cerpen
Catatan Senja O l e h I k a Feni Setiyaningr um
20 Maret 2009 17:06 Ya Allah… capek, capek, capek… “Astaghfirullahal‘adzim…” Kutepuk dahiku. Kuingat lagi apa yang tadi sempat mampir dalam diariku. Keluhan. Ilmu keikhlasan adalah ilmu yang teramat sulit untuk selalu tertanam dalam pribadi seseorang. Itulah, ketika perasaan-pe rasaan seperti itu mampir di dalam pribadi insan, masihkah keikhlasan itu ada? Yang tahu benar apakah keikhlasan itu ada atau tidak hanya kita dan Allah yang tahu. Cukup itu. Keikhlasan bukan suatu hal yang mustahil tertanam dalam diri pribadi insan. Bukan suatu hal yang mustahil, bukan, bu kan itu! Menanamkan keikhlasan butuh suatu proses, tidak instan! Termasuk diriku saat ini… Aktivitas yang menjadi kebiasaan dan agendaku begitu ba nyaknya. Aktivitas yang terkadang membawa keluhan-kelu han yang terujar lewat bibirku. Aktivitas yang menguji keikh lasanku. Ikhlas itu berproses… 21 Maret 2009 17:15 Ujian Nasional tinggal berapa hari lagi ya Allah. Detik demi detik berlalu, menit terlewati, hari berganti, kenapa sebegitu cepatnya waktu terus berputar. 30 hari jelang UN, 18 hari jelang SM UNY!!! Tantangan menanti…Perjuangan belum berakhir!!! Ya Allah…berikan kekuatan untuk menopang diriku melaksanakan amanah. Ya Allah, berikan kekuatan untuk tetap istiqamah. Jalan yang panjang, onak duri menghadang, menuntut adanya seleksi alam — yang tak kuat jatuh, gugur; yang lolos terus berjalan hingga batas maut menentukan keberadaan kita, masih ada di jalan itu ataukah sama seperti sebelumnya, tak kuat, jatuh, gugur. *** Khadijah adalah sosok istri pertama yang begitu disayang oleh Nabi. Penuh perhatian dan keikhlasan. Sosok yang mengerti akan kondisi sang suami tercinta. Seluruh hartanya dikorbankan untuk jalan dakwah, Islam. Sosok yang sangat begitu percaya kepada suami. Assabiqunal awwalun, yang pertama untuk memeluk ajaran suci dan sempurna, Islam. Sosok yang begitu hangat, lembut. Pun, ketika Rasul Muhammad pertama mendapat wahyu dari Allah, ketika tubuhnya begitu menggigil, gemetar, maka Khadijahlah yang hadir untuk menyelimuti, menenangkan kondisi Rasul. Khadijah, wanita teragung sejagad raya. Aisyah, putri pemimpin terbesar orang-orang yang shidiq dan khalifah Rasulullah saw. Ibunda orang beriman dan istri Nabi Muhammad saw yang begitu dicintai, istri Nabi dunia-akhirat. Sosok wanita cerdas. Perawi ribuan hadits, menguasai berbagai seluk-beluk ilmu pengetahuan. Sosok 42
Pewara Dinam i ka j u li 2 0 1 0
yang berada dalam kehangatan dan kasih sayang manusia teragung sepanjang sejarah. Sosok yang dahsyat. Kesuciannya diumumkan dari tujuh lapis langit, terabadikan di dalam kitab sepanjang masa, Al Quran. Fatimah, puteri yang begitu dicintai Rasul. Puteri yang be gitu menyayangi ayahanda tercintanya. Tak rela ketika ada seseorang yang menyakiti ayahandanya. Sosok yang rela ber korban, pemimpin para wanita surga.
26 Maret 2009 17:45 Aisyah, sosok yang cerdas. Periwayat ribuan hadits. Paham ilmu kedokteran. Wanita yang teramat suci, selalu menjaga kesucian dirinya. Ya Allah, aku ingin seperti Aisyah. Sosok yang cerdas, hebat! Luar biasa! Ya, aku ingin seperti wanita suci itu. Berkarya lebih, lebih, dan lebih. Aku ingin tunjukkan kepada dunia, ya Allah. Aku bisa menjadi lulusan terbaik tahun ini. Amanah yang seka rang ini ada di pundakku bukanlah suatu penghalang diriku untuk berprestasi dan berkarya besar. Bukan penghalang, ya Allah. Justru itulah yang nantinya akan menjadi nilai plusku di mata-Mu, ya Rabb. Amanah-amanah itu, hanya dititipkan pada manusia terpilih, termasuk aku saat ini. Aku tak ingin menyiakan momentum istimewa ini. Bismillahirrahmanirrahim… *** “Sudahlah, kau telah berkorban begitu banyak untuk dak wah, sekarang saatnya kamu istirahat dulu. Fokus pada uji an, kelulusan teramat berharga untuk tidak didapatkan. Ujian ada di depan matamu, menantimu, menghantui keber adaanmu.” 10 Hari Menjelang SM, 22 Hari Menjelang UN! Bisikan-bisikan itulah yang sempat mampir dan selalu menggangguku setiap malam. Menggelayuti pikiran pada setiap halaman buku yang kubaca, pada setiap soal yang ku kerjakan. Segera kutepis apa yang telah setan bisikkan dalam hati dan pikiranku. Kuyakinkan pada diriku, ”barang siapa menolong agama Allah, niscaya Allah akan menolongnya dan meneguhkan kedudukannya”. Aku yakin seyakin-yakinnya, ketika wak tuku telah berkurang untuk mengerjakan amanah-amanah ini, niscaya Allah akan menggantinya dengan yang lebih baik, Allah akan memberi kelapangan ketika himpitan itu menerpa. “Yak, adek-adek, ayo kita mulai mentoring ini dengan ba caan tasmiyah.” “Bismillahirrahmanirrahim…” Dua jam diriku terlarut dalam forum mentoring, bina