2 minute read

Bina rohani

Next Article
resensi media

resensi media

anak dan Kisah Penjual Susu

Oleh NIRmala

Advertisement

istimewa

ANAK adalah anugerah allah SWT yang wajib dipelihara dan dididik dengan baik. Keadaan anak sangat bergantung pada pendidikan orang tuanya. Jika orang tua mendidik secara baik, insya Allah anak akan tumbuh menjadi baik. Pendidikan utama kepada anak tentu saja adalah pendidikan keimanan. Dalam al-Qur’an, allah SWT memprioritaskan pendidikan keimanan ini dibandingkan pendidikan lainnya. “Dan (ingatlah) ketika luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya, ‘Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benarbenar kezaliman yang besar.’ (QS. luqman [31]:13).” meski demikian, kondisi tertentu kerap kali menampakkan fakta bahwa anak lebih dekat kepada allah SWT ketimbang orang tuanya. anak menunjukkan keimanan yang kokoh meskipun orang tuanya berlaku buruk. Fakta ini pernah terjadi di zaman kekhalifahan Umar bin Khathab. Diceritakan saat Umar ra berkeliling dari satu rumah ke rumah lainnya seperti yang biasa beliau lakukan setiap malam, beliau mendengar percakapan antara seorang anak perempuan dengan ibunya, penjual susu.

Ibunya menyuruh anak perempuan itu untuk mencampur susu dengan air agar lebih banyak dan penghasilan yang diperoleh lebih besar. mendengar ajakan ibunya, anak perempuan itu menolak bahwa perbuatan tersebut tidak diperbolehkan oleh amirul mukminin. Umar ra. amirul mukminin memang telah menginstruksikan kepada para penjual susu untuk berlaku jujur dan tidak melakukan kecurangan. Ketika ibunya mengatakan bahwa amirul mukminin tidak mungkin tahu, anak perempuan itu lalu menjawab dengan pernyataan yang menunjukkan kadar keimanan yang tinggi bahwa allah SWT mahamelihat meskipun tidak diketahui amirul mukminin.

Kisah yang terjadi di zaman Umar ra itu juga sering kali kita jumpai di zaman kini. Keimanan seorang anak lebih besar daripada orang tuanya tak terlepas dari dari sebuah proses pendidikan yang matang. Pendidikan itu belum tentu didapatkan dari kedua orang tuanya, tetapi bisa juga karena lingkungan. anak bisa mendapatkan lingkungan di luar rumah yang membentuk kepribadiannya, sehingga menjadi anak yang salih dan taat kepada allah SWT. Pada titik ini, tidak menutup kemungkinan jika orang tua justru menjadi ujian bagi anak dalam mempertahankan keimanan.

Pastinya, anak berkewajiban berbakti kepada orang tua. “Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu bapakmu dengan sebaikbaiknya. (QS. al-Isra’ [17]: 23).” Kewajiban berbakti ini tidak gugur selama orang tua tidak mengajak anak melakukan ketidaktaatan kepada allah SWT. Jika orang tua memerintahkan kemaksiatan dan menentang allah SWT, sang anak berhak menolaknya, sebagaimana penolakan anak penjual susu.

Orang tua yang tidak baik dan tidak taat kepada allah SWT merupakan ujian tersendiri bagi seorang anak. maka, anak juga perlu mengajak orang tuanya menuju kebaikan dan menaati allah SWT. Wallahu a’lam.

nIrmala staf kHpp uny

This article is from: