Pewara Dinamika Juni 2011

Page 1

Volume 12 • nomor 42 juni 2011

issn 1693-1467

P e w a r a

Dinamika universitas negeri yogyakarta

HASIL AUDIT KEUANGAN DAN ADMINISTRASI UNY:

“AMANAh”

Hasil audit keuangan UNY yang dilakukan oleh pihak auditor independen menunjukkan hasil yang memuaskan: Wajar Tanpa Perkecualian.


PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA

Pancasila sebagai cita-cita negara atau cita-cita yang menjadi basis bagi suatu teori atau sistem kenegaraan untuk seluruh rakyat dan bangsa Indonesia, serta menjadi tujuan hidup berbangsa dan bernegara Indonesia. Menghadapi era globalisasi ekonomi, ancaman bahaya laten terorisme, komunisme, dan fundamentalisme merupakan sebuah tantangan tersendiri bagi bangsa Indonesia. Patut juga diwaspadai adanya pengelompokan suku bangsa di Indonesia yang kini semakin kuat. Pemahaman nasionalisme semakin berkurang. Di saat negara membutuhkan kesolidan dan persatuan hingga sikap gotong royong, sebagian masyarakat justru lebih mengutamakan kelompoknya, golonganya, bahkan negara lain dibandingkan kepentingan negaranya. Untuk itu sebaiknya setiap komponen masyarakat saling berinterospeksi diri untuk dikemudian bersatu bahu-membahu membawa bangsa ini dari keterpurukan dan krisis multidimensi. Jika memang Anda cinta dengan Adat, Budaya, dan Toleransi umat beragama di Indonesia, dukung dan jagalah kesucian Pancasila sebagai ideologi pemersatu bangsa! Iklan layanan ini dipersembahkan oleh Pewara Dinamika • teks: Sismono la ode • paguyubanassalam.wordpress.com (repro.)


pena redaksi

P e wa r a

Dinamika universitas negeri yogyakarta

PENERBIT HUMAS Universitas Negeri Yogyakarta IJIN TERBIT SK Rektor No. 321 Tahun 1999 ISSN 1693-1467 PENANGGUNG JAWAB Prof. Dr. H. Rochmat Wahab, M.Pd., M.A. (Rektor UNY) PENGARAH Prof. Dr. Hj. Nurfina Aznam, SU., Apt. (Pembantu Rektor I) H. Sutrisna Wibawa, M.Pd. (Pembantu Rektor II) Prof. Dr. H. Herminarto Sofyan (Pembantu Rektor III) PENASEHAT Hj. Sujariyah, M.Pd. (Kepala Biro AUK) Dra. Hj. Budi Hestri Hutami (Kepala Biro AAKPSI) PEMIMPIN UMUM Lena Satlita, M.Si. PEMIMPIN PERUSAHAAN Prawoto, SE. PEMIMPIN REDAKSI Dr. Nurhadi, M.Hum. SEKRETARIS REDAKSI Dian Dwi Anisa REDAKTUR PELAKSANA Sismono La Ode, S.S. REDAKTUR Lina Nur Hidayati, M.M. Rizka, SH. Drs. Wedho Chrisnarto Tusti Handayani, A.Md. Witono Nugroho, S.I.P. Dhian Hapsari.SS. Ariska Prasetyanawati Hayati Nupus Desain dan Tata Letak Kalam Jauhari FOTOGRAFI Heri Purwanto, SIP. REPORTER Ratna Ekawati, M.A. (FIK) Nur Lailly Tri W., A.Md. (FISE) Dedy Herdito, M.M. (FMIPA) Virga Renitasari, S.S. (FBS) Noor Fitrihana, M.Eng. (FT) Norma Chussnah, S., S.Pd. (FIP) Prayoga, S.I.P. (LPM/Lemlit) Pramushinta Putri Dewanti, S.S. (PPs) SIRKULASI Kusno, S.Pd. Suwanto Sumedi Sudarman Sri Widodo Maryono ALAMAT REDAKSI Jl. Colombo No. 1 Kampus Karangmalang Universitas Negeri Yogyakarta 55281 Telp/Fax 0274 542185 E-mail: pewaradinamika@uny.ac.id Online: www.uny.ac.id

dok. humas uny

Selamat bulan Juni. Dan selamat berjumpa lagi dengan Pewara Dinamika edi­si Juni. Sudah setengah tahun dalam tahun 2011 terlewati. Berbagai kisah sudah diguratkan di atas meja redaksi.­ Untuk itu, kami tak mau setengah-se­ te­ngah dalam melayani pembaca. Disini kami menghadirkan berbagai tulisan yang menarik untuk dibaca. Untuk rubrik Laporan Utama, kami­ suguhkan berita mengenai laporan keu­ angan badan layanan umum Universitas Negeri Yogyakarta yang dinyatakan wajar tanpa perkecualian (WTP). Proses pengauditan dilaksanakan berdasarkan standar auditing yang ditetapkan oleh IAPI (Institut Akuntan Publik Indonesia) dan Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN) yang diterbitkan oleh Badan Pemeriksa Keuangan. Audit sen­ di­ri telah­dilakuan pada neraca BLU UNY

per 31 Desember 2010, laporan ak­ti­vi­ tas,­dan laporan arus kas untuk ta­hun tersebut. Audit juga mencakup peng­u­ jian atas kinerja dan kepatuhan ter­ha­ dap kontrak, persyaratan­bantuan,­dan pasal-pasal tertentu dalam perundang-­ undangan. Hasil dari audit ini tentu saja­ membanggakan seluruh civitas akademika UNY. Dengan hasil seperti ini, diharapkan UNY akan semakin mendapatkan kepercayaan dari publik. Untuk rubrik berita, kami suguhkan pula berita-berita dari penjuru kampus UNY. Tak kalah menarik, rubrik opini, tips-tips, bina rohani akan memberikan­ sekelumit tambahan pengetahuan untuk pembaca. Dan tersedia pula rubrik cerpen, puisi dan pojok gelitik yang akan menghibur anda. Untuk itu, sila nikmati Pewara Dina­ mika edisi Juni kali ini. 

Redaksi menerima tulisan untuk rubrik Bina Rohani (panjang tulisan 500 kata), Cerpen (1000 kata), Opini (900 ka­ta), Puisi/Geguritan/Tembang (minimal dua judul), dan Resensi Media (500 kata). Tulisan harus dilengkapi de­ngan iden­ti­tas yang jelas, nomor yang bisa dihubungi, pasfoto (khusus Opini), serta keterangan dan sampul media (khu­sus Re­sen­si Media). Kirimkan tulisan An­da me­la­lui pewaradinamika@uny.ac.id atau langsung ke kan­tor Humas UNY. Bagi yang dimuat, ho­nor dapat diambil di kantor Humas UNY.

P e wa ra D i n a m i ka j u n i 2011

1


daftar isi Volume 12 • Nomor 42 juni 2011

l a po ra n U ta m a

Hasil Audit keuangan dan Administrasi UNY: “Amanah”

dokumen humas

Hasil audit keuangan UNY yang dilakukan oleh pihak auditor independen menunjukkan hasil yang memuaskan: Wajar Tanpa Perkecualian. halaman 6

28

36 opini

berita

ASSESOR PT BAN KE PRODI PG-PAUD datangan Dr. Asep Supena, M.Psi dan Dr. Ocih Setiasih, M.Pd selaku assessor untuk audit eksternal di Ruang Sidang I, yang akan mengevaluasi penyelenggaraan prodi PG-PAUD.

dokumen humas uny

Jum’at (17/06/2011) Pogram Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini FIP UNY menyambut ke-

Berita Lainnya • Ajang Curhat Jurusan Manajemen • FIP Mencetak 14 Mahasiswa Cumlaude • Konstruksi Limbah Cair Sebagai Penggerak Turbin • Ujicoba Teleconference

Pendidikan Indonesia, Tanggung Jawab Siapa? Sebelum kita membahas lebih jauh me­ngenai siapa penanggung jawab atas pendidikan Indonesia, seperti­ nya kita perlu tahu terlebih dahulu...

41 bina rohani 5 bunga rampai 42 cerpen 4 dari pembaca 1 dari redaksi 3 Jendela 24 Kabar dari luar 44 pojok gelitik 44 puisi•geguritan•tembang 40 resensi media perancang sampul: kalam jauhari

2

P ewa r a Din a mik a J un i 2 0 1 1


jendela

NAMA ANDA SIAPA BUKAN? Mungkin Anda akan mengira ada yang keliru dengan kalimat judul di atas. Secara struktur benar tetapi ada yang salah dengan maknanya.­ Pemakaian kata “siapa” yang digabung dengan­ kata “bukan” dalam kalimat tersebut tidak te­ pat. Akan tetapi, benarkah demikian? Kalau seseorang ragu dengan nama lawan bi­­ca­ra, sebagai konfirmasi ia akan bertanya, “Ma­af, nama Anda Agus, bukan?” Lalu dilanjut­ kan dengan kalimat, “Wah, sudah lama ya kita­ ti­dak bertemu. Bagaimana kabarnya?” Dan ini­ lah dialog selanjutnya yang khas orang Indone­ sia, “Berapa anakmu sekarang?” Kembali ke judul kalimat di atas. Saya punya sederet nama teman lama seperti Sopo, Saha, Who, Wer, dan Qui serta Siapa. Karena lupa-lupa ingat, ketika bertemu kembali dengan teman lama yang terakhir, pertanyaan yang diajukan adalah, “Nama Anda Siapa, bukan? Wah, sudah lama kita tidak bertemu ya?” Tapi benarkah ada seseorang bernama Siapa bin Anu? Rasanya­terlalu mengada-ada. Ratusan tahun lalu, William Shakespeare per­nah menyatakan “apalah arti sebuah nama”.­ Bagi orang Inggris, stok nama untuk anak-anak mereka rupanya cukup terbatas pada kata-kata tertentu seperti Goldsmith, Silverstone, Arm­ strong, atau semacam Younghusband. Itu­lah nama-nama keluarga yang Anda sudah tahu­ artinya dalam bahasa Indonesia. Rupanya­ti­ d­ak hanya orang Inggris, orang Belanda atau orang Eropa pada umumnya juga memiliki keterbatasan untuk pernamaan ini. Begitu hal­ nya dengan orang Arab. Menurut Robert Lacey dalam bukunya yang berjudul Kerajaan Pe­­tro­ dolar Saudi Arabia, nama-nama keluarga di Arab­ cukup terbatas pada kata-kata seperti Ab­dul­ aziz, Abdullah, Saud, Faisal, Khalid, atau Fuad. Tentu saja biasanya dengan menambahkan kata Muhammad di depannya. Meski demikian, ada sebuah batas yang ti­ dak sembarang orang boleh seenaknya memberi nama pada anaknya. Hingga kini saya bisa­ menemui nama-nama Islam yang asalnya dari kata-kata Arab itu seperti Muhammad Isa Daud, Harun Yahya, Ali Akbar Navis, atau seperti teman saya: Akbar Setiawan. Tapi pernahkah Anda menemui seseorang dengan nama Allahu

Akbar? Nama adalah sebuah identitas. Dalam sebuah nama itulah melekat sebuah konstruksi budaya yang berlangsung terus-menerus dalam sebuah proses internalisasi, dalam proses multikulturalisasi. Jangan keliru memberi nama anak lelaki Anda dengan Azizah, Pavlova, Caro­ lina, atau Martini. Meski nama Martini di Italia memang nama laki-laki seperti Manchini, Maldini, Donadoni, Erni, dst. Di Indonesia, anak lelaki akan bernama Martono bukan Martini. Bukan hanya itu. Pernahkah Anda memperhatikan bagaimana atau di mana nama diri An­ da ditaruh akan menunjukkan kelas sosial atau­ pun status sosial Anda? Jika nama diri Anda­ ter­tera di bagian dada baju Anda, Anda tergo­ long masyarakat kelas buruh atau pekerja. Jika nama Anda ditaruh di atas meja, Anda tergolong kelas manajer. Dan jika nama diri Anda terpampang di bagian­te­ngah­depan sebuah gedung, Andalah sang pe­mi­lik gedung yang sekaligus merepresentasi­kan diri Anda sebagai kelas pengusaha/kapitalis. Untuk menutup artikel ini saya teringat sebuah anekdot dari masyarakat Indian, Amerika tentang arti penting dan asal-usul nama-nama mereka. Maaf, kalau anekdot ini agak vulgar. Dikisahkan ada seorang anak yang bertanya­ kepada bapaknya tentang nama-nama orang In­­dian. Lalu dengan suara yang pelan, jernih, dan arif, sang bapak bercerita. “Begini, Nak. Nama-nama orang Indian itu me­mang spesial. Biasanya mereka diberi nama sesuai dengan apa yang mereka lihat pertama kali waktu lahir. Kakak tertuamu diberi nama ‘The Eagle’ karena pada waktu lahir dia melihat­ seekor elang. Sepupumu bernama ‘Thunder Bolt’ karena pada waktu lahir dia melihat kilat te­bal. Dan pamanmu itu diberi nama ‘Speed Deer’ karena ketika lahir yang pertama kali dili­ hat­nya seekor rusa yang tengah berlari cepat.” “Begitulah, Nak, asal-usul dan rahasia nama­ suku kita. Jadi, sekarang kamu sudah paham kan,­Nak Kondom Bocor?”

Dr. Nurhadi, M.Hum. Pemimpin Redaksi

P e wa ra D i n a m i ka j u n i 2011

3


dari pembaca Kirimkan kritik/komentar/tanggapan Anda mengenai Pewara Dinamika maupun persoalan di seputar kampus Universitas Negeri Yogyakarta. Kritik/komentar/tanggapan harap dilengkapi identitas yang jelas dan dapat dikirim melalui pewaradinamika@uny.ac.id atau langsung ke kantor Humas UNY.

Food Court UNY bukan Alternatif Pada jam makan siang, sudah pasti kantin menjadi tempat yang di­tuju sebagian besar mahasiswa. Namun, beberapa tahun be­la­­ kang­an ini, label “harga mahasiswa” tam­ pak­nya tidak lagi berlaku. Yang terbaru adalah Food Court UNY. Da­ri segi fi­sik, tempat makan yang rindang dan berbentuk gubuggu­bug ini memang sangat pas dijadikan tempat makan dan minum, sem­bari bersantai dan berkumpul dengan teman-teman. Namun, menurut pendapat saya, yang juga diamini teman-teman, harga yang tertera masih termasuk mahal jika dili­ hat dari porsinya yang sedikit. Selain itu, dari segi rasa masih jauh dari predikat enak. Tak heran rasanya kalau kan-

tin ini bukan alternatif tempat makan siang yang digemari mahasiswa. Kita bisa menilai dari sepinya kantin di jamjam makan siang. Saran saya, ada baik­ nya dilakukan pembenahan dari pihak manajemen untuk mengajak para peda-

gang merombak jumlah porsi dan rasa, sehingga harga yang tertera memang betul-betul dianggap murah, enak, dan layak disebut kantin mahasiswa. DS Novitarany mahasiswi UNY dan penikmat kuliner

Mari Bijak Menjadi Mahasiswa! Tahun ajaran baru siap dimulai. Ribuan mahasiswa baru telah mengetuk gerbang UNY, bermaksud untuk menuntut­ ilmu di UNY. Sebagian dari mereka merupakan pendatang, ba­ik dari luar Yog­ yakarta, maupun Lu­ ar Pulau Jawa. Otomatis, tempat tinggal seperti kos, rumah kontrakan, dan asrama menjadi pilihan yang tidak bisa­dilupakan. Saya sebagai mahasiswa semester 6 dan teman-teman yang tidak memiliki kenda­ra­an bermotor, hanya bisa memilih lokasi kos di dekat kampus, se­per­­ti­ Karangmalang, Samirono, dan Mri­­can. Sayangnya, semakin tahun bia­ya­kos se­ ma­kin mahal. Di Karangma­lang­misal­ 4

P ewa r a Din a mik a J un i 2 0 1 1

nya. Harga satu kamar bisa me­nyen­ tuh kisaran 3 juta rupiah, itupun­belum termasuk uang listrik setiap bulannya. Saya menjadi prihatin jika mengingat mahasiswa baru harus membayar uang kos serupa, sedangkan mereka masih dibebankan biaya masuk UNY, biaya makrab, dan biaya lainnya. Mencari kos jauh jadi kampus memang merupakan alternatif mendapat kos dengan harga jauh lebih murah. Namun, dalam situasi ini, kendaraan bermotor wajib ada. Bayangkan saja, jika banyak mahasiswa memilih alternatif ini, berapa banyak lagi peningkatan vo­ lume kendaraan bermotor di UNY. Im­

bas­ nya, parkir semakin sempit­saja.­ Un­tuk itu, saya menyarankan ada ba­ ik­­nya mahasiswa baru beralih ke sepe­ da.­­Badan lebih sehat, biaya hidup lebih mu­rah. Selain itu, kepada pihak rekto­rat, supaya rumah susun mahasiswa yang sudah diwacanakan segera diwu­jud­­kan fisiknya. Hal ini untuk memfasi­li­tasi tempat tinggal murah bagi­maha­siswa dan mahasiswa pun semakin ter­mo­ti­ vasi berprestasi, karena yang sa­ya de­ ngar, rusunawa hanya untuk ma­ha­sis­ wa yang berprestasi saja. Veti Lestari mahasiswa UNY


tips tips Tips Rumah Sehat O l e h Di a n D. A .

istimewa (REPRO.)

