Edisi April 2012
UMKM
Pro
UMKM Membangun Bangsa | www.proumkm.com | Majalah Triwulan untuk Usaha Mikro Kecil dan Menengah | Rp. 5.000,-
Nining I Soesilo:
Komitmen Kami Sudah Jelas ProUKM Carrefour-UKM Center UI
Konsisten Dampingi UMKM
BBM Naik, Konsumen Lebih Selektif
Pegadaian Sediakan Modal Kerja untuk UMKM
Jamsostek Optimalkan Perlindungan UMKM
Menggeliatnya UMKM Kota Sejuta Belimbing
1
Catatan Pengamat
Komitmen Kami Sudah Jelas, ProUKM Oleh: Nining I Soesilo, Ketua UKM Center Universitas Indonesia Di saat Indonesia mengalami krisis moneter dan berlanjut menjadi krisis multidimensi pada 1998, telah terbukti bahwa usaha kecil mikro (UKM) menjadi sektor yang tahan terhadap guncangan perekonomian. Disadari pula bahwa UKM adalah tulang punggung penggerak ekonomi rakyat pada sektor riil dan merupakan cara yang efektif untuk menanggulangi kemiskinan. Namun sayang, UKM kini masih dipandang sebelah mata oleh perbankan. “Padahal di tangan UKM inilah perekonomian Indonesia bisa tahan banting menghadapi krisis,” kata Direktur UKM Center Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FE-UI) Dr Ir Nining I Soesilo MA, di Jakarta, pekan lalu. Nining yang merupakan istri Sekretaris Menko Kesra, Indroyono Soesilo, dan kakak Plt Menko Perkonomian dan Menteri Keuangan Sri Mulyani ini mengemukakan, menyadari bahwa UKM tahan banting menghadapi krisis, maka FEUI pada tahun 2005 mendirikan UKM Center. “Waktu ditunjuk menjadi Ketua UKM Center, saya berpikir tidak semua orang mau dan bisa terjun di sana karena harus ada empati. Setelah merenung beberapa lama, maka jabatan itu saya terima dengan catatan, saya tidak dihalangi untuk menjadikan UKM Center ini menjadi besar. Saya minta keleluasaan. Inilah PR yang akan tidak selesai,” kata salah satu kandidat Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia ini.
2 ProUMKM April 2012
Menurut Nining, pendirian UKM Center di FEUI pada 2005 merupakan salah satu upaya penjabaran pengabdian masyarakat dari Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia yang juga dilatar belakangi oleh tuntutan integritas moral dan etika. Hal ini dilakukan karena FEUI sudah sejak lama menyadari bahwa usaha kecil mikro (UKM) adalah tulang punggung penggerak roda ekonomi rakyat, yang bergerak pada sektor riil dan merupakan cara yang efektif untuk menanggulangi kemiskinan. Telah terbukti bahwa UKM menjadi sektor yang tahan terhadap guncangan perekonomian. “Dengan hadirnya UKM Center maka optimalisasi potensi sumber daya yang dimiliki FEUI untuk mengembangkan UKM di Indonesia menjadi semakin besar dan luas jangkauannya,” katanya. Adapun misi UKM Center FE-UI adalah melakukan pemberdayaan bisnis usaha kecil dan mikro, mendorong kewirausahaan masyarakat dan kesinambungan bisnis, membuat advokasi, monitoring dan evaluasi kebijakan. Pada awal berdirinya UKM Center FE-UI, menurut Nining, banyak kendala yang ditemui. Mulai dari tidak boleh membuat rekening sendiri sampai uang pribadi hilang. “Bahkan, saya tidak mengambil gaji selama setahun,” kata Nining. Perlahan tapi pasti, UKM Center FE-UI akhirnya berjalan dengan mengerjakan project teknik. Dari situlah akhirnya UKM Center FE-UI bisa memiliki sekretaris, manajer keuangan, dan lainnya. Project yang pertama adalah membuat Global Micro Entrepreneurship bekerja sama dengan UNDP dan Citibank.
Kini UKM Center FE-UI giat membina UKM di berbagai daerah, seperti UKM di Yogyakarta serta UKM-UKM yang ada di perguruan tinggi, seperti UKM Center Universitas Syah Kuala Aceh. “Sekarang banyak kampus antre, di antaranya Banten, Semarang, Bali, dan Lampung,” katanya. Nining yang dikaruniai tiga orang anak, yaitu Ostiawan Yudiantoro SE Ak, Dwiyani Indraningsri SS, dan Trihandoyo, ini berharap, dalam lima tahun ke depan UKM Indonesia akan lebih maju. Sekarang ini keberpihakan pemerintah kepada UKM melalui kebijakan-kebijakannya di kredit usaha rakyat (KUR) sudah mulai terlihat hasilnya. CSR perusahaan nasional dan swasta sekarang juga banyak yang ke UKM. Program KUR diluncurkan oleh pemerintah sebagai upaya penanggulangan kemiskinan melalui pemberdayaan dan pengembangan UMKM dan koperasi. Program KUR dipandang sebagai jalan yang efektif untuk membuka akses permodalan bagi pengusaha UMKMK untuk mengembangkan usahanya. Melalui KUR ini diharapkan dapat mengurangi ketergantungan bagi pengusaha UMKM dan koperasi kepada rentenir dan mendorong peluang munculnya usaha baru yang dapat meningkatkan masyarakat dan menurunkan tingkat pengangguran. n Majalah ProUMKM | Alamat: Jl. Margonda 457, Depok | Telp. 021 7888 9898 | Fax. 021 7888 9898 | website: www.proumkm.com | Email: redaksi@ proumkm.com | Redaksi menerima kritik, saran dan tulisan yang dilengkapi dengan informasi penulis dan fotocopy tanda pengenal.
Berita Utama
Carrefour-UKM Center UI
Konsisten Dampingi UMKM Sebagai bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan dan keperdulian terhadap pengembangan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Indonesia, Carrefour Indonesia melakukan Program Pembinaan dan Pendampingan (Capacity Building) bagi UKM. Program Capacity Building yang terselenggara berkat kerjasama antara Carrefour Foundation Prancis, Carrefour Indonesia, Yayasan Sahabat Cipta serta dan Universitas akan mulai dilaksanakan tahun 2012 sampai 2013 di 7 Kota di Indonesia, yaitu di Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan, Makasar, Palembang, dan Yogyakarta. Sebagai Pilot Project di tahun 2012, program ini akan diadakan di 3 kota, yaitu di Jakarta, Bandung dan Surabaya. Di Jakarta akan bekerja sama dengan Universitas Indonesia, di Bandung akan bekerja sama dengan Universitas Parahiyangan dan di Surabaya akan bekerja sama dengan Universitas Airlanga dengan dukungan penuh oleh Kementrian Koperasi dan UKM Republik Indonesia “Program Capacity Building bertujuan untuk memberikan peningkatan kapasitas para pelaku UKM di Indonesia, seperti peningkatan pengetahuan bisnis UKM, penguatan skala usaha yang sudah berjalan, perluasan jaringan, kesempatan mendapatkan akses mikro-kredit serta pengembangan usaha dengan dukungan teknologi informasi (IT)”, ujar Hendrik Adrianto, Head of External Communication and Corporate Social Responsibility PT Carrefour Indonesia. Progam ini secara Nasional direncanakan akan dibuka secara resmi di Gedung SMESCO UKM pada pertengahan bulan Maret 2012 sejalan dengan Gerakan kewirausahaan dari Kementrian Koperasi dan UKM Republik Indonesia. “Kegiatan yang dilakukan hari ini merupakan kegiatan sosialisasi Program Capacity Building di Jakarta kepada sekitar 200 UKM di sekitar Jakarta Selatan dan Depok. Setelah disaring dengan kriteria khusus, maka akan dipilih menjadi sekitar 100 UKM pilihan yang akan dibina dengan program Cacasity Building selama satu tahun ke depan, dan hari ini juga akan diadakan penandatanganan Nota Kesepahaman antara Carrefour Indonesia, UKM Center Universitas Indonesia dan Yayasan Sahabat Cipta untuk pelaksanaan program ini”, ujar Dr. Ir. Nining I Soesilo, MA, Kepala UKM Center Universitas Indonesia. “Kami berharap inisiatif yang dilakukan oleh Carrefour dapat memberi manfaat bagi UKM itu sendiri pada khususnya dan perekonomian Indonesia pada umumnya”, demikian tegas Adji Srihandoyo, Corporate Affairs Director PT Carrefour Indonesia. Pelatihan UKM Center UI UKM CENTER FEUI telah memulai proses pembinaan melalui pelatihan awal untuk membangun pondasi pengetahuan kewirausahaan dasar yang terdiri dari motivasi usaha, pembuatan rencana bisnis, dan pembukuan keuangan sederhana. Adapun
pelatihan tersebut dikemas ke dalam 2 hari sesi pelatihan pada tanggal 18 dan 19 Februari 2012. UKM CENTER FEUI mengemas pelatihan dua hari tersebut ke dalam 2 sesi di setiap harinya, di mana sesi pertama merupakan penyampaian teori, dan sesi ke dua adalah diskusi kelompok untuk membahas suatu kasus tertentu. Misi dari diskusi kelompok tersebut adalah untuk memicu interaksi antar anggota kelompok dalam memecahkan kasus tersebut dan menuangkannya ke dalam formulir laporan yang telah disiapkan secara terintegrasi. Dengan latihan studi kasus tersebut, diharapkan dapat terbangun intuisi dalam pembuatan rencana bisnis dan pembukuan keuangan sederhana pada setiap peserta binaan, sehingga mereka sudah dapat memulai membuat rencana bisnis dan pembukuan sederhana untuk usahanya sendiri, yang oleh karena itu, UKM CENTER FEUI dijadikan sebagai pekerjaan rumah bagi seluruh peserta binaan. Setelah selang dua minggu, rencana bisnis dan pembukuan sederhana masing-masing peserta binaan tersebut akan dibahas secara lebih dalam antara masing-masing peserta binaan dan fasilitatornya. Semoga lewat diskusi lebih dalam nanti, dapat dirajut solusi yang dapat dikerjakan untuk pengembangan usaha peserta binaan. Kami sangat senang melihat antusiasme peserta binaan dalam mengikuti sesi pelatihan. Hal ini terpancar dari hidupnya dinamika diskusi di dalam kelompok. Tidak ada kelompok yang terlihat lesu ketika sesi diskusi. Semua aktif bekerja, berdiskusi, dan saling bertanya jawab satu sama lain. Walaupun makan siang sempat datang telat, sepertinya hal tersebut tidak mudah menyurutkan semangat para peserta binaan. Semoga semangat tersebut dapat terus dipertahankan. Dengan semangat “menolong diri sendiri melalui kerjasama”, tentunya bersama-sama kita dapat memajukan usaha peserta binaan yang akhirnya akan berujung pada peningkatan kesejahteraan. n 3
Berita Utama
