Dinam i ka J u li 2 0 0 9

Lalu apa sebenarnya Program Mahasiswa Wi­ra­usaha (PMW) itu? Dari liputan yang telah­ dihim­pun, di website (16/03) UNY dijelaskan bahwa Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi­ (Ditjen Dikti) bekerjasama dengan perguruan­ tinggi meluncurkan PMW untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaan dan meningkatkan aktivi­ tas kewirausahaan mahasiswa. PMW berfungsi sebagai jembatan mahasiswa memasuki dunia­ usaha riil melalui fasilitas start up business. Di­ jelaskan pula bahwa PMW diadakan karena ak­ tivitas kewirausahaan masyarakat Indonesia masih sangat rendah dan salah satu penyebab­ nya diduga karena lulusan perguruan tinggi lebih banyak mengejar zona nyaman dengan cara mencari kerja, daripada menciptakan la­ pangan kerja baru. Seperti dilangsir juga dalam website UNY (16/03) Pembantu Rektor III, Prof Dr Herminarto­ Sofyan menjelaskan bahwa adanya program PMW dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti), UNY mendapat dana Ditjen Dik­ ti sebesar RP 1 milyar yang dimasukkan dalam DIPA UNY. ana tersebut untuk sosialisasi pro­ gram sebesar 10 %, dana diklat dan magang se­be­sar 20 %, dana penyediaan modal kerja sebesar 70 %. Pembentukan­ tim sosialisasi telah dilakukan dan ternyata antusias mahasiswa cukup tinggi. Ini terlihat dari proposal ma­ hasiswa yang masuk sampai pada batas waktu yang telah ditentukan 25 Maret 2009 lalu sejumlah 172 proposal dan lolos 53 proposal.


laporan utama Besarnya dana yang dibagikan maksimal 8 juta untuk individu dan maksimal 24 – 40 juta untuk kelompok, dalam praktiknya Prof Juma­ di mengemukakan ketika diwawancarai via tel­ pon bahwa UNY tidak mengambil pembagian dana yang maksimal, karena memberikan ke­ sempatan lebih luas pada mahasiswa yang lain agar bisa mengikuti juga program ini. Ada beberapa agenda dari PMW ini, setelah­ sosialisasi dan seleksi proposal dilakukan.Work­ shop, diklat dan magang wirausaha juga telah­ dilakukan untuk memberi bekal kepada pa­­ra ma­hasiswa. Dikutip dalam website UNY (21/ 04) paparan dari praktisi kewirausahaan, Prof Suyanto, Ph.D., Direktur STIMIK AMIKOM Yogya­ karta, saat mengisi workshop wirausaha di UNY bahwa enteprenuer adalah orang yang mampu menciptakan bisnis baru serta kreatif dan ino­ vatif dengan mengambil risiko dan ketidakpas­ tian untuk mencapai keuntungan dan pertum­ buhan dengan cara mengindentifikasi peluang dan ancaman serta menggabungkan dengan sumber daya yang dimilikinya. Deng­an demi­

kian, jiwa entrepreneur merupakan kunci untuk meraih kesuksesan dalam bisnis. Salah satu ji­ wa entrepreneur yang menonjol adalah sikap mental positif. Sikap mental positif mendorong kita untuk mencapai tujuan dengan gigih.

Lain Usaha Lain Rasanya Jati, salah satu mahasiswa angkatan 2006 ini mengaku segera membuat kolam ikan lele setelah dana pinjaman PMW ada di tangannya. Lima juta rupiah ia dapatkan dan dana itu ia anggarkan untuk membuat 2 kolam dan mem­ beli bibit lele, serta untuk memberi pakan lele. Memang usaha lelenya tidak dari nol, Jati me­ ngaku mengembangkan usaha lele miliki bapak­ nya. Ia berpikir beternak ikan lele risikonya le­ bih kecil. Menurutnya ikan lele mudah untuk­ diternakkan dan ikannya gampang hidup dan tinggal mengembangkan saja.”Di rumah su­ dah ada dua kolam ikan lele. Dan saya menam­ bahkan dengan membuat dua kolam ikan lele,” ujarnya yang mempunyai nama lengkap Jati Budiasih.

Dani, mahasiswa FBS sedang melayani konsumen di outlet di Ramai Mall. Hesti/pewara dinamika

P e wa r a Din a m i k a j u li 2009


laporan utama

dokumen pribadi

Kolam lele yang diasuh Jati

10

Jika Jati mengembangkan lele, Nanda justru­ membiakkan ikan bawal. Ia mengaku begitu men­dapat modal pinjaman, berbagai ubo ram­ pe beternak ikan bawal segera dipersiapkan, mulai dari membuat kolam dan menyebarkan benih ikan bawal “Bulan Juni kemarin bibit ikan bawal sudah disebarkan dan sekarang sudah mulai besar ikannya,” ungkapnya ketika diwa­ wancarai via telepon. Nanda mengaku ikan yang akan ia ternakkan bersama dengan tiga orang temannya sedikit berubah dari ikan nila ke ikan bawal.”Tadinya sebenarnya mau beternak ikan nila, tetapi ka­ lau ikan nila, mitra usaha kami tidak mau ikut memasarkan,” terangnya kemudian. Selain itu,

Pewara Dinam i ka J u li 2 0 0 9

teman Nanda yang sebagai ketua kelompoknya­ sudah punya pengalaman berternak ikan se­ hing­ga mereka menempatkan kolam ikan ba­ wal­­ di belakang rumah ketuanya, Dari modal yang telah diperolehnya sebesar 15 juta, Nanda dan kawan-kawan sekelompok­ nya berkomitmen untuk merintis pengembang­ an usaha ternak ikan bawal dengan sebaik-ba­ ik­nya. ”Kami akan berusaha sebaik-baiknya se­­hingga kami dapat mengembalikan dana pin­ jam­an tersebut,” ujar Nanda yang mendapat­ ba­ gian menjadi peninjau dan promosi ini dengan­ ramah. Di tempat lain, usaha yang dirintis Dani, ma­ hasiswa dari sastra dan bahasa Indonesia ju­


laporan utama ga sudah memperlihatkan grafik yang positif.­ “Alhamdulillah, bulan Juni ini sudah mendapat profit sekitar Rp 3 jutaan. Sudah bisa untuk mem­bayar sewa tempat dan listrik sebesar Rp 1,4 juta rupiah. Sisa laba untuk persiapan ba­ yar angsuran ke UNY,” paparnya. Usaha pen­ jualan komputer dan laptop Dani bertempat di Ramai­ mall, lantai II Yogyakarta ini dirintis ber­ sama dengan empat orang temannya. Karena belum begitu berpengalaman, mereka menam­ bah satu orang personil lagi untuk teknisi. “Ka­ mi banyak dibantu oleh mitra kerja kami dan kami juga masih perlu banyak belajar tentang pasar customernya,” tambah Dani yang men­ gaku tertarik bisnis penjualan komputer kare­ na dalam pandangannya bisa disambi untuk menyelesaikan tugas kuliahnya. Sementara itu, Bu Ari, sebagai salah satu pembimbing para mahasiswa yang mengikuti PMW memberi keterangan, “Alhamdulillah, so far so good. Saya kebetulan pegang yang (baca: kelompok) penerbitan dan ternak ikan lele. Un­ tuk yang lele hasilnya sudah cukup bagus, te­ta­ pi untuk yang penerbitan masih agak lambat­ (baca: perkembangannya) karena tawaran yang datang masih kecil-kecil. Memang untuk yang penerbitan itu berkelompok, jadi mereka masih mencari-cari link. Kalau untuk yang usaha lele tidak ada keluhan, karena dikelola sendiri dan tempat ternak lelenya juga di lahan sendiri. Saya biasanya membimbingnya lewat telpon atau dengan email, dan mereka saya suport.”

Semangat Tinggi Ari, dosen Fakultas Bahasa dan Seni UNY ini melihat bahwa antusias mahasiswa untuk mengikuti PMW begitu tinggi. “Adanya pro­ gram ini (baca: PMW) membantu mereka lebih bermotivasi. Saya bertemu dengan mahasiswa yang gagal pada seleksi proposalnya, mereka mengharapkan peluang untuk bisa lolos,” jelas­ nya via telepon. Ana dan Paul menjelaskan juga bahwa te­ man-teman mereka sekelas banyak yang menga­ jukan proposal untuk mengikuti PMW, tetapi tidak semuanya lolos pada tahapan seleksi pro­ posal dan wawancara. “Kalau bisa ada sesi pre­ sentasi proposal, tidak hanya wawancara saja. Karena yang lalu ada proposal yang bagus ti­dak lolos seleksi, tetapi yang kurang bagus­ malah lolos selek­si,” him­bau Paul

yang mengembang­kan usaha ja­sa peni­tip­an­ dan grooming kucing dengan dana PMW ini.­ “Logika tentang batasan semester dalam sya­ rat PMW juga perlu disampaikan ke anak (ba­ ca: mahasiswa) mengapa perlu ada batasan se­ hing­ga mereka bisa memahaminya,” tambah Ari kemudian Semangat tinggi mereka dalam usaha yang telah mereka mulai tak surut ketika di pertengah­ an Juli sebagaian dari mereka juga harus menja­ lankan KKN ataupun KKN – PPL. “Masih bisa diatasi kok. Kebetulan tempat KKN saya tidak begitu jauh sehingga masih bisa bolak-balik,” ujar Ana yang memegang administrasi usaha perakitan komputer bersama ketiga temannya. Berbeda dengan Dani yang tidak ada pilihan lain selain menunggu tempat usahanya. “Di­ antara kami, hanya saya yang tidak KKN jadi saya yang menunggu usaha kami. Harusnya seh bergantian, tapi tidak apa-apa kok,” ung­ kapnya. Berbeda halnya dengan yang dirasa­ kan Paul. “Saya sedikit kewalahan, karena saya harus KKN dan teman saya juga harus KKN, para pengunjung banyak yang yang saya tolak. Ada celetuk dari mereka, ‘Niat buka gak seh?’,” terang Paul seraya tertawa. Beberapa orang tua dari mereka pun ikut mem­­bantu mengelola sementara. Seperti yang di­ung­kap oleh Nanda, “Karena teman-teman KKN, usaha ikan bawal kami sementara dipe­ gang oleh bapak temen saya,” akunya. Sama hal­nya deng­ an Kisdi, yang meng­aku usaha jamur restonya se­ men­tara ini dipegang oleh ibu dan kedua sau­ da­ranya.”Sementara ini saya KKN, te­tapi untung­nya tidak be­ gitu jauh sehingga sa­ ya masih bisa pulang tiap pagi untuk belanja bahan-bahan yang si­fatnya menda­ dak.” 

ah

m

ad

na ts

ir

/p

ew ar

a

di

na

P e wa r a Din a m i k a j u li 2009

m

ik

a

11


laporan utama

Strategi Bertahan Ala Mahasiswa Ada banyak cara untuk bertahan dalam bisnis. Kerja keras dan jaring­ an tetap mencapai komponen yang penting. Oleh D hia n H aps ari

P

Uncka, Pemilik Super Production

12

rogram wirausaha mahasiswa UNY te­ lah berjalan kurang lebih tiga bulan. Macam-macam pengalaman baru dipe­ tik mahasiswa. Baik mereka yang telah­ memiliki usaha sebelum mendapatkan dana ban­tuan wirausaha maupun yang mendirikan usaha sejak mendapat dana bantuan. Mereka di­tuntut untuk memiliki jiwa kompetisi dalam berwirausaha dan berhadapan langsung den­ gan masyarakat atau pasar. Selain itu, mereka juga dihadapkan perjan­ jian dengan universitas untuk mengembalikan sejumlah uang selama waktu tertentu. Masingmasing kelompok ataupun individu memiliki kewajiban pengembalian sejumlah uang yang ber­beda-beda, sesuai kesepakatan dalam sesi wa­wancara. Wirausaha Pengembangan Usaha­ Budidaya Lele Dumbo yang mendapat modal Rp 5 juta berbeda dengan wirausaha Pengembang­ an usaha cathering Incheap yang mendapat da­na Rp 25 juta dari UNY. Jati Budiasih, mahasiswa FBS, yang mengelola Pengembangan Usaha Bu­ dida­ya Lele Dumbo secara individu mengaku ha­ rus mengembalikan 400 ribu tiap bulan dan 600 ribu untuk dua bulan pertama, sedangkan ke­

Pewara Dinam i ka J u li 2 0 0 9

lompok wirausaha Pengembangan usaha cather­ ing Incheap yang harus mengembalikan Rp 1,6 juta per bulannya. Pengembalian dana bantuan secara berang­ sur tersebut tidak dikenai bunga. Kendati demi­ kian mahasiswa masih ada saja yang menge­ luh kerepotan dalam pengembalian. Hal ini disebabkan karena sepinya order pada bulanbulan awal, masa menunggu panen, maupun kesulitan lainnya. Mau tidak mau mereka tetap harus mengembalikan pinjaman itu. Fika Enggar Prayogo, perwakilan wirausaha Perintisan Sentra Usaha Bola Handmade dan Merchandise bola memiliki strategi khusus­ meng­­atasi pengembalian di bulan-bulan awal.­ “Saya sudah mempertimbangkan di bulan perta­ ma dan kedua, kami akan kesulitan mengemba­ likan pinjaman, makanya kami tidak membelan­ jakan semua uang. Kami anggarkan khusus Rp 5 ju­ta untuk mengembalikan di masa-masa sulit.” Di samping Fika, masih ada Uncka, panggil­an akrab Nawa Ari Pamungkas. Ia memiliki usaha lain dengan memberikan pelatihan komputer, service komputer, dll.

Mengembangkan Usaha Mengembangkan usaha yang sudah berjalan dengan usaha yang baru saja didirikan tentu berbeda. Kelompok Pengembangan Usaha Cathe­ ring Incheap di Samirono yang dijurubica­rai Sa­ frina Arifiani Pelayati, mengatakan usaha yang dimintakan dana beasiswa wirausaha UNY ini sejatinya sudah berjalan sejak pertengah­an 2008. “Usaha itu kami bangun bersama kawankawan satu organisasi berawal dari Badan Ek­ sekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Bahasa dan Seni (FBS).” Ketika itu, mereka berlima menja­ di penyedia snack kegiatan-kegiatan BEM dan organisasi lainnya di UNY. Mereka yang awalnya aktif hanya by order tidak menentu, kini setelah mendapatkan dana


laporan utama tu tertentu apabila mahasiswa yang bersang­ kutan tidak dapat mengembalikan dana ban­ tuan tanpa bunga, ijazah mahasiswa tersebut ditahan universitas. Sekilas kompensasi itu ter­ dengar menyeramkan. Lantas apa tanggapan mahasiswa berkaitan dengan ini? “Memang ngeri juga, tapi dengan begitu ka­ mi justru semakin terpacu menyelesaikan ku­ liah di UNY,” ujar Uncka. Bagaimana pun, da­na pinjaman tetap harus dikembalikan, kenda­ti pa­ da awalnya banyak mahasiswa yangmenduga dana itu tidak perlu dikembalikan. Senada de­ng­an Uncka, beberapa kelompok lain memberi­ kan komentar yang sama. “Kami tetap berupaya se­­maksimal mungkin untuk mengembalikan da­ na pinjaman bernama beasiswa wirausaha UNY itu,” kata Barry, ketua kelompok usaha penjual­ an­ dan jasa pelatihan elektronika robotika. Budi Sulistyo, Kabag. Kemahasiswaan UNY mengatakan, apabila di suatu waktu mahasis­wa tidak dapat mengembalikan dana tersebut­ pada bulan yang sudah ditentukan, tim kewirausa­ haan yang sudah dibentuk UNY dari kemaha­ siswaan akan mengecek ke lapangan dan mem­ pertimbangkan bagaimana baiknya. “Kami te­­tap berupaya memberi kelonggaran waktu un­ tuk­ mahasiswa. Mungkin pada bulan tertentu­ mengalami kesulitan pengembalian, itu akan kami carikan solusinya dan dibahas bersama. Kami akan sangat longgar demi kemajuan ma­ hasiswa. Tentunya sesuai aturan dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.” 

foto-foto dhian hapsari/pewara dinamika

bantuan Rp 25 juta dari UNY mulai menggen­ jot usahanya. “Kami berencana akan membuat cathering yang menyediakan makanan seharihari mahasiswa kos di sekitar UNY, sehingga paling tidak ada masukan dan produksi setiap hari.” Pemasukan ini diharapkan dapat menu­ tup pengembalian yang dijatahkan selama 15 bulan. Usaha yang sudah dimulai sebelum mendapat­ kan dana beasiswa UNY juga dilakukan Jati Bu­ diasih. Ia mengajukan dana atas nama individu untuk mengelola usaha budidaya lele dumbo. Usaha tersebut sudah dimulainya sejak 1,5 ta­ hun lalu sebagai usaha keluarga. Tidak heran Ja­ ti berani mengajukan dana atas nama individu. “Jati cukup cerdik dalam berwirausaha, meski ia meminjam 5 juta dan sudah cukup berhasil mengelola usahanya ia tetap mengambil jang­ ka pengembalianyang lumayan panjang, 10 ka­ li angsuran,” papar Ari Kusmiatun, dosen Pen­ damping Jati Budiasih. Budidaya lele dumbo yang dikelola Jati terbi­ lang cukup berhasil. “Setelah panen lele, kami berupaya mengembangkan usaha ini dengan membuka pemancingan. Alhamdulillah, rinti­ san ini sudah terasa manfaatnya,” kata Jati. Pemancingan yang sudah berjalan sekitar dua minggu ini cukup menggembirakan. Keuntun­ gan kotor per harinya saja mencapai 300 ribu. Keuntungan ini belum dipotong untuk pengem­ bangan pembibitan lele, pakan lele, dan biaya operaional lainnya. “kalau laba bersihnya seki­ tar Rp 70 ribu per hari.” Tidak jauh berbeda dengan Anton Wardoyo, bersama kawan-kawannya Andri Kurniawan, Agung Hudi Kurniawan, Nanang Sunandar, dan Sami Suprapto, yang membuka usaha Smart­ Net di Jalan Piyungan Prambanan Km.3. Dalam jangka waktu dua bulan, terhitung sejak berdiri pada 29 Juni 2009, mereka telah berkembang pesat. “Penghasilan kami sudah dapat menghi­ dupi usaha warnet kami. Baik untuk membayar listrik dan speedy, meskipun dengan sisa keun­ tungnya kotor yang sedikit. Sekarang pendapat­ an kami mencapai Rp. 2 juta perbulan, cukup hebat untuk usaha yang baru dibuka.” Keun­ tungan itu mereka rencakan untuk pengem­ bangan warnet ke depan, antara lain dengan mem­pekerjakan karyawan.