Menjaga kondisi tubuh tetap sehat­ti­ dak hanya didapat dari olah raga yang ter­atur. Lantas, apa saja yang dapat­ mem­pe­ngaruhi kebugaran tubuh?­ Sa­ lah­­­­ satunya adalah dengan menjaga­ ke­­se­hat­an lingkungan, terutama­ ling­ kung­­an rumah anda. Berikut adalah­ tips-tips untuk membuat rumah anda se­­nan­tiasa sehat. Udara. Menjaga kualitas udara me­ rupakan hal yang wajib dilakukan mengingat udara khususnya oksigen me­ru­pakan zat vital bagi kehidupan ma­­nu­sia. Udara yang tidak sehat,­ penuh­ de­bu, alergen, polutan, dan bahan­ki­ mia dapat menyebabkan asma, alergi, dan masalah dengan pernapasan lain. Lalu, bagaimana mengatasi kualitas uda­ra agar tetap terjaga? Bersihkan debu dengan vacuum cle­a­ ner setidaknya dua kali seminggu,­ter­u­ ta­ma debu di atas karpet dan kursi.­Bila tinggal di daerah kering dan berdebu,­ maka membersihkan debu baik­nya dilakukan lebih dari dua kali dalam seminggu. Mengganti filter pendingin udara se-

1

cara teratur yaitu dua-empat kali dalam setahun. Hal ini dilakukan agar pergantian udara di dalam rumah menjadi le­ bih bersih. Jangan gunakan sepatu di dalam rumah karena sepatu membawa kotoran dan debu setelah seharian digunakan di luar rumah. Untuk perokok, usahakan jangan me­ro­kok di dalam rumah karena asap ro­kok berdampak buruk pada kesehatan orang-orang yang terpapar asapnya.­ Pas­tikan Anda merokok di luar rumah dan baru kembali setelah selesai bebe­ rapa menit. Air. Air keran kerap lebih aman dari­ pada meminum air kemasan. Namun, hati-hati juga atas kandungan bahan kimia berbahaya dan zat beracun di dalamnya. Pakailah filter air dan gantilah secara teratur. Memasak. Sebaiknya menggunakan alat masak dari baja atau besi cor. Walaupun terkesan sedikit repot disban­ ding Teflon namun alta terbuat dari bahan ini terbukti lebih aman. Teflon dan alat masak anti lengket memang­lebih

2 3

praktis namun tidak baik untuk kese­ hat­an. Bahan baku teflon sendiri terbu­ at dari plytetrafluoro yang melepas gas beracun ketika dipanaskan. Akibatnya, gas ini dapat menyebabkan kanker dan masalah kesehatan lain. Jika terpaksa menggunakan teflon, gunakan dengan tenperatur rendah. Bahan pembersih. Pembersih rumah­ yang tersedia di pasaran biasanya­ banyak mengandung bahan kimia berbahaya. Untuk berjaga-jaga, baiknya gunakan pembersih yang tidak terbuat dari minyak bumi, bebas fosfat dan dapat di daur ulang. Beberapa pembersih dapat diproduksi sendiri. Antara lain, baking soda berfungsi untuk membersihkan karat, hidrogen peroksida ber­ fung­si untuk menghilangkan noda,­cuka berfungsi untuk menghapus­timbun­an lemak dan mengganbti­kan cairan pemutih, borax berfungsi untuk memperlambat pertumbuhan jamur.

4

Dian D. A. mahasiswa FBS UNY

P e wa ra D i n a m i ka j u n i 2011

5


laporan utama

N A D N A G N A U E K IT D U HASIL A ” h A N A M A “ : Y UN I S A ADMINISTR n oleh pihak auditor ka ku la di ng ya Y UN an ng ua ke Hasil audit skan: Wajar Tanpa ua em m ng ya l si ha an kk ju un independen men Perkecualian. Ole h sis mono l a od e

S

ma dari berbagai pihak dan dapat disa­ lur­kan atau digunakan dengan baik dan semestinya. Dengan bahasa yang pa­ling gampang, status WTP sebagai tanda­ “amanahnya” UNY dalam mengelola­ke­ u­­angan dan sistem administrasi yang te­lah dipercayakan oleh pemerintah, ma­syarakat, pihak swasta, dan pihakpi­hak yang terkait dengan UNY. Pengelolaan keuangan adalah hal yang paling bisa dikatakan adalah hal yang “krusial”, baik sejak zaman beheu­ la­hingga saat ini. Banyak lembaga-­lem­ baga yang buruk dalam pandangan­ ma­­sya­­rakat karena kurang dan tidak te­ la­ten dalam pengelolaannya.­Apalagi de­ ngan pemberitaan media saat ini, unsur materialistis dalam menilai sebuah lembaga adalah yang pertama dituju ten­ tang pengelolaan keuangan—terma­suk berapa jumlah dana yang diteri­ma­dan berapa jumlah dana yang digunakan, dan bagaimana­pengadminitra­sian semua itu dengan cara yang rinci dan bisa diketahui oleh publik. Maka dengan hasil audit WTP ini, bi­ sa dikatakan kapasitas kampus ini da­ lam mengelola keuangan dan hal yang

terkait dengan administrasi, tidak di­ra­ gukan lagi. Dengan hasil tersebut, bisa dikatakan tidak ada dana yang dise­ le­wengkan, maka sudah sepantasnya pihak auditor mengganjarnya dengan predikat wajar tanpa pengecualian, tanpa komentar, dan tanpa cela-cela yang lainnya. Hasil tersebut secara tidak langsung­ adalah bentuk kepercayaan publik terhadap kampus ini. Justru kapabilitas dan kapasitas sebuah lembaga dinilai da­ri hal yang terkait dengan sistem ke­ uangan dan administrasi di dalamnya. Sistem keuangan memasok bagian dari mana sumber dana itu didapatkan dan bagaimana transparansi dalam penggunaannya, walaupun itu hingga jumlah kepingan Rupiah terkecil sekalipun memiliki pertanggungjawabannya sendiri. Harus diakui dan disadari, bahwa hal-hal yang terkait dengan uang adalah­ hal-hal yang terkait dengan godaan yang tiada henti. Jika tidak diguna­kan­­ dan dikelola dengan benar, uang me­mi­ li­ki­ cara dalam mendidik peng­guna­­nya. Begitu halnya dengan­UNY sebagai­lembaga pendidikan, akan selalu amanah

laode/pewara dinamika

emenjak Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) menasbihkan diri sebagai Badan Layanan Umum pada 2009. Maka konsekuensi­ lo­gis­nya, sistem pengelolaan ke­ u­ang­an dan administrasinya secara rin­ ci dan detail melalui proses audit. Ini juga terpaut karena UNY sebagai lembaga­ yang terkait dengan pemerintah, juga me­mi­liki kewajiban akan hal itu, terma­ suk­mau diaudit akan keuangan dan sistem administrasi oleh lembaga yang di­tun­juk langsung oleh Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK) RI. Dan tahun ini adalah kali kedua UNY meraih predikat Wajar Tanpa Pengecua­ lian (WTP) dalam hasil audit auditor eks­ ternal. Hasil audit dengan WTP adalah­ predikat tertinggi dalam hasil audit hasil laporan keuangan dan sistem admi­ nistrasi. Memang sudah sepatutnya, bila predikat pengelolaan keuangan dan ad­ministrasi ini dianggap sebagai sebu­ ah kebanggaan, setelah melalui jerih pa­yah semua pihak internal UNY. Hasil audit ini bisa dikatakan sebagai­ bagaimana sifat/sikap sebuah lembaga dalam mengelola keuangan yang diteri­


seperti laiknya kepercayaan dan harapan yang digantungkan civitas­akademika saat masuk kampus ini. Dengan hasil audit tersebut, Pewara Dinamika kali ini, sudah sepantasnya un­tuk mengapresiasinya dan mengabar­ kan pada pembaca sekalian. Dan tidak butuh alasan lagi untuk mengabarkan hal-hal yang terkait dengan kebaikan dan kejujuran. Termasuk bagaimana sta­tus audit yang “amanah” ini didapat­ kan oleh UNY dalam hal pengelolaan keuangan dan administrasi lembaga secara keseluruhan. Dan pada edisi kali­ ini, kami ingin mengenalkan akan isti­

lah audit dan bagaimana prosesnya­ UNY bisa melaluinya dengan baik. Laporan-laporan yang kami haturkan­ kali ini sengaja fokus akan istilah audit dan puspa ragamnya. Memang terkesan­ dengan istilahnya sangat teknis dan le­ bih dekat dengan istilah keilmuan eko­ no­mi. Namun, mau tidak mau, kami ingin agar pembaca juga tahu akan hal ini. Edisi ini akan mengajak para pembaca sekalian bagaimana bangga menjadi bagian dari kampus yang amanah. Bangga yang muncul bukan karena atas karena provokasi dan agitasi murahan, namun bangga yang muncul akibat dari

pengetahuan yang utuh, dan memunculkan kerendahan hati yang tulus. Ini tidak lain, konsekuensi logis status audit yang WTP didapat dua tahun berturut-turut ini juga akan ikut serta dalam memanjangkannya dalam tahuntahun berikutnya. Mempertahankan sebuah prestasi justru lebih sulit ke­ timbang merebutnya. Dan untuk tetap mendapatkan status audit dengan­ha­ sil WTP juga mengikutsertakan seluruh sivitas akademika di dalamnya. Selamat membaca dan mari terus menjaga kebanggaan dan kepercayaan itu. Tabik! 


laporan utama

WTP untuk Tata Kelola Keuangan UNY Lagi, predikat terbaik berhasil dicapai UNY. Lewat laporan keuangan yang dinilai auditor bebas dari kesalahan dan kekeliruan material, UNY dinyatakan berpredikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Oleh Ariska P ra s e tya n awati

U

Pegawai keuangan sedang melakukan aktivitas keuangan.

NY dinyatakan WTP oleh badan auditor yang resmi ditunjuk BPK-RI. Tidak semua lembaga atau institusi­ pemerintah berhak mendapat predikat WTP. Predikat ini ditujukan hanya untuk instansi yang sekiranya terbukti mampu menja­ lankan administrasi keuangannya dengan baik juga bersih tanpa korupsi. WTP dikeluarkan oleh BPK sebagai wujud pembuktian komitmen yang jujur. Harapannya, pemberian predikat ini instansi atau lembaga negara yang lainnya mampu melaksanakan kegiatan yang menyangkut administrasi dengan rapi dan baik. Kegiatan administrasi ini menyangkut ketepatan dalam pengadaan barang atau perlengkapan, kerapian laporan keuangan yang disertai laporan pertanggungjawaban, ketepatan dalam perincian anggaran dana. Mendapat predikat WTP dituntut mampu me­melopori dan menjadi bagian terpenting dalam mewujudkan tata kelola keuangan secara tertib, efisien, ekonomis, tansparan dan akunta­ bel. Pemberian predikat Wajar Tanpa Pengecu­ alian ini harapannya dapat lebih memotivasi­

foto-foto:dokumen humas uny

8

P ewa r a Din a mik a J un i 2 0 1 1

UNY agar dimasa yang akan datang dapat me­ ningkatkan ketertiban administrasi pengelola­ an keuangan, sehingga predikat tersebut dapat dipertahankan. Harapan lainnya pun UNY dapat menjadi contoh bagi universitas atau perguruan tinggi lainnya dalam menuju tertib administrasi pengelolaan keuangan negara yang lebih akuntabel dan transparan. BPK-RI untuk hal tersebut akan senantiasa mendorong agar pemerintah lebih serius dalam memperbaiki transparansi dan akuntabilitas keuangan nega­ ra sehingga keuangan negara benar-benar dipakai secara bertanggungjawab. Setiap instansi atau lembaga negara berhak mendapatkan predikat ini asal sesuai dengan syarat seperti yang sudah dijelaskan diatas. Buah dari Kerja Keras UNY Memiliki status BLU mengharuskan UNY diaudit oleh badan audit eksternal yang ditunjuk langsung oleh Badan Pemerikasa Keuangan RI. Pertanggal 30 Mei 2011 UNY telah diaudit oleh Badan Auditor Independen Drs Henry & Sugeng­ yang secara resmi ditunjuk Badan Pemeriksaan Keuangan RI. Dalam laporan tersebut dinyatakan bahwa audit dilakukan pada necara BLU UNY per 31 Desember 2010, serta laporan akti­ vi­tas, dan laporan arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut. Selain itu, au­ dit­juga mencakup pengujian atas kinerja­dan kepatuhan terhadap kontrak, persyaratan bantuan dan pasal-pasal tertentu peraturan perundang-undangan. UNY dinyatakan Wajar Tanpa Perkecualian. Predikat WTP 2011 merupakan kali kedua untuk UNY. Hal ini membuktikan bahwa UNY memang layak dalam mengelola administrasi keuangan. Hasil audit yang dilaksanakan sudah berda­ sarkan Standar Auditing yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) dan Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SKPN)


laporan utama eva­­lu­asi contohnya pada proses pencatatan­in­ ven­taris UNY yang dirasa masih banyak ke­ku­ rang­­an. Seperti yang sudah diketahui dahu­lu­ nya, UNY adalah pecahan UGM karena­itu ada beberapa aset tanah yang belum­diurus­untuk ditetapkan kepemilikannya,” jelas­Sutrisna. Selain itu UNY harus tetap menjaga­ritme­kerjasama yang baik sehingga WTP mampu­dipertahankan dan citra UNY di mata masyarakat terjaga baik sebagai perguruan tinggi yang ber­sih.

yang diterbitkan oleh Badan Pemeriksa­Keu­ang­ an (BPK) tersebut. Pembantu Rektor II UNY, Drs. Sutrisna Wibawa MPd mengatakan hasil audit­ ini menunjukkan komitmen Pimpinan UNY da­ lam mewujudkan akuntabilitas yang bersih kepada masyarakat, sehingga dapat terwujud good, clean and clear university. Selanjutnya pada kemudian hari diharapkan masyarakat sepenuhnya percaya kepada UNY dalam mengelola administrasi keuangan universitas. Sutrisna Wibawa menambahkan bahwa buk­ ti kerja keras UNY dalam memperoleh­WTP seha­rusnya dipertahankan. “Adapun sebagai­

Pengertian WTP Setiap instansi-instasi, terutama yang ber­ kaitan langsung dengan pemerintahan, harus melaporkan keuangannya secara rinci dan mendetail melalui pengauditan. Laporan audit me­ ru­pakan media komunikasi antara auditor dan pengguna laporan keuangan. Perihal ini disebut­ sebagai media komunikasi karena laporan audit menyampaikan hasil dari proses audit kepada pengguna laporan keuangan. Bobot lapor­ an audit harus objektif, dapat dimengerti, dan relevan yang memiliki kandungan informasi yang dapat memberikan pengaruh terhadap pengambilan keputusan.

Suasana kerja di subbagian keuangan Fakultas Bahasa dan Seni.

P e wa ra D i n a m i ka j u n i 2011

9


laporan utama

Mahasiswa sedang melakukan registrasi di loket keuangan Bank.

10

Ada tiga jenis pemeriksaan yang dilaksanakan oleh auditor untuk kemudian melanjut­kan laporan ke BPK, yaitu pemeriksaan keuangan, pemeriksaan kinerja, dan pemeriksaan dengan­ tujuan tertentu. Pemeriksaan keuangan dimak­ sud­kan untuk memberikan opini apakah­lapor­ an keuangan sudah disajikan secara wajar se­ su­ai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Sementara, pemeriksaan kinerja dimak­ sud­ kan untuk menilai apakah pelaksanaan su­a­tu program atau kegiatan entitas sudah eko­no­mis, efisiensi, dan efektif, sedangkan­pe­ me­rik­sa­an dengan tujuan tertentu adalah pe­ me­rik­sa­an selain dua jenis tersebut termasuk­ pemeriksaan investigatif untuk mengungkap­ adanya kecurangan (fraud) atau korupsi, pe­me­ riksa lingkungan, pemeriksaan atas pengendalian internal, dan lain-lain. Kemudian dari tiga faktor tersebut dilakukanlah pengategorian opini oleh pihak auditor yang diketemukan selama proses audit. Jenisjenis opini yang lazim diberikan oleh auditor ketika mengaudit laporan keuangan adalah Wajar Tanpa Perkecualian (Unqualified Opinion), Wajar dengan Perkecualian (Qualified Opinion), Tidak Wajar (Adverse Opinion), dan Tidak Memberikan Pendapat (Disclaimer Opinion). Lantas, opini mana yang dinilai paling baik di antara­

P ewa r a Din a mik a J un i 2 0 1 1

opini-opini tersebut? Tentu saja Wajar Tanpa Perkeculian (Unqualified Opinion). Opini ini di­ be­­ rikan karena auditor meyakini, berdasar buk­ti-bukti audit yang dikumpulkan, laporan keuangan telah bebas dari kesalahan-kesalahan atau kekeliruan yang material. Dapat diartikan UNY sebagai salah satu instansi telah melakukan pencatatan, penghitungan, pelaporan setiap kejadian ekonomi/transaksi sesuai dengan peraturan yang berlaku. Jelas sudah mengapa label WTP menjadi kebanggaan UNY. Auditor memberikan opini WTP karena meyakini bahwa laporan keuangan UNY telah bebas dari kesalahan-kesalahan atau kekeliruan yang material. Selain itu, UNY menjunjung tinggi keindependenan auditor supaya auditor memiliki keleluasaan memeriksa sedetail mungkin keuangan di UNY, tanpa ada tekanan dan intervensi dari pihak manapun. UNY Mewujudkan Good Governance Tentu saja UNY mendukung terwujudnya good governance dalam penyelenggaraan negara. Buktinya, UNY terus berusaha mengelola keuangan negara secara profesional, transparan, dan akuntabel. Profesionalisme berarti tingkah laku, keahlian, dan kualitas seseorang yang profesional, transparansi merupakan keterbu-


laporan utama kaan dan kejelasan dengan penuh pertanggungjawaban, sedangkan akuntabilitas adalah pemberian informasi dan pengungkapan atas aktivitas dan kinerja finansial kepada pihakpi­hak yang berkepentingan. Hal ini dilakukan sesuai dengan aturan pokok yang telah ditetapkan dalam undang-undang, yaitu dengan bercermin dari rencana bidang keuangan berupa tergalinya sumber-sumber dana secara efektif dan efisien. Di tahun 2010 lalu, pengelolaan keuangan negara oleh UNY mencapai predikat sangat memuaskan dengan mengandalkan ketiga cara tersebut. Penerapan profesional, transparan, dan akun­tabel dalam mengelola keuangan negara­ oleh UNY akhirnya berbuah manis. Pelaporan­ secara periodik dan berjenjang sebagai bentuk­ pertanggungjawaban atas pelaksanaan Ang­ gar­an­Pendapatan dan Belanja kepada Kementerian Pendidikan Nasional melalui Ditjen Dikti mendapat penilaian berpredikat sangat memu­ askan. Selain itu, ketiga cara tersebut juga yang mengantarkan UNY berpredikat WTP. Tentu saja tidak lepas dari laporan keuangan yang rinci. Sekadar mengingat, dalam Daftar Isian Pe­­­ lak­­sana­an Anggaran (DIPA) tahun 2010, ang­ gar­­an pendapatan UNY tahun 2010 sampai­ dengan revisi kedelapan mencapai Rp

351.692.475.000,00. Anggaran sebesar itu terdiri atas; Rupiah Murni (RM) sejumlah Rp 185.995.286.000,00, Pinjaman Luar Negeri (PHLN) sebesar Rp4.274.072.000,00, dan Peneri­ maan Negara Bukan Pajak (PNBP) sejumlah­ Rp161.423.135.000,00. Selain­rincian anggar­ an yang tertera tersebut, masih ada penambahan dana PNBP yang berasal­dari pelaksanaan Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Nege­ ri (SNMPTN) sebesar Rp71.919.850.000,00, sehingga total DIPA UNY di tahun 2010 mencapai posisi nominal Rp423.612.325.000,00, naik sebesar 19,76% dari pendapatan di tahun 2009. Kenyataan ini tidak hanya menjadi kabar baik jajaran rektorat UNY melainkan milik selu­ ruh masyarakat UNY, mulai dari mahasiswa, tenaga pendidik juga non-pendidik. “Siapa yang tidak bangga jika almamater kita ini mendapat predikat WTP,” ungkap Pembantu Dekan II FBS, Dra. Sri Harti Widyastuti, M. Hum. Sri Harti Widyastuti menghimbau tugas kita seba­gai warga UNY selanjutnya adalah menjaga predikat ini karena sudah susah payah 2 tahun berturut-turut mendapat predikat WTP. Apalagi menjaga dan mempertahankan bukanlah perkara yang mudah. Evaluasi dan kerjasama yang baik harus senantiasa dilakukan agar hasil pencapaian ini maksimal. 