Carrefour Lakukan Pencanangan Program Capacity Building untuk UKM. Sebagai bagian dari Tanggung Jawab Sosial Perusahaan dan keperdulian terhadap pengembangan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Indonesia, Carrefour Indonesia melakukan Program Pembinaan dan Pendampingan (Capacity Building) bagi UKM. Program Capacity Building yang terselenggara berkat kerjasama antara Carrefour Foundation Prancis, Carrefour Indonesia, Yayasan Sahabat Cipta serta dan Universitas akan mulai dilaksanakan tahun 2012 sampai 2013 di 7 Kota di Indonesia, yaitu di Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan, Makasar, Palembang, dan Yogyakarta. Sebagai Pilot Project di tahun 2012, program ini akan diadakan di 3 kota, yaitu di Jakarta, Bandung dan Surabaya. Di Jakarta akan bekerja sama dengan Universitas Indonesia, di Bandung akan bekerja sama dengan Universitas Parahiyangan dan di Surabaya akan bekerja sama dengan Universitas Airlanga dengan dukungan penuh oleh Kementrian Koperasi dan UKM Republik Indonesia “Program Capacity Building bertujuan untuk memberikan peningkatan kapasitas para pelaku UKM di Indo-
4 ProUMKM April 2012
nesia, seperti peningkatan pengetahuan bisnis UKM, penguatan skala usaha yang sudah berjalan, perluasan jaringan, kesempatan mendapatkan akses mikro-kredit serta pengembangan usaha dengan dukungan teknologi informasi (IT),” ujar Hendrik Adrianto, Head of External Communication and Corporate Social Responsibility PT Carrefour Indonesia, dalam keterangan pers-nya, Rabu (8/2). Progam ini secara Nasional direncanakan akan dibuka secara resmi di Gedung SMESCO UKM pada pertengahan bulan Maret 2012 sejalan dengan Gerakan kewirausahaan dari Kementrian Koperasi dan UKM Republik Indonesia. “Kegiatan yang dilakukan hari ini merupakan kegiatan sosialisasi Program Capacity Building di Jakarta kepada sekitar 200 UKM di sekitar Jakarta Selatan dan Depok. Setelah disaring dengan kriteria khusus, maka akan dipilih menjadi sekitar 100 UKM pilihan yang akan dibina dengan program Capasity Building selama satu tahun ke depan, dan hari ini juga akan diadakan penandatanganan Nota Kesepahaman antara Carrefour Indonesia, UKM Center Universitas Indonesia dan Yayasan Sahabat Cipta untuk pelaksanaan program ini,” ujar
Dr. Ir. Nining I Soesilo, MA, Kepala UKM Center Universitas Indonesia. “Kami berharap inisiatif yang dilakukan oleh Carrefour dapat memberi manfaat bagi UKM itu sendiri pada khususnya dan perekonomian Indonesia pada umumnya,” lanjut Adji Srihandoyo, Corporate Affairs Director PT Carrefour Indonesia. Seperti diketahui, Carrefour memulai kegiatannya di Indonesia pada tahun 1998. Hingga saat ini sebanyak 85 yang tersebar di Indonesia berada di bawah merek Carrefour, Carrefour Express dan Carrefour Market di 28 Kabupaten/Kota di Indonesia yaitu Medan, Batam, Palembang, Jakarta, Serang, Depok, Bekasi, Tanggerang, Cikarang, Karawang, Cibinong, Bandung, Cirebon, Yogyakarta, Solo, Pekalongan, Semarang, Madiun, Surabaya, Jember, Malang, Makassar, Denpasar, Singaraja, Pontianak, Mojokerto, Pasuruan dan Solo. Saat ini, Carrefour bermitra dengan lebih dari 4.000 pemasok dari seluruh Indonesia yang 70% dari jumlah tersebut termasuk dalam kategori usaha kecil dan menengah. Melalui Carrefour, para pemasok ini diberikan akses kepada pelanggan ke puluhan ribu jenis produk yang 90% nya merupakan produk lokal. n
Mitra Binaan
Pegadaian
Pegadaian Sediakan Modal Kerja UMKM Program Kemitraan Bina Lingkungan (PKBL) merupakan fasilitas permodalan dari Pegadaian, dengan bunga yang begitu ringan bisa digunakan para pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Pegadaian Cabang Kota Depok memberikan fasilitas PKBL pada pelaku UMKM dengan bunga yang ringan dan tanpa proses yang berbelit-belit. “Kami selaku BUMN yang memang fokus pada pembiayaan atau permodalan terutama bagi masyarakat kecil dan menengah. Tentunya kami semaksimal mungkin berupaya mendorong usaha mikro, kecil dan menengah untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera,” ujar Is Sundari, Kepala Cabang Pegadaian Kota Depok kepada ProUMKM. Pegadaian cukup memberikan perhatian pada UMKM, dengan dikembangkan terus produk-produk yang sangat membantu masyarakat kecil dengan PKBL. “Untuk para pelaku UMKM, pihak Pegadaian sangat mendukung. Kami terus mengembangkan produk-produk kreatif untuk PKBL dengan bunga yang relative rendah,” ujarnya. “Kami merupakan BUMN pastinya membuat produk-produk yang pro rakyat. Kendati demikian masyarakat masih perlu diberikan pemahaman mengenai program PKBL untuk menyejahterakan masyarakat agar tidak terjerat rentenir,” tandasnya. “Kami melihat pasar Pegadaian peluangnya masih besar di Depok. Terlihat dari perumahan yang terus bertambah, hal ini memperlihatkan prospek peluang semakin terbuka luas,” ujar Is Sundari. Senada dengan hal itu, Perum Pegadaian Kantor Wilayah IX Jakarta 2 juga berkomitmen yang tinggi untuk melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan sebagai salah satu sarana, untuk mewujudkan visi dan misi perusahaan ‘tumbuh dan berkembang bersama masyarakat secara berkelanjutan’.
Pelaksanaan program CSR, yang difokuskan pada Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) disesuaikan dengan kemampuan perusahaan dengan mempertimbangkan asas manfaat, keadilan, eisiensi dan efektivitas serta sumber dana yang tersedia.
Pegadaian juga menggandeng instruktur berpengalaman yang memberikan pelatihan kepada 50 pelaku usaha untuk meningkatkan kemampuan agar menjadi pengusaha tangguh, mandiri dan mampu memproduksi serta memasarkan hasil produknya kepasar. Salah satu bentuk komitmen tersebut adalah dengan menyalurkan dana bergulir yang memberikan pinjaman modal kerja dengan bunga rendah kepada para mitra binaan yang terdiri dari pengusaha kecil, menengah dan koperasi tersebar di Jakarta dan Tangerang. “Penyaluran dana bergulir diarahkan untuk membantu wirausaha kecil dalam
mengembangkan usahanya, sehingga menjadi wirausaha yang berintegritas, tangguh, profesional dan mandiri,” ujar Pemimpin Wilayah IX Jakarta 2, Effendi Sinaga. Pegadaian juga menggandeng instruktur berpengalaman yang memberikan pelatihan kepada 50 pelaku usaha untuk meningkatkan kemampuan agar menjadi pengusaha tangguh, mandiri dan mampu memproduksi serta memasarkan hasil produknya kepasar. Adapun mitra binaan yang mendapatkan pelatihan diantaranya pengusaha rumah makan dan catering, pedagang pakain muslim, warung sembako, bengkel las, rumah makan lesehan, indusri meubel dari Jepara, pengusaha foto copy dan atk, konveksi, peternakan dan perdagangan. Hingga akhir November 2011, Kanwil IX Jakarta 2 telah menyalurkan pinjaman modal bergulir kepada usaha kecil, menengah dan koperasi sebesa Rp 1,3 miliar yang dibagikan kepada 51 mitra binaan “Kami telah menyalurkan dana bergulir sebesar Rp 1,3 miliar kepada ukm dan koperasi,” jelasnya. Selain memberikan bantuan modal, program csr dan pkbl Pegadaian, juga memberikan bantuan sosial untuk pembangunan rumah ibadah, fasilitas umum, sarana dan prasarana lingkungan serta kesehatan juga memberikan bantuan pendidikan dan bea siswa kepada siswa/siswi berprestasi mulai tingkat SMP hingga perguruan tinggi. n
5
Kerajinan Pot Batik Warga Depok Makin Digemari Hasil kreatifitas tangan warga Depok rupanya disambut baik oleh masyarakat luas. Terbukti usaha ini semakin lama mampu menembus berbagai kalangan masyarakat. Bahkan Walikota Depok, Nur Mahmudi Ismail menyatakan begitu bangga akan produk ini. Belum lama ini, orang nomor satu di kota ini menerima kedatangan anggota Komisi A DPRD Dapil Sukmajaya dan Cilodong, Andriyani Kencana Wungu yang datang membawa pot batik hasil kerajinan tangan warga Perumahan Pondok Sukmajaya, Kecamatan Sukmajaya. Nur menuturkan bahwa barang kerajinan pot batik ini merupakan salah satu wujud dari kreatifitas dari pelaku ekonomi dengan menawarkan bentuk keindahan.
PERAJIN POT BATIK
“Pot ini menarik. Pengrajinannya bisa menyulap pot biasa menjadi lebih indah dan menarik dengan balitan kain batik yang dilapisi pernis,” ucapnya. Ia mengaku, sagat menaruh apresiasi besar atas hasil kerajinan tangan asli warganya. Bahkan, pot batik berbentuk unik ini alangkah baiknya diproduksi pula dalam bentuk pot kecil sehingga bisa ditempatkan di dalam ruangan. “Kerajinan seperti ini juga bisa dimasukan ke dalam program Kota Depok meraih Adipura. Karena pot ini wadah yang sangat unuk bagi tanaman,” ucapnya. Nur berharap, pot baitk ini ke depannya bisa merangsang kesadaran warga lainnya agar lebih mencintai produk lokal. Barang kerajinan tersebut juga diyakini dapat
sebagai pemicu roda ekonomi masyarakat menjadi lebih baik. Sebab masyarakat bisa menciptakan penghasilan sendiri dan lapangan pekerjaan di sekelilingnya. “Masyarakat juga harus melestarikan barang-barang lokal, dengan membelinya,” ujarnya. Ia juga berpesan, pengrajin pot batik ini bisa mengkaji lebih dalam harga jual yang ditawarkan. Pasalnya, harga pot batik tersebut terbilang cukup mahal karena mencapai Rp 250 ribu per pot. Harga pot batik ini diminta bisa disesuaikan dengan keinginan pasar. Mengingat, dengan mematok harga seperti itu, penjualannya dikhawatirkan akan sulit. “Apakah konsumen berminat dengan harga tersebut. Hal inilah yang harus menjadi pemikiran dasarnya terlebih dahulu,” katanya. n
Suyono, (40) menyelesaikan pembuatan pot batik di sebuah galeri rumahan Jalan Tole Iskandar, Pondok Sukmajaya, Depok, Jawa Barat, Jumat (6/4). Suyono mebuat inovasi dari pemanfaatan limbah kain batik yang disortir karena rusak, kemudian diaplikasikan dalam pembuatan sebuah pot untuk menjadi produk yg lebih menarik, Suyono biasa menjual pot batiknya dengan harga mulai dari Rp50 ribu hingga Rp350 ribu per pot. 6 ProUMKM April 2012
Perijinan Usaha Masih Perlu Dibenahi Oleh: Irwan Sumadji Ketua Dewan Pakar Asosiasi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Kota Depok Perijinan masih menjadi kendala utama bagi pelaku usaha. Padahal untuk menggeliatkan perekonomian yang berdampak pada peningkatan kesejahteraan ekonomi daerah, pemerintah mesti memberikan kemudahan dunia usaha terutama yang usaha mikro dan kecil dalam perijinan. Menurut Irwan Sumadji, Ketua penasehat Asosiasi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Kota Depok, seharusnya Kota
Depok para pengusaha mikro sudah cukup memiliki ijin prinsip. “Sesuai dengan undang-undang pengusaha harus memiliki ijin lokasi, gangguan dan sebagainya. Namun untuk pemula sebenarnya cukup dari ijin prinsip dari kelurahan” ujar Irwan Sumadji. Perijinan di Kota Depok juga harus memiliki sandar pelayanan, baik kualitas pelayanan maupun dari waktu pelayanan. “Ada standarisasi minimal pelayanan yang harus dilakukan. Seperti di Sragen, setelah diterapkan standar pelayanan perijinan yang hanya memakan waktu 3 hari kerja. Maka usaha mikro dan kecil bertambah menjadi 3.500 unit dari yang sebelumnya hanya 300 unit. Hal ini tentunya akan menambah penadapat asli daerah tersebut,” jelas Irwan Sumadji yang juga Ketua Majelis Pakar Dekopinda
(Dewan Koperasi Indonesia) Kota Depok. Hal ini juga dirasakan Darwanto (38), seorang pelaku usaha di kawasan Margonda mengeluhkan akan perijinan di Depok yang kurang nyaman. “Mulai dari kecamatan saya sudah dimintai biaya tambahan sebesar Rp. 250 ribu. Memang saat itu ada wartawan yang melihat, tapi setelah wartawan itu pulang saya dimintai lagi biaya tambahan itu,” ujar pria yang memiliki usaha informasi teknologi di kawasan Margonda. “Memang tempat untuk mengurus perijinan satu atap, namun masih banyak ruangan dan itu sama saja masih menyulitkan bagi kami sebagai pelaku usaha. Saya hanya ingin berusaha sesuai prosedur dan professional, namun kondisinya masih belum memungkinkan dan tidak lebih baik,” tegasnya. n
Olahan Belimbing dan Jambu Biji Merah Merambah Dunia Maya Melalui kelompok kerja c dan sembilan ibu-ibu lainnya yang tergabung dalam Harapan Sejahtera Abadi membangun usaha pembuatan dodol dari belimbing dan jambu biji merah. “Kami membuat makanan ciri khas Depok, dodol belimbing dan jambu biji merah. Dengan memanfaatkan bahan baku yang relative mudah didapat kami tidak kesulitan untuk membuatnya. Kami juga menghimpun ibu-ibu sekitar untuk melakukan kegiatan yang bisa menambah penghasilan suami. Sementara kami masih melakukan di salah satu rumah anggota kami,” jelas Lejar Tri Ayunita kepada ProUMKM. Usaha pembuatan dodol khas Depok ini masih dilakukan berkelompok dengan permodalan secara swadaya. “Selama ini kami belum tersentuh dengan dunia perbankan untuk hal permodalan. Kami masih belum paham dan melihat banyak persyaratan ayng harus dipenuhi dalam mengajukan permodalan Padahal kami sudah menjalankan usaha ini selama dua tahun dan alhamdulillah usaha kami terus berkembang dengan kemampuan kami sendiri,” ungkapnya Kualitas dodol belimbing dan jambu biji merah ini cukup memperhatikan sisi kesehatannya dengan tidak menggunakan bahan pengawet.
“Produk kami hanya bertahan dau minggu, karena tidak menggunakan bahan pengawet. Banyak yang menyarankan untuk menggunakan bahan pengawet namun kami menilai hal itu tidak baik untuk kesehatan,” tuturnya Namun sayangnya, dari sisi pemasaran masih hanya menggunakan media internet dengan membangun website. Hal ini membuat produknya justru kurang populer di Kota Depok dan lebih dikenal oleh masyarakat luar Depok. “Untuk pemasaran, pembeli kami justru banyak berdatangan dari luar Depok. Mereka mengetahuinya dari internet, karena kami memiliki website. Namun sayang di Depok kami masih kesulitan untuk memasarkannya karena terbatasnya ruangruang untuk pemasaran khususnya di Depok sendiri,” tandas Lejar Tri Ayunita. n
7
Potensi Besar Industri Kreatif Fashion Nusantara
Menjalankan usaha pastinya selalu menghadapi berbagai tantangan dan rintangan. Hal itu menjadi persoalan dan ujian bagi setiap pengusaha. Namun, bagi Owner Emerald Executive Taylor, Muhammad Aras, tantangan dan rintangan itu harus dilalui dengan keyakinan yang besar. Baginya, halangan, kendala, dan rintangan itu harus diyakini bisa dilalui dengan baik. “Kendala pasti ada, hanya kita harus yakin, kendala, tantangan adalah awal keberhasilan. Tanpa tantangan, kendala itu kita tidak bisa berkembanng. Karena itu yang memicu kita untuk bisa berkembang demi cita-cita yang lebih besar,” jelasnya. Menurutnya, tantangan atau rintangan
terbesar yang dialaminya adalah bagaimana membuat pelanggannya bisa merasa puas atas produk yang dihasilkannya. Pria yang juga Sekretaris DPW Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu mengungkapkan, kepuasan pelanggan atas produk yang dihasilkan adalah suatu kebanggaan tersendiri baginya. “Tantangan paling berat adalah memuaskan pelanggan. Karena produksi kita bukan hanya sekadar dilihat, tapi bagaimana meyakinkan bahwa ini pas dengan selera orang dan merasa cocok dengan keinginan dan perasaannya,” ujarnya. Dengan keberhasilannya memuaskan pelanggan, ucap Aras, maka di situlah yang menjadi keyakinannya, bahwa setiap
UKM KONVEKSI BATIK Para pekerja mengerjakan pesanan pakaian batik jadi di salah satu usaha kecil menengah (UKM) konveksi di Paoman, Indramayu, Jawa Barat. Pengusaha batik mengaku permintaan batik untuk seragam sekolah dan intansi pemerintah semakin, namun pengusaha resah terhadap rencana pemerintah yang akan menaikan tarif dasar listrik (TDL) akan berdampak buruk terhadap usaha konveksi batik.
8 ProUMKM April 2012
tantangan bisa diatasi dengan baik. Salah satu Ketua Kompartemen HIPMI Makassar itu menegaskan, dalam bekerja, dia memegang prinsip bahwa seberat dan sekecil apapun pekerjaan itu harus dilakukan dengan tuntas. “Intinya, kita sangat bahagia apabila bisa memuaskan pelanggan yang datang dengan produk-produk kami atau pelanggan merasa puas dengan pesanannya,” tegasnya. Aras juga mengurai, keberhasilannya menjalankan usaha konveksi itu, berawal dari home industri yang dilakukannya sejak tahun 1999, dan akhirnya memiliki nama Hero Taylor yang berlokasi di Jalan Onta Lama nomor 60, di tahun 2000 lalu. n
Batik Kian Memikat UPAH BURUH BATIK NAIK
Dua buruh menyelesaikan pembuatan batik di rumah industri Kalinyamat, Tegal, Jateng. Upah buruh batik tiga hari terakhir naik dari Rp 35 ribu menjadi Rp 40 ribu per lembar kain batik dan satu lembar batik memakan waktu pengerjaan 1 minggu - 1 bulan tergantung kerumitan motif batik.
Produk Usaha Kecil Menengah di Surabaya rame-rame memadati pusat perbelanjaan modern sebagai upaya mendongkrak omzet lewat kegiatan pameran. Tren produk UKM di mal ini dipelopori langsung oleh Pemkot Surabaya lewat Dekranasda. “Hampir seluruh mal besar di Surabaya secara bersamaan terdapat evet pameran produk UKM,” ujar Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Surabaya, Antiek Sugiarti petang tadi. Deretan mal itu adalah BG Jungtion, Royal Plaza, Tunjungan Plaza I, dan City of Tomorrow (Cito). Sementara itu beberapa mal juga sudah banyak dipadati gerai produk UKM khususnya yang berbasis produk kerajinan. Menurut Antiek munculnya gerai kerajinan ini berawal dari aksi promosi UKM lewat kegiatan pameran di mal. “Jadi selain melakukan promosi para UKM tersebut juga menggenjot omzet penjualan dengan membuka gerai reguler di mal,” tuturnya. Sejumlah mal yang gini banyak terdapat gerai produk kerajinan adalah ITC Mega Grosir, Kapas Krampung Plaza (Kaza), Jembatan Merah Plaza (JMP), BG Jungtion dan City of Tomorrow (Cito). Beberapa gerai tersebut sengaja
disewa Dekranasda untuk memfalitasi para UKM. Sementara untuk kegiatan pameran produk UKM, tambahnya, lebih banyak diikuti pengusaha pemula. “Dengan pameran mereka bisa belajar secara langsung tentang pasar.” Pameran di Cito misalnya diikuti oleh 32 UKM berbagai kerajinan. Mereka bergerak dibidang garmen,kerajinan aksesoris, home decorative, produk kecantikan dan batik. “Semua itu berasal dari UKM pemula, kluster menengah dan kluster tanggung,” ungkap Antiek. Lurik
Adanya tenun di pulau Jawa diperkuat dengan pemakaian tenun pada arca-arca dan relief candi yang tersebar di pulau Jawa. Daerah persebaran Lurik adalah di Yogyakarta, Solo dan Tuban. Lurik berasal dari bahasa Jawa kuno lorek yang berarti lajur atau garis, belang dapat pula berarti corak. Pada dasarnya lurik memiliki 3 motif dasar, yaitu: 1) motif lajuran dengan corak garis-garis panjang searah sehelai kain 2) motif pakan malang yang memiliki garisgaris searah lebar kain, 3) motif cacahan adalah lurik dengan corak kecil-kecil. Pada jaman dahulu, kain lurik ditenun
menggunakan benang katun yang dipintal dengan tangan dan ditenun menjadi selembar kain dengan alat yang disebut Gedog, alat ini menghasilkan kain dengan lebar 60cm saja. Seiring dengan perkembangan jaman, kain lurik mulai diproduksi menggunakan ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin) yang lebih modern dan dapat menghasilkan kain dengan lebar 150cm. Proses pemintalan kain katun sudah dilakukan secara moderen, yaitu menggunakan mesin. Salah satu inti yang membuat sebuah kain disebut sebagai kain lurik adalah penggunaan benang katun, sehingga menghasilkan tekstur yang khas pada kain ini. Sehingga sebuah kain bermotif lurik yang dipintal dari benang polyester, tidak dapat disebut sebagai kain lurik, karena teksturnya yang berbeda dengan kain lurik yang terbuat dari katun. Karena teksturnya yang khas dan kekuatan kain ini, penggunaan kain lurik tidak terbatas untuk pemakaian sehari-hari seperti pakaian dan kain gendong namun juga digunakan untuk perlengkapan interior. Yang menyenangkan dari kain lurik adalah, meskipun ketika masih baru teksturnya sangat kasar dan kaku, namun ketika telah digunakan beberapa lama, teksturnya berubah menjadi lebih lembut tapi tidak berkurang kekuatannya. n 9
Ruang Publik
Asosiasi UMKM Depok:
BBM Naik, Konsumen Lebih Jeli Pemerintah sepertinya terpaksa menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) mengingat harga minyak didunia yang terus melambung. Kenaikan BBM ini akan menjadikan daya beli masyarakat menurun dan meningkatnya gejolak sosial. Kondisi ini akan mendorong konsumen lebih jeli memilih barang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Konsumen akan condong memilih barang yang lebih murah. Perilaku itu pun akan diterpakan produsen. Untuk mengurangi biaya produksi, produsen akan mempertimbangkan penggunaan barang yang digunakan. “Masyarakat akan lebih selektif membeli barang dan cenderung untuk beralih ke barang substitusi untuk memenuhi kebutuhannya. Dan bagi produsen, bisa saja ada yang mengurangi kualitas barang agar biaya produksi tak membengkak,” katanya. “Konsumen tentunya akan memlih barang yang lebih murah dan yang tidak memakan cot besar selama penggunaan,” terang Santoso. Bahkan, buntut kenaikan BBM ini bisa mengakibatkan daya beli masyarakat menurun. “Secara rasional masyarakat akan melakukan efisiensi, begitu juga dengan produsen akan menekan biaya produksinya,” tuturnya. Peran pemerintah agar dunia usaha dan perekonomian tetap bergairah, adalah terus menciptakan iklim usaha. “Dan bagi masyarakat yang kurang mampu, sewaktu-waktu dilakukan operasi pasar untuk kebutuhan pokok sehingga beban pengeluaran tak membengkak dan belanja untuk barang-barang lain masih akan terus dilakukan,” sarannya. Di pihak pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) situasi ini sangat tidak menguntungkan. Pemerintah Kota Depok sepatutnya melakukan upaya untuk menambah sentra-sentra
ekonomi agar menambah tempat pemasaran bagi para UMKM. “Sentra ekonomi mesti segera direalisasikan mengingat pemerintah akan segera menaikkan BBM pada 1 April nanti. Dengan adanya sentra ekonomi baru diharapkan para pelaku usaha akan sedikit terbantu dalam melakukan pemasaran produkproduknya,” ujar Santoso, Ketua Asosiasi UMKM Kota Depok kepada JurnalDepok, Minggu (18/3). Tak bisa dipungkiri segmen UMKM begitu dubutuhkan dan menjadi topangan banyak masyarakat. Untuk itu untuk membantu dalam menjaga pendapatan UMKM sentra ekonomi sangat dibutuhkan. “Sentra-sentra ekonomi bisa meredam gejolak sosial dan membangkitkan gairah perekonomian sehingga masyarakat akan terbantu dalam menghadapi kenikan BBM,” tambahnya Melihat masih kurang dirasakannya pelaksanaan mengenai program-program untuk UMKM dilapangan, Santoso menilai semua pihak mesti bersinergi dan mengawal bersama-sama. “Pemerintah Kota Depok sudah memiliki perencanaan yang bagus, namun masih perlu didukung dalam pelaksanaanya di lapangan. Karena ini semua adalah kerja tim yang tak bisa melihat dari salah satu dinas saja. Dari sisi perencanaan Bappeda cukup inovatif dengan mengembangkan Pengusaha Kreatil Lapangan (PKL). Begitu juga dengan dinas Koperasi, UMKM dan Pasar yang akan terus membina para pengusaha kecil,” jelas Santoso. “Kami dari asosiasi UMKM di Kota Depok menyambut baik dan meminta semua pihak untuk mengawal dalam membantu terlaksananya program-program tersebut. Karena semua ini harus berjalan sesuai system yang berlaku dan semua pihak harus saling melengkapi,” tandasnya. n
Perajin UMKM harus lebih inovativ membuat produknya agar tetap digemari masyarakat. Tampak seorang perajin tengah membuat produknya untuk lebih menarik. 10 ProUMKM April 2012
Kepedulian
Jamsostek
Optimalkan Perlindungan UMKM PT Jamsostek segera melepas fungsi jaminan kesehatan ketenagakerjaan sesuai UU BPJS akan menjadi badan hukum publik pada 1 Juli 2015. PT Jamsostek (Persero) telah melakukan pembahasan dengan PT Askes (persero) untuk melakukan pelimpahan fungsi pemeliharaan kesehatan tenaga kerja. Demikian dikatakan Dirut Jamsostek, Hotbonar Sinaga dalam sosialisasi Jamsostek sebagai operator Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). Jamsostek akan berganti baju sebagai salah satu Operator BPJS, sedangkan PT Askes akan menjadi salah satu operator BPJS bidang kesehatan tenaga kerja. “Kita sudah intens melakukan pembahasan dengan PT Askes untuk melepas bidang pemeliharaan kesehatan. Arahnya supaya tidak mengurangi manfaat penjaminan meskipun ditanggani Askes,� ujar Dirut Jamsostek, Hotbonar Sinaga. Pihaknya juga sudah melakukan sosialisasi dengan pihak pemilik tenaga kerja seperti Apindo dan IJTKI. Jamsostek berharap mereka tetap meningkatkan kepesertaan jaminan sosial tenaga kerja. Sosialisasi juga dilakukan untuk lingkungan internal. Dengan beralih fungsi sebagai operator BPJS, namun tidak ada likuidasi Jamsostek dan PHK karyawan PT Jamsostek. Hotbonar menjelaskan, saat ini pihaknya menunggu kesiapan pemerintah melengkapi UU BPJS dan UU SJSN dengan produk turunan seperti PP maupun perpu. Untuk pendanaan, tahap pertama seharusnya akan dikucurkan 1 November 2012 dan 1 November 2013. Selanjutnya pada 1 Januari 2014, PT Jamsostek beralih menjadi badan hukum publik, bukan persero lagi.