Penahanan Ijazah Sebagaimana dana pinjaman, mahasiswa pun wajib mengembalikan. Dalam jangka wak­

P e wa r a Din a m i k a j u li 2009

13


laporan utama

Mereka yang Bermodal Terbesar Mereka percaya bahwa modal besar merupakan komponen penting yang menggerakan bisnis yang sedang mereka guluti. Oleh D hia n H aps ari

B

agi kami ini termasuk modal yang pas-pasan,” demikian ung­kap Bar­ ry Nur Setyanto, ketua kelompok wirausaha Perintisan Usaha Penju­ alan dan Jasa Pelatihan Elektronika Bidang Ro­ botika ketika ditanya seberapa manfaat dana beasiswa wirausaha sebesar Rp 25 juta yang di­te­rimanya. Dana awal yang diusulkannya sebesar Rp 40 juta, namun pada tahap wawancara usulan Bar­ ry dan kawan-kawannya itu dipertimbangkan kembali hingga akhirnya jatuh di angka Rp 30 juta. “Setelah itu kami ditawari Pak Khotibul Umam, katanya kalau tidak diturunkan menjadi Rp 25 juta, dana yang awalnya untuk kami itu akan diberikan kelompok lain,” papar­nya. Dari­ pada tidak mendapat apa-apa, akhirnya Barry dan kawan-kawan menyetujui tawaran terse­ but. “Otomatis, anggaran dana yang disetting Rp 40 juta diubah total dan hasilnya begini. Nang­gung juga, tapi kita tetap kerja keras,” pa­par­nya. Bukan hanya Barry, cs yang mengalami hal serupa. Anton bersama kawan-kawannya yang

membuka usaha warnet pun merasa dana yang diberikan universitas terbilang masih mepet. “Setelah kami survei dana paling kecil sekitar Rp. 50 juta dan bermacam-macam jawaban dari pelbagai pemilik warnet.” Hasil survei itu ke­ mudian dikembangkannya menjadi proposal pengajuan dana dengan mempertimbangkan ketentuan dari universitas: tiap satu orang ma­ hasiswa mendapat Rp 8 juta. “Nah dari situ ka­ mi sudah bisa memegang dana Rp 40 juta dari 5 anak, tinggal memikirkan kekurangan dana Rp 10 juta,” papar Anton, sang ketua kelompok. Kenyataan berkata lain, dana yang keluar mak­­simal Rp 25 juta saja. “Kami cukup lama dan pusing memikirkan tambahan dana yang se­­pa­ruh­nya dari anggaran awal kami. Tetapi atas dasar rasa tanggung jawab atas proposal yang kami buat dan rasa kemauan yang kuat da­ ri­ kami, akhirnya kami tetap maju, kami menam­ bah­ modal swadaya sekitar Rp 5 juta.” Menurut Budi Sulistyo, Kabag Kemahasis­wa­ an UNY, dana yang diluncurkan itu memang ber­ubah dari yang awalnya maksimal 40 juta­ menja­di Rp 25 juta. “Ini dimaksudkan agar lebih­ banyak mahasiswa yang mendapatkan dana ban­tuan wirausaha.” Semakin banyak mahasis­ wa, baik itu kelompok maupun individu, yang mendapat­kan dana beasiswa wirausaha, dihar­ apkan semakin banyak pula mahasiswa UNY yang menciptakan lapangan pekerjaan. “Kami prihatin de­ngan banyaknya pengangguran ter­ didik di In­donesia. Semoga program dari Dikti ini dapat­ mengatasi masalah tersebut.” foto-foto dhian h/pewara dinamika

14

Pewara Dinam i ka J u li 2 0 0 9

Belanja Awal Pasca dana yang diajukan keluar, mahasis­wa­ harus segera mengalokasikan dana untuk sesu­ ai proposal yang diajukan, baik mencari barang dagangan, menyewa tempat usaha, maupun lang­kah awal lainnya. Fika, Ketua Kelompok usa­ ha perintisan sentra bola handmade dan mer­ chandise di Kulon Progo mengatakan, “Setelah


laporan utama dana keluar kami langsung survei harga dan be­ lanja barang-barang olah raga.” Pelayan toko tem­pat Fika, dkk., datangi sempat gerah deng­ an banyaknya pertanyaan yang mengalir dari­ nya. “Kami disangka cuma tanya-tanya dan ti­ dak beli,” kenangnya. Pelayan toko itu akhirnya percaya padanya setelah ia mengambil semua barang yang diperlukan lalu mengeluarkan se­ jumlah uang. “Mereka kaget dengan uang sepu­ luh juta yang kami sodorkan, dikiranya kami ma­ in-main dengan mereka padahal kami sa­ngat serius dengan usaha ini.” Lain hanya dengan Barry, dkk. Mereka lang­ sung mencari tempat yang strategis untuk usa­­ ha­nya yang tidak lain di Karangmalang yang nota­­be­ne berdekatan dengan kampus UNY. Me­ re­­­ka memilih tempat usaha di dekat kampus­ de­ ng­­an alasan mudah dijangkau dan dekat deng­an mahasiswa. Namun bukan berarti dekat de­ng­­ an­ kampus saja usaha mereka memasarkan ba­ rang dagangan. “Kami juga memiliki website www.ben2123.com dan membuka stand di ber­ bagai pameran, terutama pameran yang berkai­ tan dengan robot,” kata Barry yang membuka usaha bersama Raras Gistha Rosardi, Kukuh Pra­ setyo HP, Laily Noor Ikhsanto, dan Kartini Karti­ kasari. Tempat usaha yang strategis tentu diim­ bangi harga sewa yang tidak kecil. Barry, dkk. yang menyewa di daerah Karangmalang harus rela merogoh kocek dalam-dalam. “Uang sewa tempat usaha sebesar 4 x 3 meter ini memang besar. Kami mengeluarkan Rp 9 juta untuk sewa selama 1,5 tahun.”

Pemasukan dan Pengembalian Pemasukan awal dari tiap usaha memang ber­ beda. Tergantung dari seberapa besar­ pro­duk­ dan jasa diserap pasar. Usaha yang baru saja di­ di­rikan akan berbeda dengan usaha yang su­dah ber­jalan. Namun rata-rata wirausaha mahasis­ wa UNY merupakan usaha rintisan yang dimu­ lai saat keluarnya dana bantuan. Pemasuk­an awal untuk usaha ini masih sa­ngat minim. “Pemasukan awal kami sekitar Rp 1,5 juta per bulan. Ini sudah lumayanlah,” ungkap Fika,­ pemilik nama lengkap Fika Enggar Prayogo, ma­ hasiswa PJKR FIK 2007. Berdasarkan wawanca­ ra dengan pihak universitas, Fika bersama ka­ wan-kawannya, Dwi Apriyanto, Saeful Amri, Jati Satyaning R., dan Nur Sita Utami yang semu­ anya mahasiswa PJKR FIK, harus mengemba­ likan sebesar 2,2 juta per bulannya. Pemasuk­ an ini berasal dari penjualan bola handmade,

Dua robot buatan wirausahawan UNY yang di pajang di etalase.

kaos, asesories olah raga lainnya. Pemasukan ini terbilang cukup besar diban­ dingkan Barry cs, yang menghasilkan sekitar Rp 1 juta per dua bulannya. “Dari pemasukan itu ka­mi mengembalikan Rp 1.050.000 per bu­ lan­nya.­ Agak kerepotan juga, tapi nanti kalau­ sudah berjalan Insya Allah kami targetkan pe­ masuk­an lebih dari itu.” Kecilnya pemasukan tersebut dipengaruhi sepinya even kompetisi robot dan even yang berkaitan dengan usaha­ nya. “Bia­sanya kompetisi itu diadakan bulan De­ sem­ber, Januari dan Februari di tingkat nasio­ nal, sedang­kan kompetisi robot line follower bi­sa diadakan setiap 1-2 bulan sekali di Jogja dan ko­ ta-kota be­sar lainnya.” Kompetisi yang ramai dii­kuti ma­ha­siswa teknik itu ditargetkan akan meraup keun­tungan kotor sebesar Rp 2 juta per bulan, tambahnya.

Harapan Barry cs dan Fika cs adalah dua dari delapan kelompok mahasiswa UNY yang mendapatkan dana beasiswa wirausaha sebesar 25 juta. Dana bantuan tanpa bunga ini dapat memberi angin segar mahasiswa UNY yang berjiwa wirausa­ ha. Lantas apa harapan mereka dengan adanya dana bantuan wirausaha dari kampus ini. “Kami berharap dapat membantu mahasis­ wa, terutama mahasiswa teknik dan elektro, maupun mereka yang hobi merakit robot deng­an menyediakan barang dan jasa pelatihan. Se­lain itu, kami juga mendukung supaya maha­ sis­wa lebih kreatif, inovatif, dan memiliki jiwa kom­petitif dalam bidang robotika,” jelas Barry­ mewakili kawan-kawannya. Tidak jauh berbeda dengan Fika. Ia berharap UNY dan kelompoknya dapat turut mewarnai industri alat-alat olahraga. “Kalau kami tidak da­ pat memberikan medali untuk Indonesia seba­ gai atlet, setidaknya kami memberi kontribusi lain di bidang olahraga yaitu menyediakan alatalat olahraga buatan anak negeri yang berstan­ dar internasional.” Semoga tidak berhenti begitu saja setelah kami lulus, katanya kemudian. 

P e wa r a Din a m i k a j u li 2009

15


laporan utama

Mendukung WCU Lewat Buku Dengan mengguluti bisnis perbukuan, mereka yakin bahwa citacita UNY menuju WCU bisa dicapai. Ole h D hia n H apsa ri

B Novita Permatasari

erawal dari Lembaga Pers Mahasiswa EKSPRESI, lima mahasiswa berangkat bersama merintis usaha Penerbitan, Per­cetakan, dan Distribusi Buku C.V Pra­mu­media. Mereka berkeyakinan wirausaha yang terbilang idealis ini dapat berkembang dan menghasilkan buku-buku bermutu di bi­ dang pendidikan. Kelima mahasiswa yang dimaksud itu antara lain Novita Permatasari, Ariska Prasetyanawati, Andi Sulistyo, Burhanuddin Aziis, dan Arif Rah­ man. Mereka didukung oleh tiga kawan lainnya yaitu Iswarta Bima Pangukir Ilham, Budi Mulyo­ no, dan Nur Iswarso. “Ketiga kawan ini memban­ tu operasional kami dan keperluan lainnya kare­ na untuk mengelola penerbitan ini tidak cu­kup hanya dengan lima orang saja,” jelas Sari, pang­ gilan akrab Novita Permatasari.

dokumen pribadi

Memilih Usaha Penerbitan Belum lama ini harga­ sempat gonjang-ganjing dikarenakan krisis global sehingga mempe­ngaruhi dunia usaha, tidak ter­ke­ cu­ali bisnis perbukuan di tanah air. Berapa banyak pe­nerbitan yang gulung tikar disebabkan pa­sar bu­ ku yang tidak menentu. Lan­tas mengapa mereka memilih dunia penerbitan sebagai usaha wirausaha yang notabene memiliki pa­sar terbatas? “Memang usaha pener­ bitan itu tidak mudah, apa­ lagi setelah kami observa­ si di Jogja banyak sekali pe­­nerbitan berarti akan ba­nyak saingan, tapi kami­ ya­kin dengan pilihan itu

16

Pewara Dinam i ka J u li 2 0 0 9

ka­re­na basic pe­ngalaman kami di penerbitan.” Me­re­ka yang tergabung dalam menjadi satu tim wi­rausaha ini paling tidak memiliki pengalam­ an­ di bidang pe­nerbitan sekitar kurang lebih dua hingga lima tahun. Selain itu, mereka sebagai anggota aktif­ pers mahasiswa Ekspresi merasa memiliki jaring­an yang luas di bidang penerbitan, percetakan dan distribusi. “Untungnya kami kenal dengan­ ba­ nyak pengusaha media dan kakak-kakak yang da­pat membantu memecahkan masalah ten­ tang­ perbukuan maupun usaha yang sedang ka­­mi rintis ini,” kata Sari yang juga didukung Bu­di Mulyono. Pengalaman di bidang penerbitan juga dida­ patkan mereka dari magang di penerbitan yang sudah berjalan dan memiliki jaringan luas seper­ ti Diglossia Grup yang menerbitakn buku-buku umum, Neomedia penerbit buku teknologi infor­ masi, dan Qudsi Media, penerbit buku-buku re­ ligius. Pemagangan itu dilakukan kurang lebih­ selama satu minggu. “Di luar itu, kami tetap me­ ngeruk pengalaman dari penerbitan sebelum­ pendirian penerbitan ini.” Pengelolaan Tempat yang strategis dan mudah dijangkau­ menjadi prioritas utama untuk tempat usaha, namun hal ini agaknya tidak terlalu dipenting­ kan C.V Pramumedia. Paling tidak untuk semen­ tara waktu. Mulai saat ini hingga enam bu­lan ke depan, C.V Pramumedia bermarkas di jl. Kenari no.10 Manukan Condongcatur, Sleman. “Kami me­mang hanya menyewa selama enam bulan dengan biaya sewa 1,3 juta. Pertimbangan ka­ mi ya, ini untuk mencoba dulu.” Terlebih lagi, menurut Sari, yang paling pen­ting untuk masamasa awal berdiri ini bukanlah tempat, melain­ kan bagaimana mencari jaring­an sebanyakba­nyaknya dan percepatan perpu­taran uang deng­an kerja-kerja distribusi, jasa cetak serta pro­duk­si untuk memenuhi target pemasukan.


Tidak heran, saat ini mereka sedang getol menggarap sebuah buku Ensiklopedi. Renca­ nanya buku tersebut akan dilempar ke pasaran anak-anak. Bidikan ke pasar anak-anak ini bu­ kan tanpa alasan. “Kami memandang pasar anak-anak lebih bagus karena nantinya akan ka­mi sebarkan ke sekolah-sekolah,”paparnya. Bu­kan itu saja, beberapa anggota dalam tim wi­ra­usaha pernah berkecimpung dalam usaha­ distribusi buku-buku anak, 3 Kids. Penyusunan buku ensiklopedi hanya satu dari beberapa strategi mengembangkan usaha­ ini. Mereka memiliki cara lain untuk memper­ kaya naskah yaitu bekerjasama dengan penu­ lis lepas dengan sistem kerja freelance, membe­ li naskah dari penerbit lain, menerima naskah yang diajukan penulis luar ataupun lembaga luar. “Ini strategi yang akan diterapkan untuk divisi redaksi,” jelas Budi. Sistem pembelian naskah yang kami guna­ kan adalah sistem beli putus, yakni pembelian­ naskah dengan pembayaran kepada penulis se­ besar 10% dari biaya produksi, sehingga keti­ ka buku tersebut best seller, keuntungan menja­ di milik penerbit seutuhnya. Strategi lain disusun sesuai divisi yang diben­ tuk. Tentu saja strategi yang akan dilancarkan sesuai dengan kondisi di lapangan, tambah­nya. Divisi Produksi, misalnya. Divisi ini harus pan­ dai-pandai mencari jaringan yang memung­ kinkan memesan jasa percetakan, baik link yang didapatkan dari kawan-kawan mahasiswa mau­ pun link di luar kampus. “Sebagai awalan, ka­ mi telah menerima beberapa order desain dan cetak.” Kerja-kerja lain juga harus diimbangi divisi­ lain seperti Divisi Distribusi dan Divisi Adminis­ trasi. Kedua divisi ini melakukan riset toko dan menjual buku-buku dari penerbit yang telah men­jadi relasi C.V Pramumedia untuk kemudi­ an dijual dalam pameran-pameran. “Kami meng­ ikuti pameran-pameran yang dapat kami jang­ kau di kampus sendiri dan kampus tetangga. Yang jelas, kami harus terus memantau kegia­ tan apa yang dapat kami tembus untuk mem­ buka stand penjualan buku.” Pameran yang akan dimasuki tentunya dipu­ tuskan dengan penuh pertimbangan, sehingga keikutsertaan kami tidak bersifat gambling dan memiliki target yang jelas. “Buku-buku yang ka­ mi suguhkan setiap mengikuti pameran pun me­ lewati riset dari hasil penjualan yang terda­pat di data administrasi. Buku-buku tersebut ber­

Dhian/pewara dinamika

laporan utama

sifat everlasting, yakni buku-buku yang tak le­ kang dimakan waktu-seperti buku-buku pro­ gram komputer, buku-buku pengembangan diri, dan pengetahuan-, sehingga tiap tahunnya­ selalu ada penjualan,” tambah Sari.