Pembantu Rektor II, Sutrisna Wibawa di ruang kerjanya.

Sejumlah mahasiswa sedang melakukan penelitian.

P e wa ra D i n a m i ka j u n i 2011

11


laporan utama UNY Dinyatakan Wajar Tanpa Perkecualian Mendapatkan sebuah penghargaan atas kerja keras memang sudah selayaknya. Inilah buah hasil UNY dalam menciptakan kerapian dalam administrasi. Predikat Wajar Tanpa Perkecualian (WTP) diperoleh UNY bahkan 2 tahun berturut-turut 2010 dan 2011. Oleh R h e a Y ustiti e

P

er 30 Mei 2011 UNY dinyatakan WTP oleh badan auditor yang resmi ditunjuk­ BPK-RI. Tidak semua lembaga atau institusi pemerintah berhak mendapat pre­dikat WTP. Predikat ini ditujukan hanya un­tuk instansi yang sekiranya terbukti mampu men­jalankan administrasi keuangannya de­ ngan baik juga bersih tanpa korupsi. WTP dikeluarkan oleh BPK sebagai wujud pembuktian komitmen yang jujur. Harapannya, pemberian predikat ini instansi atau lembaga negara yang lainnya mampu melaksanakan kegiatan yang menyangkut administrasi dengan rapi dan baik. “Kegiatan administrasi ini menyangkut ketepatan dalam pengadaan barang atau perlengkapan, kerapian laporan keuang­ an yang disertai laporan pertanggungjawaban, ketepatan dalam perincian anggaran dana,” imbuh Pembantu Dekan II FBS, Dra. Sri Har­ti W. M. Hum. Kriteria Predikat oleh BPK WTP diberikan secara resmi oleh BPK-RI. Ada empat jenis predikat yang diberikan oleh BPK

foto-foto:dokumen humas uny

12

P ewa r a Din a mik a J un i 2 0 1 1

tentang pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggungjawab keuangan negara, peringkat­ per­ ta­ ma adalah Wajar Tanpa Pengecualian (Un­qu­a­lified Opinion), kedua Wajar dengan Pe­ nge­cualian (Qualified Opinion), ketiga tidak menyatakan pendapat (Disclaimer of Opinion) dan peringkat terakhir adalah Tidak Wajar (Adver­se Opinion). Opini Wajar Tanpa Pengecualian me­ rupakan penghargaan tertinggi yang diberikan terhadap laporan keuangan yang dibuat suatu lembaga, baik institusi pemerintahan maupun korporasi. Penilaian pemberian predikat WTP sendiri disesuaikan dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) yang telah ditetapkan de­ngan Peraturan Pemerintah. Dapat diartikan UNY sebagai salah satu instansi telah melakukan pencatatan, penghitungan, pelaporan setiap kejadian ekonomi/ transaksi sesuai dengan peraturan yang berlaku. Mendapat predikat WTP harusnya mampu memelopori dan menjadi bagian terpenting dalam mewujudkan tata kelola keuangan secara tertib, efisien, ekonomis, tansparan dan akuntabel. Pemberian predikat Wajar Tanpa Penge­ cualian ini harapannya dapat lebih memotivasi UNY agar dimasa yang akan datang dapat me­ningkatkan ketertiban administrasi pengelolaan keuangan, sehingga predikat tersebut da­ pat dipertahankan. Harapan lainnya pun UNY dapat menjadi contoh bagi universitas atau perguruan tinggi lainnya dalam menuju tertib administrasi pengelolaan keuangan negara yang lebih akuntabel dan transparan. BPK-RI untuk hal tersebut akan senantiasa mendorong agar pemerintah lebih serius dalam memperbaiki transparansi dan akuntabilitas keuangan negara sehingga keuangan negara benar-benar dipakai secara bertanggungjawab. Setiap instansi atau lembaga negara berhak mendapatkan predikat ini asal sesuai dengan syarat se­ perti yang sudah dijelaskan di atas.


laporan utama Efek samping Selain UNY, adapula Universitas Hasanudin juga Universitas Sebelas Maret adalah mereka yang mampu membuktikan pemakaian keuang­ an negara dengan penuh tanggung jawab yang sudah menerima predikat tertinggi, WTP ini. Selebihnya instansi terkait pada khususnya UNY hendaknya mampu membuat terobosante­robosan dalam mengelola program, sehingga­ mendapatkan keunggulan, baik dalam kuriku­ lum, proses pembelajaran, assessment dan pe­ne­ rapan sistem penjaminan mutu internal. Di si­ si lain tanpa dukungan tenaga penunjang atau kependidikan, perguruan tinggi tidak akan berhasil. Melalui tangan dan pemikiran­para tenaga penunjang perguruan tinggi dapat meng­ ope­rasionalkan kegiatan-kegiatan keseharian melalui laboran yang cekatan, tenaga administrasi pendidikan yang handal, dan pustakawan yang melayani dengan amanah. Tidak kalah pen­tingnya citra perguruan tinggi terangkat akibat adanya tenaga keuangan yang sangat rapi, dan transparan dalam mengelola keuang­ an, dengan harapan perguruan tinggi berkinerja dengan predikat wajar tanpa pengecuali­ an (WTP). 

P e wa ra D i n a m i ka j u n i 2011

13


laporan utama Buah Hasil “Kebersihan” UNY Per tanggal 31 Desember 2010, keuangan UNY tuntas direalisasikan. Laporannya yang bergulir pada 31 Mei 2011 pun dinilai sangat memuaskan dan UNY berhak memperoleh opini Wajar Tanpa Pengecualian, opini terbaik dari ketransparanan laporan keuangan. Oleh Ariska P ra s e tya n awati

D

okumen resmi dari Kantor Auditor In­dependen Drs. Henry & Sugeng telah­menyatakan bahwa UNY meru­ pa­kan Badan Layanan Umum yang bersih dan patut menjadi kampus yang menerapkan good governance. UNY dianggap layak diberi label Wajar Tanpa Pengecualian dari laporan keuangannya yang transparan dan telah bebas dari kesalahan-kesalahan atau kekeliruan yang material. Tentu saja UNY mendukung terwujudnya good governance dalam penyelenggaraan negara. Buktinya, UNY terus berusaha mengelola keuangan negara secara profesional,­ transparan, dan akuntabel. Profesionalisme berarti tingkah laku, keahli­

an, dan kualitas seseorang yang profesional, transparansi merupakan keterbukaan dan kejelasan dengan penuh pertanggungjawaban, sedangkan akuntabilitas adalah pemberian in­­ for­masi dan pengungkapan atas aktivitas­dan kinerja finansial kepada pihak-pihak yang ber­ ke­pentingan. Hal ini dilakukan sesuai de­ngan aturan pokok yang telah ditetapkan dalam undang-undang, yaitu dengan bercermin dari rencana bidang keuangan berupa tergalinya sumber-sumber dana secara efektif dan efisien. Di tahun 2010 lalu, pengelolaan keuangan negara oleh UNY mencapai predikat sangat memuaskan dengan mengandalkan ketiga cara tersebut.­

foto-foto:dokumen humas UNY

14

P ewa r a Din a mik a J un i 2 0 1 1


laporan utama

Penerapan profesional, transparan, dan akuntabel dalam mengelola keuangan negara oleh UNY akhirnya berbuah manis. Pelaporan secara periodik dan berjenjang sebagai bentuk pertanggungjawaban atas pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja kepada Kementerian Pendidikan Nasional melalui Ditjen Dikti mendapat penilaian berpredikat sangat memu­ askan. Selain itu, ketiga cara tersebut juga yang mengantarkan UNY berpredikat WTP. Tentu saja tidak lepas dari laporan keuangan yang rinci. Dalam Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) tahun 2010, anggaran pendapatan UNY

tahun 2010 sampai dengan revisi kedelapan mencapai Rp351.692.475.000,00. Anggaran se­ besar itu terdiri atas; Rupiah Murni (RM) sejumlah Rp185.995.286.000,00, Pinjaman/Hibah Luar Negeri (PHLN) sebesar Rp4.274.072.000,00, dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sejumlah Rp161.423.135.000,00. Selain rincian anggaran yang tertera tersebut, masih ada penambahan dana PNBP yang berasal dari pelaksanaan Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) sebesar Rp71.919.850.000,00, sehingga total DIPA UNY di tahun 2010 mencapai posisi nominal Rp423.612.325.000,00, naik sebesar 19,76% dari pendapatan di tahun 2009. Posisi keuangan UNY sampai dengan tanggal 31 Desember 2010 pun mengalami kenaik­ an dari tahun sebelumnya. Posisi ini tercermin dalam neraca UNY yang terdiri atas nilai aset/ harta, kewajiban, dan ekuitas dana pada tanggal pelaporan. Jumlah aset UNY berada di posisi nominal Rp1.859.683.404.521,00. Terjadi kenaikan dari tahun sebelumnya sebesar 490,02%. Kenaikan ini diperoleh dari adanya revaluasi atau penilaian kembali terhadap nilai aset te­ tap serta mutasi penambahan tahun anggaran 2010. Selanjutnya, jumlah kewajiban –keselu-

P e wa ra D i n a m i ka j u n i 2011

15


laporan utama ruhannya merupakan Kewajiban Jangka Pendek– sebesar Rp54.550.593,00 atau mengalami kenaikan 18.083,53% dibanding tahun 2009 yang disebabkan karena adanya revaluasi atau penilaian kembali terhadap nilai Kewajiban Jangka Pendek serta mutasi penambahan tahun anggaran 2010. Kemudian, untuk ekuitas dana, tahun 2010 anggaran UNY mencapai posisi nominal Rp1.859.628.853.928,00. Posisi ini mengalami kenaikan sebesar 490,01% karena meningkatnya jumlah aset tetap dan penambahan penerimaan BLU UNY tahun anggaran 2010.

Kabag Keuangan UNY, Sukirjo, M.Pd (ATAS). Suasana staff keuangan saat melakukan kerja (BAWAH).

16

Daya Serap Anggaran Dari jumlah keseluruhan DIPA UNY tahun­ 2010, realisasi belanja adalah sejumlah RP 396.842.059.979,00 atau sebesar 93,11%. Posisi ini termasuk relatif sangat tinggi namun belum penuh 100%. Kendalanya adalah adanya anggaran proyek I’MHERE dan PNBP tahun 2010 yang diluncurkan pada 2011. Kondisi inipun mendasari Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd., MA selaku Rektor UNY mengharapkan supaya di tahun 2011 setiap unit yang ada di UNY dapat melaksanakan program-program secara disiplin dan terkendali supaya pada akhir 2011 nanti daya serap anggaran lebih tinggi lagi dengan hasil pekerjaan yang lebih optimal. Namun, dengan kendala tersebut, setidak­

P ewa r a Din a mik a J un i 2 0 1 1

nya tahap perbaikan sudah dilakukan UNY di ta­ hun 2010, tentunya setelah memahami kenda­ la pengelolaan keuangan di tahun 2009. Tahun 2010 UNY telah meningkatkan akuntabilitas dan transparansi penggunaan dana dengan menyelenggarakan monitoring berbasis program, sehingga dapat diketahui sejauh mana tingkat kesesuaian antara perencanaan program dan realisasinya, sedangkan untuk meningkatkan ketepatan pengadministrasian pengelolaan ke­ u­angan telah dilaksanakan pembinaan terhadap pengelolaan keuangan di unit-unit kerja ling­kungan UNY. Pengelolaan keuangan tahun 2010 sepenuhnya berpola BLU dengan mene­ rap­kan PP No. 23/2005 tentang Pengelolaan Ke­ u­angan Badan Layanan Umum. Sekali lagi, UNY  memang layak berpredikat WTP!


laporan utama WTP, Kebanggaan UNY! Mengapa warga UNY harus berbangga dengan WTP? Lantas, bagaimana dengan imbas yang akan didapat UNY dengan predikat terbaik ini? Oleh Arisk a P ra s e tya n awati

T

ertanggal 30 Mei 2011, berdasarkan la­ por­an Auditor Independen Drs Henry & Sugeng, Laporan Keuangan Badan La­ yan­ an Umum Universitas Negeri Yog­­ya­kar­ta (BLU UNY) kembali dinyatakan Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Audit telah dila­ kukan pada necara BLU UNY per 31 Desember 2010, laporan aktivitas, dan laporan arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut. Selain itu, audit juga mencakup pengujian atas kinerja dan kepatuhan terhadap kontrak, persyaratan bantuan, dan pasal-pasal tertentu peraturan perundang-undangan. Hasil audit yang dilaksanakan berdasarkan Standar Auditing yang ditetapkan oleh IAPI (Institut Akuntan­ Publik Indonesia) dan Standar pemeriksaan Ke­ uangan Negara (SKPN) yang diterbitkan oleh Ba­ dan Pemeriksa Keuangan tersebut tentu membanggakan bagi seluruh civitas akademika UNY. Namun, dari hasil penelusuran Pewara ke se-

jumlah warga UNY, sebagian besar mahasiswa rupanya belum memahami istilah Wajar Tanpa­ Pengecualian atau WTP. Sebut saja Vivi Ervina, mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang Pewara temui di area belakang PLA FBS. Ia sama sekali belum mengetahui tentang WTP, di mana letak kebanggaannya, dan imbasnya bagi UNY. “Aduh, saya nggak paham sama sekali tentang itu! Tapi jadinya penasar­ an kenapa WTP menjadi kebanggaan bagi UNY. Lantas, bagaimana juga imbasnya bagi kemajuan UNY?” tutur mahasiswa ini. Untuk menjawab keingintahuan Vivi Ervina dan mahasiswa serta warga UNY lainnya, maka Pewara menyertakan tulisan ini sebagai pelengkap dari tulisan-tulisan tentang WTP lainnya. *** Setiap instansi-instasi, terutama yang ber­ ka­itan langsung dengan pemerintahan, harus melaporkan keuangannya secara rinci dan men-

