resensi media Jamila Tanpa Sang Presiden O l e h h ayati nupus Jamila (Atiqah Hasiholan) masuk pen jara! Ia menyerahkan diri karena menja di pelaku pembunuhan seorang menteri (Adjie Pangestu). Di penjara itulah ia ber temu dengan Ria (Christine Hakim), si pir perempuan yang ketus dan kejam. Di penjara itu pula, identitas Jamila dan mengapa ia sampai menjadi pembunuh dikisahkan dengan narasi flash back. Jamila kecil berusia enam tahun diju al ayahnya ke seorang mucikari. Ibu Ja mila berhasil merebut kembali Jamila dan menitipkannya di rumah keluarga Wardiman yang terhormat. Di rumah keluarga Wardiman Jamila hidup tentram. Ia rajin belajar dan me ngaji. Namun siapa sangka, ketika ber anjak dewasa, Jamila menjadi budak seks yang dipakai bergiliran oleh Pak Wardiman dan Hendra putranya. Jamila geram. Ia membunuh kedua laki-laki ter sebut dan melarikan diri. Saat Jamila melarikan diri, berbareng an dengan adanya razia WTS. Jamila pun turut dibekuk. Lewat razia ini Ja mila bertemu dengan Susi (Ria Irawan), yang kemudian menjadi teman sekali gus kakanya. Di penjara, baru diketahui kalau ter nyata Jamila juga terkait dengan terbu nuhnya gembong perdagangan perem puan di Kalimantan. Pembunuhan itu terjadi ketika Jamila tengah melacak keberadaan adiknya yang menjadi kor ban perdagangan anak perempuan. Fa timah, adik Jamila dijadikan pelacur ke cil merangkap pengedar narkoba oleh gembong itu. Menteri yang dibunuh tersebut rupa nya kekasih Jamila yang berjanji akan menikahi Jamila. Ia menikah bukan de ngan Jamila, pekerja seks yang tengah mengandung anaknya, tapi dengan per empuan lain demi citra baik. Peluru yang akan digunakan menteri untuk membunuh jamila akhirnya bersarang di dada menteri oleh tangan Jamila sen diri. Persidangan menjadi kontroversial 40
Pewara Dinam i ka j u li 2 0 1 0
Jamila dan Sang Presiden Seutradara: Ratna Sarumpaet • Pemain: Atiqah Hasiholan, Christine Hakim, Fauzi Baadillah, dll • Produksi Satu Merah Panggung • Durasi: 87 menit
dengan maraknya demonstrasi yang di politisir oleh sekelompok fanatik (Fauzi Baadilah) yang mengatasnamakan aga ma. Kelompok fanatik tersebut men dukung hukuman mati untuk Jamila karena dianggap dosa besar telah mem bunuh dan menjadi pelacur.
Minus Peran Presiden Film yang diangkat dari teater ber judul Pelacur & Sang Presiden ini ber hasil meraih NETPAC (The Network for the Promotion of Asian Cinema) Award pada festifal Asiatica Film Mediale yang berlangsung di Roma pada penghujung 2009. NETPAC merupakan wadah para kritikus, produser, distributor, kurator, eksibitor dan educator perfilman yang sangat berkompeten dalam perfilman Asia. Jamila dan Sang Presiden juga sempat mewakili Indonesia dalam kom petisi Piala Oscar 2010. Hal yang patut diacungi jempol ada
lah aspek artistik dan originalitas te ma. Jamilah dan Sang Presiden menjadi angin segar bagi perfilman Indonesia saat ini yang banyak didominasi tem a-tema seputar komedi, horror dan per cintaan remaja. Jarang sekali sineas Indonesia yang mengangkat realitas permasalahan bangsa dalam film, apala gi diiringi dengan ketajaman kritik soci al, kasus human trafficking yang menja di tema sentral dalam Jamilah dan Sang Presiden ini misalnya. Di luar itu, film berdurasi 87 menit ini menggunakan kata ‘presiden’ dalam judul hanya bersifat simbolik. Sebab tak ada keterlibatan presiden secara lang sung dalam film ini. Kata presiden dise but-sebut hanya pada saat Jamila meno lak permohonan grasi yang diusulkan pengacara. Tampilnya tokoh presiden secara langsung hanya berkisar bebera pa detik, itu pun hanya menggambar kan presiden yang sedang diam terme nung. Minusnya peran presiden di sini tak hanya dalam film, tapi juga dalam re alitas yang sebenarnya. Setiap tahun, dua ratus ribu anak indonesia di bawah umur diperdagangkan dengan alasan kemiskinan dan kurangnya pendidikan. Sejumlah perempuan dan anak-anak In donesia diperdagangkan khusus untuk eksploitasi seksual terutama di wilayah Asia dan Timur Tengah. Indonesia men jadi Negara transit dan tujuan human trafficking sekaligus menempati uru tan ke-3 negara yang bermasalah dalam permberantasan human trafficking pa da tahun 2007. Masih banyak JamilaJamila lain di luar sana yang sejak ma sih bocah dijual dan ketika dewasa dijadikan mesin pemuas seks. Mereka berjuang sendiri melawan kerasnya ke hidupan. Lantas di mana kau Sang Presi den?
Hayati Nupus mahasiswa Matematika UNY