Pewara Dinamika Mei 2011

Page 39

bina rohani Belajar Ikhlas Ol e h Ni r ma l a

istimewa

Hidup di dunia tidak akan luput dari ke­sengsaraan. Berbagai cara dilakukan­ oleh manusia untuk menghindari­ke­ seng­­saraan tersebut, namun tidak ada yang berhasil. Para nabi mengajar­kan kepada umatnya bahwa kesengsara­an tidak bisa diusir tetapi bisa diatasi yakni dengan keiklasan (selalu bersikap iklas). Apapun masalah dan sebesar apa­ pun musibah yang diberikan Allah s.w.t. kepada kita, harus kita hadapi dengan penuh iklas. Iklas memberikan rasa aman dan nya­man pada semua suasana. Dengan­ iklas pertolongan akan selalu ada. Meski­ demikian, tidak serta merta iklas bisa menghilangkan kesengsaraan. Dengan iklas, kesengsaraan tidak terasa sakit. Maka di setiap langkah dan perbuatan dalam pengabdian kemanusiaan, kita ha­rus peduli pada sesama­dan juga menerima apa pun pemberian dari Allah s.w.t., baik kerugian, kecelaka­an, coba­an,­musibah, maupun sakit. Halhal­ter­se­but harus dihadapi dengan pe­ nuh­ iklas. Sesungguhnya iklas itu sendiri meng­ ajarkan kita untuk bersabar. Wajib­nya umat manusia di dunia ini harus memperbaiki niat dalam segala perbuatannya dan berusaha keras untuk selalu

ikh­las dalam beramal dengan niat. Karena beramal merupakan salah satu perbuatan yang nantinya akan menjadi penyelamat di akhirat kelak. Mengenai iklas didasari niat, Allah­ s.w.t. berfirman, ”Barang siapa yang menghendaki kehidupan dunia dan per­ hi­as­­an­nya, niscaya kami berikan ke­pa­ da­mereka balasan pekerjaan mereka­di dunia dengan sempurna dan mereka­di dunia itu tidak akan dirugikan. Mereka itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sia­ lah apa yang telah mereka kerjakan (QS. Hud: 15-16).” Suatu contoh, ada seorang pedagang yang setiap harinya berpenghasilan cukup banyak dengan keuntungan besar. Karena keadaan pasar yang kurang memihak alias sepi konsumen (gagal panen), si pedagang mengalami kerugian terus menerus. Dengan kerugian ini dia akhirnya bangkrut dan sangat menderita serta putus asa. Di dalam penderitaan dan keputusasaannya ini, akhirnya si pedagang merasa hidupnya sudah hancur dan menjadi pengangguran. Setelah menganggur cukup lama da­

tanglah seorang kakek. Tanpa kata kakek tersebut mengajaknya ke sungai. Di sungai dia menemui pemilik perahu yang kerjanya menyeberangkan pedagang satu ke yang lain. Pemilik perahu tersebut kakinya buntung akibat kecelakaan karena tulang kaki yang sudah hancur maka dia harus diamputasi. Kakek itu berbicara kepada si penganggur, “Kamu hanya kehilangan harta bendamu, harusnya kamu bersyukur karena tubuhmu masih utuh itu. Kamu merasa sengsara itu karena kamu tidak ikhlas, sadarlah, Nak.” Cerita tersebut salah satu dari banyak contoh yang bisa membuka mata kita untuk mensyukuri segala nikmat Allah, bawasannya kita harus selalu melihat segala sesuatu di bawah kita. Saat kita mampu mengiklaskan segala keadaan yang kita alami, secara tidak langsung kita sudah menerima hikmah dari keadaan tersebut. Baik buruknya tergantung pada diri kita sendiri mengartikannya. Oleh karena itu, selalu bersabarlah dalam menjalani cobaan yaitu de­ngan ikhlas dan berfikir positif.

Nirmala staf KHPP UNY

P e wa ra Din a m i ka M e i 2011

37


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.