P e wa ra D i n a m i ka j u n i 2011

17


laporan utama detail melalui pengauditan. Laporan audit merupakan media komunikasi antara auditor dan pengguna laporan keuangan. Perihal ini disebut sebagai media komunikasi karena laporan­ audit menyampaikan hasil dari proses audit ke­pada pengguna laporan keuangan. Bobot la­ por­an audit harus objektif, dapat dimengerti, dan relevan yang memiliki kandungan informasi yang dapat memberikan pengaruh terhadap pengambilan keputusan. Ada tiga jenis pemeriksaan yang dilaksanakan oleh auditor untuk kemudian melanjutkan laporan ke BPK, yaitu pemeriksaan keuangan, pemeriksaan kinerja, dan pemeriksaan dengan­ tujuan tertentu. Pemeriksaan keuangan dimaksudkan untuk memberikan opini apakah laporan keuangan sudah disajikan secara wajar se­suai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Sementara, pemeriksaan kinerja dimaksudkan untuk menilai apakah pelaksanaan suatu program atau kegiatan entitas sudah ekonomis, efisiensi, dan efektif, sedangkan pe­­ me­­rik­saan dengan tujuan tertentu adalah pe­ me­riksaan selain dua jenis tersebut termasuk­ pemeriksaan investigatif untuk mengung­kap­­ adanya kecurangan (fraud) atau korupsi, pe­me­ riksa lingkungan, pemeriksaan atas pengendalian internal, dan lain-lain. Kemudian dari tiga faktor tersebut dilakukanlah pengategorian opini oleh pihak auditor yang diketemukan selama proses audit. Jenisjenis opini yang lazim diberikan oleh auditor ketika mengaudit laporan keuangan adalah Wajar Tanpa Pengecualian (Unqualified Opinion), Wajar dengan Pengecualian (Qualified Opinion), Tidak Wajar (Adverse Opinion), dan Tidak Mem-

foto-foto:heri p/pwara dinamika

18

P ewa r a Din a mik a J un i 2 0 1 1

berikan Pendapat (Disclaimer Opinion). Namun, sebenarnya ada satu pendapat lagi­ yang merupakan modifikasi dari pendapat WTP, yaitu Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian de­ ngan Bahasa Penjelasan yang Ditambahkan dalam Laporan Audit Bentuk Baku. Pendapat ini diberikan jika terdapat keadaaan tertentu yang mengharuskan auditor menambahkan pa­ ragraf penjelasan (atau bahasa penjelasan lain) dalam laporan audit, meskipun tidak meme­ ngaruhi pendapat Wajar Tanpa Pengecualian yang dinyatakan oleh auditor. Penyimpangan dari pendapat WTP bisa di­ la­­ belkan karena beberapa kondisi tertentu.­ Mi­­salnya, dalam hal pendapat Wajar dengan Pengecualian. Kondisi tertentu mungkin­memer­ lukan pendapat Wajar dengan Pengecuali­an (Qualified), dan atau Tidak Memberikan Pendapat (Disclaimer). Pendapat ini menyatakan bah­wa laporan keuangan menyajikan­secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi­ keuangan, hasil usaha, dan arus kas sesuai de­ ngan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, kecuali untuk dampak hal yang ber­ kaitan dengan yang dikecualikan. Pendapat ini dinyatakan ketika auditor mendapati ketiadaan bukti kompeten yang cukup atau adanya pembatasan terhadap lingkup audit yang mengakibatkan auditor berkesimpul­ an bahwa ia tidak dapat menyatakan pendapat WTP dan ia berkesimpulan tidak menyatakan tidak memberikan pendapat. Selain itu, auditor yakin, atas dasar auditnya, bahwa laporan keuangan berisi penyimpangan dari prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, yang berdampak material, dan ia berkesimpul­ an untuk tidak menyatakan pendapat tidak wajar. Lantas, opini mana yang dinilai paling baik di antara opini-opini tersebut? Tentu saja Wa-


laporan utama jar Tanpa Pengeculian (Unqualified Opinion). Opini ini diberikan karena auditor meyakini, berdasar bukti-bukti audit yang dikumpulkan, laporan keuangan telah bebas dari kesalahankesalahan atau kekeliruan yang material. Kemudian, opini terbaik kedua adalah Wajar dengan Pengecualian (Qualified Opinion). Opini diberikan karena meskipun ada kekeliruan, namun kesalahan atau kekeliruan tersebut secara keseluruhan tidak memengaruhi kewajaran lapor­ an keuangan. Selanjutnya, opini paling buruk adalah Tidak Wajar (Adverse Opinion). Opini ini diberikan­ ka­rena auditor meyakini, berdasar bukti-buk­­ ti yang dikumpulkannya, bahwa laporan ke­u­ ang­an mengandung banyak sekali kesalah­an atau kekeliruan yang material. Artinya, lapor­ an keuangan tidak menggambarkan kondisi keuangan secara benar. Opini Tidak Memberikan Pendapat atau Menolak Memberikan Pendapat (Disclaimer Opinion) tidak bisa diartikan bahwa laporan keuangan sudah benar atau sa­ lah. Opini diberikan karena auditor tidak bisa­ meyakini apakah laporan keuangan benar­atau salah. Ini terjadi karena auditor tidak bisa memperoleh bukti-bukti yang dibutuh­kan untuk bisa menyimpulkan dan menyatakan apakah laporan sudah disajikan dengan benar atau salah. *** Dari uraian tersebut, jelas sudah mengapa­ label WTP menjadi kebanggaan UNY. Auditor memberikan opini WTP karena meyakini bahwa

laporan keuangan UNY telah bebas dari kesalahan-kesalahan atau kekeliruan yang material. Selain itu, UNY menjunjung tinggi keindependenan auditor supaya auditor memiliki keleluasaan memeriksa sedetail mungkin keuangan di UNY, tanpa ada tekanan dan intervensi da­ ri pihak manapun. Wajar rasanya jika Pembantu Rektor II UNY, Drs. Sutrisna Wibawa, M.Pd., mengatakan hasil audit ini menunjukkan komitmen Pimpinan UNY untuk mewujudkan akuntabilitas kepada masyarakat, sekaligus sebagai usaha untuk mewujudkan good govern­ ance dan clean university. “Pencapaian ini berkat dukungan seluruh komponen keluarga besar UNY. Tanpa adanya­ dukungan semua pihak untuk melaksanakan sistem keuangan dan pengelolaan aset, hal ini tidak mungkin akan tercapai. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih atas semua­ dukungan ini. Kami juga mengajak semua warga UNY untuk bekerja keras sebagai bagian da­ri melaksanakan ibadah sekaligus merupakan pelaksanaan pendidikan karakter yang sedang dikembangkan dan dilaksanakan di UNY, khususnya mewujudkan nilai-nilai tanggung jawab, kerja-keras, dan ibadah sebagai spirit dalam bekerja,” ucap Sutrisna Wibawa sembari menegaskan hasil penilaian ini akan memberi kepercayaan kepada masyarakat dan lembagalembaga lain untuk terus bekerjasama dalam melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Diolah dari berbagai sumber

P e wa ra D i n a m i ka j u n i 2011

19


laporan utama WTP, Hasil Kerja Nyata UNY Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) menyatakan diri sebagai perguruan tinggi yang dikelola oleh pemerintah dengan menerapkan pola pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum (BLU) pada tahun 2009. Setelahnya, 2 tahun berturut-turut pada 2010 dan 2011 UNY memperoleh predikat Wajar Tanpa Perkecualian (WTP). UNY pun berhak dinyatakan sebagai Clean and Clear University. Oleh R h e a Y ustiti e

M

emiliki status BLU mengharuskan UNY diaudit oleh badan audit eksternal yang ditunjuk langsung oleh Badan Pemerikasa Keuangan RI. Pertanggal 30 Mei 2011 UNY telah­ diaudit­ oleh Badan Auditor Independen Drs Henry & Sugeng yang secara resmi ditunjuk­Badan Pe­ me­riksaan Keuangan RI. Dalam laporan tersebut dinyatakan bahwa audit dilakukan pada necara BLU UNY per 31 Desember 2010, serta­ laporan aktivitas, dan laporan arus kas untuk

20

P ewa r a Din a mik a J un i 2 0 1 1

tahun yang berakhir pada tanggal tersebut. Selain itu, audit juga mencakup pengujian atas kinerja dan kepatuhan terhadap kontrak, persyaratan bantuan dan pasal-pasal tertentu peraturan perundang-undangan. UNY dinyatakan Wajar Tanpa Perkecualian. Predikat WTP 2011 merupakan kali kedua untuk UNY. Hal ini membuktikan bahwa UNY memang layak dalam mengelola administrasi keuangan. Hasil audit yang dilaksanakan sudah berda­ sarkan Standar Auditing yang ditetapkan oleh


laporan utama UNY tidak hanya terdiri dari satu atau dua orang melainkan terdiri dari banyak orang dari fa­kultas yang berbeda-beda. “Diperlukan peran­ dari tiap-tiap fakultas yang sama, fakultas bisa diibaratkan dengan roda yang harusnya selalu berputar dengan stabil dam mampu sa­ ling men-support,” imbuh Pembantu Dekan II Fakultas Bahasa dan Seni, Dra. Sri Harti W, M. Hum. Sri Harti mengungkapkan bahwa peran dan dukungan dari seluruh elemen masyarakat UNY sangat dibutuhkan demi kelancaran almamater ini dalam mencetak insan mahasiswa yang bernurani dan cendekia. Seringkali pim­ pinan sibuk dalam menjalankan tugasnya naWTP untuk UNY mun peran pemimpin senantiasa dibutuhkan Sutrisna Wibawa menambahkan bahwa buk- untuk menjaga semangat tenaga non-pendidik ti kerja keras UNY dalam memperoleh WTP se- dalam menunjang kegiatan pendidikan di UNY. Harapannya di kesempatan berikutnya Sri harusnya dipertahankan. “Adapun sebagai eva­­luasi contohnya pada proses pencatatan­ Ha­sti juga berujar bahwa dengan perencanaan in­­ven­­taris UNY yang dirasa masih banyak­ke­ yang lebih jelas, kelincahan tenaga adminisku­rangan. Seperti yang sudah diketahui dahu­ trasi serta kelincahan mengolah skala prioritas lunya, UNY adalah pecahan UGM karena itu maka UNY akan menjadi lebih baik. Menambahada beberapa aset tanah yang belum diurus kan juga adanya laporan pertanggungjawaban untuk ditetapkan kepemilikannya,” jelas Su- yang dibuat hampir setiap hari semoga mamtrisna. Selain itu UNY harus tetap menjaga rit- pu menjadi bukti bahwa UNY layak dinyatakan me kerjasama yang baik sehingga WTP mampu perguruan tinggi yang bersih. Seluruh elemen dipertahankan dan citra UNY di mata masyara- masyarakat UNY diharap tidak lengah dan se­ kat terjaga baik sebagai perguruan tinggi yang nantiasa melaksanakan komitmen dengan pe­ nuh tanggung jawab. bersih.  Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) dan Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SKPN) yang diterbitkan oleh Badan Pemeriksa Keuang­ an (BPK) tersebut. Pembantu Rektor II UNY, Drs. Sutrisna Wibawa MPd mengatakan hasil audit ini menunjukkan komitmen Pimpinan UNY dalam mewujudkan akuntabilitas yang bersih kepada masyarakat, sehingga dapat terwujud good, clean and clear university. Selanjutnya pa­­ da kemudian hari diharapkan masyarakat­se­pe­ nuhnya percaya kepada UNY dalam menge­lola administrasi keuangan universitas. “Ini yang kami harapkan,” tegasnya.

foto-foto: dokumen humas unY

P e wa ra D i n a m i ka j u n i 2011

21


laporan utama UNY, Kampus “Bersih”, Kampus Pilihan Dinyatakan sebagai perguruan tinggi dengan predikat WTP merupakan suatu kebanggaan. Apalagi predikat ini merupakan status tertinggi dalam suatu penilaian monitoring keuangan. Hal ini pun sebagai wujud cerminan bahwa almamater kita, UNY mempunyai administrasi keuangan yang ideal, baik dan bersih. Oleh R h e a Y ustiti e

S

ejak 2009 UNY terdaftar sebagai perguruan tinggi dengan menerapkan sistem­ pola keuangan secara Badan Layanan Umum (BLU). UNY melaksanakan apa yang menjadi komitmen BLU dan ketika UNY harus diaudit maka UNY dinyatakan WTP. Ke­ nyataan ini tidak hanya menjadi kabar baik jajaran rektorat UNY melainkan milik seluruh masyarakat UNY, mulai dari mahasiswa, tenaga­ pendidik juga non-pendidik. “Siapa yang tidak bangga jika almamater kita ini mendapat predikat WTP?” ungkap Pembantu Dekan II FBS, Dra. Sri Harti Widyastuti, M. Hum. Tugas kita selanjutnya adalah menjaga predikat ini, sudah susah payah 2 tahun berturut-turut mendapat predikat WTP jangan sampai kita lengah. Bukan hanya saya atau tenaga­ non-pendidik saja yang harus menjaganya­me­ la­­inkan kita semua tambah Sri Harti. Menjaga memang bukan perkara yang mudah, evaluasi dan kerjasama yang baik harus senantiasa di­lakukan agar hasil pencapaian ini maksimal

22

P ewa r a Din a mik a J un i 2 0 1 1

imbuhnya lagi. Tidak banyak yang tahu WTP Belum banyak yang mengetahui kabar bah­ wa UNY mendapatkan predikat WTP. Ika Noor Aftriana Dewi misalnya, mahasisiwi jurusan Pendidikan Kimia ini mengaku tidak tahu apa itu WTP. Kemudian setelah dijelaskan apa itu WTP, Ika (panggilan akrab gadis ini) mengaku bahwa semakin bangga kuliah di UNY. “Hampir 4 tahun kuliah di sini saya selalu mendapat perlakuan baik, dalam artian dosen ataupun pegawainya ramah-ramah,” jelas Ika. Adanya WTP ini mungkin menambah rasa percaya diri Ika kuliah di UNY. Gadis asli Bantul, Yogyakarta ini merasa atmosfir perkuliahan di UNY sangat kondusif. “Segala proses administrasi juga mudah meskipun kadangkala admi­ nistrasi dalam hal nilai masih kurang cekatan, beberapa nilai mata kuliah sering telat keluar nilainya. Namun di samping itu orang tua saya selalu berkata bahwa ada kebanggaan mampu menguliahkan anaknya di UNY, kampusnya calon pendidik yang diyakini hanya orang pi­ lih­an dapat kuliah disini,” imbuh Ika. Dewi Uswatun Chasanah yang juga mahasis­ wa UNY, Pendidikan Bahasa Jerman 2007 yang mulanya juga tidak tahu WTP ikut menambahkan bahwa dirinya sangat yakin kampus ini memang bersih dan pengelolaannya baik. Pernah suatu kali angkatannya mengadakan kuliah prak­tik yang mengharuskan Dewi meminjam sarana prasarana di kampus. “Prosesnya agak ribet tapi saya kira ini adalah bagian dari prosedur yang harus ditaati,” cerita Dewi. “Tidak perlu bersusah payah mencari cara untuk memperbaiki citra UNY, selama ini yang saya tahu citra masyarakat terhadap UNY adalah baik, orang tua, tetangga saya bilang bisa sekolah di UNY


laporan utama

pasti baik orangnya,” kilah dewi lagi. Ada beberapa hal yang mungkin kurang berkenan se­ per­ti beberapa kali Dewi merasa karyawan perpustakaan pusat UNY kurang ramah melayani tapi hal ini hanya sebagian kecil yang nantinya bisa jadi bahan evaluasi UNY ke depan un-

tuk lebih baik lagi. Mendengar pendapat mahasiswa dirasa mam­ pu mewakili suara masyarakat bahwa masyarakat percaya UNY adalah kampus yang yang akan mendidik mahasiswanya dengan santun dan baik. Ditambah ada sekitar 19.254 calon mahasiswa baru yang mendaftarkan diri di UNY pada SNMPTN 2011, belum lagi ditambah mereka yang berminat pada SM UNY. Ini membuktikan bahwa kepercayaan masyarakat terhadap UNY sangat besar. Artinya UNY tidak boleh begitu saja berpangku tangan setelah mendapat predikat tertinggi seperti WTP ini. Tugas UNY kampus akademika ini masi cukup panjang dan berbelok-belok. Tetap menjaga predikat WTP adalah pekerjaan rumah yang rumit. Menjadi kampus pilihan kedua di Yogyakarta pada SNMPTN 2011 tentunya mengharuskan UNY mempersiapkan tenaga ahli yang unggul dan bersih agar nantinya output yang dihasilkan sesuai dengan visi misi UNY, cendekia, insan dan bernurani. Tidak hanya itu saja seluruh masyarakat UNY diwajibkan menjunjung tinggi dan melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi, bahwa pendidikan dan untuk peng­ ajaran, penelitian dan pengembangan serta ja­ngan pernah melupakan pengabdian pada masyarakat. 

foto-foto: dokumen humas unY

P e wa ra D i n a m i ka j u n i 2011

23


kabar dari luar Evaluasi UN 2011 DIY

SMP Kesulitan Matematika, SMA Rata-Rata 7

foto-foto: dokumen wahyu s

Murid salah satu sekolah di Yogyakarta menikmati sarapan pagi bersama sebelum menghadapi UN agar mampu meningkatkan konsentrasi se­ be­lum menghadapi ujian.

Hasil evaluasi Dinas Pendidikan Pe­ mu­ da dan Olahraga Disdikpora DIY, matematika masih menjadi pelajaran yang menyulitkan atau momok bagi siswa SMP. Nilai rata-rata matematika kelulusan siswa SMP pada 2011 menjadi terendah dibandingkan dengan tiga pelajaran yang lain. Bahkan dilihat dari standar deviasi­ atau persebaran, nilai matematika memiliki standar deviasi tertinggi. Semen­ tara, semakin tinggi standar deviasi ma­ ka memperlihatkan bahwa kurva per­se­bar­an nilai semakin tidak normal.­ “Secara umum klasifikasi nilai empat mata pelajaran yang diujikan DIY B, ka­­ re­­na hanya Bahasa Indonesia yang A. Matematika menjadi pelajaran de­ngan­ rata-rata terendah yakni 6,99 de­ngan standar deviasi tertinggi 1,36 atau kurva persebaran nilainya paling tidak normal,” tutur Kepala Disdikpora DIY Bas­ kara Aji. Sementara tiga pelajaran lain yakni Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris dan IPA untuk hasil UN 2011 di DIY nilai ra­ ta-­ratanya mencapai tujuh lebih. De­ 24

P ewa r a Din a mik a J un i 2 0 1 1

ngan nilai terbaik pada pelajaran Baha­ sa Indonesia yang rata-ratanya 7,78 dan nilai tersebut terdistribusi dengan normal karena standar deviasi cukup rendah yakni 0,72. Kendati secara kumulatif Matematika masih menjadi pelajaran paling menyulitkan bagi siswa SMP, hal tersebut ternyata tidak dirasakan oleh sekolahsekolah dengan capaian prestasi bagus. Di SMP N 4 Pakem yang menjadi peraih Nilai Ujian Nasional (NUN) tertinggi di DIY, pelajaran Bahasa Indonesia justru menjadi yang tersulit. Hal tersebut terlihat dari banyak­nya protes dari siswa yang disampaikan­ke sekolah mengenai naskah soal yang di­ ha­dapi saat UN 2011 lalu. “Sering ka­li pertanyaan meminta penilaian, se­men­ tara pilihan jawaban yang diberikan berdasarkan penilaian pembuat soal dan sangat mungkin berbeda dengan pendapat siswa. Hal tersebut berbeda dengan pelajaran eksak yang hitungannya pasti sehingga siswa tidak terlalu kesulitan,” tutur Kepala SMP N 4 Pakem Woro Triwulan Ambarwati.

