Pewara Dinamika Juli2009

Page 5

jendela

Berpuasa: Saling Menghormati! Bulan ini bulan Juli 2009. Kebetulan di dalam­ nya ada bulan lain, Syaban 1942 H, orang Jawa suka menyebutnya sebagai bulan Ruwah. Begi­ tu orang masuk bulan Syaban atau Ruwah, di depannya akan tertulis bulan Ramadhan, orang Jawa menyebutnya sasi Pasa. Mereka dan kita yang merasa, menyadari, dan meyakini sebagai muslim segera bersiapsi­ap untuk menyambut bulan suci Ramadhan tersebut, tentu dengan suka-cita. Meski terde­ ngar juga seloroh ‘lho, waktu cepet sekali ya, ra­sanya bada baru saja kemarin, e ... sekarang sudah mau bada lagi’. Umat Islam di Indonesia dan di mana pun ber­ada bersemangat menjabat Ramadhan kare­­ na “Wahai orang-orang yang beriman, diwa­jib­ kan atas kamu berpuasa, sebagaimana telah di­ wa­jibkan atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertaq­wa” (Al Baqarah: 183). umat Islam sadar be­tul bahwa Islam didirikan atas 5 dasar: (1) mengu­cap­kan syahadat, (2) menegakkan shalat, (3) me­nge­luarkan zakat, (4) berpuasa di bulan Rama­dhan, dan (5) melakukan haji. Berbagai upaya dipersiapkan dan dilakukan demi berlangsungnya ibadah Ramadhan kali ini bisa baik, lancar, dan khusuk. Persiapan fisik dan mental pun dilakukan dengan sebaik-baiknya, dengan harapan puasanya kali ini diri­dhoi Allah swt. Umat Islam ten­tunya cukup menya­­­­ dari makna di balik un­tai­an kata bijak ‘hari ini harus lebih baik dari­pa­da kemarin, esok hari harus jauh lebih baik da­ripada hari ini’. Upaya-upaya khusukisasi pelaksanaan iba­ dah puasa Ramadhan di Indonesia pun cukup menarik. Hal ini disebabkan bahwa umat yang ada, tinggal, dan berdomisili di Indonesia cu­ kup beragam. Orang menyebut Indonesia ini mul­ti-etnis, multi-kultur, multi-agama, dan sete­ rusnya, dan seterusnya. Salah satu upaya yang menarik, ada pi­hakpihak yang mengeluarkan statement ‘hormati­ lah orang yang berpuasa!’ Hal ini tentu saja di­mak­sudkan agar pihak-pihak lain yang kebe­ tulan tidak berpuasa tidak melakukan hal-hal

secara berlebihan dan mencolok, yang boleh ja­di mengganggu ibadah puasa atau da­pat me­ ngurangi kekhusukan ibadah puasa sese­orang. Merokok, makan, atau apa sajalah di tem­­­pat umum, barang­kali terasa kurang etis. Perilaku tersebut dinilai cukup berpengaruh ter­­­­­utama khususnya bagi ‘puasa pemula’ atau orangorang ‘yang lagi mu­lai belajar puasa’. Bagi pelaku puasa yang sudah ‘dewasa’ tentu halhal ‘yang cuma’ seperti itu ora bakal ngaruh. Dalam rangka pembelajaran bersama dalam konteks multi-multi itu tadi, wajar juga rasanya dimunculkan statement ‘hormatilah orang yang tidak berpuasa!’ Kiranya berlebihanlah kalau de­mi bulan puasa lalu para penjual makanan dan minuman, warung-warung makan, penjual atau warung rokok, dan sebangsanya itu harus tutup siang selama 1 bulan. Mereka juga butuh penghasilan demi kelangsungan hidup diri dan keluarganya. Kenyataan menunjukkan, banyak di antara mereka yang berjualan itu, yang mem­ buka usaha itu, juga (sambil) berpuasa! Yang pasti, muslim ‘perokok sejati’, para ‘ahli makan-minum di luar’ yang cukup tangguh iman­nya dan kuat niatnya berpuasa hanya demi Allah swt, tentu tidak akan mudah bergeming ha­nya karena melihat orang merokok dengan nikmatnya di depan mata, tidak akan serta-mer­ ta muncul keinginannya hanya karena melihat warung/kantin/resto buka di siang hari, tidak akan kemecer-ngiler hanya lantaran melihat orang-orang menyantap makanan dengan la­ hap­nya di warung/kantin/resto kesukaannya. De­mikian dan seterusnya. Bagaimana pun saling menghormati, saling menghargai, saling tenggang rasa, saling peduli, ja­uh lebih nikmat dalam rangka menjalani hi­ dup dan kehidupan yang dianugerahkan oleh Allah swt kepada kita. Selamat berpuasa, sela­ mat meraih kemenangan!

Drs. Sumaryadi, M.Pd. Pemimpin Redaksi

P e wa r a Din a m i k a j u li 2009


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.