Harapan Kelompok wirausaha yang mendapatkan da­ na Rp 22 juta ini berharap usahanya tidak seka­ dar berpartisipasi dalam program Dikti yang akan selesai ketika pinjaman telah diluna­si. Me­ re­ka memiliki mimpi menjadi wirausahawan yang mengelola usaha hingga menghidupi kelu­ arga kelak. Untuk itu, anggota dan pendukung usaha akan mendapatkan gaji yang ditetapkan sebesar Rp 200.000 per orang. Ari Kusmiatun, M.Hum., pendamping wirau­ saha yang juga dosen FBS, menyatakan gaji yang rencananya akan diberikan tersebut seba­ iknya jangan dulu dilakukan. “Sekarang yang penting bagaimana mengelola usaha itu sehing­ ga dapat hidup. Gaji bisa dipikirkan setelah usa­ ha itu berjalan dengan baik. Pertama kan peng­ abdian dulu.” Lebih dari itu mereka berharap dapat mendu­ kung program World Class University yang dica­ nangkan UNY dengan meningkatkan budaya li­ terasi baik mahasiswanya maupun dosennya. “Mengangkat UNY dapat berbentuk apapun, ka­ lau kami kebetulan dapat menulis dan berkecim­ pung di dunia perbukuan, ya, itulah sumbang­an kami untuk universitas pada khususnya dan In­ donesia pada umumnya.” 

Budi Mulyono dan Nur Iswarso, mahasiswa UNY cum pegawai CV Pramumedia, sedang mengepak buku-buku.

P e wa r a Din a m i k a j u li 2009

17


laporan utama

Jamur Resto Sate Jamur, Tongseng Jamur, Bakso Bakar Jamur, Mie Jamur, Cap cay Jamur, Jamur Goreng Tepung, Keripik Jamur, semuanya tersaji di Jamur Resto. Ole h E nda n g Artiati Suhesti

A

dalah Kisdi Triyanto, pemilik warung makan serba jamur yang terletak di Gaten Trienggo Bantul. Mahasiswa jurusan Kimia Fakultas Matematika­ dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) ini men­ coba berbisnis lewat warung makannya yang terletak 300 meter dari timur kolam renang Bantul. Dengan mengikuti Program Mahasiswa Wirausaha (PMW), Kisdi memperoleh dana se­ besar 6 juta. Dana itu ia habiskan untuk mem­ persiapkan segala sesuatu yang dibu­tuhkan un­tuk mewujudkan ‘Jamur Resto’. “Sebenar­ nya dananya tidak cukup, dari kantong sendi­ ri nambah sekitar dua jutaan,” akunya sam­bil ter­senyum. Jauh sebelum ada Program Mahasiswa Wira­ usaha, Kisdi telah berencana akan membuka sebuah tempat usaha. “Sudah ada niatan sebe­ narnya. Lahan juga sudah ada, karena kebetul­ an keluarga punya rumah yang tidak ditempa­ ti.Waktu itu belum ada dana, dan sebenarnya sudah mau hutang di bank,” ungkap Kisdi. Lalu ada peluang mendapatkan dana dari kampus, ia pun mencoba dan berkompetisi dengan ma­ hasiswa lainnya. “Saya buat proposalnya lebih­ ringkas tetapi lebih matang dan dana yang sa­ ya ajukan di proposal waktu itu Rp 8 juta, tidak­ terlalu banyak. Saya juga berikan keterangan­ bahwa saya pernah juga membuka usaha (ba­ ca: makanan) tomat rasa kurma. Jadi mungkin­ karena itu semua saya lolos proposalnya,” te­ rang Kisdi, anak bungsu dari tiga bersaudara ini mencoba menganalisa. Awal yang baik menurutnya karena pada­ sa­ at grand opening (23/5) menu makanan jamur yang Kisdi sajikan laris manis. Acara waktu itu diramaikan musik dari band teman-teman saya dan diskon harga menu sebesar 50 %. “Buka pukul 11.00, pukul 14.00 sudah habis,” ungkap­ nya penuh kelegaan. Alhamdulillah, lanjut Kis­ di, warung jamur ini bisa berjalan dengan lan­ 18

Pewara Dinam i ka J u li 2 0 0 9

car, tanggal 10 Juli lalu sudah bisa mengangsur Rp 500 ribu ke UNY untuk yang pertama kali.

Gemar Memasak Lahir dari rahim Julastri, Kisdi punya kege­ maran mencoba resep masakan. “Biasanya saya cari resep makanan dari internet,” ungkap­nya. Resep masakan yang sudah dicoba biasanya di­ u­jikan kepada teman-temannya. Dari hobi me­ masak itulah, Kisdi mencoba untuk membuka usaha. Ia awali dengan membuka usaha masak­ an “Torama”, kepanjangan dari Tomat Rasa Kur­ ma, sejenis manisan kering dari tomat tetapi deng­an rasa kurma. Usaha ini tidak lama karena hanya bertahan sekitar dua bulan. “Kendalanya­ harga tomat waktu itu tidak stabil banget. Ja­ di harga tomat kalau waktu murah tidak seper­ ti harga tomat dan waktu mahal tidak seper­ ti harga tomat. Waktu murah bisa harganya Rp 400,-, tapi bisa langsung naik menjadi Rp 8.000,- perkilonya, Jadi kenaikannya berapa ri­ bu persen itu, sehingga usaha berhenti karena waktu harga tomat mahal, usaha menjadi ti­dak­ cucuk,” terang Kisdi ketika ditemui di tempat­ usahanya. Setelah mencoba Torama, Kisdi terlihat lebih­ matang dalam merintis usaha Jamur Resto. Ia ti­dak lagi mengkhawatirkan harga bahan baku untuk usahanya. “Harga jamur relatif stabil, bah­kan kalau saya perhatikan semakin lama (ba­ca: harganya) malah bisa turun, dulu aja har­ ganya Rp 8.000,- sekarang malah sudah turun­ menjadi sekitar Rp 7.500,- dan itu bisa turun lagi karena petaninya makin banyak,” ungkap­ nya berspekulasi. Ketika ditanya mengapa tertarik membuka Jamur Resto, Kisdi membeberkan alasannya, ia me­lihat peluang dengan adanya jamur yang me­limpah ruah di daerahnya. “Kalau bahan ba­ kunya banyak kan tidak masalah dan saya bisa mendapatkan jamur langsung dari petani­nya


laporan utama sehingga harganya bisa lebih murah. Untuk ja­ mur tiram Rp 7.000,- s.d. Rp 8.000,- untuk ja­mur merang sampai Rp 15.500,- . Mereka ba­nyak yang menghubungi saya untuk menawar­kan ja­ murnya. Saya sebenarnya juga terinspirasi dari warung jejamuran yang ada di jalan Magelang,” ungkap anak ketiga ini dengan ramah. Walaupun masih baru, Kisdi mengaku cukup lihai untuk membedakan kualitas jamur, mana jamur yang kualitas (kw) 1 atau kualitas (kw) 2 dia sudah cukup paham. “Gampang sebenarnya,­ karena kelihatan banget. Jamur merang akan menjadi kw 2 atau kw 3 yang sudah kelihatan mekar, kalau masih bulat-bulat itu termasuk kw 1. Tetapi jamur merang yang bulat bisa men­ jadi kw 2 jika pangkalnya ketika dipotong ber­ warna coklat atau hitam, itu jelas sudah agak jelek dan rasanya akan pahit. Tetapi bila ber­ warna putih jelas masih bagus. Untuk jamur

yang tiram, dikatakan kw 1 itu jika berwarna putih, masih utuh dan lebar-lebar. Jamur tiram akan menjadi kw 2 kalau warnanya sudah cok­ lat dan pecah-pecah,” papar Kisdi membagi se­ dikit ilmunya. Tidak ada yang spesial dalam menu jamur yang disajikan Kisdi. Ia hanya menawarkan me­ nu-menu yang orang sudah mengenalnya. “Ka­ lau untuk nama masakan yang aneh-aneh se­ pertinya belum, kalau tongseng ya bentuknya tongseng memang bedanya bahannya dari ja­ mur.Untuk jamur dan cap cay saya kembangkan sendiri,” ungkap Kisdi yang belajar menjadi koki di warungnya. Meski begitu, Kisdi tetap brows­ ing menu-menu lewat internet. “Aku coba-coba menunya untuk penyempurnaan,” tutur Kisdi yang terinspirasi dengan semangat bisnisnya Bu Retno, gurunya saat di Sekolah Mene­ngah Teknologi Industri Yogyakarta.  Budi Mulyono dan Nur Iswarso, mahasiswa UNY cum pegawai CV Pramumedia, sedang mengepak buku.

Hesti/pewara dinamika

P e wa r a Din a m i k a j u li 2009

19


laporan utama drs. Budi Sulistyo

(Mahasiswa) Belajar Bisnis Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) telah berjalan beberapa bulan, sebagian mahasiswa UNY mendapat kesempatan untuk membuka us­ aha dengan pinjaman tanpa bunga, baik secara individu maupun secara kelompok. Dana 700 juta telah digulir­ kan kepa­ da para

mahasis­wa yang lolos seleksi proposalnya. Lan­ tas seper­ti apa sebenarnya PMW itu, kita simak wawancara khusus Endang Artiati Suhesti, re­ porter Pewara Dinamika, dengan Budi Sulistyo, Kabag Kemahasiswaan UNY. Apa yang melatar belakangi adanya Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) ini? Dari data yang ada, lulusan Perguruan Ting­ gi di Indonesia setelah lulus mencari pekerja­ an­ sulit. Satu sisi formasi perkerjaan dalam ma­sya­rakat sangat terbatas. Kalau hal ini berlan­jut terus menerus maka akan men­ jadi penganggur­an terdidik dan sangat membahayakan bagi­ semua. Kedua, sa­ lah satunya adalah ma­hasiswa diharap­ kan bisa mencip­takan lapangan peker­ jaan untuk bisa tetap survive dan bisa hidup da­lam masyarakat. Makanya deng­an kondisi ini, Dikti mengeluar­ kan program kewirausahaan. Program ini senyampang dengan ada­ nya pe­ning­katan ang­ gar­an pendi­dikan yang 20%.

oto:

-f foto d Ahma ika

inam

d wara

ir/pe

Nats

20

Pewara Dinam i ka J u li 2 0 0 9


laporan utama Apakah PMW ini hanya untuk Perguruan Ting­­gi Negeri? Tidak hanya perguruan tinggi negeri saja, te­ tapi juga di perguruan tinggi swasta. Tetapi ka­ lau di perguruan tinggsi swasta melalui Koper­ tis, dan tergantung juga pada Kopertisnya. Apakah besarnya dana yang diluncurkan sa­ ma sebesar Rp 1 Milyar? Tidak sama. Khususnya perguruan tinggi­ yang besar yang sudah BHMN, mendapat dana Rp 2 M. Malah ada yang kurang dari Rp 1 M. Ada Poli­teknik yang hanya mendapat Rp 500 ju­ ta, dan sebagainya, tergantung dari besar kecil­ nya pergu­ruan tingginya. Apakah ke depan ada peluncuran dana lagi untuk tahap selanjutnya? Belum tahu juga. Kalau tidak diluncurkan, perkembangannya lambat karena dana yang su­ dah kita gulirkan pengembalian dari mahasis­ wa melalui angsuran dan tergantung deal kita dengan mahasiswa dalam jangka berapa bu­ lan sekali pengembaliannya. Jangka sampai ki­ ta membebani mahasiswa. Misalnya empat bu­ lan setelah pencairan dana, mungkin dua bulan berikutnya bisa mengangsur sekian persen, lalu berikutnya sekian persen karena mungkin su­ dah bisa stabil. Kita harapkan sebelum mereka wisuda, sudah bisa mengembalikan seluruh­nya. Berapa besarnya dana yang digulirkan un­ tuk setiap mahasiswanya? Dari TOR Dikti, per mahasiswa costnya sam­ pai Rp 8 juta tiap mahasiswa dan kalau kelom­ pok­ sampai Rp 40 juta. Kok kenapa UNY hanya­ Rp 5 juta­an? Hal ini mengingat, mahasiswa di UNY sampai Rp 26 ribuan dan mahasiswa yang mengajukan proposal PMW banyak sekali se­ hingga Bapak Pembantu Rektor III memberi kebijakan sekitar­ Rp 5 jutaan saja per maha­ siswanya. Kebijakan ini sebenarnya tidak hanya­ di UNY saja, ada kese­pakatan dengan beberapa­ perguruan tinggi yang lain, tujuannya agar le­ bih banyak mahasiswa yang mendapat kesem­ patan mereka untuk berlatih bisnis. Ada dari mahasiswa yang complain menge­ nai besarnya dana yang diluncurkan kenapa ha­ nya sebesar Rp 700 juta. Bagaimana Anda me­ nang­gapinya? Kami sebenarnya ingin bisa meluncurkan le­ bih banyak lagi. Tetapi dalam TOR Dikti memang­

dikatakan segitu. Aturan mainnya ya se­perti itu, ada biaya operasional. Ada biaya untuk sosiali­ sasi sekian persen, biaya pemagangan sekian persen, diklat sekian persen, ada biaya operasi­ onal untuk tim pembimbing dan mitra usaha yang digunakan untuk magang juga kita beri ho­nor karena ini kapasitasnya bisnis. Dalam persyaratan PMW, ada batasan maha­ siswa yang ikut PMW semester 5 Mengapa per­ lu seperti itu? Aturannya memang seperti itu. Kalau saya pri­badi justru dari semester awal malah lebih baik. Mungkin meskipun tidak tersurat, begini, mahasiswa yang sudah semester itu (baca: se­ mester 5) emosi kejiwaannya sudah siap. Mung­ kin karena semester awal sampai semester 4 diharapkan berkonsentrasi terlebih dahulu pa­ da kuliah. Kan kita tidak mengharapkan maha­ siswa tidak menyelesaikan akademiknya. Ada harapan dari salah satu mahasiswa yang ikut PMW ini yang mengatakan kalau bisa meng­ angsur secara on time, inginnya ada reward. Mungkin ada pengurangan dana pinjaman­ atau ada penambahan modal. Bagaimana Anda me­ nanggapinya? Itu belum terpikirkan sampai ke sana. Dana dari Dikti itu tidak boleh berkurang. Dana terse­ but juga tidak bertambah, jadi reward-nya dari­ mana..hehehe. Orang yang sudah terjun dalam bisnis, mendapat pinjaman tanpa modal itu adalah suatu anugerah. UNY sebenarnya perlu ada lembaga yang fokus mengurusi kewirausa­ haan mahasiswa.

Pendidikan: S1 Psikologi Pendidikan dan Bimbingan FIP UNY • KARIER: staff di Bagian Kepegawaian IKIP Yogyakarta (19811994) Kasubag Program Data dan Informasi Lembaga Penelitian UNY (1994-2004) Kabag Kemahasiswaan UNY (2004-sekarang)

Kalau seandainya program ini dapat mem­ buat lama studi mahasiswa, bagaimana men­ urut Anda? Kami harus bertanggung jawab agar aka­de­ mik dan entrepreneurnya berhasil Harapan Anda ke depan? Saya berharap ke depan, Dikti meluncurkan satu dana lagi supaya mahasiswa lebih banyak yang mendapat kesempatan berwirausaha. Ti­ dak hanya masalah berhasil atau tidak berha­ sil tetapi (baca: mahasiswa) bisa berlatih dan merasakan bahwa hidup ini penuh kompeti­ tif. Jiwa kompetitif dan jiwa enterpreneurnya terbangun. Kalau belum punya kesempatan di kampus, mungkin setelah dari kampus punya kesempatan.