Sementara itu untuk tingkat SMA dan SMK, rata-rata nilai akhir untuk menentukan kelulusan 2011 mencapai tujuh. Untuk SMA, nilai rata-rata tertinggi di raih oleh program studi IPA yang mencapai 46,04 untuk enam pelajaran yang dijadikan tolok ukur kelulusan. Sementara untuk SMK nilai rata-rata yang diperoleh siswa adalah 31,01 untuk empat pelajaran. Dari sisi program studi, rata-rata ni­ lai akhir tertinggi untuk program Baha­ sa Indonesia di raih oleh Kabupaten Gu­nung­kidul yakni 58,38. Sementara un­tuk program IPA rata-rata nilai akhir­ tertinggi 47,40 dan program studi IPS 46,27 diraih oleh Kabupaten Bantul. Sedangkan program studi Agama rata-rata nilai akhir tertinggi di raih Kota Yogyakarta dengan nilai 45,47. Sedangkan nilai akhir rata-rata siswa SMK di DIY tertinggi diraih oleh Kabupaten Bantul dengan nilai 31,74. Mata pelajaran yang dijadikan tolok ukur kelulusan siswa SMK adalah Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika­dan mata pelajaran kompetensi sesuai de­­ngan


kabar dari luar bidang studi kejuruan yang di­da­lami. “Dari sisi kelulusan Bantul memang paling bagus dengan jumlah siswa tidak lulus paling sedikit yakni 20 siswa SMA dan SMK dari 8.633 siswa peserta ujian. Dari sisi nilai memang Bantul seperti­ nya kembali mendapatkan nilai rata-rata terbaik tahun ini,” ujar Baskara Aji. Di DIY kelulusan siswa SMA tahun ini dinilai, hasilnya lebih baik dibanding­

kan­tahun lalu. Meski mekanisme pe­ nen­tuan berbeda sehingga tidak bisa­ di­per­bandingkan, tercatat di DIY dari 18.843 siswa SMA dan MA, ada 148 sis­ wa yang tidak lulus atau hanya 0,79 per­ sen. Sementara untuk SMK dari 22.857 siswa tercatat 50 siswa tidak lulus atau hanya 0,22 persen. Sementara angka ketidaklulusan sis­ wa SMA berturut-turut dari yang terse­

dikit adalah 0,34 persen di Kabupaten Bantul, Gunungkidul (0,62 %), Kota Yog­ ya­karta (0,82%), Sleman (1,09%) dan Ku­lon­progo (1,26%). Sementara untuk SMK siswa paling banyak tidak lulus di Ko­ta Yogyakarta sebanyak 0,13 persen kemudian Kulonprogo (0,25%), Sleman (0,22%), Gunungkidul (0,18%) dan Bantul (0,12%). Wahyu S

PPDB 2011 Kota Yogyakarta

Kuota KMS Tak Dapat Penuhi Seluruh Pemegang Kartu

foto-foto: dokumen wahyu s

Kuota calon siswa baru pemegang Kartu Menuju Sejahtera (KMS) pada Pene­ rimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Kota Yogyakarta tidak dapat menampung seluruh pemegang kartu tersebut. Catat­ an Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta, jumlah siswa pemegang KMS tahun ini sekitar 2.100 orang. Sementara untuk PPDB SMP, Dinas­ Pendidikan menentukan hanya memberikan kuota lima persen yakni 851 orang. Sementara dari data mentah­ yang dimiliki instansi tersebut, diper­ ki­rakan jumlah siswa peserta PPDB SMP di Kota Yogyakarta yang memiliki KMS berjumlah 1.060 orang. “Pastinya ada yang tak dapat tertampung kalau semua mau mendaftar di kota. Tetapi untuk pastinya kita mulai hari ini membuka proses pendataan siswa ber-KMS selama satu minggu kedepan,” tutur Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta Budi Santoso Asrori. Pendataan menurutnya, diperguna­ kan untuk menyusun data base siswa ber-KMS menjelang PPDB. Bagi peme­ gang KMS tidak akan dapat memanfaatkan kartu yang digepang jika tidak mendaftar pada proses pendataan ter­ sebut. Namun demikian, bagi yang terdaftar sebagai siswa ber-KMS juga tidak dapat mengikuti PPDB reguler yang akan dibuka setelah pendaftaran siswa KMS selesai digelar. Sementara untuk SMA pada PPDB kali ini Dinas Pendidikan Kota Yogyakar­ ta hanya memberikan kuota siswa KMS

Para siswa SMP yang akan memanfaatkan kartu KMS mengikuti proses pendataan siswa berKMS agar dapat mendaftar PPDB khusus untuk siswa miskin di Kota Yogyakarta.

sebanyak 129 orang. Sedangkan untuk SMK diberikan kuota lebih banyak, 894 orang. “Arahan kita lebih banyak­ke SMK. Harapannya para pemegang KMS ini selesai sekolah sudah siap baik untuk bekerja atau meneruskan pendidikan yang lebih tinggi,” tambahnya. PPDB siswa ber-KMS di Kota Yogyakarta akan digelar pada 20-21 Juni mendatang. Dengan memang kartu KMS

maka siswa yang termasuk katagori miskin tersebut akan dibebaskan dari biaya pendidikannya karena sudah ditanggung oleh Pemkot Yogyakarta.­Sedangkan untuk PPDB Reguler berturut-­ tu­ rut akan diselenggarakan setelah ha­­ sil pendaftaran KMS diumumkan pa­da­­ 22 Juni. PPDB untuk SD rencananya akan digelar pada 23-24 Juni, SMP 1-2 Juli, SMA 27-28 Juni dan SMK pada 27,28,30 Juni.­ “Seperti pendaftaran tahun-tahun sebelumnya, KMS kita dahulukan, baru setelahnya kita buka pendaftaran untuk yang reguler termasuk pendaftar dari luar kota dalam provinsi maupun luar provinsi,” tambah Kepala Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta Edy Heri Suasana. Wahyu S

P e wa ra D i n a m i ka j u n i 2011

25


kabar dari luar SMP Muhi Penerima Adiwiyata Mandiri

Dari Green and Clean, Menjadi Mulok dan Ekstrakurikuler

foto-foto: dokumen wahyu s

Meski berada di tengah pemukiman padat penduduk karena berada di tengah kota Yogyakarta, suasana tidak kondusif dan sesuai untuk belajar tidak terasa di SMP Muhammadiyah 1 (Muhi) Yogya­ kar­ta . Kenyamanan langsung menyapa setiap mereka yang memasuki halaman gedung sekolah yang berada di tengahtengah kampung Purwodiningratan, Ngadiwinatan tersebut. Kondisi tersebut tentunya dapat men­­jadi pembenar, jika akhirnya seko­ lah­tersebut bisa mendapatkan penghargaan adiwiyata mandiri. Penghargaan sebagai sekolah yang berhasil membangun wawasan lingkungan tersebut sudah diterima SMP Muhi empat tahun berturut-turut. “Penghargaan ini sudah kita terima sejak 2007. Dan Adiwiyata Mandiri ini didapatkan setelah penghargaan adiwiyata ke-2 yang kita terima 2010 lalu,” tutur Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum SMP Muhi Asfandi SPd. Keberhasilan membangun wawasan lingkungan tersebut memerlukan pros26

P ewa r a Din a mik a J un i 2 0 1 1

es panjang. Setidaknya semenjak 2004 SMP Muhi mulai membangun kesadar­ an penyelamatan lingkungan. Titik to­ lak­pelaksanaan kebijakan tersebut di­ la­ ku­ kan semenjak sekolah tersebut ter­pi­lih menjadi peserta program green and clean oleh Pemkot Yogyakarta. Kini kesadaran untuk menjaga ling-

Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum SMP Muhi Asfandi SPd (kiri) dan Wakil Kepala Se­ ko­lah Bidang Humas Tri Maryati (kanan) me­ nun­jukan piala Adiwiyata 1 dan Adiwiyata 2 yang diperoleh SMP Muhi sebelum akhirnya ke­ma­rin menerima penghargaan Adiwiyata Man­di­ri dari Presiden SBY.

kungan tersebut sudah menjadi sebuah kebutuhan bagi seluruh sivitas sekolah. Kebijakan sekolah memasukan­wawas­ an lingkungan ke kurikulum sebagai mu­­at­an lokal (Mulok) menjadi pendo­ rong kesadaran menjaga lingkung­an sebagai sebuah kebutuhan. “Setelah berbagai prestasi yang di­ ra­ih, akhirnya kita berharap kesadaran yang dimiliki oleh sivitas ini bisa terba­ wa saat menjadi alumni hingga dapat menyebarkan wawasan positif ini ke ling­kungan setidaknya di sekitar rumah mereka,” tambah pengampu pelajaran IPS tersebut. Meski sudah mendapatkan hasil yang cukup lumayan dengan terbangun­nya suasana sekolah yang sangat kondusif untuk belajar meski berada di tengahte­ngah perkampungan padat. Proses­ pem­be­la­jar­an tentang lingkungan tidak ha­nya diberikan melalui pertemuan ta­ tap muka di dalam kelas. Dua ekstrakurikuler diselenggarakan­ untuk lebih mematangkan pemahaman kesadaran menyelamatkan lingkungan.


kabar dari luar “Unggulannya adalah program reuse sabun mandi dan limbah sekolah,” tambah Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas Tri Maryati. Program reuse sabun mandi tersebut beberapa waktu lalu mendapatkan­ apresiasi dari Menteri Lingkungan Hi­ dup. Kegiatan tersebut dilakukan de­ ngan meminta, siswa yang jumlahnya mencapai ratusan orang diminta untuk

membawa potongan sabun mandi yang sudah tidak dipergunakan dari rumah. Dengan pengolahan, potongan sa­ bun tersebut di “masak” sehingga bisa­ disatukan dan menjadi sabun yang dapat dimanfaatkan untuk program cuci­ tangan di sekolah. Sementara untuk lim­bah sekolah yang bersifat organik, dengan memanfaatkan komposter yang telah dibeli secara mandiri, diolah men-

jadi kompos untuk memupuk tanaman yang ada di halaman sekolah. Sedangkan untuk sampah yang bersifat an-organik seperti botol air mineral diolah menjadi barang kerajinan. “Biasanya di buat menjadi hiasan, pot atau barang-barang lain yang memang nilainya kerajinan,” tambah Ibu Guru pengajar Bahasa Indonesia tersebut. Wahyu S

SMP 4 Pakem

Komitmen Tiga Kunci, Terus Menjadi Terbaik di DIY

wahyu s

Mempertahankan prestasi dalam setiap kompetisi yang berlangsung rutin bukan sebuah persoalan mudah. Diperlukan persiapan yang panjang dan konsisten untuk mampu mempertahankan sebuah prestasi. Demikian pula yang dilakukan SMP 4 Pakem yang tahun ini kembali mampu membuktikan sebagai sekolah terbaik di DIY. Keberhasilan tersebut tidak terlepas dari tiga kunci utama yang dijadikan pegangan Kepala Sekolahnya Woro Triwulan Ambarwati. “Kuncinya ada di man atau human atau manusianya, komitmen dan manajemen. Kesemuanya itu dibangun mela­ lui proses panjang sejak awal saya dibe­ rikan kepercayaan untuk memimpin di sekolah ini,” tutur guru yang telah me­ mim­pindi SMP 4 Pakem selama 13 tahun terakhir tersebut. Ketiga kunci tersebut menjadi bagi­ an utama penataan yang dilakukan terhadap guru pengajar yang dimiliki sekolah. Dari struktur yang telah tertata tersebut, dilakukan action berupa penerapan target proses belajar selama satu tahun. Target tersebut dijabarkan da­ lam bentuk rencana kerja pembelajar­an. Indeks rencana belajar yang disusun­ guru setiap tahun menjadi bahan pem­ belajaran pertama yang disampaikan ke­pada siswa di awal tahun pendidikan.­ Dengan dilandasi komitmen bersama­ se­ luruh stake holder sekolah, pada akhir­nya target yang dicanangkan guru­ akhirnya dapat tercapai.

Kepala SMP N 4 Pakem Woro Triwulan Ambarwati.

Dari keberhasilan yang telah dicapai, komitmen disebutkan Woro menjadi bagian terpenting. Tanpa komitmen bersama seluruh stake holder, target yang dicanangkan diakui sulit akan tercapai. “Salah satu komitmen yang paling mudah adalah, guru harus bisa menjadi contoh. Kalau kita memberikan aturan siswa tidak boleh terlambat, maka guru juga tidak boleh datang terlambat,” tandasnya. Penataan organisasi yang dilakukan Woro terbukti mampu menjadikan SMP 4 Pakem menjadi yang terbaik di DIY selama lima tahun terakhir. Pada kelulus­ an 2011 ini, rata-rata nilai kelulusan sis­ wa di sekolah tersebut menjadi yang ter­tinggi di DIY dengan jumlah 36,54.

Nilai tertinggi di sekolah tersebut di raih oleh Sheila Nur Fitriana dengan­ ni­lai rata-rata nyaris sempurna yakni 39,12 untuk empat mata pelajaran yang menjadi tolok ukur kelulusan. Sheila meraih nilai sempurna 10 untuk mata pelajaran IPA dan Bahasa Inggris, se­ dang­kan Matematika 9,75 dan Bahasa In­donesia 9,4. Sementara untuk Ujian Nasional data yang diterima Woro menyebutkan, lebih dari 25 siswa kelas IX di sekolah ter­sebut yang mampu meraih nilai 10 untuk pelajaran yang diujikan. Nilai sempurna tersebut paling banyak dida­ patkan siswa untuk mata pelajaran eksakta takni Matematika dan IPA. maha deva

P e wa ra D i n a m i ka j u n i 2011

27


berita kunjungan

ASSESOR BAN PT KE PRODI PG-PAUD

dokumen humas FIP

Jum’at (17/06/2011) Pogram Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini FIP UNY menyambut kedatangan Dr. Asep Supena, M.Psi dan Dr. Ocih Setia­ sih, M.Pd selaku assessor untuk audit eksternal di Ruang Sidang I, yang akan mengevaluasi penyelenggaraan prodi PG-PAUD. Hadir Dekan FIP Bapak Prof Dr. Achmad Dardiri, M.Hum, Pembantu Dekan I Prof Dr. Anik Ghufron, dan Pembantu Dekan III Bambang Saptono, M.Si beserta para Dosen PG-PAUD. Dekan FIP mengucapkan selamat da­ tang kepada para assesor yang diharapkan dapat membantu mengevaluasi ke­le­bih­an dan kekurangan penyeleng-

garaan prodi PG-PAUD FIP UNY untuk memperoleh nilai akreditasi yang sesuai. Selanjutnya, Prof Dr Anik Ghufron menyampaikan materi yang berkaitan­ dengan penyelenggaraan prodi PG-PA­ UD mencakup seluruh aspek,­diantaranya kurikulum yang digunakan, tenaga pe­ng­ajar, sarana prasarana, penelitian dan pengabdian dosen kepada masya­ rakat, sistem informasi, kerjasama de­ ngan lembaga lain dan sebagainya. Dari pemaparan tersebut, munculah­ pertanyaan dari Bapak Dr. Supena, M.Psi yang mempertanyakan jenjang studi atau latar belakang pendidikan para dosen PG PAUD. Prof, Dr Achmad Dardi-

ri, M.Hum pun menjelaskan bahwa Do­ sen di FIP sudah berlatar belakang sesuai bidang yang diampu dan memiliki jenjang pendidikan S2, S3, baik lulusan universitas dalam maupun luar negeri. Bagi para dosen berkemampuan bahasa inggris yang baik didorong untuk me­ lanjutkan studi ke luar negeri. FIP UNY juga telah menjalin kerjasama dengan universitas Illinois, university Malaya, dan universitas luar negeri lainnya untuk memepermudah studi dosen ke luar­ negeri. Tanya jawab hari itu pun berakhir­ de­ngan diskusi dengan para alumni PGPAUD, sementara kunjungan auditor­ akan dilanjutkan dengan mengunjungi­ kampus 3 FIP UNY sebagai tempat proses perkuliahan PG PAUD berlangsung. Segenap Dosen prodi PG-PAUD serta pim­pinan FIP UNY berharap agar hasil visitasi auditor ini menghasilkan nilai akreditasi yang memuaskan mengingat ini adalah akreditasi yang pertama bagi­ prodi PG-PAUD FIP UNY. Zulfa

28

P ewa r a Din a mik a J un i 2 0 1 1


berita pameran dan seminar nasional

Melihat Persahabatan Lewat Karya Seni

dokumen humas FBS

Senin (7/6), Rektor UNY, Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd. meresmikan pembukaan Pameran dan Seminar Nasional Se­ ni Rupa Dosen, Alumni, dan Mahasiswa (DAM ) dalam rangka Dies Natalies UNY ke-47. Pameran ini diselenggarakan oleh Jurusan Pendidikan Seni Rupa de­ngan menampilkan 100 karya­dari dosen­Jurusan Pendidikan Seni Rupa,­mahasis­ wa, alumni, dan perupa Yogyakarta di Au­ditorium UNY. Turut Hadir­Dekan FBS Prof. Dr. Zamzani,­M. Pd, Dekan­FIK UNY Sumaryanto, M. Kes., dan Ketua Panitia Dies Natalies UNY Erwin Setyo K., M.Si. Dalam sambutannya, Rochmat Wahab memberikan apresiasi terhadap pe­ nye­leng­garaan pameran dan seminar Se­ni Rupa DAM. “Kegiatan seni telah­ menjadi unggulan UNY dan penyeleng­ ga­ raan pameran ini menjadi media apre­ siasi terhadap keagungan seni,” ung­­kapnya, “Penyelenggaraan kegiatan­ ini semoga menjadi secercah harapan dan semangat agar ada generasi kedua dan ketiga setelah generasi Amri Yahya, alumni dan dosen UNY yang juga Peru-

pa Nasional dan Internasional.” Dalam Pameran yang telah diselenggarakan kedua kalinya ini, pihak panitia mengambil tema memayu hayuning bawono. “Tema ini memberikan pesan agar manusia selalu bersahabat dengan alam,” terang Sigit Wahyu Nugroho, M. Si., Ketua Panitia Pameran dan Seminar Seni Rupa. Tema yang mengambil unsur kehidupan manusia dengan segala elemen kehidupannya terwujud pada 100 karya pameran dalam bentuk seni lukis, seni patung, seni mix media, fotografi, dan instalasi. Beberapa karya seperti karya B. Muria Zuhdi, dosen Jurusan Pendidikan Seni Rupa ini menggunakan

bahan dasar Lumpur Lapindo dalam 6 karya instalasinya yang disulap menjadi hidangan makan pagi hingga makan malam untuk Indonesiaku. Selain itu, lukisan karya Ahmad Su’udi yang berjudul No Money No Justice­ juga menarik pengunjung dengan­gambar koin-koin dan perpaduan­warna ha­ sil kreativitas sang pelukis. Lukisan The Colourful of Rain dan Gatotkaca vs Iron­ man, patung Ngajeni, dan fotografi Har­ moni Alam adalah beberapa judul yang juga menambah keunikan hasil kreativi­ tas perupa UNY yang dipamerkan di auditorium. Febi