Manfaat Tambahan Jamsostek PT Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) Persero memberikan manfaat tambahan berupa pemeriksaan kesehatan keseluruhan (medical check up) kepada para peserta jaminan sosial tenaga kerja sebagai bagian dari program jaminan pelayanan kesehatan (JPK). Dalam siaran persnya di Jakarta, Direktur Utama PT Jamsostek (Persero) Hotbonar Sinaga mengatakan, pemberian manfaat tambahan berupa medical check up juga akan diberikan bagi perusahaan-perusahaan yang berada di pemda-pemda di seluruh Indonesia. Perusahaan yang akan mendapatkan manfaat tambahan itu terlebih dahulu harus diverifikasi sesuai dengan persyaratan yang berlaku, antara lain tertib iuran dan administrasi, serta melakukan pendaftaran ulang (heregistrasi),� kata Hotbonar. PT Jamsostek, memberikan manfaat tambahan berupa medical check up kepada 250 karyawan PT Graha Sarana Duta, anak perusahaan PT Telkom Indonesia Tbk, sebagai realisasi Permenaker Nomor 02/ MEN/1980 tentang Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja dalam Penyelenggaraan Keselamatan Kerja. Hotbonar berharap, organisasi pengusaha dan serikat pekerja/serikat buruh ikut mendukung pengembangan manfaat Jamsostek tersebut. Data PT Jamsostek menyebutkan terdapat 2,6 juta tenaga kerja mengikuti program jaminan pelayanan kesehatan (JPK) dan 600.000 pekerja diantaranya berusia di atas 40 tahun yang berpotensi mendapatkan manfaat tambahan medical check up. Keputusan memberi manfaat tambahan itu mengacu pada Keputusan Direksi Nomor KEP/310/102011 tertanggal 1 Desember 2011 yang mendistribusikan deviden pemerintah yang dikembalikan kepada peserta dalam bentuk pemberian manfaat tambahan kepada peserta yang memenuhi persyaratan. Manfaat tambahan lainya, dikatakannya, diantaranya memberi pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja bagi pekerja dan perusahaan, serta memberi bantuan bagi tenaga kerja beserta keluarga yang membutuhkan tindakan hemodialisa (cuci darah), operasi jantung, pengobatan kanker, dan pengobatan HIV/AIDS. Dalam waktu 34 tahun, PT Jamsostek sudah membayarkan klaim JPK sebesar Rp 5,34 triliun untuk 172.614.729 kasus. n
Semua warganegara Indonesia bisa menjadi perserta Jamsostek, termasuk para pelaku UMKM. Jamsostek akan memberikan pelayanan dan fasilitas yang sama dengan peserta lain.
Subagyo (tidur) yang telah merasakan pelayanan hemodialisa di RS Meilia bekerjasama dengan Jamsostek. 11
Program Kemitraan Jamsostek Program Kemitraan adalah salah satu program dari Program Kemitraan dan Bina Lingkungan yang lebih dikenal sebagai PKBL. Program kemitraan ini merupakan kerjasama antara BUMN dengan Usaha Kecil yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan usaha kecil agar menjadi tangguh dan mandiri melalui pemanfaatan dana dari bagian laba BUMN, sesuai dengan Keputusan Menteri BUMN No.Kep-236/MBU/2003. Kelompok Usaha Kecil ini dapat berbadan hukum seperti PT, Koperasi, CV, Fa atau tidak berbadan hukum atau Perorangan. Adapun Jenis Program Kemitraan ini antara lain : Pinjaman Biasa, yaitu pinjaman yang diberikan kepada Usaha Kecil atas dasar untuk penambahan modal kerja dan bukan atas dasar pesanan dari Rekanan Usaha Kecil. Pinjaman Khusus, yaitu pinjaman yang diberikan kepada Usaha Kecil atas dasar pesanan dari Rekanan Usaha Kecil. Persyaratan Usaha Kecil adalah :
Kami memberikan yang terbaik untuk Semua l HIV AIDS l Jantung l Kanker l Cuci Darah (Hemodialisa) l Trauma Center l Medical Chek up l Pelatihan K3
12 ProUMKM April 2012
Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200.000.000,(dua ratus juta rupiah), tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 1.000.000.000,- (satu milyar rupiah) Milik Warga Negara Indonesia; Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Menengah atau Usaha Besar; Berbentuk usaha orang perseorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum, atau badan usaha yang berbadan hukum, termasuk koperasi Telah melakukan kegiatan usaha minimal 1 (satu) tahun serta mempunyai potensi dan prospek usaha untuk dikembangkan Untuk keterangan lebih lanjut, silahkan hubungi kantor cabang Jamsostek terdekat dikota anda