P e wa r a Din a m i k a j u li 2009

21


berita Penyerahkan Surat Keputusan CPNS

Saatnya Pengabdi untuk UNY

Ahmad Natsir/PEwara Dinamika

CPNS Dosen UNY yang diterima masih S1 harus segera S2 tidak ada alasan, dan sebelum S2 selesai tidak diberi tuga­s, dan S2 harus diselesaikan dalam jangk­a waktu 2 tahun paling lama 3 tahun, ja­ di ini harus konsentrasi betul bagi do­ se­­n S1 sebagaimana surat yang anda tan­­da tangani dan sanggup segera S2 ti­­­dak ada alasan tidak ada beasiswa. Hal tersebut disampaikan Pembantu Rek­­to­r II UNY Sutrisna Wibawa, M.Pd. pa­­da acara Penyerahan SK CPNS UNY di Ru­ang Sidang Utama Rektorat UNY, Jum­­’at (3/7). Pada kesempatan tersebut diserah­ ka­n 30 SK CPNS yang terdiri atas 27 te­ na­­g­a dosen dan 3 tenaga teknisi, seca­ 22

Pewara Dinam i ka J u li 2 0 0 9

ra rin­­ci : dosen FBS 6 orang, FIP 3 orang, FMIPA 4 orang, FISE 5 orang, FT 2 orang, FIK 7 orang, dan tenaga teknisi ditem­ patkan di Bagian Keuangan 1 orang, Pus­ kom 1 orang, dan Jurusan Bahasa Ing­ gris FBS 1 orang. Dalam acara tersebut Su­rat Keputusan CPNS Tahun 2008 di­ serahkan oleh Rektor UNYDr. Rochmat Wahab, M.Pd., MA., didampingi oleh Pem­bant­u Rektor I, Pembantu Rektor II, Pembant­u Rektor III, disaksikan Pa­ ra Dekan, Pembantu Dekan II dan Para Kepa­la Biro UNY. Semua SK ditetapkan per 1 Januari 2009 sebagai penghitungan masa kerj­a dan untuk menghitung CPNS menjadi PNS dimulai pada saat ditetapkannya

seseorang CPNS melaksanakan tugas. Dikatakan oleh Sutrisna bahwa CPNS mu­lai 20 Juli 2009 terutama bagi dosen memasuki tahapan panjang selama 1 ta­hun yaitu pembinaan CPNS dimulai pukul 7.00 sampai jam 11.00 di P3AI UNY. Ada 4 kompetensi yang harus dimi­ li­ki yaitu kompetensi professional­, kom­ petensi pedagogik, kompetens­i kepriba­ dian, dan komptensi sosial. Semua ini akan diberikan lewat pembi­na­an khu­ sus, selanjutnya diawasi dan di koordi­ nasi di tingkat Pusat (universitas, red.), sehingga semua kegiatan di tingkat uni­ versitas diikuti oleh semua CPNS, ter­ masuk SKJ (Senam Kesegaran Jasmani­) pada Juma’at pagi di Hall Rektor­at UNY.


berita Sementara itu, Rektor UNY, Dr. Roch­ mat Wahab, MA., dalam sambutannya mengucapkan Selamat atas diterima­ nya SK CPNS, semoga dengan masuknya rekan-rekan sebagai warga dan keluar­ ga besar UNY, maka sepatutnya harus loyalitas tercurahkan hanya untuk UNY, tidak lupa harus bersyukur kepada Al­ lah SWT, karena diterima sebagai CPNS merupakan bentuk ridho Allah, kehen­

dak Allah, disamping usaha keras yang telah Anda tempuh. Rochmat hanya berharap bahwa se­te­ lah bergabung dengan UNY para CPNS ini dapat meningkatkan diri dan mening­ katkan profesionalismenya. Profesional­ isme dapat melalui pengabdian pada ma­sya­rakat, maupun karya tulis ilmiah. Se­lain itu, bagi CPNS tenaga dosen yang masih berpendidikan S1 segeralah me­

nempuh jenjang S2, karena Undang-Un­ dang Guru dan Dosen Nomor 14 tahun 2005, mengamanatkan tenaga pengajar (dosen) minimal harus berpendidikan S2, bagi yang telah S2 dalam jangka wak­tu lima tahun ke depan diharapka­n melanjutkan studi ke jenjang S3, karena yang masih muda seperti Anda memi­ liki kesempatan lebih luas. Ahmad Natsir EP

lomba penulisan

NOVI BERNAS, JUARA LOMBA PENULISAN UNY Novita Purnaningsih (wartawan Hari­ an Bernas Jogja), Jayadi Kastari (SKH. Ke­­da­ulatan Rakyat) dan Soesilo Abad­i Pi­li­ang (Harian Padang Singgalang ma­ sin­g-masing meraih juara II, III dan IV (Runner Up) Lomba Penulisan bagi War­ ta­wan­/Jurnalis dalam Rangka Dies Na­ta­ lis ke-45 UNY yang bertemakan “UNY se­ba­gai LPTK Menuju World Class Uni­ ver­­sity’. Penyerahan hadiah dilakukan Rek­tor UNY, Dr.Rochmat Wahab, MA., di­lak­sanakan pada acara Media Forum UNY , Rabu (15/7)di Ruang Sidang Uta­ ma Rektorat. Hadir pada kesempatan tersebu­t Pem­ bantu Rektor III, Kepala Biro BAAKPSI­, para Dekan di lingkungan UNY, Ketua Lembaga, Kadiv-Kadiv KKHP, Humas-hu­ mas fakultas, pranata humas serta para wartawan media forum dan beberapa peserta lomba penulisan UNY. Selain pe­ng­umuman lomba, juga diberikan penghargaan kepada media massa yang memuat berita UNY terbanyak besert­a wartawan penulisnya berdasarkan ha­ si­l Analisis Pemberitaan UNY di Media Massa. Masing-masing SKH Kedaulata­n Rakyat (Benny), Bernas (Novi), dan Sua­ ra Merdeka (Bambang). Kegitan penulisan ini dijurui oleh tim yang dibentuk panitia Dies Natalis­. Me­re­­ka adalah Sardiman AM. M.Pd. (Pe­­

Ahmad Natsir/PEwara Dinamika

nang­­gung­jawab Dies ke-45 UNY); Drs. Octo Lam­pito, M.Pd. (Ketua PWI Cabang Yog­ya­kar­ta); dan Lena Satlita­, M.Si. (Ka­ div Humas Eksternal UNY). Menurut Le­ na, penilaian tim juri berda­sarkan kua­li­­ tas tulis. Dari semua tulisan belum ada yang berisikan inovasi tentang LPTK me­ nuju kelas dunia. Data yang dikemu­­ka­ kan pun masih sebatas permukaan, be­ lum ada analisis yang tajam, termasuk solusi atas persoalan LPTK. Oleh sebab itu, tim juri memutuskan untuk tidak ada yang berhak memperoleh Juara I. Adapun kriteria penilaian yang di­sya­

ratkan yaitu; Karya asli/sendiri, buka­n kutipan ataupun saduran, kesesuaian isi tulisan dengan tema Dies Natalis ke45 UNY. Logika penulisan, keakurata­n data, penguasaan bahasa Indonesia ra­ gam jurnalistik dan karya tulisan men­ cerminkan citra UNY. Para pemenang selain mendapat­ kan piagam penghargaan juga menda­ patkan uang pembinaan. Selain itu selu­ ruh peserta lomba juga mendapatkan kenang-kenangan yang menarik dari pa­­nitia. Sari

P e wa r a Din a m i k a j u li 2009

23


berita PIMNAS XXII

KONTINGEN CEMANI IKUTI PIMNAS XXII

Ahmad Natsir/PEwara Dinamika

Kontingen Cendekia, Mandiri, dan Ber­ nurani (Cemani ) UNY mengikuti Pekan Ilmiah PIMNAS XXII yang tahun ini dise­ leng­garakan di Universitas Brawijaya Malang, pada 22 – 24 Juli 2009. PIMNAS XXII yang diikuti oleh Perguruan Tingg­i 24

Pewara Dinam i ka J u li 2 0 0 9

Negeri dan Perguruan Tinggi Swasta se­ luruh Indonesia akan dibuka secara res­ mi oleh Menteri Pendidikan Nasional di­dam­pingi Dirjen Dikti Dr. Fasli Jalal, Ra­bu (22/7). Secara resmi kontingen Cemani UNY

telah dilepas oleh Rektor UNY, Dr. Roch­ mat Wahab, MA. Hadir dalam acara pe­ le­pasan, para Dekan, para Pembantu Dekan III, Staf Ahli PR III, para pendam­ ping, dan Pejabat di lingkungan UNY. Menurut Pembantu Rektor III UNY,


berita Prof.DR Herminarto Sofyan, UNY mengi­ rimkan sebanyak dua belas tim, terdiri dari lima tim Program Kreativitas Maha­ siswa Kewirausahaan (PKMK), lima tim PKMM, satu tim PKMT, dan satu tim PK­ MGT. Selain itu ada tim pendukung yang sudah berangkat duluan yaitu Tim De­ bat Bahasa Inggris, Tim KKTA yang be­ rangkat dari Jakarta karena mengikuti lomba dari Kemenegpora RI. Sementara itu, Rektor UNY Dr. Rochmat Wahab­, MA., dalam sambutannya mengatakan peserta PIMNAS XXII adalah orangorang terpilih, mahasiswa terpilih yang di­be­ri amanah untuk membawa bende­ ra UNY. Segenap pimpinan, segenap ke­ luarga besar UNY menyampaikan peng­ hargaan yang setinggi-tingginya atas pres­tasi mahasiswa dan kerja keras ka­ rena untuk mengikuti kegiatan ini mela­

lui proses seleksi dari level bawah dan tahapan-tahapan tertentu. Rektor mengatakan semua ini (poten­ si dan kelebihan, red.) patut disyukur­i karena itu adalah anugerah yang se­ mua datangnya dari Allah SWT. Tida­k lupa, Rektor mengucapkan terima kasih atas kerja keras PR III, jajaran kemaha­ siswaan, para pembina di bidangny­a masing- masing, yang tidak henti- hen­ tinya berusaha dari tahun ke tahun un­ tuk memberikan bagi mahasiswa. ”Hendaknya yakin betul bahwa Anda­ lah yang terbaik; jangan belum apa-apa sudah menyerah kalah. Untuk bertan­ ding kita harus mempunyai keyakinan diri kitalah yang terbaik,” pesan Roch­ mat. Lebih lanjut, menjadi mahasiswa berprestasi, berarti kita telah mening­ gikan harga diri kita, bukan untuk mem­

bebani. Kami pimpinan UNY tidak ingin membebani mahasiswa untuk menjadi sang juara, tetapi mahasiswa tentu ha­ rus punya ekspetasi, punya fitting spirit dalam menghadapi orang lain. Sebelumnya Kontingen Cemani Pim­­ nas XXII UNY, Debat Bahasa Inggri­s dan MTQ telah mengikuti kegiatan Tra­i­­ning Center di Balai Besar Latihan Trans­mi­gra­si Kabupaten Sleman (Bala­ trans) sejak 10 s.d. 12 Juli 2009. Mate­r­­i yang diberikan seputar Program Kre­a­ti­ vi­tas Maha­siswa (PKM) bidang Ke­wi­ra­ u­sahaan, So­­si­­al Ekonomi, Pendidikan, Tek­­nolog­i Rekayasa, dan Pendidikan Ma­ te­matika­, sementara itu untuk ke­gi­at­an MTQ dibekali seputar Fahmil, Syar­hil, Hifdzil­, Tartil dan Tilawah, LKTA­, dan Khattil/Kaligrafi. Ahmad Natsir EP

Seminar

DIPERLUKAN COMMON VISION UNY akan mengawali rintisan on the move World Class University (WCU) ta­ hun 2009 ini, sehingga diperlukan su­a­­­ tu common vision yang menjadi pe­gang­­­ an semua civitas akademika (do­sen, mahasiswa, staf administrasi, dan alum­ ni), terutama bagi para pimpin­an UNY pada tingkat universitas, PPs, lemba­ ga, dan kajur/prodi. Dewasa ini se­ti­ap institusi pendidikan termasuk UNY, di­ tuntut terus untuk menghasilkan­ lulus­ an berkualitas yang kompetitif. Upaya yang sangat strategis untuk menghasil­ kan lulusan berkualitas adalah memba­ ngun sistem pendidikan berkualitas. Karena itu UNY berkepentingan untuk­ terus meningkatkan kualitas program akademiknya, manajemen kelembagaan dan program, pembinaan dan pember­ dayaan mahasiswa, dan pemantapan networking-nya. Demikian disampaikan Rektor UNY, Dr. Rochmat Wahab, MA., pada Work­ shop Internasional UNY on the move WCU yang diselenggarakan Sabtu, (18/7)

di ruang sidang UNY. Workshop diikuti­ pejabat rektorat, fakultas, dan lembaga di UNY. Lebih lanjut dikatakan, untuk terus diperhitungkan secara lokal, nasio­ nal,­ dan internasional, maka kita perlu­ mengupayakan untuk merespon setiap tantangan global secara aktif dan te­rusmenerus, serta mendorong kita untuk proaktif berkarya secara kreatif menam­ pilkan endegenius wisdom. Menurut Rochmat, ada tiga hal pen­ ting yang perlu mendapatkan perhatian adalah memantapkan pengembangan pro­gram akademik secara interaktif­ dan fungsional sehingga mencapai ke­ ung­gulan dengan terus mengupayakan standar internasional menjadi acuan­ nya. Orientasi UNY memang masih te­ tap­ pada bidang pendidikan. Namun da­lam waktu yang sama bidang non ke­­pen­­didikan perlu terus diupayakan pe­­ngem­­bangannya. Hal penting kedua ya­i­tu memantapkan pengelolaan UNY se­ca­ra efektif dan efisien, dengan men­ jamin transparansi dan akuntabilitas

publik. Sebagai PTN dengan pengelo­ laan Keuangan Badan Layanan Umum (BLU), maka organisasi dan tata kerja (OTK) perlu segera ditata ulang dengan mempertimbangkan potensi yang dimi­ liki UNY. Hal ketiga adalah pembinaan mahasiswa yang merupakan komponen utama di UNY perlu terus dilakukan. Ma­ hasiswa perlu terus diberi pembinaan melalui kegiatan ekstra universitair dengan berbagai kegiatan penting, baik terkait dengan pembinaan moral, pem­ binaan kader, pembinaan kecakapan il­ miah, penguasaan soft skills, maupun pemantapan kewirausahaan, dll. Dengan demikian, lanjutnya, status­ dosen saat ini semakin jelas, maka mereka perlu terus didorong untuk bisa mengedepankan tanggung jawab terha­ dap profesi dan ins­titusinya, disamping tanggung jawab terhadap mahasiswa dan masyarakat. Yang tidak kalah pent­ ingnya adalah wawasan internasional dosen perlu terus ditingkatkan. Witono Nugroho

P e wa r a Din a m i k a j u li 2009

25


berita

dokumen humas fise uny

Dies Natalis ke 45 UNY

e-LEARNING FLEKSIBILITAS DALAM PELAKSANAAN PROSES PEMBELAJARAN Untuk mengatasi rendahnya rasio do­ sen-mahasiswa, fleksibilitas dalam pe­ lak­sanan proses pembelajaran, penga­ yaan dalam proses pembelajaran dan perluasan layanan pendidikan, penggu­ naan IT tidak terhindarkan lagi. Demi­ kian disampaikan Dr. Lukito Edi Nugro­ ho, dosen jurusan Teknik Elektro UGM di depan dosen-dosen jurusan ADP FISE UNY yang mengikuti Pelatihan e-Learn­ ing, selama dua hari Jumat-Sabtu (1718/7) di Lab. Internet Jurusan ADP FISE UNY. Pelatihan yang merupakan salah satu program PHKI (Program Hibah Kompeti­ si Berbasis Institusi) dibuka oleh Ketua Ju­rusan, Sudaryanto,M.Si., juga mengha­ dirkan Maman Somantri,MT., dari Uni­ versitas Diponegoro Semarang dan Di­ 26

Pewara Dinam i ka J u li 2 0 0 9

rektur PHKI UNY Muhamad Ali,MT. Lanjut Lukito, e-Learning adalah pro­ ses pembelajaran melibatkan IT, te­ta­ p­i e-Learning bukan hanya “pema­kai­­an kom­puter”, ada kompone­n-komponen lain­nya. Penggunaan e-Learning mem­­bu­ tuh­kan Infrastruktur berupa kom­pu­ter, terminal-terminal akses, piran­ti-piran­ ti periferal, jaringan lokal dan inter­ net. Supaya efektif, dosen dan maha­ siswa perlu disiapkan karen­a mereka akan masuk ke dalam sebuah lingkung­ an yang baru yang memerlukan adapta­ si. e-Learning juga akan efektif jika di­ gabungkan deng­an paradigma belajar yang memberikan keleluasan ruang bag­i siswa untuk mengeksplorasi ber­ bagai sumber informasi dan pembe­la­jar­ an yang berpusat pada siswa (stu­dent

cen­tered learning) dan variasi-variasin­ ya (Problem-Based Learning, Project-Based Learning,Collaborative Learning,dsb). Sementara Maman Somantri yang memberikan materi Kuliah Online Meng­­ gunakan Content Management Syste­m (CMS) mengatakan e-Learning sebagai Me­dia Pembelajaran bisa terdiri dari Me­ dia Naratif (upload materi), Media in­ teraktif (web, email), Media komunika­ tif (chat, forum), Media Adaptif , bisa menyesuaikan antara keinginan dosen dan mahasiswa dan Media Produktif, bi­ sa digunakan untuk membimbing riset sebagai produk. Kedua pembicara sepa­ kat untuk pelaksanaan e-Learning per­ lu dukungan dari top management dan budaya IT. lena satlita


berita World Class University

SHARING IDEAS UNTUK MENGAWALI WCU Yang paling penting dalam memulai World Class University (WCU) adalah ter­ binanya forum untuk sharing ideas (ber­ tukar ide) dengan mahasiswa dan alum­ ni. Alumni lebih mengetahui banyak mengenai dunia pekerjaan dan mere­ ka sebaiknya diberi forum untuk me­ nyampaikan pengalaman dan idenya ba­ gaimana universitas dapat menyiapkan lulus­annya agar diterima di dunia ker­ ja ter­ma­suk bagaimana berkompetisi in­ ter­nasional. Selain itu, alumni akan ber­ bicara mengenai universitas dari mana mereka lulus kepada orang lain, sehing­ ga secara tidak langsung dapat mening­ katkan kualitas lulusan. Penguasaan tek­ nologi diperlukan untuk pembelajaran di kelas internasional. Teknologi komu­ nikasi juga akan memperkuat forum sharing ideas tersebut. Demikian dijelaskan Director, AsiaPacific Mathematics and Science Educa­ tion Collaborative School of Education,