P e wa ra D i n a m i ka j u n i 2011

29


berita kerjasama internasional

International Dual Master’s Degree Program Pascasarjana UNY kembali­ meng­undang perwakilan institusi pen­ di­­dik­an Luar Negeri untuk menjalin­ker­ ja­sa­ma internasional dalam ber­ba­gai­ bi­dang terutama pendidikan.­ Pada­ke­ sem­­­patan kali ini, PPs UNY mengundang­ Prof. Marilyn Parsons, USINTEC Institutional Director di University of Illinois at Urbana-Champaign, untuk mempresentasikan program-program­terkini dalam USINTEC pada Sabtu (04/6) bertempat di Aula Gedung Baru PPs UNY. USINTEC merupakan sebuah konsor­si­um­ pendidikan tinggi antara Indonesia dan AS yang bertujuan untuk pengembangan sumberdaya manusia dan institusi da­ lam rangka peningkatan mutu pendidik melalui kolaborasi antar in­sti­tu­si pendidikan di kedua negara. Sa­at ini terda­ pat 16 institusi pendidikan yang tergabung dalam wadah USINTEC, yaitu 12 universitas di Indonesia (UNJ, UNY, UM, UNNES, UNESA, UNG, UNM, UNI-

MA, UNIMED, UNP, UNDIKSHA, dan UT) dan 3 universitas di AS (OSU, IU dan UIUC) serta 1 regional center (SEAMO­LEC). Pada kesempatan tersebut, Prof. Parsons memaparkan beberapa hal menge­ nai program-program yang dapat difa­si­ litasi oleh USINTEC, di antaranya adalah Doctoral Sandwich Program, PAR, dan yang paling baru adalah International Dual Master’s Degree. Doctoral Sandwich Program sudah terlaksana selama 4 periode sejak tahun 2008. Sejak perio­ de pertama, PPs UNY telah mengirimkan mahasiswa S3 untuk mengikuti pro­ gram tersebut di universitas di AS yang tergabung dalam konsorsium USINTEC. Demikian juga Program PAR. International Dual Master’s Degree merupakan program terbaru yang sedang dijalankan oleh USINTEC mulai tahun 2011. Da­ lam program tersebut mahasis­ wa meng­ikuti perkuliahan S2 di Indonesia dan AS dan akan memperoleh 2 gelar se­

ka­ligus. Dalam program tersebut, lebih lanjut Prof. Parsons menjelas­kan bahwa durasi program tetap 2 tahun dengan skema semester 1 dilaksanakan di Indonesia, semester 2 dan 3 di AS, dan semester 4 di Indonesia. Sebelum semester 1 diselenggarakan core courses yang diikuti oleh semua peserta program dari semua bidang studi dan dilaksanakan di host university di Indonesia. Untuk tahun 2011, core courses­ini diselengga­ ra­kan di UNNES Semarang­mulai awal Juni 2011. Mata­kuliah yang termasuk dalam core courses tahun ini melipu­ ti­research in education, multicultur­al­ edu­cation, dan education in Indonesia­ and USA. Selain diikuti oleh semua peserta international dual master’s degree, core courses ini juga dapat diikuti oleh mahasiswa S2 di universitas di Indonesia yang tergabung dalam konsorsium USINTEC. Di akhir program seluruh peserta akan diberi sertifikat yang

foto-foto: dokumen humas PPs

30

P ewa r a Din a mik a J un i 2 0 1 1


berita diterbitkan oleh OSU, IU, atau UIUC. Selain pola penyelenggaraan interna­ tional dual master’s degree, pada diskusi tersebut juga dibahas berbagai unsur pendukung program, salah satunya adalah pembiayaan. Beberapa alternatif sumber dana yang dapat dimanfaatkan antara lain berasal dari Dikti (beasiswa unggulan) dan USAID. Masalah mengenai kurikulum juga dibahas cukup men-

detail. Mahasiswa peserta program se­ te­lah mengikuti core courses, akan meng­ikuti perkuliahan regular sesuai de­ngan prodi masing-masing di universitas di Indonesia. Selanjutnya­mereka akan memilih sendiri mata kuliah yang akan mereka ikuti di AS de­ngan persetujuan kedua universitas. Pe­nulisan dan ujian tesis dilaksanakan di Indonesia. Titik

Inovasi

Sistem Penerimaan Siswa Baru (PSB) online Saat ini belum banyak sekolah di Indo­ ne­sia menyelenggarakan Penerimaan Sis­wa Baru (PSB) secara online. Dengan­ man­faat dan kemudahan yang ada, su­ dah seharusnya sistem ini dikembang­ kan oleh tiap-tiap sekolah. Hal ini se­ja­lan dengan kemajuan teknologi­ in­for­­ma­si dan komunikasi seperti­ tek­no­­lo­gi internet dan web yang mampu­men­du­kung proses input dan output da­ta secara cepat dan akurat,­ khususnya­dalam pelaksanaan PSB. Irwin Nugroho, mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika Fakultas Teknik UNY, berinisiatif mengembangkan software untuk sistem PSB online sebagai proyek skripsinya guna mendapatkan gelar sarjana. Berdasarkan uji coba yang dilakukan di SMA N I Jogonalan, de­ngan menerapkan sistem PSB online proses PSB menjadi lebih transparan, akuntabel, dan akomodatif. Sekolah dapat mengurangi, bahkan menghilangkan kecurangan-kecurangan yang terjadi pada pelaksanaan PSB secara manual. Dengan demikian, tidak akan ada lagi pihak-pihak yang merasa tidak puas

Heri P/Pewara dinamika

atau­pun dirugikan. Selain itu, sistem ini menjadikan proses pendataan dan ad­mi­nis­trasi lebih mudah dan cepat. Pelaksanaan PSB menjadi lebih efisien, baik dalam hal waktu, tempat, biaya, mau­pun tenaga. Tak ketinggalan juga, de­ngan sistem ini, para peserta dan orang tua peserta tidak perlu bersusah­ payah mendatangi sekolah untuk sek-

edar melihat pengumuman atau informasi yang berkaitan dengan pelaksa­ na­an PSB. Kapanpun dan di manapun berada, mereka dapat mendapatkan informasi yang diinginkan melalui komputer manapun yang terhubung de­ ngan konesksi internet. Menurut Irwin, Sistem ini terbukti mampu mengelola pelaksanaan Pene­ ri­maan Siswa Baru yaitu pendaftaran,­ seleksi, penjurnalan, pengumuman,­ dan pendaftaran ulang. Untuk pe­ ngem­bang­an kedepanya Perlu adanya penambah­an beberapa fitur seperti animasi flash, waktu dan tanggal, atau buku tamu yang akan membuat sistem informasi­ini lebih menarik dan komunikatif, tambahnya. witono

P e wa ra D i n a m i ka j u n i 2011

31


berita wisuda

LULUSAN FISE DILEPAS DALAM PELWIS JUNI 2011

dokumen humas FISE

“Acara ini diadakan salah satunya dalah untuk mempererat tali silaturahmi keluarga besar FISE UNY dengan orang tua/wali dan lulusan FISE UNY.” Itulah sekelumit dari sambutan Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi Universi­ tas Negeri Yogyakarta (FISE UNY), Sar­ di­­ man, AM., M.Pd dalam pelepasan Wi­­su­da yang digelar Sabtu (11/6) lalu. Acara pelepasan yang diikuti oleh 192 orang lulusan FISE UNY yang baru­saja­ diwisuda pada hari tersebut di GOR UNY, mereka didampingi oleh orang tua/wali masing-masing. Pejabat Fakultas­pun

32

P ewa r a Din a mik a J un i 2 0 1 1

juga banyak terlihat, seperti­Pembantu Dekan (PD) I, PD II, Ketua Jurusan (Kajur) dan Ketua Prodi (Kaprodi), Kabag dan Kasubag FISE UNY. Dalam pelepasan wisuda (pelwis) pe­ri­o­de Juni 2011, FISE UNY memberikan penghargaan kepada aktifis terbaik dan lulusan terbaik. Peraih predikat aktifis terbaik adalah Danu Eko Agustino­ va dari Prodi Pendidikan Sejarah. Penghargaan diberikan oleh Pembantu De­kan III, yang membantu Dekan di bidang kemahasiswaan. Sedang untuk lulusan terbaik penghargaan diberikan kepada Sari Istika Rini, S.Pd dari program studi (prodi) Pendidikan Sosiologi.­ Sari meraih IPK 3,82. Dalam kesempatan Sari didaulat untuk mewakili para wisudawan untuk memberikan sambut­an. Dalam sambutannya sari menyampaikan rasa terimakasih dan permohon­an kepada dosen maupun karyawan FISE yang telah membantu selama proses mereka belajar hingga dapat diwisuda

dan dilepas kepada orang tua mereka kembali pada hari tersebut. Sari juga­ me­nambahkan, “Semoga apa yang di­ da­­­pat hari ini dapat­menjadikan moti­ va­si dalam melanjutkan langkah di ke­ hi­dup­­an nyata setelah ini.” Pungkas Sari meng­akhiri sambutannya. Sedangkan Dekan menyampaikan da­lam sambutan penyerahan kembali mahasiswa didikannya kepada orang tua wali, melaporkan : “ Di FISE UNY pada umumnya ada mata kuliah kewirausahaan. Hal ini bisa diliat langsung di stand-stand mahasiswa yang ada di se­


berita belah barat itu”, terangnya. Sardiman juga menambahkan para lulusan FISE UNY sebelum diwisuda juga dibekali dengan Pelatihan Strategi Menembus Peluang Kerja, Pelatihan tersebut diharapkan akan mempersempit waktu tunggu lulusan FISE UNY dalam mendapatkan pekerjaan maupun menciptakan lapangan kerja. Dekan juga berpesan kepada lulusan fise uny, “ Bawalah

yang baik dari FISE UNY, dan tinggalkan yang buruk pada kami untuk dapat kami perbaiki menjadi lebih baik” Ungkap Sardiman. Sedang Sarjono, SIP. Perwakilan ortu yang menerima jaket almamater wi­ sudawan sebagai simbol penerimaan kembali wisudawan kembali ke orang tua wali. Sarjono menyampaikan selu­ ruh dosen dan karyawan uny khusus­

nya FISE UNY yang telah mendidik­ pu­tra -putri mereka. Sarjono juga me­ mo­hon­kan doa restu kepada keluarga besar FISE UNY, seperti yang disampaikannya berikut, “ Mohon doa restunya,­ mudah-mudahan ilmu yang diterima men­jadi bekal di masa depan agar lebih baik.” Harap Sarjono mengakhiri sam­ butannya. sari

pertandingan persahabatan

FIK SUKSESKAN FOMIM 2011

dokumen humas Fik

Satu bulan Menuju Festifal Olahraga Indonesia-Malaysia (Fomim ke-4 tahun 2011 di Indonesia), 24-27 Juli 2011, seluruh panitia yang sebagian besar adalah dosen FIK UNY menggelar rapat di kampus FIK UNY (8/6), dipimpin oleh Ketua Panitia , Erwin Setyo Kriswanto, M.Kes. Fomim mengambil tema FOMIM 2011 sebagai Wadah Persahabatan Olah ­raga Antar Mahasiswa Indonesia-Ma­ lay­­sia merupakan agenda tahunan­per­ tandingan olah raga persahabatan antara ke dua negara, yaitu Indonesia dan Ma­laysia bertujuan untuk meng­e­ratkan lagi persahabatan dan persauda­raan yang sudah terjalin antara­ ma­ha­­sis­wa Indonesia dan Malaysia,­ me­ning­kat­kan persahabatan dan toleran­si khususnya di kalangan mahasiswa­serta melestari-

kan seni/budaya­melalui event olahraga Dipastikan tak kurang dari 88 peserta­ Indonesia termasuk atlit, pelatih, dan di­visi kesenian ikut mensukseskan­Fomim ke- 4, demikian juga jumlah konti­ ngen dari Malaysia sebanyak 88 orang pula. Mereka akan berlaga da­lam 7 ca­ bang olahraga, meliputi: Bola voli putri, Bola voli putra, Bulutangkis putra,

Bulutangkis putri, Futsal putra, Sepaktakraw putra, Hokkey Indoor pu­­tri. Sebagian besar event olahraga mengambil tempat di lapangan olahraga UNY Ikut hadir dalam rapat memberikan pengarahan adalah Pembantu Rektor III UNY, Prof. Dr. Herminarto Sofyan dan Dekan FIK UNY, Sumaryanto, M.Kes. Fomim bertujuan:1) Memupuk dan meningkatkan persatuan, kebersamaan, persahabatan antar-mahasiswa Indonesia-Malaysia. 2)Meningkatkan kesegaran jasmani, disiplin, dan sportifitas mahasiswa. 3) Membantu pemerintah dalam peningkatan dan pengembangan olahraga nasional dan internasional. Technical meeting direncankan bersamaan dengan welcome party. ratnae

P e wa ra D i n a m i ka j u n i 2011

33


berita penemuan

BECAK BERGIGI Becak adalah suatu moda transportasi­ beroda tiga yang umum ditemukan di In­donesia dan juga di sebagian Asia. Ken­daraan beroda tiga yang digerakkan dengan tenaga manusia ini merupakan­ salah satu alat angkut yang potensial untuk mengangkut orang, hewan maupun dalam upaya pendistribusian barang-barang hasil pertanian. Becak me­ru­pakan alat angkutan yang ramah ling­kungan karena tidak menyebabkan­ polusi udara dan tidak menimbulkan kebisingan. Jogja merupakan kota­yang warganya masih banyak yang menggantungkan kehidupannya pada becak,­ dan sebagai kota pariwisata turis-tu­ris mancanegara banyak yang mereka memilih becak sebagai alat transportasi untuk berkeliling Jogja. Selama ini becak yang sering dijumpai pada umum­ nya hanya mempunyai satu ro­da gigi sehingga mengakibatkan ker­ja­yang dilakukan oleh tukang becak cen­derung berat. Oleh sebab itu untuk meningkat­ kan efektifitas dan efisiensi­yang dikeluarkan oleh tukang becak maka sekelompok mahasiswa Universitas Ne­ ge­ ri Yog­yakarta yaitu Azmi Wijayati,­Tretya­ Ar­dyani, Susanti, dan Mariah Rihan Fa­ syir dari prodi kimia Fakultas MIPA UNY serta Subhan Nurkholis dari prodi­penFoto-foto dokumen humas FMIPA

didikan teknik otomotif­Fakultas­Teknik UNY merancang penerapan roda gigi sepeda gunung pada becak. Menurut Azmi Wijayati memodifikasi becak de­ ngan­pemasangan roda gigi seperti­pa­ da­sepeda gunung ini memungkinkan­ pe­nge­mudi becak untuk melaju pa­da­ jalanan yang menanjak dengan be­ban­ kayuh lebih ringan. “Kami berha­rap­dengan aplikasi­roda gigi ini dapat mem­ bantu kerja tukang becak dan se­mo­­ga dapat menjadi ciri khas becak di Daerah Istimewa Yogyakarta.” kata­Azmi. Tretya Ardyani menambahkan­bah­wa selama ini banyak limbah dari komponenkomponen sepeda gunung yang tidak terpakai dan tidak termanfaatkan.­“Ke34

P ewa r a Din a mik a J un i 2 0 1 1

banyakan orang hanya menju­al­rong­­ sokan sepeda­gunung kepada pe­mu­­ lung­­dengan harga yang relatif murah.­” ka­ta Tretya, “Salah satu limbah­dari kom­po­nen sepeda gunung yang kami­ man­­fa­at­kan adalah gear atau roda­gigi. Se­­peda gunung memiliki 18-27 gear


berita K i l as

dokumen humas FT

Penyelenggaraan Pelatihan Teknisi/Laboran SMK Nasional

pindah yang berguna untuk mengatur kecepatan dan kenyamanan dalam me­ nga­yuh pedalnya.” Secara teknis Subhan Nurkholis men­ jelaskan bahwa roda gigi berfungsi un­ tuk meneruskan gaya dari poros peng­ gerak ke poros yang digerakkan dengan mengubah putaran tinggi ke putaran ren­ dah atau sebaliknya, sedangkan trans­misi berfungsi untuk menjamin ke­ter­se­dia­an momen puntir yang di­ bu­tuh­ kan oleh kendaraan pada saat di­ja­lan­kan. Shifter atau pemindah gear diletakkan pada stang kemudi becak yang terhubung dengan pemindah gear de­ pan dan pemindah gear belakang yang bertugas memidahkan gigi. “Un­ tuk pengendara yang mempunyai te­na­ ga dan otot kaki yang kuat tidak men­ jadi masalah menggunakan gear de­pan paling besar dan gear belakang pa­ling kecil, karena shifting dengan mo­ del ini akan memberikan kecepatan mak­ si­mum pada saat mengayuh becak.” ung­kap Subhan. “Bila kita mengayuh be­cak dengan sistem transmisi dimana gear depan lebih besar dari gear bela­ kang maka panjang lengannya men­ja­ di panjang dan putaran yang diha­sil­kan menjadi lambat sehingga mem­bu­tuh­ kan usaha yang ekstra, namun dengan posisi transmisi seperti ini daya tanjak akan lebih kuat” tutupnya. Kreatifitas mahasiswa ini membuahkan hasil de­ ngan meraih dana DIKTI dalam Pro­ gram Kreatifitas Mahasiswa bidang Pe­ nerapan Teknologi tahun 2011. Dedy Herdito

Dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan wawasan tenaga teknisi atau laboran SMK yang berkenaan dengan pendidikan di Tanah air maka Subdit PTK SMK, Direktorat Pembinaan PTK Dikmen menunjuk Fakultas Teknik UNY sebagai penyelenggara bimbingan teknis untuk tenaga teknisi atau laboran SMK tingkat nasional. Pemilih­ an Fakultas Teknik karena FT UNY dianggap sebagai pioneer dalam pendidik­ an kejuruan di Indonesia. Bimbingan ini merupakan wujud kepedulian dan apresiasi pemerintah atas peran tenaga teknisi atau laboran SMK dalam memajukan pendidikan di sekolah masing-masing. Agenda ini dilaksanakan dalam 5 hari yang mana diba­gi dalam tiga gelombang, gelombang I dari tanggal 23-27 Mei 2011; gelombang II dari tanggal 30 Mei – 3 Juni 2011 dan gelombang III dari tanggal 6-10 Juni 2011. Pelatihan yang diberikan meliputi, manajemen laboratorium atau bengkel, pengenalan dan pengoprasian alat, perawatan dan pemeliharaan laboratorium atau bengkel, bahan praktikum dan penyimpananan, pengamanan dan keselamatan kerja, dan pelayanan PBM. Secara teknis pelatihan ini dibagi ke dalam dua tahap yakni, pembelajaran teori dan praktikum yang dilaksanakan di laboratorium dan bengkel FT UNY. Pada setiap kegiatan para peserta didam­ pingi oleh pembimbing yang berkompeten sesuai bidang laboratorium atau bengkel kerja­nya yang mana berasal dari kalangan dosen dan teknisi FT UNY. Rusli, salah satu peserta pelatihan yang berasal dari SMK N I Sampit, Kalimantan Tengah menyatakan kegembiraanya bisa mengikuti bimbingan teknisi ini. Pelatihan ini sangat menyenangkan karena selain bisa bertemu dengan kawan-kawan baru se-Indonesia, banyak sekali ilmu baru yang saya dapatkan, dan juga banyak peralatan-peralatan baru di FT UNY yang belum pernah saya jumpai di tempat asal saya, ungkapnya. haryo

Seminar Nasional MIPA Sebenarnya pendidikan sains dapat dijadikan sebagai pendekatan untuk membangun moral, karakter dan akhlaq mulia. Melalui pendidikan sains anak didik akan mengenal dirinya sendiri dan Tuhannya. Seperti dicontohkan dari perspek­ tif Islam, sekalipun misi utama Islam adalah membangun akhlaq namun ter­ nyata yang diperintahkan oleh al-Qur’an melalui ayat yang pertama kali diturunkan adalah perintah membaca. Demikian dikatakan Prof. Dr. Kamsul Abraha, Ph.D dari jurusan Fisika Fakultas MIPA UGM Yogyakarta dalam Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA di Ruang Seminar FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta pada Sabtu 14 Mei 2011. Seminar yang dihadiri puluhan peserta ini dibuka langsung oleh Dekan FMIPA UNY Dr. Ariswan. Selanjutnya, pembicara lainnya, Drs. M. Amin Genda Paddusa dari jurusan Pendidikan Fisika FMIPA UNY turut mengemukakan tentang pendidikan karakter bangsa. Dikatakan Amin bahwa pendidikan karakter sebaiknya dimulai sejak dini dari tingkat PAUD, sedangkan karakter yang perlu dikembangkan untuk merintis hidup bahagia dimulai dari pemikiran positif, bebaskan pikiran dari rasa ketakutan, hidup sederhana dan serta bekerja dan bersedekah dengan ikhlas. DEDDY HErdito

P e wa ra D i n a m i ka j u n i 2011

35


opini Pendidikan Indonesia, Tanggung Jawab Siapa? O l e h I ndy L a i l i F itri a ni

S

ebelum kita membahas lebih jauh me­ ngenai siapa penanggung jawab atas pen­didikan Indonesia, sepertinya kita per­lu tahu terlebih dahulu mengenai apa itu pendidikan. Menurut George F. Kneller (ed) dalam buku Foundation of Education (1967: 63), pendidikan dapat dipandang dalam arti luas dan dalam arti teknis, atau dalam arti hasil dan dalam arti proses. Dalam artinya yang luas, pendidikan menun­ juk pada suatu tindakan atau pengalaman yang mempunyai pengaruh yang berhubungan de­ ngan pertumbuhan atau perkembangan jiwa (mind), watak (character), atau kemampuan fisik (physical ability) individu. Pendidikan dalam arti ini berlangsung terus seumur hidup. Dalam arti teknis, pendidikan adalah proses di mana­ masyarakat melalui lembaga-lembaga pendi­ dikan (sekolah, perguruan tinggi, dan lembaga lain) dengan sengaja mentransformasikan waris­an budaya, yaitu pengetahuan, nilai-nilai, dan ketrampilan dari generasi ke generasi.­Pendidikan adalah suatu proses yang berjalan terus tanpa berhenti selama kebudayaan manu­sia belum mencapai klimaksnya. Dengan­pendidik­ an, manusia tidak sekadar sebagai suatu­so­sok peng­huni bumi, tetapi juga pengusung per­a­ dab­an di muka bumi. Menurut Dwi Siswoyo, dkk (2008), pendidik­ an memiliki fungsi bagi manusia yang dididik dan masyarakat. Bagi diri manusia itu sendiri, pendidikan akan menjadikan manusia menjadi utuh, siap menunaikan tugas hidupnya secara baik dan dapat hidup wajar sebagai manusia.

Warga negara yang berpendidikan tentunya akan memiliki wawasan ke depan sehingga mampu memberikan orientasi kemajuan bagi bangsa di masa kini dan masa yang akan datang. 36

P ewa r a Din a mik a J un i 2 0 1 1

Bagi masyarakat, pendidikan adalah pelestari tata sosial dan tata nilai serta agen pembaharuan sosial. Menurut UU No. 20 tahun 2003 pasal 3, pendidikan di Indonesia memiliki tujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mu­ lia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,­dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Membaca definisi di atas terlihat jelas betapa pentingnya arti suatu pendidikan bagi ek­ sis­tensi sebuah bangsa. Bangsa maju karena pen­­di­dik­an. Bangsa Indonesia yang ingin terus­ berkembang hingga menjadi negara maju­perlu meningkatkan pendidikan. Warga negara yang berpendidikan tentunya akan memiliki wawas­ an ke depan sehingga mampu memberikan orientasi kemajuan bagi bangsa di masa kini dan masa yang akan datang. Ilmu dan ketrampilan­ yang diperoleh selama pendidikan dapat digunakan setiap warga negara untuk berkontribu­ si nyata dalam kehidupan berbangsa dan ber­ ne­gara. Sebagai warga negara, mereka dapat melaksanakan semua kewajiban dan menyadari­ haknya dengan baik. Dengan pendidikan diha­ rapkan warga negara Indonesia memiliki pa­ triotisme nasional. Dalam upaya meningkatkan kualitas pendi­ dikan ini, bangsa Indonesia memang diakui terus berusaha dan bekerja keras. Dukungan dan kerja sama yang kooperatif antarelemen bangsa dilakukan untuk memajukan pendidikan,­ meski belum semua elemen masyarakat mela­ kukan hal tersebut. Namun, upaya keras itu tetap saja perlu dilakukan lebih keras lagi karena ternyata mewujudkan suatu pendidikan dalam masyarakat Indonesia yang begitu kompleks kerapkali mendatangkan suatu masalah yang tidak mudah begitu saja diselesaikan. Di zaman yang sedang mengalami perubah­ an dengan cepat ini, sistem pendidikan Indonesia menurut Moechtar Buchori (dalam Siswoyo, 2008) dituntut untuk memiliki kemampuan se­ ba­gai berikut Pertama, kemampuan untuk me­ ngetahui pola-pola perubahan kecenderungan yang sedang berjalan. Kedua, kemampuan un-


opini

tuk menyusun gambar tentang dampak­yang di­tim­bul­kan oleh kecenderungan yang sedang­ berjalan tadi. Ketiga, untuk menyusun program-­ program penyesuaian diri yang akan ditempuh dalam jangka waktu tertentu. Untuk mencapai kemampuan-kemampuan tersebut di atas, kita tidak cukup hanya menyelesaikan masalah-masalah dalam lingkup belajar mengajar, tetapi perlu juga memperhatikan masalah-masalah global, baik aspek sosial maupun teknologi yang semakin berkembang pesat. Tentu hal tersebut tidak mudah karena perlunya koordinasi yang baik antara tiga komponen pendidikan, yaitu pendidik, peserta di­ dik, dan tujuan pendidikan. Pendidikan ketika mulai menjadi problem dalam masyarakat, kebanyakan orang justru­ saling melempar tanggung jawab. Siapa yang bertanggung jawab atas pendidikan di Indone­ sia? Sebagian orang mengatakan bahwa ini ada­ lah tugas pemerintah sebagai penguasa yang wajib mengurusi bangsanya. Ada pula­yang mengatakan bahwa ini adalah tugas lemba­ ga pendidikan. Lalu, siapa yang akan bertanggung jawab jika kebanyakan orang justru angkat tangan dan memberikan amanah besar dan

mulia ini pada orang lain? Pendidikan adalah untuk kepentingan bersama. Pendidikan adalah hak bagi setiap warga negara yang telah diatur dalam undang-undang dasar. Untuk itu, kita sebagai elemen bangsa, tidak hanya pemerintah dan lembaga pendidikan, tapi juga seluruh komponen bangsa perlu untuk turut serta berperan dalam pendidikan. Sistem pendidikan akan selalu bersifat dinamis, kontekstual, dan terbuka yang membutuhkan interaksi terpadu dari ketiga komponen sentral pendidikan yang telah disebutkan di atas. Setiap bangsa yang ingin mempertahankan eksistensinya perlu memperhatikan masalah pendidikan yang cenderung dinamis. Bukan justru mempermasalahkan siapa yang bertang­ gung jawab atas masalah pendidikan saat ini. Lebih bijak jika semua komponen bangsa, baik yang berkaitan langsung dengan pendidikan itu sendiri maupun tidak, dapat bekerja sama­ meng­atasi masalah pendidikan ini. Wallahu a’lam.

Indy Laili Fitriani pemerhati pendidikan, studi di UNY

P e wa ra D i n a m i ka j u n i 2011

37


opini Jangan Gagal Ber-Tuhan O l e h E KO T RI O N O

Y

ang setuju dengan bom bunuh diri,­ teror, salah satunya, akan bicara se­ca­­ ra sosial tentang pesan terhadap­ke­ti­ dakadilan global (Chomsky: 1991) dan secara individu perihal tujuan manusia yakni surga. Surga dalam konsep manusia beragama dicapai melalui kematian. Dalam pemahaman Islam, salah satunya, sebab akhirat lebih baik dari dunia (Al-Duhâ [9]:4). Beragam cara pun ditempuh demi kehidupan abadi itu. Dan, caracara yang digunakan mestinya seperti yang dicontohkan Nabi Muhammad sebagai panut­an akhlak agung (Al-Qalam [68]:4) sang pembawa ajaran Islam: rahmat bagi semesta­alam. Namun­ demikian, ada sejumlah kacamata yang beredar dan bebas dipakai siapa saja untuk­meman­ dangnya, termasuk perihal perang. Yang setuju dengan perang (konfrontasi/ge­ riliya/teror), barangkali karena meyakini konsep-konsep liberal, demokrasi, repulik dan seterusnya, yang menggeliat di negeri ini sejak semula merupakan jahil. Mala dan kapital­—lintah yang menghisap rahmat sosial, menggores kemiskinan hidup—yang menciderai urat-urat syariat. Dari sini kemudian Daud Beureh dan R.M.S. Kartosoewirjo mengusulkan Negara­Is­ lam­Indonesia (NII) dengan Islam­sebagai­ta­ war­­an­mengelola negara. Namun perlu dica­tat, mereka yang kemudian diriwayatkan melawan­ karena diperangi setelah “dikhianati”­da­lam be­ be­ra­pa titik. Dan, bukan dengan inisiatif­ge­ga­ bah, apalagi culik hipnotis, lalu bom bunuh diri.

Yang pada akhirnya, keduanya, baik “teroris” maupun “anti-teroris” sama-sama berbuat kesalahan dengan menganiaya, bahkan membunuh satu sama lain atas nama kebenaran, entah kebenaran dari mana. 38

P ewa r a Din a mik a J un i 2 0 1 1

Pancasila Yang tidak setuju negara Islam apalagi bom bunuh diri (teror), akan menyinggung tentang­ Pancasila. Ideologi ini memfasilitasi pola ke-Tuhan-an bagi semua warga negara, yang harapannya, akan menjadikan manusia Indonesia adil dan beradab. Islam, jangankan secara hukum dan sosial, buat diri sendiri pun selalu min­ ta adil; dalam berucap (Al-An’am [6]:152); menulis suatu perkara (Al-Baqarah [2]:282) serta sikap batin. Terhadap kelompok yang dibenci sekalipun, umat Islam harus adil (Al-Mâ’idah [5]:8). Qu­raish Shihab (1996) mengatakan bahwa penyiram tumbuhan adalah keadilan dan penyi­ ram duri adalah lawannya (kedzaliman). Kemudian muncul pertanyaan: adil, beradab, atau berdurikah mereka yang membunuh dirinya sendiri dan membunuh orang lain demi surga yang ingin cepat saji? Benarkah mereka berdiri di atas dasar ke-Tuhan-an? Tak luluskah mereka pelajaran Bhineka Tunggal Ika karena tak nyaman berkartu penduduk Indonesia? Tak bisakah mereka menunjukan keunggulan Islam secara akhlak lebih dahulu, sebagaimana yang dicontohkan oleh manusia paling besar dalam sejarah, Nabi Muhammad? Bukankah para nabi tidak bunuh diri untuk menuju surga yang di­ jan­jikan? Dan bukankah orang-orang suci me­ nyayangi semua jenis manusia, dari yang pa­ ling taat sampai yang paling keparat? Ataukah ada jalan pikir lain yang belum ter­ pahami dari mereka? Konfrontasi Yang setuju dan tidak setuju kemudian tak jarang akan saling menyalahkan, akan saling melawan dengan cara dan dogmanya masingmasing. Yang pada akhirnya, keduanya, baik “te­ror­is” maupun “anti-teroris” sama-sama berbuat kesalahan dengan menganiaya, bahkan­ mem­bunuh satu sama lain atas nama kebenar­ an, entah kebenaran dari mana. Pertikaian ini kompleks kusutnya. Namun, bila diurai, bisa jadi dimulai dari ketidakadilan yang menimbulkan depresi-depresi dan kepa­ nikan sosial, akibat kita selalu gagal untuk bermusyawarat dengan hikmah yang bijaksana: bu­kan dengan pose, peluru, puisi programik, dan isu “politik para alien” (istilah Karl Marx).


opini

istimewa

Yang bermula dari lupa adil, lupa beradab, yang jangan-jangan, karena lupa atau memang pura-pura ber-Tuhan. Lilin Kecil Namun, Alfred Alder (1964) menyakini, manusia punya daya menentukan sikap terbaik atas situasi. Itulah kenapa jauh hari di Cina­ada pepatah: siapa yang mengutuk kegelapan ha­­nya dapat penat. Biar tidak penat, saatnya nya­la­kan lilin kesadaran dengan hal paling mung­kin kita lakukan. Keluarlah dari sikap or­na­­men­talis dengan menganggap kopiah, sorban,­cambang, omong Arab, dan koko menunjuk­an ia benar ber-Islam, sehingga publik­jadi skeptis meman­ dang hal buruk yang dilakukan orang demikian adalah ajaran Islam. Kita terlalu pandai untuk hal sebodoh itu. Kebanyakan konflik terjadi karena tidak terjaminnya kesejahteraan sosial. Sayyid Qutubh (1967) menjelaskan sistem kesejahteraan sosi­al

dalam Islam yakni bukan sekedar bantuan ke­u­ ang­an, apalagi cita-cita dengan kekerasan, tapi segala bentuk. Kuatkanlah saling bantu, biar depresi sosial dan letupan mesiu konflik dapat disembunyikan. Dan, jangan bosan, terus ajak para elit, yang beradab, untuk bersatu bersama kita; menyulut optimisme kebahagiaan Indonesia yang majemuk. Kita dan negara ini ber-Tuhan, jadi jangan ragu untuk adil-beradab. Adakah yang lebih tepat selain Tuhan ingin kita berbuat baik pada diri sendiri dan manusia—siapapun manusia­ nya—serta alam semesta, bukan merusak apa­ lagi aniaya? Bukankah kalau Dia ingin manusia masuk surga dengan begitu saja, tentu tak perlu repot membuat kita ada di dunia yang memang dipenuhi segala uji, coba, dan goda ini?

EKO TRIONO penelaah masalah sosial-politik, mahasiswa PBSI UNY

P e wa ra D i n a m i ka j u n i 2011

39


resensi media Sahabat Sang Alam yang Berbekal Otot dan Otaknya Oleh IK H WA N TAU F I K Norman Edwin (1955–1992). Mungkin­ hanya segelintir orang yang pernah men­dengar nama ini. Terutama mereka­ yang dekat dengan hobi berpetualang dan berkegiatan di alam terbuka. Debut petualangannya tercium di kancah para penggiat alam terbuka pada kurun waktu 1976 – 1992 (meninggal di Gunung Aconcagua, 21 Maret 1992). Banyak­nya­ tulisan Norman yang tercetak di ber­ ba­­gai media cetak cukup membuktikan­ eksistensinya aktif dalam dunia tulis me­nulis khususnya tentang kegiatankegiatan di alam terbuka. Majalah Mu­ tiara, Intisari, Suara Alam, dan Harian Suara Pembaruan serta Kompas seolah menjadi sarang berbagai catatan dan laporan perjalanannya. Bahkan, pada saat itu tidak bisa dipungkiri bahwa harian Kompas telah memiliki wartawan dan peliput andal dalam mengagungkan kebesaran alam ciptaan Tuhan. Tidak kurang dari 64 catatan Norman­ tercover di dalam buku ini. Cerita tentang ekspedisinya di alam liar, pengalamannya menelusuri dalamnya perut bumi yang begitu gulita, hingga penjelajahannya menggapai atap-atap la­ ngit di berbagai puncak dunia dikemas dalam satu buku ini. Tidak lupa pula tentang catatan pelayaran awak kapal Pinisi “Ammana Gappa”. Kapal tradisio­ nal yang hanya mengandalkan tiupan angin ini berlayar dari Indonesia ke Ma­ da­gaskar selama 35 hari. Membaca buku ini seolah kita turut­ ma­suk bersama ruh petualangan Norman. Jelas saja, untaian demi untaian kata yang dipilih Norman untuk mence­ ritakan berbagai pengalamannya begitu mantap dan tajam. Mantap laksana langkah sang petualang di setapak jalan landai. Tajam setajam dinding-din­ ding batuan yang dipanjatnya. Pembaca akan turut merasakan betapa tegang­ nya tragedi-tragedi yang dihadapi Norman di tiap-tiap ekspedisi yang pernah 40

P ewa r a Din a mik a J un i 2 0 1 1

Norman Edwin Catatan Sahabat sang Alam Editor: Rudy Badil • Penerbit: KPG, 2010 • Tebal: xvi + 423 halaman

dilakukannya. “Unpredictable Experi­ ence”. Seolah frasa tersebut cukup mewakilkan semuanya. Kegigihannya menaklukkan dinding selatan Carstensz Pyramid (4.884 mdpl) yang begitu ganas misalnya. Puncak tertinggi di kawasan Australasia ini berhasil dijejaki Norman tahun 1981. Ekspedisi ini bertujuan untuk mencari lokasi runtuhnya pesawat Dakota Belanda yang jatuh tahun 1963. Kabut yang begitu tebal, dinding terjal dengan batuan licin karena terguyur hujan, suhu dua derajat celcius di bawah nol, dan letih yang tak berkesudahan seolah menjadi irama wajib selama ekspedisi ini. Tidak hanya salju di Carstensz lah

yang pernah dijejaki kaki Norman. Di lem­bar lain catatannya, Norman juga melaporkan pengalaman mendaki Gunung Kilimanjaro (5.894 meter dari permukaan laut) – puncak tertinggi di Afrika – untuk majalah Mutiara (edisi 345, 24 April – 7 Mei 1985). Dengan membaca catatan-catatan Norman ini, kita tidak hanya mendapat informasi tentang apa yang dilaporkan Norman di setiap petualangannya. Kita bisa belajar banyak dari apa yang dialami Norman. Karena sesuai apa yang di­ sampaikan melalui catatannya, bahwa pengembara tidak hanya berbekal otot, namun juga otaknya. Jadi, sungguh begitu banyak materi yang bisa kita serap untuk menambah wawasan dan penge­ tahuan kita.

Ikhwan Taufik mahasiswa Pendidikan Teknik Mekatronika UNY


bina rohani Anak dan Kisah Penjual Susu Ol e h Nirma l a

istimewa

ANAK adalah anugerah Allah SWT yang wajib dipelihara dan dididik dengan­ba­ ik. Keadaan anak sangat bergantung pada pendidikan orang tuanya. Jika orang tua mendidik secara baik, insya Allah anak akan tumbuh menjadi baik. Pendidikan utama kepada anak tentu saja­ ada­ lah pendidikan keimanan. Dalam Al-Qur’an, Allah SWT memprioritaskan pendidikan keimanan ini dibandingkan pendidikan lainnya. “Dan (ingatlah) ke­ tika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya, ‘Hai anakku, janganlah kamu memperse­ kutukan Allah, sesungguhnya memperse­ kutukan (Allah) adalah benar-benar keza­ liman yang besar.’ (QS. Luqman [31]:13).” Meski demikian, kondisi tertentu ke­ rap kali menampakkan fakta bahwa anak lebih dekat kepada Allah SWT ke­tim­ bang orang tuanya. Anak menunjuk­kan keimanan yang kokoh meskipun orang tuanya berlaku buruk. Fakta ini per­nah terjadi di zaman kekhalifah­an Umar bin Khathab. Diceritakan saat Umar ra berkeliling dari satu rumah ke ru­mah lainnya seperti yang biasa­be­li­au lakukan setiap malam, beli­au men­de­ngar­ percakapan antara­seorang anak per-

empuan dengan ibunya,­ pen­ju­al­ susu. Ibunya menyuruh anak perempuan itu untuk mencampur susu dengan air agar lebih banyak dan penghasilan yang diperoleh lebih besar. Mendengar­ ajakan ibunya, anak perempuan itu menolak bahwa perbuatan tersebut tidak diperbolehkan oleh Amirul Mukminin. Umar ra. Amirul Mukminin memang te­ lah menginstruksikan kepada para­pen­ jual susu untuk berlaku jujur dan tidak melakukan kecurangan. Ketika­ibu­nya mengatakan bahwa Amirul Muk­minin tidak mungkin tahu, anak per­em­puan itu lalu menjawab dengan per­nya­ta­an yang menunjukkan kadar keimanan yang tinggi bahwa Allah SWT MahaMelihat meskipun tidak diketahui Amirul Mukminin. Kisah yang terjadi di zaman Umar ra itu juga sering kali kita jumpai di za­ man kini. Keimanan seorang anak le­bih besar daripada orang tuanya tak terle­ pas dari dari sebuah proses pendidik­ an yang matang. Pendidikan itu belum­ tentu didapatkan dari kedua orang tua­ nya­, tetapi bisa juga karena lingkungan. Anak bisa mendapatkan lingkungan di luar rumah yang membentuk kepriba-

diannya, sehingga menjadi anak yang salih dan taat kepada Allah SWT. Pada titik ini, tidak menutup kemungkinan jika orang tua justru menjadi ujian bagi anak dalam mempertahankan keimanan. Pastinya, anak berkewajiban berbakti kepada orang tua. “Dan Tuhanmu tel­ ah memerintahkan agar kamu jangan me­ nyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. (QS. Al-Isra’ [17]: 23).” Kewajiban berbakti ini tidak gugur selama orang tua tidak mengajak anak melakukan ketidaktaatan kepada Allah SWT. Jika orang tua memerintahkan kemaksiatan dan menentang Allah SWT, sang anak berhak menolaknya, sebagaimana penolakan anak penjual susu. Orang tua yang tidak baik dan tidak taat kepada Allah SWT merupakan ujian tersendiri bagi seorang anak. Maka, anak juga perlu mengajak orang tua­ nya menuju kebaikan dan menaati Allah­ SWT. Wallahu a’lam.

Nirmala staf KHPP UNY

P e wa ra D i n a m i ka j u n i 2011

41


cerpen

Cinta dan Air Mata O l e h Ana R osdia n a Senja ini gerimis. Awan mendung sedari tadi rupanya meng­ halangi siluet warna jingga yang biasanya muncul di sudut cakrawala. Langit juga sepi dari arak-arakan burung kembali ke sarang. Senja ini berbalut angin dingin semilir mencipta gigil. Gerimis pun perlahan-lahan menjadi hujan. Dia masih tetap asyik memandang layar komputer. Jarijarinya lincah menekan tuts-tuts di keyboard komputer itu. Sesekali kulihat apa yang di tulisnya. Lagi-lagi tentang undang-undang dan peraturan kemahasiswaan. Huft...betah sekali anak satu ini berkutat dengan barang itu. Iseng-iseng kuganggu pekerjaannya dengan menekan keyboard sekenanya. Meski sempat mencegahku, tapi alhasil, pekerjaan itu berantakan. “Memang nakal kamu ini. Susah payah aku memikirkan semua ini. Deadline tinggal sebentar lagi malah dibuat berantakan,“ omelnya. Kutatap wajah kesalnya. “Biarin,” desahku pendek sembari cemberut. “Sudah...sudah... Tenang dulu. Kuselesaikan tugasku dulu.­ Setelah itu kita pulang, ya?” bujuknya. Sebenarnya aku merasa bersalah, tapi setidaknya dia meng­anggap aku ada. Minimal dengan mengajakku bicara. Me­ma­rah­i­ku mungkin lebih tepatnya. Kubiarkan dia melanjutkan pekerjaannya. Sosok gemuk dan karismatik itu, sahabatku. Ifah. Ah...mungkin dia juga­ me­rasa sepertiku. Bosan dengan pekerjaan itu dan ingin bersegera menikmati senja. Tentunya setelah menyelesaikan deretan pasal-pasal serba teoritik itu. Baiklah aku me­ ngalah. Bersabar menunggunya. Duduk di samping jendela lalu melepaskan pandangan keluar. Meski tak terlihat siluet di ujung sana. Tapi tetes air dari awan mendung tetaplah memberikan sensasi nyaman. Mendamaikan. Aku teringat Ifa pernah mengatakan padaku beberapa waktu lalu, “Aku senang semalam bermain bersama hujan yang menggemaskan.” Aku hanya tersenyum. Pikirku, sisi mana yang menggemaskan dari hujan. Bagaimanapun aku juga suka berada di tengah guyuran hujan. Kabarnya tiap tetes hujan, ada ba­ nyak malaikat mengiringi. Mungkin itulah yang menyebabkan mengapa ketika hujan adalah saat mustajab untuk menyampaikan harap. Sejenak kutundukkan hati, menyampaikan keinginan mendalam tentang asa yang mengangkasa. Semoga kehendakku berjumpa dengan kehendak-NYA dalam takdir hidupku. Kubalikkan badan untuk melihat Ifah. Dari jauh terlihat tulisan “Penutup”. Pertanda pekerjaannya akan selesai. Pertanda pula bahwa beberapa menit lagi kami akan segera pergi­ 42

P ewa r a Din a mik a J un i 2 0 1 1

meninggalkan ruang pengasingan ini. Menerobos hujan. *** Tidak seperti biasanya, menikmati waktu berdua selalu menjadi momen menyenangkan. Senja ini berbeda. Dalam benak kami hanya terbayang cinta dan air mata. Sekian tahun bersama, namun chemistry di antara kami baru saja muncul dalam hitungan bulan. Biarlah kami sebut chemistry itu dengan nama “cinta”. Lalu, air mata? Benda lembut dan basah itu mungkin akan mulai akrab dengan mata kami. Karena ternyata cinta tak sanggup mengelak dari sebuah reali­ tas: perpisahan! “Besok kereta berangkat jam berapa?” tanya Ifah pelan. “Jam 07. 30 pagi,” jawabku pendek. Meneruskan kesibuk­ anku mengunyah jagung bakar rasa padas gurih yang kami­ pesan setengah jam yang lalu di pinggir jalan Langensari. Tempat jagung bakar favorit kami. Dua buah jagung bakar­ dan jeruk hangat ini sebagai upah telah menunggu Ifah se­ ki­an­ lama. Tidak ada obrolan lagi setelah itu. Ifah juga asyik dengan jagung bakar pedas manis, selera orang Yogyakarta atau Jawa Tengah pada umumnya. Aku yakin dalam diam ini, banyak hal berkecamuk di hati kami. Seperti biasa hanya dengan di­ am­kami sikapi. Tidak lama kemudian suara motor Satriya me­rah menarik perhatianku. Azwan... Pekikku pelan. Seulas senyum juga tercipta dari bibir Ifah. Ternyata Ifah memintanya datang. Tempat ini memang berkesan bagi kami bertiga. Saat pertama datang dulu adalah­saatsaat kami penat dengan segala urusan di organisasi­mahasiswa. Azwan dan aku berkarya di Badan Eksekutif Mahasis­wa (BEM). Sebuah lembaga eksekutif mahasiswa. Ifah di lembaga­ legislatif Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM). Terkadang ga­ ya kami seolah birokrat Senayan saja. Bedanya kalau di Se­ na­yan banyak lahan untuk menggelembungkan kantong, se­ dang­­kan kami lebih sering mengorbankan uang saku kami­ yang pas-pasan untuk aktivitas ini. Amanah. Di dalam­nya ada hak-hak orang lain. Sampai-sampai penyakit “kanker” alias kantong kering menggerogoti kami. “Bagaimana, Na ... sang pangeran?” celetuknya. Selalu saja topik itu yang digunakan Azwan menggoda ku. “Malas membahas itu,” kilahku sebal. “Baiklah...,” jawabnya sambil cengengesan. Kemudian Azwan bercerita tentang tamu-tamunya yang datang malam ini. Presiden BEM Unpad, Presiden BEM Undip, Presiden BEM UPI, dan deretan nama presiden BEM dari kampus ternama lainnya. Ingin berdiskusi tentang bekunya BEM di UNY mungkin. Mantan Koordinator BEM Seluruh In-


cerpen

istimewa

donesia yang kehilangan taring tahun ini. Dunia aktivis memang mengesankan. Penuh gelora dan mendebarkan. Sesekali menyenangkan lalu berganti sakit. Aku hanya menelan ludah. Pahit mengenang semuanya. Kondisiku yang rampung terlebih dahulu dibanding temanteman aktivis seangkatan memang menyesakkan. Tuntutan keluarga. “Ritme kita sudah berbeda. Dunia kita tidak lagi sama,“ kalimat Ifah di hari kelulusanku masih saja menikam tajam. Malam ini kelam. Semakin kelam saat semakin larut. Semakin mencekam jika kuingat posisiku sekarang. Allah... bukannya aku tidak bersyukur. Tapi izinkan aku mengeluh pada-Mu, sebab tak ada lagi tempat mengadu selain pada-Mu. Sebab Engkau tahu di saat orang lain tidak tahu rasa gelisahku menghadapi dunia pasca kampus. *** Pagi-pagi Ifah dan Azwan mengantarku. Berlari mengang­ kat barang naik ke atas kereta. Keringat kami bercucuran. Setelah meletakkan barang-barangku, Ifah dan Azwan pamit. Tak lama kereta membawaku meninggalkan Yogyakarta. Mem­bawa linangan air mata yang susah kuhentikan. Kubaca pesan pendek yang dikirim Ifah. Kubaca pula tulis­ an yang ia sisipkan di catatan Facebook. Menuliskan tentang perasaan kehilangan. Rasa yang sama denganku. Ha-

ti kami­mungkin telah terikat oleh cinta. Cinta yang kini berba­lut air mata. Pikiranku kacau. Apa memang persahabatan bisa kendur­ karena jarak? Aku yakin inti persahabatan tentu tidak rusak.­ Tapi jarak dan tempat tidak bisa berdusta, berpisah secara fisik bisa merenggangkan keintiman persahabatan karena tidak lagi disiram oleh pertemuan, canda, dan diskusi. Syair Kahlil Gibran menyuarakan bahwa perpisahan dapat membuat persahabatan tampak agung laksana gunung yang dipandang dari padang dan daratan. Bagaimana dengan persahabatan kami? Entahlah apa yang akan terjadi nanti .... Aku hanya bisa menangis tanpa henti. Ifah dan Azwan adalah mutiara yang kudapatkan di tanah rantau. Semoga akan tetap tersimpan. *** Jangan cari kemuliaan di kampung kelahiranmu Sungguh kemuliaan itu ada dalam perantauan di usia muda Merantaulah, kau akan dapatkan pengganti kerabat dan kawan (penggalan syair Imam Syafi’i)

Ana Rosdiana mahasiswa Pendidikan Geografi UNY

P e wa ra D i n a m i ka j u n i 2011

43


puisi•geguritan•tembang Sajak Latif Pungkasniar Kematian Yang Melegenda ; Ganesh Berbicara tentang mati Berarti bicara tentang kehilangan Seperti apa kematian yang ideal bagi kita Kematian yang melegenda Ucapmu di sela sela hujan yang menguyur tubuh gigil kita Kematian yang terkenang Tambahmu dari gemeratakan gigi kita yang menahan maut Seperti Isa Seperti Muhammad Eli Eli lama Sabakhtani Ummati... ummati... ummati.... Kata terakhir orang yang jadi legenda Tergaung sampai lama

istimewa

Latif Pungkasniar

Jogja, 140509

anggota LPPM Kreativa

pojok gel it ik

Prosesi Upacara

kalam/pewara

44

P ewa r a Din a mik a J un i 2 0 1 1

Umarmoyo: Di, aku tu heran binti ju­deg. Umarmadi: Kenapa emang? Umarmoyo: Di setiap upacara atau aca­ra yang kuikuti, sepanjang prosesi itu berlangsung, ham­pir segenap peserta ri­bu­­uut terus, berisiiik te­rus, ngomong sendiriii te­rus, pokoknya nggak bisa tenang deh. Umarmadi: Yaps, sama dengan yang kualami. Umarmoyo: Mereka biasanya bisa te­ nang hanya ketika acara ber­doa.

Umarmadi: Yaps, persis dengan yang kusaksikan. Umarmoyo: Terus ... gimana dong solusinya? Umarmadi: Menurut yang kupikirkan, solusinya mudah! Umarmoyo: Maksudmu dengan ancam­an sanksi? Umarmadi: Enggaklah! Tidak edukatif itu. Umarmoyo: Terus? Umarmadi: Aku mau usul pada Boss. Umarmoyo: Usul apa? Umarmadi: Pada setiap upacara atau acara, prosesi dari awal sampai akhir, acaranya doa terus saja. Umarmoyo: ...........................................? ema r '11


l ensa

MARI BERWISATA EDUKATIF Untuk mengenal lebih dekat Museum Pendidikan Indonesia, tidak berlebihan jika Anda harus berkunjung ke UNY. Sebagai satu-satunya Museum Pendidikan di Indonesia, museum ini mengoleksi pelbagai ragam artefak pendidikan, mulai dari zaman dulu hingga kini. Setiap pengunjung yang pernah berwisata merasa senang karena mereka mendapatkan pengalaman yang jauh berbeda dibanding pengalaman berkunjung ke museum lainnya. teks : Sismono La Ode • Fotografer: MINDIPTONO AKBAR


Leading in Character Education

universitas negeri Yogyakarta Jl. Colombo No. 1 Yogyakarta 55281 Telp. 0274-586168 www.uny.ac.id

teks dan ide: Sismono la ode

Jauh sebelum gaung pendidikan karakter menggema, UNY telah memulainya. Slogan (lama) "Cendekia Mandiri dan Bernurani" adalah salah satu bukti.


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.