DePaul University, Chicago, USA, Prof. Akihiko Takahashi, Ph.D. pada Seminar Internasional on World Class University, Jumat, (17/7) di ruang sidang UNY. Semi­ nar ini dihadiri lebih dari 220 peserta, baik dari UNY maupun dari luar UNY. Sebagian besar adalah pengajar di per­ guruan tinggi dan guru di SBI atau RSBI. Seminar ini mengundang empat pem­ bicara (invited speakers) dari DePaul Uni­ versity, the USA (Prof Akihiko Takahashi PhD), University of Melbourne (Dr Rus­ sel Cross), IPB (Rimbawan, PhD) dan dari UGM (Prof Ainun Naim, MBA, PhD). Pada kesempatan itu, Dr. Russel­l Cross mengatakan, dunia selalu beruba­h dan perubahan itu menghendaki kita untu­k selalu refleksi diri. Keseimbangan antara kebutuhan lokal dan global perlu dimanajemen. Sebaiknya menghindari dominasi nilai-nilai asing dan mempri­ oritaskan nilai-nilai yang berdampak langsung pada tingkat lokal, sehingg­a Ahmad Natsir/PEwara Dinamika

nilai lokal tetap dipertahankan dan di­ bina untuk menghadapi perubahan yang selalu terjadi di sekitar. Lebih khusus mengenai penggunaan Bahasa Inggris, memahami peran Bahasa Ing­ gris sa­ngatlah penting, seorang guru harus bisa menyesuaikan diri isi mat­a pelajaran dengan penggunaan Bahas­a Ing­gris sebagai pengantar. Karena ber­ bicara dalam bahasa inggris untuk ber­ komunikasi sehari-hari dan bahasa ing­ gris untuk mengajarkan suatu bidang studi adalah berbeda. Prof. Ainun Naim, MBA., Ph.D., mene­ gas­kan pentingnya kerjasama antar-ins­­ ti­tusi untuk memanajemen dan meng­ ha­da­pi kompetisi internasional. Ke­las internasional perlu dimanaje­men de­ngan­ baik agar tidak terlalu mahal. Me­ mang biaya yang diperlukan lebih ting­gi untuk memanajemen kelas internasio­ nal, sehingga perlu meningkat­kan kete­ rampilan para staff untuk mendapatkan budget, menggandeng alumni untuk ber­ kontribusi, berelasi dengan industri­ dan meningkatkan beasiswa untuk mahasis­ wa di kelas internasional. Rimbawan, Ph.D., berbicara lebih khusus mengenai peningkatan kompe­ tensi mahasiswa agar dapat mengha­ dapi kompetisi internasional, misalnya dalam memperoleh pekerjaan di multi­ national companies. Mahasiswa sebaik­ nya proaktif, percaya diri, dan bersifat terbuka terhadap dunia luar. Pembela­ jaran sebaiknya lebih berpusat pada siswa dan bukan hanya bersifat siswa menguasai mata pelajaran. “Berdasarkan suatu penelitian, kesuk­ sesan ditentukan 80% oleh softskill dan hanya 20% oleh hardskill. Oleh karena itu, semangat mahasiswa perlu dipacu sampai batas,” tegasnya. Witono Nugroho

P e wa r a Din a m i k a j u li 2009

27


berita Seminar

Lulusan S2/S3 untuk Guru RSBI/SBI

Ahmad Natsir/PEwara Dinamika

Karakteristik pendidik untuk guru RSBI/SBI minimal 10% guru berpendi­ dik­­an S2/S3 dari perguruan tinggi yang program studinya berakreditasi A untu­k SD/MI. Minimal 20% guru berpendi­dik­ a­n S2/S3 dari perguruan tinggi yang pro­ gram studinya berakreditasi A untu­k SMP/MTs, serta minimal 30% guru ber­ pendidikan S2/S3 dari perguruan tingg­i yang program studinya berakreditasi A untuk SMA/SMK/MA/MAK. Selain itu, se­ mua guru harus mampu memfasi­li­tasi pembelajaran berbasis TIK. Untuk gu­ ru­ kelompok mata pelajaran sains, ma­te­­ ma­­tika, dan inti kejuruan mamp­u meng­ ampu pembelajaran berbahasa Ing­gris. Demikian dijelaskan Dirjen Mandik­ dasmen Depdiknas, Prof. Suyanto, Ph.D., pada Seminar Nasional ”Menuju Pendi­

28

Pewara Dinam i ka J u li 2 0 0 9

dikan Bertaraf Internasional”, yang dise­ lenggarakan oleh UNY, Sabtu, (25/7) di Auditorium UNY. Dikatakan Suyanto ka­ rakteristik keluaran SBI yaitu memiliki keunggulan yang ditunjukkan dengan pengakuan internasional terha­dap pro­ ses dan hasil atau keluaran pendidikan yang berkualitas dan teruji dalam ber­ bagai aspek. Selain itu, lanjut Suyanto, sekolah ter­ sebut harus mempunyai pengakuan in­ ternasional yang dibuktikan dengan ha­ sil sertifikasi berpredikat baik dari sala­h satu negara anggota OECD dan/atau ne­ gara maju lainnya yang mempunyai ke­ unggulan tertentu dalam bidang pendi­ dikan. Proses belajar mengajar pada SBI menjadi teladan bagi sekolah/madrasa­h lainnya dalam pengembangan akh­­lak

mulia, budi pekerti luhur, kepri­ba­di­an ung­gul, kepemimpinan, jiwa en­tre­pre­ne­­­ ur, jiwa patriot, dan jiwa inovator. Juga diperkaya dengan model proses pembe­ lajaran sekolah unggul dari sala­h satu negara OECD dan/atau negara maju la­ innya yang mempunyai keung­gulan ter­ tentu dalam bidang pendidikan. “Pembelajaran kelompok sains, mate­ matika, dan inti kejuruan mengguna­ kan bahasa inggris, sementara pembe­ lajaran mata pelajaran lainnya, kecuali pelajaran bahasa asing, harus menggu­ nakan bahasa indonesia.” tuturnya. Man­ tan Rektor UNY ini menjelaskan, seko­ lah SBI setiap ruang kelasnya dileng­kapi dengan sarana pembelajara­n berbasis teknologi informasi dan komunikasi (TIK), perpustakaan dilengkapi dengan


berita sarana digital yang memberikan akses ke sumber pembelajaran berbasis TIK di seluruh dunia. Selain itu dilengkapi dengan ruang multi media, ruang unjuk seni budaya, fasilitas olahraga, klinik, dll. Sampai ta­ hun 2008 jumlah RSBI dan SBI menurut jenjang pendidikannya untuk SD: RSBI (104) SBI (-), SMP: RSBI (305), SBI (46), SMA: RSBI (200), SBI (59), dan SMK: RS­ BI (300), SBI (-). “Tantangan bagi LPTK yaitu bagaimana menghasilkan lulusan yang mampu menjadi pendidik di SBI, bagaimana menghasilkan lulusan yang mampu mengembangkan KTSP, dan ba­

gaimana menghasilkan lulusan yang mam­pu mengelola SBI,” tambahnya. Sementara itu, Rektor UNY, Dr. Roch­ mat Wahab, MA., mengatakan, peran UNY terhadap SBI antara lain menyiap­ kan lulusan yang siap menjadi pendidi­k pada SBI, menjadi partner dalam pe­ ngembangan SBI, mengadvokasi mana­ jemen pendidikan SBI, melakukan capa­ city building terhadap tenaga pendidik dan tenaga pendidikan, memfasilita­s pengembangan program SBI/RSBI, mela­ kukan sertifikasi terhadap pendidik dan tenaga kependidikan pada SBI/RSBI, dan melakukan supervisi dan monitoring ter­

hadap penyelenggaraan SBI/RSBI. ”UNY bertekad menuju WCU dengan mengedepankan kependidikan. UNY ju­ ga berkomitmen menjadi salah satu pu­sat unggulan bidang kependidikan. Se­lain itu juga berkepentingan untuk be­­ker­ja secara sinergis, baik dengan ins­ titusi pendidikan dan birokrasi pendidi­ kan, maupun dengan organisasi profe­ si kependidikan. UNY meyakini bahwa in­ternational networking merupakan sa­ tu faktor kunci dalam program pendidik­ an bertaraf internasional,” tegas Roch­ mat. Witono Nugroho

Program Profesi Guru

Sosialisasi Pelaksanaan Program Pendidikan Profesi Guru Di ruang Serba Guna FIP (30/7) berlang­ sung sosialisasi pelaksanaan Program Pro­fesi Guru (PPG). Kegiatan ini yang dihadiri 44 peserta ini membahas evalu­ a­si buku panduan PPG yang telah­ berha­ sil disusun, Prof. Dr. Achmad Dardiri, M.Hum dalam sambutannya mengucap­ kan terimakasih pada tim penyusun bu­ ku Panduan Program Pendidikan Profe­ si Guru Sekolah Dasar (PPG SD) yang

telah­ bekerja keras menyusun buku pan­ du­­an PPG. Pada kesempatan ini Suharno, M.Si., Anwar Senen, M.Pd., P.Parjiman, M.Pd., Pratiwi Puji Astuti, M.Pd., dan Eny Zubai­ dah, M.Pd., menjelaskan tentang Pe­lak­ sanaan Program Pendidikan Profesi Gu­ ru. Tiap peserta sosialisasi mendapat bu­ku panduan, sehingga dapat memper­ mudah proses evaluasi bersama.

Para peserta tampak antusias, teruta­ ma ketika sedang berlangsung sesi ta­ nya jawab. Mereka saling tukar gagasan­ dan bahkan memberi masukan atas ke­ salahan yang terdapat dalam buku pe­ gangan itu. ”Sepertinya perlu juga ada komponen nilai dalam buku panduan­ ini, daftar pustaka juga sebaiknya ada,”­ ung­ kap Slamet Raharjo, Ketua PPL UNY. Endang Artiati Suhesti

Ahmad Natsir/PEwara Dinamika

P e wa r a Din a m i k a j u li 2009

29


berita Peresmian

UNY HOTEL DIRESMIKAN

Ahmad Natsir/PEwara Dinamika

Rektor UNY, Dr. Rochmat Wahab, MA., menandatangani prasasti saat meresmi­ kan UNYHOTEL, Selasa, (21/7) di kam­ pus Karangmalang Yogyakarta. Hotel ini dibangun di atas lahan 2000 m2, deng­­an luas bangunan 660 m2, dan ter­da­pat 53 kamar. Pembantu Rektor II UNY, Sutrisna­ Wibawa, M.Pd., mengatakan, tujuan uta­­ma pembangunan gedung training­ center yang juga menjadi UNYHOTEL ini adalah untuk menyediakan fasilitas­ yang memadai berbagai kegiatan yang memerlukan fasilitas akomodasi,­ baik yang diselenggarakan untuk kepenting­ an UNY secara internal maupun berbagai­ kerjasama dengan pihak lain (lembaga negeri dan swasta) untuk kegiatankegiatan pelatihan, seminar,­ dan work­ shop serta kegiatan seje­nis lain­nya. Di samping itu, fasilitas ini ditujukan un­ tuk menyediakan fasilitas­ akomodasi para tamu UNY serta masyarakat umum 30

Pewara Dinam i ka J u li 2 0 0 9

la­inya yang sedang berkunjung ke Yog­ yakarta. Sutrisna menambahkan, keberadaan UNYHOTEL diharapkan dapat lebih meng­gerakkan dunia pariwisata di Yog­ yakarta dan menjadi unit usaha UNY sebagai (Perguruan Tinggi berstatus Ba­ dan Layanan Umum (PT-BLU), karena­ dengan BLU, pemerintah memberi­ pe­ luang penerimaan/income generating yang berasal dari unit usaha Universi­ tas. Fasilitas yang tersedia adalah (A) ru­ ang pertemuan besar dan kecil; (B) ka­ mar hotel: kamar sejumlah 53 kamar dengan kategori standard room, superi­or­ room, dan deluxe room, front office, dan (C) ruang loby: ruang loby tersedia di setiap lantai. Setiap ruang pertemuan terse­ dia fasilitas pertemuan dan multi­media yang tersambung dengan jaring­an in­ ternet. Dalam kamar tersedia fa­­­si­­litas tempat tidur beserta perlengkap­annya,

televisi yang tersambung deng­an jaring­ an internet, meja tulis, AC, air bersih dingin dan panas, serta­ per­lengkapan mandi yang semuanya berstandard ho­ tel. Secara umum, lanjut Sutrisna, ge­ dung ini terdiri dari lima lantai, yang se­tiap lantai tersambung pada lantai la­ innya melalui tangga yang enak, sehing­ ga men­jadikan gedung ini nyaman ba­ gi para tamu. Sementara itu, dalam sambutannya, Rektor UNY, Dr. Rochmat Wahab, MA., menegaskan agar penggunaan UNYHo­ tel ini disesuaikan dengan paradigma universitas yang lebih mengutamakan pengembangan nurani, mandiri, dan cen­dikia. ”Ya, kalau yang menginap di sini, ya tolong sekalian dicek KTP-nya, ja­ngan-jangan satunya asal Tangerang dan satunya berasal dari Yogya,” ungk­­ panya, yang disambut tawa para ha­ dirin. Witono Nugroho


berita kompetisi

CHEMISTRY SCIENCE DAY FMIPA UNY Untuk meningkatkan motivasi belajar kimia dan menumbuhkan minat siswa dalam mata pelajaran kimia dan menge­ nalkan kimia kepada masyarakat, him­ punan mahasiswa jurusan pendidikan kimia FMIPA UNY menyelenggarakan Che­mistry Science Day di Ruang Sidang­ FMIPA UNY pada Sabtu 25 Juli 2009. Kegi­ at­an ini meliputi Liga Kimia dan Lom­ ba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) bagi siswa SMA/SMK/MA se – DIY Jateng. Acara bergengsi ini dibuka oleh Pem­ bantu Dekan III FMIPA UNY, Drs Suti­ man, dan diikuti oleh 86 siswa dan guru pendampingnya. Sementara siswa ber­ tanding, guru pendamping diberikan presentasi tentang Selayang Pandang Jurusan Pendidikan Kimia oleh dosen ju­rusan pendidikan kimia, Susila Kris­

Ahmad Natsir/PEwara Dinamika

tianingrum, M. Si, Endang Dwi Siswani,­ MT., dan Rr. Lis Permana Sari, M. Si dan di­lan­jutkan Wisata Kampus. Selain itu,

dia­dakan pula pameran media pembela­ jaran kimia. Adapun juara I Liga Kimia adalah Ba­ yu­ Ardiansyah (SMAN 1 Bantul), jua­ra­ II Akhmad Anggriyanto Asrizal (SMAN 1 Yogyakarta), dan juara III Ika Nur­­­fit­ri­a­ ni (SMAN 8 Yogyakarta). Sedang­kan LK­ TI dimenangkan Devita­ Yu­li­ana dan Er­ ni Latifah (SMAN 1 Ba­n­­­tul) dengan judul tulisan ”Mengku­du Obat Alami Anti Kan­ ker”, Juara 2 Nuke Ayu Febriana dan Kur­ nia Dwi Anjani (SMAN 1 Cilacap) dengan judul ”Pe­man­fataan Spi­rulina sebagai Upa­­ya Peningkatan Kualitas Gizi dan se­ bagai Obat Alami” serta Juara 3 Achmaj Setyawan, Mizan Nurkha­sanah dan Yuni­ ta (SMKN 1 Panjatan) dengan Judul Karya ”Kontroversi Positif Global Warming”. dedy herdito

yudisium

SEMOGA LULUSAN FIK CEPAT DAPAT KERJA “Semoga kelulusan Saudara, dapat mem­berikan barokah kepada nusa, bang­ sa, agama. Kami senantiasa berha­rap, selain kelulusan cepat, indeks pres­tasi kumulatif tinggi, masa tunggu alumni setelah menyelesaikan pendidikan di FIK rendah dan cepat memperoleh pe­ ker­jaan.amin” demikian Dekan FIK UNY, Sumaryanto, M.Kes saat meyudisium 72 mahasiswa FIK UNY bertempat di ruang sidang utama FIK UNY(28/7). Lanjutnya, “Pembangunana fisik sa­ ra­na keolahragaan adalah sebagai im­ pact dari pembangunan SDM FIK, baik itu mahasiswa, tenaga akademik, mau­ pun tenaga administrasi. Terlebih untuk­ WCU, prestasi harus lebih baik, tidak hanya tingkat propinsi, namun juga na­ sional. Selain itu 80% yang akan relevan­ setelah Saudara bekerja nanti adalah re­ lasi. Untuk itu jagalah kemitraan dan

dokumen humas fik/PEwara Dinamika

hubungan baik dengan setiap relasi ker­ ja Saudara nanti.” Sumaryanto, mengapresiasi yudisi­ um­ kali ini termasuk istimewa karena­ da­ri­ tiga program studi yang ada di FIK ter­dapat wakil peserta dengan pering­ kat cumlaude. Mereka adalah Rr. Bet­

ty Retnowulan mewakili Prodi Pendidik­ an­ Kepelatihan Olahraga/PKO (IPK 3,72­),­ Danang Eko Pranowo mewakili Pen­di­ dik­­an Jasmani Kesehatan Rekreasi/PJKR (IPK 5,56), dan Agung Kristiawan mewaki­ li Ilmu Keolahragaan/ IKORA (IPK 3,53). ratnae

P e wa r a Din a m i k a j u li 2009

31


berita

Ahmad Natsir/PEwara Dinamika

pendidikan

PENDIDIKAN GRATIS DIPAHAMI BERBEDA Pendidikan gratis berdasarkan pema­ haman pemerintah adalah biaya pendi­ dikan yang disiapkan oleh pemerintah un­tuk kepentingan biaya operasional 32

Pewara Dinam i ka J u li 2 0 0 9

ba­gi pendidikan dasar. Hal ini sedikit ber­­­­tentangan dengan pemahaman ma­ sya­­­­­rakat tentang pendidikan gratis.­ Un­ tuk menjaga kualitas, sebaiknya setiap

institusi diberikan kesempatan untuk mendapatkan bantuan dana dari luar­ pe­me­rintah dan pemerintah daerah, en­ tah itu dari pihak pribadi maupun swas­


berita ta, se­pan­jang dana tersebut dapat­ diper­ tang­gung jawabkan. Ditetapkannya 20% APBN dan APBD untuk sektor pendidik­an mem­­­be­­­ri­­­kan isyarat bahwa seakan-akan­­ se­mua per­ soalan pendidikan dapat di­a­­­ta­­­si. Pa­da­ hal alokasi 20% itu di­mak­sud­­­kan un­tuk mendukung penyeleng­ga­­ra­­an ope­ra­si­o­ nal pendidikan, gaji gu­­­­­ru, dan pen­di­dik­ an kedinasan. Di­sam­­­­ping itu Depdiknas memiliki tu­pok­si­ yang relatif berbeda setiap level bi­ro­kra­­si­ pendidikan. Boleh jadi 20% APBN dan APBD tingkat I terlalu besar bi­la dika­it­kan dengan tupoksinya, sebalik­nya 20% APBD tingkat II dapat dipahami terlalu kecill. Hal tersebut dijelaskan Rektor UNY, Dr. Rochmat Wahab, MA., pada Diskusi­ Me­dia Forum UNY, baru-baru ini di ru­ ang sidang UNY. Pada kesempatan ter­ se­but juga diumumkan para pemenang lomba penulisan UNY bagi wartawan dalam rangka memperingati Dies Na­ talis ke-45 UNY. Pengamat pendidikan sekaligus staf pengajar Fakultas Ilmu Pendidikan UNY, Dr. Sumarno, mengatakan, pada jen­jang pendidikan tinggi, ada beberapa­ fe­no­ me­na menarik. Adanya obsesi menuju­

World Class University, kiranya sebuah ambisi yang harus dipersiapkan baikba­­ik, mengikuti kriteria yang dipakai oleh berbagai lembaga yang sering me­ la­ku­kan rating. Misalnya, seberapa sua­ tu per­­guruan tinggi telah beredar se­ cara internasional dapat dilihat dari se­bera­pa­ menjadi rujukan oleh komuni­ tas dunia­ dalam berbagai kinerja dan karya­nya. Rujukan ini dapat dalam hal penelitian dan pengembangan ilmu, da­ pat pula dalam hal study lanjut (advance study). Kalau indikator kunci tersebut mu­lai terjadi, petanda bahwa sudah ber­ jalan on the right track. “Perguruan tinggi tanpa riset, ku­ rang pantas menyandang sebutan se­ bagai sebuah perguruan tinggi. Riset me­mang indikator kunci perfomansi sebuah perguruan tinggi. Oleh karena­ nya research university juga merupa­ kan hal yang sifatnya imperatif. Riset mes­tinya terintegrasi dengan pendidik­ an-pengajaran,serta terintegrasi pula dengan pengabdian masyarakat. Dik­ jar berbasis riset, dan riset berorienta­ si kebutuhan pengembangan program­ studi;pengabdian berbasis riset, dan ri­ set berorientasi pada kebutuhan pe­me­

cehan problem di masyarakat; semua itu indikator tridharma terintegrasi,” ujarnya. Ditambahkan Sumarno, menjamur­ nya perguruan tinggi sampai ke pelo­ sok;­ meskipun banyak perguruan tinggi swas­ta mengalami kesulitan mengha­ dapi kenyataan bahwa banyak PTN mem­­buka program studi baru dengan ke­lom­pok sasaran yang semula adalah lahan PTS. Tampaknya terjadi pula selek­ si alam, bahwa institusi yang survive adalah yang tampil strategis menyong­ song ke depan; bukan institusi yang ha­nya ikut- ikutan. Barangkali ada per­ ke­cualian, institusi yang beruntung me­ nik­mati fasilitas atau subsidi, seperti­ nya bank(pemerintah) yang meskipun kurang sehat, tetap saja hidup,meski pada tataran substantif, just for survi­ val; tak jauh beda dengan peasantry, petani yang tak pernah beranjak dari kemiskinan. Patut disyukuri dan menjadi lenssins­ learnt kita semua, beberapa perguruan tinggi Indonesia sudah masuk di dalam peringkat dunia, meskipun masih dalam peingkat lebih dari duaratusan. witono Nugroho

Program Komputer

PROGRAM KOMPUTER BARU DI LAB. KOMPUTER PPS Untuk menunjuang pembelajaran dan penelitian mahasiswa PPs UNY, PPs UNY telah membeli program BILOG, MULTI­ LOG, PARSCALE, TESFACT, LISREL 8.80, dan Conquest under windows secara res­ mi. Kecuali Conquest, program-program tersebut telah diinstal di Lab. Kom­pu­ter PPS UNY. Selain kelima program ter­sebut, juga telah diinstal program R 2.9.0. Program BILOG dapat digunakan un­ tuk analisis butir dikotomus 1-3 PL, MUL­­

TILOG dan PRSCALE untuk butir di­ko­ tomus 1-3 PL dan politomus, TESFACT un­tuk analisis tes secara klasik, test scor­ing, analisis faktor inter-item ko­re­ la­si tetrakorik, modern analisis faktor ber­dasarkan IRT, dan simulasi res­pons butir. LISREL dapat digunakan un­tuk analisis faktor konfirmatori, peng­ujian model persamaan struktural, dan anal­ isis jalur, R yang open source dapat di­ gunakan untuk semua analisis tersebut,

sedangkan Conquest dapat diguna­kan untuk analisis butir berdasarkan Rasch Model. Anda ingin mencoba kehebatan pro­ gram-program tersebut? Silakan datang di Lab. Komputer PPs UNY. Tapi ingat, un­­tuk menghargai hak cipta, Anda dila­ rang mengkopi program-program ter­ se­­but, kecuali program R yang open source.­ redaksi pasca

P e wa r a Din a m i k a j u li 2009

33


berita PIMNAS XXII

UNY JUARA UMUM KE-4 PIMNAS XXII DI UNIBRAW MALANG Kontingen Cemani UNY berhasil me­ra­­­ ih juara umum ke-4 PIMNAS XXII yang diselenggarakan di Universitas Bra­­wi­­ja­­­ y­a (Unibraw) Malang. Pimna­s de­ng­­an tema ”Mengukur Prestasi untu­k Me­ning­­ kat­kan Daya Saing Bangsa Gun­a Mem­ba­ ngun Negeri”, diikuti sekitar 1821 Ma­ha­ siswa dari 112 Perguruan Ting­gi Negeri (PTN) dan Swasta (PTS) se­lu­ruh Indone­ sia dari tanggal 22–24 Juli 2009. Pada kegiatan bergengsi ini UNY suk­ ses meraih juara umum ke-4, dimana Juara Umum ke-1 di raih UNIBRAW Ma­ lang; Juara Umum ke-2 di raih Institut Teknologi Bandung (ITB) Bandung; Juara Umum ke-3 diraih Institut Teknologi Surabaya (ITS) Surabaya; Juara Umum ke-5 diraih Institut Pertanian Bogor (IPB) Bogor; Juara Umum ke-6 dirah Univer­ sitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta; dan Juara Umum ke-7 diraih Universi­

tas Negeri Jakarta (UNJ) Jakarta. Menurut Pembantu Rektor III, Prof. Dr. Herminarto Sofyan, UNY mempero­ leh 2 Medali Emas, dari tim PKMM Bi­ dang Ilmu Pendidikan dan Tim PKMK Bi­ dang Ilmu Kewirausahaan. Tim PKM­M dari Fakultas Bahasa dan Seni (FBS), La­ ti­fah Septiyani S., Dessy Wahyu U., Di­ kha Lorentina P. berhasil meraih Juara Perta­ma, setelah sukses mempresenta­ sikan karya berjudul ”Pelatihan Baha­s­a Peran­cis Dasar kepada Pedagang Kaki Lima di Kawasan Malioboro Yogyakar­ ta”. Demikian juga tim PKMK Bidang Il­ mu Kewirausahaan dari lintas Fakultas yaitu Fakultas Teknik (FT) dan Fakulta­s Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Hermayantiningsih, Wah­yu Ari­­ ef Budiman, Brilian Prasetyo­, dan Junet Kistanto, sukses menyabet juara per­ tama. Kedua pembimbing yaitu In­dra­

ning­sih, M.Hum dan Bambang Sulis­tyo, S.Pd sangat bangga karena kerja keras selama ini membuahkan hasi­l yang da­ pat mengharumkan nama UNY. Kontingen Cemani (UNY) berangka­t ke PIMNAS XXII 2009 dengan 9 tim, meliputi Program Kreativitas Mahasis­ wa (PKM) dan PKM-GT dari penulisan bi­dang ilmu Kewirausahaan, Sosial Eko­ nomi, Pendidikan, Teknologi Rekayasa, Pendidikan Matematika, dan ditambah Debat Bahasa Inggris, Poster non-PKM, Pameran Gelar IPTEK Edu-expo 2009. Herminarto menandaskan walau be­ lum puas betul, masuk dalam tuju­h (7) Besar dengan Juara Umum ke-4 merupa­ kan prestasi yang membanggakan dan pa­tut disyukuri. Apalagi persaingan ke­ tat dengan universitas-universitas pa­ pan atas. Ahmad Natsir EP Ahmad Natsir/PEwara Dinamika

34

Pewara Dinam i ka J u li 2 0 0 9


berita K ilas

kurikulum

Perlunya Penyusunan Materi CBT dokumen humas FIK

PD III UNM Kunjungi FIK Pembantu Dekan 3 Fakultas Ilmu Keolah­ ragaan Universitas Negeri Makasar Ujung Pandang, berkunjung ke FIK UNY (28/7), di­ te­rima Dekan, PD 1, dan PD 3 FIK UNY. Tu­ ju­an kedatangan untuk studi banding, se­ te­lah beramah tamah di ruang pimpinan dilanjutkan meninjau sarana dan prasarana FIK UNY. ratnae

Pelatihan E-Learning untuk Pejabat UNY

dokumen humas FT

Sebagai upaya meningkatkan kompe­ tensi profesional lulusan bidang keahli­ an teknik mesin, PHK A2 Jurusan Pendi­ dikan Teknik Mesin (PT Mesin) Fakultas Teknik UNY melakukan kegiatan penyu­ sunan Materi Competence-Based Training (CBT) khususnya bidang Manufac­ture, Pe­rancangan dan Pneumatik Hidrolik melalui Lokakarya. Kegiatan ini dimak­ sudkan agar lulusan memiliki kompeten­ si yang diakui oleh dunia kerja dan me­ menuhi standar nasional/ international, Lembaga sertifikasi profesi maupun Au­ torized Training Body. Pelaksanaan lokakarya dilaksanakan­ pada sabtu, (18/7), dihadiri dosen Jurus­ an PT Mesin dan beberapa tamu undang­ an dari Jurusan di Fakultas Teknik, ser­ ta menghadirkan Tenaga Ahli CBT dari Polman Bandung, yaitu Suryadi, SST. Lokakarya ini merupakan tindak lanjut­ dari Studi Banding yang telah dilakukan di Polman Bandung. Hasil Lokakarya berupa materi draf CBT yang sudah mengikuti rambu-ram­ bu yang disampaikan Tenaga Ahli. Selain itu, materi draf CBT sudah disesuaikan dengan fasilitas dan prasarana yang dimiliki oleh Jurusan PT Mesin. Materi Draf CBT akan ditindak lanjuti deng­an Implementasi melalui Hibah Pengajar­ an yang didanai dari PHK A2 Jurusan PT Mesin. rani

Sebanyak 32 pejabat UNY mulai Rektor UNY, Pembantu Rektor I,II,III, Direk­ tur Pascasarjana, Dekan Fakultas sampai ke Pembantu Dekan I,II,III mengiku­ ti pelatihan­ e-Learning, atau Be Smart. Pelatihan yang berlangsung lancar ini dilaksanakan selama tiga hari, (6-9/7) di Ru­ang Pelatihan Puskom UNY lt 2 Kampus UNY Karangmalang. Penanggungjawab pelatihan e-Learning, Herman Dwi Surjono, Ph.D., menga­ takan pelatihan ini merupakan satu dari rangkaian pelatihan lainnya. Ada lima kategori pelatihan yang diadakan, perta­ma Pelatihan e-Learning untuk pejabat, kedua Pelatihan e-Learning Dasar pemu­la, ketiga, e-Learning Dasar, keempat e-Learning Pemantapan, dan kelima Pemantapan lanjut. Menurut Ketua Puskom, Herman Dwi Surjono, target peserta dari tiap kegia­ tan adalah 40 orang untuk tiap satu pelatihan, kecuali bagi pejabat UNY. Kegia­ tan yang akan berlangsung selama bulan Juli –Agustus ini diinstrukturi Restu Widiatmono, M.Si, Kuswari Hernawati, M.Kom, Totok Sukardiyono, M.T Bam­ bang Sumarno, M.Kom., dan Priyanto, M.Kom. Tata

Perlunya Resolusi Pendidikan Starring Comate (SC) OSPEK FIP 2009 adakan pendampingan untuk kepaniti­ aan OSPEK dengan kegiatan permainan kreatif dan out bond.Team Work yang kokoh untuk OSPEK FIP 2009”. Kegiatan yang diselenggarakan pada (25/07) ini bertemakan “Membangun Team Work yang kokoh untuk OSPEK 2009”.Me­ nurut Zenal Irawan, selaku panitia pemandu OSPEK FIP 2009 mengatakan bahwa tujuan dari kegiatan ini adalah memberikan suplemen kepada pani­ tia dan pemandu dengan harapan dapat terbentuknya team work OSPEK FIP yang kokoh dan solid. Hesti

Kkn di Kota Yogya Dianggap Sukses Kuliah Kerja Nyata (KKN) di lingkungan perkampungan Kota Yogyakarta, ha­sil­ nya sukses untuk berbagai program. Selama ini sasaran lokasi KKN UNY le­bih ba­nyak dilaksanakan di daerah pedesaan di kabupaten, khususnya di wila­yah DIY, seperti Bantul, Kulonprogo, Gunung Kidul, dan Sleman. Akan tetapi, KKN UNY yang dilaksanakan kali ini di lokasi Kampung Dukuh Kelurahan Gedongki­ wo kecamatan Mantrijeron Kota Yogyakarta oleh Agus Su­raji (Ketua Kelompok),­ Sulistya Y, Suharti, Parjono, Asih R, dan Suyadi justru terasa tidak kalah manfa­ atnya. ��������������������������������������������������������������������� Oleh masyarakat di tempat KKN, kelompok ini dianggap suk­ses karena­ program yang mereka tawarkan ����������������������������������������������� ba­­­nyak bermanfaat bagi masyarakat setempat. Agus Suraji­ dkk. me­laksanakan KKN Semester Genap 2008/2009 ini, dimulai­ sejak 20 Februari hingga 20 Juni 2009. Prayogo P e wa r a Din a m i k a j u li 2009

35


opini

Anak Bukan Komunitas Kelas Bawah O l e h S ulis S tyawa n

T

anggal 23 Juli diperingati sebagai Hari Anak Nasional (HAN). Diakui atau ti­ dak, selama ini, anak-anak Indonesia belum bisa memperoleh haknya secara maksimal. Bahkan, tak jarang, dalam upaya menuntut hak-hak yang seharusnya mereka per­oleh, anak-anak malah mendapatkan perla­ kuan kasar alias menjadi korban kekerasan. Bu­ kan pemenuhan hak sebagai anak yang mereka dapatkan, tetapi berbagai aksi kekerasan yang malah dituai. Memang, Indonesia sudah meratifikasi Kon­ vensi Hak-Hak Anak dan berlaku sejak 5 Oktober 1990. Pun, ketika UU PKDRT (Penghapusan Ke­ kerasan Dalam Rumah Tangga) disahkan pada 2004 yang lalu, boleh jadi masyarakat berharap agar kasus-kasus kekerasan terhadap anak (child abuse) yang selama ini terjadi di negeri ini, tidak akan terulang lagi. Namun, apa yang terjadi? Mencermati berba­ gai pemberitaan media massa, kasus KDRT – yang korbannya sebagian besar adalah perem­ puan dan anak-anak – ternyata malah kian menjamur, tidak hanya di daerah perkotaan, ta­pi juga telah merambah ke pedesaan. Pun, ter­nyata kasus kekerasan terhadap anak kini­ tidak hanya dari sisi psikologis/emosional, na­ mun sudah bisa digolongkan pada pengania­

Dalam ajaran agama manapun, anak adalah titipan Ilahi yang harus disayangi, dikasihi, dan dicintai. Anak adalah buah hati. 36

Pewara Dinam i ka J u li 2 0 0 9

yaan (bentuk kekerasan fisik), pelecehan seksu­ al, dan pencabulan, hingga pembunuhan. Dalam hal jumlah korban, seperti dilaporkan berbagai LSM dan media massa, ternyata juga terus mengalami peningkatan dari tahun ke ta­ hun. Masih maraknya kasus kekerasan terhadap anak, tentu amat memprihatinkan, mengingat pada 2006 kemarin telah dicanangkan ”Tahun Hentikan Kekerasan terhadap Anak!” Komunitas Kelas Bawah Dalam ajaran agama manapun, anak adalah titipan Ilahi yang harus disayangi, dikasihi, dan dicintai. Anak adalah buah hati. Tetapi, kena­ pa anak sering mendapatkan perlakuan keke­ ras­an? Ketika disiksa, seorang anak berada da­ lam posisi yang tak berdaya. Dari segi fisik, je­­las anak kalah besar dibanding orang dewa­ sa. Anak yang menjadi korban, tidak dapat ber­buat apa-apa menghadapi orang dewasa. Anak­-anak mendapat perlakuan tidak wajar dari orang dewasa karena anak selalu berada di pi­hak yang lemah. Selama ini, sering terjadi pemaksaan kehen­ dak yang dilakukan oleh orang dewasa kepa­ da anak-anak. Bahkan, saat anak ingin menun­ jukkan kepada orang tua bahwa mereka ju­ga memiliki hak untuk mengeluarkan penda­pat, banyak orang tua yang sama sekali tidak­ mem­ pedulikan keinginan anak tersebut. Sebagai kor­ ban, anaklah yang menanggung berbagai dam­ pak kekerasan itu. Celakanya, dalam tradisi masyarakat kita, se­o­lah-olah tumbuh anggapan bahwa anak adalah ”komunitas kelas bawah”. Mereka hanya­ lah pribadi-pribadi kecil dan lemah yang sepe­ nuhnya berada di bawah kendali kekuasaan orang dewasa. Akibatnya, orang tua pun mera­ sa berhak melakukan apa saja terhadap anakanak mereka.


opini Selain diposisikan sebagai makhluk yang le­ mah, anak juga selalu dianggap sebagai ”milik” atau ”properti” orang tua dan keluarga, sehing­ ga paling mudah dijadikan sasaran kemarahan. Situasi itu kian diperparah oleh faktor lain, se­ perti minimnya perhatian orang tua terhadap anak, terkikisnya kekerabatan, dan lain-lain. Anehnya, pengertian sempit tersebut terus saja berkembang. Di rumah maupun di sekolah sering diajarkan bahwa anak-anak harus menu­ rut sepenuhnya kepada orang tua, guru, atau orang dewasa lain! Mereka sama sekali tidak boleh membantah, mengkritik, apalagi mela­ wan. Pandangan demikian akhirnya mengakar kuat dalam tradisi masyarakat, kian berkem­ bang, dan sering membuka peluang terjadinya­ penindasan dan perlakuan yang salah terhadap­ anak, karena hal itu dianggap sebagai sesuatu yang wajar. Stop Kekerasan Sebenarnya, setiap individu memiliki kemam­ puan adaptasi atau penyesuaian diri dengan berbagai situasi. Tetapi, kemampuan itu berbe­ da-beda antara individu yang satu dan yang lain­ nya. Seorang anak pun mempunyai ketahanan tersendiri terhadap kekerasan yang dialaminya. Namun, jika terus menerus ”dibombardir” de­ ngan perlakukan keras dari orang-orang dekat mereka, seberapa lama mereka akan kuat me­ nanggungnya. Ingat, anak bukanlah milik orang tua, tetapi hanyalah titipan Sang Pencipta. Tidakkah men­ jadi masalah bila titipan itu kemudian diru­ sak/diperlakukan kasar? Untuk itu, marilah kita hargai anak dengan segala keterbatasan­ nya sebagai individu yang utuh, bukan malah menganggapnya sebagai ”orang dewasa kecil” yang pantas diperlakukan dengan seenaknya sendiri. Saat ini seluruh komponen masyarakat ha­ rus mendesak Pemerintah untuk benar-benar melaksanakan kewajibannya dalam menghen­ tikan kekerasan, penelantaran, diskriminasi, dan eksploitasi terhadap anak. Penegakan hu­ kum (law enforcement) bisa menjadi warning atau peringatan kepada seluruh masyarakat bahwa pelaku tindak kekerasan terhadap anak akan memperoleh hukuman yang berat. Kita ju­ ga berharap Komnas Perlindungan Anak—se­ bagai lembaga independen dalam perlindung­ an anak—terus mendesak Pemerintah untuk mem­berikan alokasi anggaran khusus untuk

istimewa

anak-anak korban perlakuan diskriminasi dan kekerasan. Bagaimana pun, kekerasan terhadap anak ha­ rus dihentikan. Anak Indonesia harus memper­ oleh jaminan untuk memperoleh aksesibilitas layanan kesehatan, pendidikan, kelangsungan hidup, tumbuh-kembang, serta hak partisipasi,­ baik fisik maupun psikis. Pemerintah tak bisa ”leng­gang-kangkung” atau lepas tangan terkait ma­s­alah ini. Langkah nyata harus segera dila­ ku­kan karena bukan tidak mungkin bangsa ini akan runtuh – karena adanya satu generasi­ yang hilang (lost generation) – jika hak-hak anak terus menerus ”dikebiri” atau kekerasan terha­ dap anak dibiarkan terus terjadi. Terakhir, terkait peringatan Hari Anak Nasi­ onal, ada sebuah pertanyaan retoris, “Akan­kah kita tetap menempatkan dan/atau memperla­ kukan anak sebagai ”komunitas priba­di-priba­ di kecil kelas bawah?” Jika jawabnya ”tidak!”, ma­ri kita penuhi hak-hak anak kita dan kita lin­ dungi mereka dari segala macam ben­tuk per­la­ kuan yang salah, diskriminatif dan eks­plo­i­ta­tif – terutama kekerasan!

Sulis Styawan mahasiswa Jurdik Fisika FMIPA UNY

P e wa r a Din a m i k a j u li 2009

37


opini tulisan pertama dari dua tulisan

Dengan Membaca dan Menulis,Kita Mengenal Dunia! O l e h A n a nd Firma n sya h

B

angsa Indonesia memang membutuh­ kan paradigma baru, khususnya dalam hal pendidikan. Paradigma lama yang tampaknya masih diterapkan sampai sekarang, bahwa para pendidik hanya menga­ jarkan teori dan hanya berkutat di dalam kelas.­ Hal semacam itu setidaknya sudah tidak lagi diterapkan di zaman modern ini. Namun demi­ kian, apa daya sistem pendidikan yang demiki­ an sudah digandrungi oleh para pendidik dan anak didik, yang menyebabkan anak didik le­ bih suka nongkrong di jalan, kantin, dan tem­ pat-tempat nongkrong favorit mereka daripa­ da nongkrong di perpustakaan, kelas (diskusi), rumah (belajar’kelompok). Alhasil, pencapaian yang dilakukan para anak didik setelah menyelesaikan proses bela­ jar­­-mengajar tidak seperti yang diharapkan. Wa­­ lau­­pun, prestasi yang diukir kaum muda di era microchip dan internet saat ini makin mem­bu­ hul, setidaknya kita sudah mampu membuk­ tikan kepada dunia luar bahwa siswa-sis­wa­ In­ donesia bukan yang tidak­ ber­kom­peten. Tetapi, kita juga tidak bisa me­nyang­kal bahwa peredar­ an narkoba di kalang­an­ ma­hasiswa dan siswa dari tahun ke tahun semakin meningkat. Ditam­ bah terjadinya keke­rasan fisik dan seksual yang bertambah secara signifikan. Peristiwa ini seti­ daknya menjadi ca­tatan buruk bagi bangsa In­ donesia karena mengandung kontradiksi dan dilema yang sulit dicari solusinya.

Menurut penulis, syarat pokok yang harus dipenuhi para anak didik adalah membaca! 38

Pewara Dinam i ka J u li 2 0 0 9

Membaca Krisis multidimensi yang tidak kunjung u­sai di Indonesia seharusnya tidak memberikan­ ke­ pu­tusasaan pada anak didik dalam menatap­ ma­­sa depan. Biaya pendidikan yang semakin melambung tinggi belum memberikan jaminan dapat diraihnya kesuksesan nantinya. Menurut penulis, syarat pokok yang harus dipenuhi para anak didik adalah membaca! Dengan membaca, pengetahuan kita pun akan bertambah. Kita da­pat mengetahui sejarah Indonesia, Eropa, Amerika, dan seterusnya, juga tokoh-tokoh pen­ ting dunia, kebudayaan-kebudayaan di du­nia, dan lain-lain. Tinggal minat baca kita yang ha­ rus diperbaiki, kalau masih rendah harus dit­ ingkatkan, sedangkan kalau sudah meningkat, dijadikan kebiasaan atau hobi. Menurut krashen (1993) via Hernowo, apa­ bila anak-anak sekolah dapat membaca buku deng­an rasa senang, mereka akan memperoleh -- secara tidak sengaja dan tanpa usaha yang di­ lakukan dengan sadar -- hampir semua hal yang disebut dalam ”keterampilan kebahasaan”. Kete­ rampilan kebahasaan dapat berupa keterampi­ lan membaca yang andal, mendapatkan kosaka­ ta yang banyak, mengembangkan kemampuan untuk memahami dan menggunakan susunan kalimat yang tertata, mengembangkan gaya pe­ nulisan yang bagus, dan menjadi pengeja yang hebat (meskipun tidak sempurna). Kalau anak didik hanya berbekal pengetahu­ an­ yang diberikan oleh para pendidik, maka pe­­­nge­tahuan yang dimiliki pun terbatas. Dan ti­dak jarang, apabila dalam proses belajar-me­­ ng­­a­­jar si pendidik bertanya, maka si anak di­ dik hanya terdiam, pura-pura menulis sesua­tu­ supaya tidak ditunjuk, sibuk sendiri, dan sete­­ rus­nya. Meskipun lulus dengan nilai yang me­ mu­askan atau bahkan meraih juara pertama­ di tingkat sekolah, belum merupakan jamin­an bahwa anak itu pintar. Walaupun dia pintar­ un­ tuk salah satu bidang, misalnya IPA/IPS, namun kalau ditanya tentang masalah yang menyang­


opini kut wawasan umum (menyangkut kehidupan sehari-hari, peristiwa yang sedang hangat di­ bicarakan, dan lain-lain) belum tentu mampu dijawabnya. Alasannya, dia mungkin belum ada gairah untuk membaca wawasan umum. Kegiatan membaca, dengan demikian, tidak­ hanya untuk satu bidang saja, namun untuk be­ berapa bidang kita perlu membacanya agar kita tidak dikatakan kurang pergaulan (kuper). Dan, juga dengan membaca, kita mempunyai arah perbaikan untuk sistem pendidikan yang ada di Indonesia, yang saat ini masih cenderung bersifat instan dan otoriter. Oleh sebab itu, bu­ daya membaca dapat dijadikan sebagai momen menuju perbaikan diri dalam menambah khas­ anah pengetahuan. Menulis Setelah budaya membaca dapat dilakukan, selanjutnya adalah kegiatan menulis. Memang diakui, menulis belum menjadi budaya yang di Indonesia. Justru budaya korupsi­ yang berkem­ bang pesat dewasa ini. Menulis­ ternyata mem­ berikan dampak yang cukup sig­nifikan, misal­ nya apa yang dikatakan Penne­baker (dalam bu­ku Hernowo), bahwa lusinan penelitian telah mem­buktikan bahwa kebanyak­an orang yang pernah memiliki trauma buruk di masa lalunya akan menjadi lebih baik dan lebih sehat sete­ lah menulis. Pada Journal of the American Asso­ ciation, edisi 14 April 1999, dila­porkan bahwa menulis secara ekspresif dapat menurunkan simtom asma dan rheumatoid arthritis. Menulis juga dapat menghilangkan depresi­ seseorang ketika orang tersebut menulis seca­ ra bebas tanpa mempedulikan tata bahasa dan struktur kalimat. Betapa banyak manfaat yang diberikan apabila kita menulis. Namun, man­fa­ at itu belum banyak diketahui banyak orang. Untuk memudahkan dalam hal menulis,­ alang­ kah baiknya terlebih dahulu dibiasakan menu­lis buku harian tanpa adanya ikatan tata baha­sa dan struktur kalimat. Dengan begitu, se­seorang akan terbiasa mengembangkan ide da­lam pi­ kirannya untuk dituangkan dalam tulis­an. Camel Bird dalam bukunya “Menulis dengan­ Emosi”, memberikan suguhan teknik penulisan yang menggunakan pengalaman hidup, yang menyenangkan maupun yang menyedihkan, se­ bagai sarana ceritanya. Jadi, kekuatan tulisan­ nya ada pada emosi si penulis untuk menuang­ kan pengalaman hiduphya ke dalam tulisan. Pernyataan bahwa penulis yang baik adalah

anak-anak, pantas dicermati. Dunia anak yang penuh dengan pertanyaan karena merasa ingin mengetahui sesuatu yang dianggapnya baru, me­nimbulkan perasaan takjub bagi penulis. Pasalnya, awal proses menulis dimulai dari pe­ rasaan ingin tahu, kemudian membuat dunia baru dari jawaban itu. Kepolosan dan kejujuran seorang anak tidak bisa menghalanginya untuk berekspresi menuangkan ide yang ada di dalam pikirannya. Ketika dididik oleh pendidiknya, mereka tak segan-segan untuk menggelontor­ kan pelbagai macam pertanyaan kepada pen­ didiknya perihal sesuatu yang belum pernah diketahuinya. Peristiwa itu sungguh sangat kontras dengan kehidupan mahasiswa di kam­ pus yang lebih banyak memberikan kesempatan kepada dosen untuk memberikan­ ceramah. Ke­ tika ditanya, mere­ ka kebanyakan di­ am, ri­but sendiri, pura-pu­ra me­nulis, dan se­te­rus­nya. Penulis dapat me­­­nang­kap perbe­ da­an an­ta­ra­ anakanak dan mahasis­ wa.­­ Pa­da ma­sa anak-anak adanya­ ke­­­cen­de­rung­an un­ tuk­­­ ber­­ta­nya sema­ kin­ be­sar karena me­re­ka be­lum­­ me­ nge­­nal­ rasa malu dan ke­ta­kut­an ke­­ti­ka­ per­ ta­nya­an­­nya ti­­dak bermu­tu.­ Se­­dang­kan ba­­gi­ ma­ha­sis­­wa, ra­sa ta­kut dan malu ke­ti­ka­ per­ta­ nya­­an­nya­ se­rasa tidak­ ber­mu­­tu sudah men­­da­ rah­­­ da­ging karena ujung-ujungnya kesa­lahan yang akan mereka dapatkan. Menurut penulis, hal itu tidaklah menjadi penghambat karena untuk mendapatkan presta­ si yang baik haruslah banyak membaca, menu­ lis, dan berkarya. Mahasiswa yang jarang mem­ baca akan merasa kesulitan sewaktu menerima materi perkuliahan dari dosen karena dasarnya­ tidak kuat, juga akan berdampak pada penge­ tahuan yang dimiliki karena hanya memiliki pengetahuan yang diberikan oleh dosen. Pada­ hal, pengetahuan tidak hanya didapatkan di bangku perkuliahan.

istimewa

Anand Firmansyah mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia FBS UNY

P e wa r a Din a m i k a j u li 2009

39


resensi buku

Cinta;

Sebuah perjuangan sepanjang hidup Oleh Vetty F ebria ria ne

Magdalena Mustafa Lutfi El Manfaluthi • Nuun, I, April 2008 • 452 + XVIII Halaman

Cinta memang harus diperjuangkan. Ditengah arus hedonisme yang berkem­ bang dan cenderung cinta diukur secara materi. Cinta tak hanya diukur dengan­ cinta. Dalam cinta harus ada kejelasan­ mengenai nasib dan masa depan. Pro­ ses materialisasi cinta dan kalkulasi ha­ ti semacam ini marak berkembang atas nama logika yang dianggap paling­ rea­ listis. Persoalannya adalah apakah cin­ ta bisa dilihat dari sudut logika? Karena sesungguhnya logika cinta tidak menge­ nal apa-apa. Cinta adalah cinta, jika cin­ ta dilogikakan dengan angka maka apa bedanya kita dengan makelar cinta? Adalah Magdalena. Sebuah novel ins­ piratif ini berisi mengenai kisah seorang gadis lugu yang menjadi tokoh sentral yang mempengaruhi semua dimensi ke­­hidupan Steve sebagai tokoh utama. Ki­­sah ini diawali dari pertemuan yang ber­­lanjut kasih antara Magdalena si ga­ dis lugu yang bersih dengan Steve seo­ rang pemuda pecinta seni yang mis­ kin, terbuang dan tak punya pe­ker­jaan namun berhati luhur. Steve dan balut­ an kemiskinannya dipandang bak singa yang mengintai masa depan pute­ri se­ ma­ta wayangnya oleh ayah Mag­da­le­ 40

Pewara Dinam i ka J u li 2 0 0 9

na yang hanya petani miskin di se­buah desa. Perpisahan sementara Steve menge­ jar penghidupan yang layak tetap men­ jadi matahari yang menggairahkan hi­ dup Mag­dalena desa. Namun tak bera­pa lama hadirlah Edward seorang bang­sa­ wan dengan watak yang kontras­ de­ngan Steve yang menawarkan geli­mang­an harta yang menyilaukan Mag­da­le­na dan keluarganya. Seorang sa­ha­bat Magdale­ na semakin menjerumus­kan gadis lugu ini menjadi pecundang cinta. Seseorang yang mampu bertahan de­­ ng­an pendiriannya, tahu dan sadar­ akan potensi dirinya, akan menuai keber­­­ha­ silan di kemudian hari. Sedangkan­ orang yang tidak memiliki identitas diri mudah terlena oleh rayuan maupun bu­ ju­k­an akan menyesal. Pun demikian de­ ng­an Magdalena. Akhirnya pilihan dia un­­tuk memilih Edward yang begitu lo­ gis­ menurut dia akan memberikan keba­ ha­giaan karena gelimangan harga dan ketampanan fisik, berakhir pada penye­ salan, terbuang, kesengsaraan, depresi dan bunuh diri. Magdalena karya Manfaluthi yang judul aslinya Al Majduli adalah novel

yang tak asing lagi di Indonesia. Konon tenggelamnya Kapal Van Der Wijk karya­ Hamka menjiplak karya ini. Namun da­ lam pengantar novel ini dijelaskan me­ nge­nai kesimpangsiuran polemik ter­ se­but. Bahwasanya polemik tersebut mun­­cul dari konteks politik saat itu. Yang kemudian mulai hilang setelah al­ mar­­hum HB. Yasin, Paus sastra Indone­ sia mengungkapkan analisa dan pem­ belaanya. Membaca Magdalena seperti memba­ ca realitas sosial yang mengancam diri kita sendiri. Kewajiban menjawab per­ tanyaan “Dia bekerja apa? punya apa? dan bla bla bla” dari ma­syarakat sekitar kadang mengancam keyakinan diri kita akan makna cinta itu sendiri. Tuntas Membaca novel ini semoga di­barengi dengan tuntas pula melihat diri sendiri. Masihkah akan menyerah­ pada keadaan? Selama hayat masih di­­ kan­dung badan, maka katakan lah: Ja­ ngan, Karena cinta memang harus di­ per­juangkan!

Vetty Febriariane Alumnus Pendidikan Akuntansi 2003 FISE UNY


bina rohani

Kita Pemenang Ramadhan? O l e h H e ndra S ug i a n toro Ibadah puasa Ramadhan. Alangkah ba­ hagianya siapa pun yang dapat melalui ibadah puasa Ramadhan dengan menja­ di manusia bertakwa. Takwa merupa­ kan ukuran yang bersifat Ilahiah. Kita,­ sekelas kyai sekalipun, tak mampu me­ ng­­ukur tingkatan takwa. Biarlah Tu­ han yang mengetahui, karena Dia Maha Tahu, keberhasilan hamba-Nya dalam menggenggam takwa. ”kita telah mencapai kemenangan” senantiasa didengungkan saat akhir Ramadhan tiba. Tentu, bagi kita yang bisa menginternalisasi makna dan menyelami hikmah dari ibadah puasa, kita la­yak meraih kemenangan. Pua­ sa, kata Yudi Latif, merupakan waha­ na pertemuan antara tauhidullah dan tauhidul ummah, antara perkhidmatan kepada Tuhan dan perkhidmatan kepa­ da kemanusiaan. Tanpa memberi dam­ pak sosial, puasa tak menemukan rele­ vansinya. Puasa sejatinya adalah media Tuhan untuk menempa kita agar terus memantapkan tujuan penciptaan. Ter­ cipta untuk beribadah dan memakmur­ kan kehidupan, tak sekedar lembaran teks tak meruang, tetapi memang harus diejawantahkan di dunia nyata. Seberapa sering kita menapaki iba­ dah puasa belum berbanding lurus de­ ng­an kebaikan kehidupan. Bertahun­tahun ibadah puasa menghampiri, ter­nyata belum kuasa mencerahkan wa­jah negeri ini. Bukankah Proklama­ si Ke­mer­dekaan 1945 yang dibacakan Soe­karno-Hatta, atas nama bangsa Indo­ ne­sia, bertepatan dengan bulan Rama­ dhan! Lebih monumental lagi, pemba­ caan teks itu persis saat peringatan Nuzulul Quran yang jatuh setiap 17 Ra­ madhan. Sungguh takjub kita mengeta­ hui negeri ini dinyatakan merdeka pada bulan yang mulia dan ampunan. Lalu, mengapa lahirnya Indonesia di bu­lan suci Ramadhan tak berbanding lurus dengan kondisi nyata negeri ini.

repro. kalam

Pastinya, siapa pun kita, tentu menya­ dari bahwa Ramadhan yang senantiasa dijalankan setiap tahun takkan mem­ berikan perubahan jika kita sendiri ti­ dak berkomitmen melakukan perubah­ an. Maka, harus ada relevansi antara pu­asa dan perbaikan kehidupan ber­ bangsa dan bernegara. Puasa yang ki­ ta lakukan harus berdampak bagi ke­ hidupan berbangsa dan bernegara. Jika tidak, puasa yang kita lakukan tak memiliki makna signifikan. Tak adanya perubahan sikap dan perilaku yang da­ pat menebarkan kemaslahatan bagi ke­ hidupan berbangsa dan bernegara, be­ rarti puasa kita menuai kegagalan. Penting untuk ditanamkan, Indone­ sia kini dan masa depan berada di ta­ ngan kita. Masing-masing kita memiliki tanggung jawab membawa negeri ini lebih bermartabat dan mampu bereksis­ tensi. Setiap perilaku negatif sekecil apa pun yang kita lakukan sedikit banyak akan berdampak buruk bagi bangun­an megah Indonesia. Mengutip Bung Kar­ no, Indonesia merdeka adalah jembat­ an emas menuju gedung Indonesia yang sempurna. Dalam meniti jem­

batan emas tersebut, puasa semesti­ nya mam­pu memperteguh nilai-nilai positifw. Agar gedung Indonesia yang sempurna dapat terwujud, puasa seyog­ ianya memiliki dampak bagi kebangu­ nan bangsa. Dengan begitu, kita layak menjadi sang pemenang. Saat kita menyaksikan fenomena ke­ hidupan, tentu meyimpan perih kepriha­ tinan. Korupsi bukannya dihindari, ma­ lahan menjadi profesi. Tandusnya hutan akibat ulah jahil manusia telah mem­ bawa kepapasengsaraan negeri ini. Ti­ dak mau ketinggalan dengan tingkah laku negatif elit di lingkaran kekuasaan, masyarakat di tingkat akar rumput me­ nebar ketidaknyamanan dengan ak­ si-aksi kriminalitas. Korupsi, illegal log­ging, dan kriminalitas hanyalah se­ba­ gian kecil dari perilaku-perilaku manu­ sia yang tak mampu membumikan tun­ tunan-tuntunan Ilahiah dalam realitas kehidupan. Berbahagialah kita yang men­­jadi sang pemenang ketika Rama­ dhan­ berakhir. Kemenangan yang be­ nar-benar sejati. Kemenangan dalam me­naklukkan ego dan nafsu diri untuk menyatu-padu dalam derap kehidupan semesta. Setiap pengendalian diri, keju­ juran, kesabaran, semangat kebajikan, dan antikemungkaran, serta kepedulian sosial dipersembahkan bagi terwujud­ nya kemaslahatan negeri. Itulah sejatinya kemenangan. Seba­ gai­mana tutur Salahuddin Wahid, kita baru bisa dianggap memenangkan pua­ sa setelah mampu meneruskan perilaku kejujuran, kedisiplinan, pengendalian diri, kasih sayang, dan kesabaran yang diperoleh pada bulan puasa dalam kehi­ dupan sehari-hari selama sebelas bu­ lan berikutnya setelah Ramadan. Rama­ dhan usai, kitakah sang pemenang?

HENDRA SUGIANTORO Staf Redaksi Educinfo FIP UNY

P e wa r a Din a m i k a j u li 2009

41


cerpen

Percakapan dengan Burung O l e h I n un g Setya mi Siang yang garang. Matahari memanggang tubuh-tubuh di jalanan. Asap berdebu berhamburan masuk paru-paru. Bus berhenti, penumpang turun-naik silih berganti. Keringat dan parfum murahan aneka merk jadi satu. Membuat suasana dalam bus tidak nyaman, gerah, dan bikin muntah. Sekilas, pandanganku tertuju pada seorang nenek ren­ ta yang berdiri terhuyung. Hatiku trenyuh. Orang-orang di sekitar tak peduli, tetap duduk sambil menyandarkan pung­ gung dan memejamkan mata. Kuberikan tempat dudukku untuk nenek itu. Suara kendaraan meraung bersahutan. Bus yang kutum­ pangi tetap melaju, mengeluarkan asap-asap beracun, menam­ bah Yogya semakin luka. Kulihat di depanku seorang lelaki berbadan kekar. Lama-lama tak tahan juga aku berdiri di situ. Bau keringat menyengat dari ketiaknya. Jujur aku tak tahan. Tapi, apa boleh buat. Tak ada lagi tempat untuk menghindar. Di sampingku, bapak tua dengan santai menyedot rokok klo­ botnya dan mengeluarkan asap tanpa rasa bersalah. Seakanakan di dalam bus itu hanya ada dirinya. Bus berhenti lagi, mencari dan menurunkan penumpang. Semakin lama penumpang semakin berkurang. Aku merasa lega karena udara dalam bus sedikit nyaman. Seorang bapak tua naik, membawa sangkar beserta burungnya. Dia duduk tak jauh dari tempat dudukku. Tak lama, bapak tua itu telah akrab bercakap dengan orang di sampingnya. Dari pembica­ raan mereka, aku tahu burung dalam sangkar dengan kicau indah dan warna keemasan itu baru didapatkannya pagi ta­ di ketika matahari belum muncul. Entah burung apa nama­ nya, yang pasti harga jualnya cukup tinggi, sehingga sampai siang ini belum ada yang berani menawarnya. Dan, bapak tua itu berniat untuk menjualnya ke kota lain. Kulihat burung dalam sangkar itu meloncat-loncat diiri­ngi kicau merdu yang mampu menggetarkan hatiku. Semakin la­ ma kicaunya menjadi seperti jeritan menyayat jiwa. Burung dalam sangkar itu telah mengingatkanku pada masa lalu. Aku masih merasakan ketika kebebasanku terampas, saat aku dipenjara bertahun-tahun tanpa kesalahan apa pun. Aku di­ pen­jara karena dituduh membunuh majikanku sendiri. Aku yang hanya bekerja sebagai tukang kebun dan tak tahu apaapa harus mendekam di ruang sempit dan pengap, menjalani kehidupan yang sama sekali tidak kuinginkan. Ah, rupanya hukum lebih kompromi pada uang daripada kebenaran. Sela­ 42

Pewara Dinam i ka J u li 2 0 0 9

ma bertahun-tahun aku menekuri kesepian, merindukan istri di rumah, dan anak yang belum sempat kukenali wajahnya karena masih di dalam kandungan ibunya waktu itu. “Samsul, apakah ini yang kaurasakan, saat kau berpisah dengan orang-orang yang kausayangi? Sekarang kesedihan­ mu sudah berakhir, bukan? Kamu telah bebas. Kau akan ber­ temu dengan anak-istrimu yang selama ini kaurindukan. Kau lebih beruntung, Samsul.” Aku terperanjat mendengar kicau burung itu. Burung itu tiba-tiba mengajakku bicara dengan bisikan kicaunya. “Kenapa aku lebih beruntung daripadamu, burung?” Da­ lam hati aku bertanya. Pertanyaan yang seharusnya tak ku­ tanyakan karena aku sudah tahu jawabnya. “Kamu jangan bodoh, Samsul! Laki-laki keparat ini telah­ menangkapku, padahal anak-anakku baru saja menetas. Bah­ kan, suamiku ditembaknya tiga hari lalu. Lalu, siapa yang akan mencarikan makan untuk anak-anakku. Maut pasti sege­ ra menjemputnya dan aku hanya akan mengahabiskan sisasisa usiaku di dalam sangkar busuk ini.” Burung itu mengo­ ceh. Ocehan yang menyedihkan. “Lalu, apa yang kauharapkan?” Batinku, bertanya lebih to­lol lagi pada burung itu. “Hah, harapan? Terlalu getir bila kamu membicarakan ha­ rapan. Aku tak punya harapan lagi, Samsul. Aku hanya akan menghabiskan waktu hidupku di sangkar sempit ini. Kecua­ li, kau mau menolongku.” “Aku akan menolongmu! Tapi, bagaimana caranya?” “Kamu tolol, Samsul! Makanya, kamu dapat dengan mudah dijebloskan ke penjara tanpa kesalahan apa pun. Sebenarnya, kamu tidaklah tolol. Tuhan telah mengistimewakan manusia dengan memberinya akal pikiran. Hanya saja, manusia ka­ dang malas untuk berpikir, termasuk kamu. Jadilah, banyak manusia yang pola hidupnya tidak lebih daripada binatang. Oh ya, kamu ingin menolongku? Kamu dapat membeliku dari pak tua brengsek ini, kemudian lepaskan aku ke alam bebas agar aku bisa menyelamatkan anak-anakku,” pintanya. “Tapi, aku tak punya uang sepeser pun. Mana mungkin aku dapat membelimu?” “Coba kaupikir, Samsul. Gunakan otakmu untuk berpikir menyelesaikan masalah. Jangan kauanggap otak hanya seba­ gai isi kepala saja. Jangan kamu membuat dirimu menjadi manusia bodoh yang enggan berpikir, Samsul. Itu sama hal­


cerpen

istimewa

nya kamu tidak mensyukuri nikmat Tuhan. Kontan pandanganku tertuju pada cincin yang melingkar di jari manisku. Kupikir cepat, kulepas cincinku, dan kutu­ kar cincinku dengan burung pak tua itu. Pak tua itu ternya­ ta tak keberatan. Maka, burung dalam sangkar itu kini jadi­ milikku. Aku rela kehilangan cincin dan melepaskan burung dari dalam sangkar itu ke alam bebas. Aku rela kehilangan harta benda demi menyelamatkan makhluk Tuhan yang membu­ tuhkan. Bukankah harta benda hanyalah titipan-Nya. Bukan­

kah­ kini aku sedang menjemput kebahagiaan. Aku telah meng­­­ hirup udara bebas. Sebentar lagi aku akan bertemu ke­lu­arga tercinta. Maka, aku pun tak keberatan harus berba­gi keba­ hagiaan dengan makhluk Tuhan yang lain. Walau ha­nya see­ kor burung! Karena ia pun berhak hidup. Tanpa harus di­ sakiti!

Inung Setyami mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia FBS UNY

P e wa r a Din a m i k a j u li 2009

43


puisi•geguritan•tembang Sajak Tinta Zaitun

tak ada nyanyian tak ada lampu–lampu Tapi di sini dalam jiwaku mengalun lembut senandung keyakinan yang pekat

Jalan Yang Ku Pilih

Dalam sendiri kurangkai tekad aku hanya perlu menjaga sepercik rona di dadaku untuk setia menapaki jalan takdirku

Lorong kesunyian itu menganga lebar tak menyisakan sedikit pun ruang gemericik Tembang kesepian itu berdengung–dengung bising merobek jiwaku menyisakan lagu pilu Jalan kesendirian itu kini telah terbentang jauh terjal sepi... Dan aku sendiri! tak ada teman

Dalam sendiri kurangkai tekad aku hanya perlu menjaga kerlip lilin di jiwaku untuk menerangi setiap langkahku Tersenyum aku dalam-dalam inilah jalan yang kupilih sepi Januari 2009 Tinta Zaitun Mahasiswa UNY

pojo k g e litik

Puasa Waktu Itu Umarmoyo : Di, ini bulan Ruwah ya? Umarmadi : Iya. Kenapa? Umarmoyo : Habis Ruwah kan bulan Pasa. Umarmadi : Iya. Kenapa emang? Umarmoyo : Aku inget waktu masih kecil. Umarmadi : Gimana? Umarmoyo : Waktu itu, radio belum ada, apalagi televisi. 44

Pewara Dinam i ka J u li 2 0 0 9

Jadi yang untuk tanda­ waktu sahur habis, adalah ayam-ayam dikandang pada keluar. Umarmadi : Terus ngapain? Umarmoyo : Biarpun matahari sudah nongol, bapak-ibu bilang sahur kami belum terlambat karena ayamayam belum pada keluar kandang. Padahal, kenapa ayam-ayam itu belum keluar kandang, karena emang pintu kandangnya sengaja belum dibuka dulu. Umarmadi : O... begitu. Aku juga punya pengalaman menarik, Yo.

Umarmoyo : Gimana? Umarmadi : Waktu kecil aku selalu sahur ama kakak. Waktu itu di rumah sudah ada radio. Umarmoyo : Terus? Umarmadi : Tahu nggak ... aku dan kakak tidak pernah terlambat sahurnya. Umarmoyo : Bagus itu. Tapi, emangnya kenapa? Umarmadi : Waktu aku dan kakak sahur, radio dibunyikan terus. Pas giliran radio itu mau kumandangkan imsyak, diam-diam radio itu dimatiin ama kakak. Umarmoyo : .........................................? ema r '09


n le

sa

Membaca Pewara Saat Wisuda Pagi yang cerah itu, (8-9/8) riuh rendah peserta upacara wisuda tampak. Di tengah aktivitas biasanya, di bangku paling de­ pan­ tampak Sutrisna Wibawa, Pembantu Rektor II UNY sedang asyik menjejali tulisan Pewara. Di barisan para cum laude, se­de­­ret mahasiswa tak mau kalah, demikian halnya di beberapa sudut gedung. Entah apa yang sedang mereka baca? Ja­wab­ nya, tanya pada mereka! teks: Sismono La Ode • Fotografer: Ahmad natsir ep


Segera miliki buku-buku Perguruan Tinggi Mari dari kami...

MemBuat UNY MenjaDi WORLD CLASS UNIVERSITY

universitas negeri Yogyakarta Jl. Colombo No. 1 Yogyakarta 55281 JAKARTA Telp. (021) 8717006 (Hunting) Fax. (021) 8717011,8708660 BANDUNG Telp.(022) 7500893 Fax. (022) 7504918 SEMARANG Telp.(024) 7609432, 7609475, Fax. (024) 7615612 YOGYAKARTA Telp. (0274) 443 6666, Telp. 0274-586168 www.uny.ac.id Fax. (0274) 443 6906 SURABAYA Telp (031) 868791012, Fax. (031) 8687913 MEDAN Telp. (061) 7853881-85 (Hunting), Fax. (061) 7853886-87 PEKANBARU Telp. (0761) 571633, 571533 Fax (0761) 571339 PALEMBANG Telp.(0711) 444463, 443368 Fax. (0711) 444462, 446996 MAKASAR Telp (0411) 883933 Fax (0411) 883922 MANADO Telp/Fax (0431) 847976 KENDARI Telp/Fax (0401) 392291 KOLAKA Telp (0405) 24259 PARE- PARE Telp/Fax (0421) 23060 PALU Telp/Fax (0451) 426553 LUWUK BANGGAI Telp/Fax (0461) 23617 TOLI-TOLI Telp/Fax (0453) 22133 TORAJA Telp/Fax (0423) 22168 PALOPO Telp/Fax (0471) 22645 MAROS Telp (0411) 372328 BONE Telp/Fax (0481) 27177 SENGKANG Telp (0485) 21262 BATAM Telp (0778) 472734, Fax (0778) 472735 TARAKAN Telp/Fax (0551) 31764 PAPUA Telp/Fax (0967) 585239


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.