Banyak Cocok Sedikit Cekcok Seni Memilih Teman Hidup dan Berpacaran Dewasa Oleh Julianto Simanjuntak Hak Cipta Š 2012, Julianto Simanjuntak Penyunting Proof read Desain cover & layout
: Roswitha Ndraha : James Yanuar : Felly Meilinda
Diterbitkan oleh: PT. VISI ANUGERAH INDONESIA Jl. Karasak Lama 2 – Bandung 40235 Telp. : 022-522 5739 Fax : 022-521 1854 Email : visipress@visi-bookstore.com ISBN 978-602-8073-83-7 Cetakan Pertama, Mei 2012 - Yayasan PELIKAN Cetakan Kedua, Februari 2013 - VisiPress Hak cipta dilindungi oleh undang-undang. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin penerbit.
Member of CBA Indonesia No : 05/PBL-BS/1108/CBA-Ina
Member of IKAPI No : 185/JBA/2010
U c a pa n T e r i m a K a s i h
S
aya sangat bersenang hati karena buku ini akhirnya bisa diterbitkan. Sebelum diterbitkan, sebagian isi buku ini merupakan artikel lepas yang telah dibaca puluhan ribu orang lewat Kompasiana, mailing list, Facebook, Blackberry Messenger dan Twitter. Ratusan respons dari pembaca membuat penulis bersemangat menerbitkan artikel lepas tadi ke dalam sebuah buku. Atas penerbitan buku ini saya mengucapkan terima kasih kepada beberapa pihak. Pertama kepada para mahasiswa yang berinteraksi dengan saya, yang tersebar di 45 kota. Kepada rekan Admin dan Kompasianer yang sudah membaca dan memberikan respons. Juga untuk rekan sekerja di kantor Pelikan: Mas Tiyo, Bung Sonny, Mbak Anna dan Anne yang selalu siap mendukung dan memberi bantuan. Kepada Witha, Sang Matahari jiwaku, yang membaca ulang dan mengedit naskah ini menjadi lebih enak dibaca. Juga kepada dua “pangeran� kami Josephus dan Moze yang selalu memberi dorongan kepada ayahnya untuk tetap produktif menulis. Saya berharap buku ini bukan hanya memberikan pencerahan bagi pembaca yang sedang berpacaran atau bergumul mencari te-
6
Ucapan Terima Kasih
man hidup. Tetapi yang terutama, semoga membantu para pembaca yang sedang bersiap memasuki jenjang perkawinan.
Salam, Julianto Simanjuntak
K ata P e n g a n ta r
S
etelah menulis beberapa buku konseling banyak sahabat meminta saya menuliskan buku yang khusus membicarakan masalah pacaran dan persiapan menikah. Lalu saya mengumpulkan catatan-catatan pelatihan konseling pranikah di beberapa kota, dan yang ada di blog pribadi maupun Kompasiana. Ternyata cukup banyak yang bisa dikompilasi menjadi sebuah buku. Maka lahirlah buku ini. Salah satu artikel saya di blog Kompasiana milik Kompas berjudul “Banyak Cocok Sedikit Cekcok� ternyata dibaca ribuan pembaca dan mendapat tanggapan positif. Maka artikel tersebut kami angkat menjadi judul buku ini. Lewat buku ini saya membukakan kepada pembaca tentang manfaat pernikahan dan bagaimana mempersiapkannya. Salah satunya adalah memahami latar belakang atau “Universitas Keluarga� calon Anda. Penekanan utama buku ini sebagaimana judulnya adalah pentingnya kesepadanan. Kecocokan menjadi bahan dasar utama dari suatu perkawinan. Karena seringkali mengalami perasaan kasmaran, terutama di awal jatuh cinta, pasangan ini suka lupa mengenali kepribadian dan latar belakang satu sama lain. Penulis berharap lewat buku ini pembaca terhindar dari cinta yang tidak
8
Kata Pengantar
dewasa. Lebih baik menghindarkannya sejak dini. Selain menjelaskan arti pacaran yang dewasa, pembaca akan mendapatkan informasi penting seperti: menjalani pacaran jarak jauh, soal pertunangan, kehamilan di luar nikah, malam pertama, hingga urgensi menunda perkawinan. Saya juga menyarankan pentingnya melakukan tes kepribadian dan tes pranikah. Buku ini saya siapkan sebagai bahan diskusi pasangan yang sedang pacaran hingga bahan konseling pranikah di gereja. Buku ini saya lengkapi dengan beberapa pertanyaan refleksi dan diskusi. Juga bisa menjadi bahan obrolan antara orang tua dan anak remajanya yang punya segudang pertanyaan soal lawan jenis, pacaran dan perkawinan. Semoga bermanfaat. Julianto Simanjuntak
D a f ta r I s i
Ucapan Terima Kasih ..................................................... 5 Kata Pengantar ............................................................ 7 1. Universitas Keluarga .......................................... 13 2. Manfaat Menikah .............................................. 21 3. Banyak Cocok Sedikit Cekcok ................................ 27 4. Jebakan Cinta dan Pacaran .................................. 33 5. Cinta Prematur Vs Cinta Dewasa ............................ 41 6. Cinta Itu Tidak Tuli ............................................ 53 7. Pacaran Jarak Jauh ........................................... 57 8. Aktivitas Berpacaran .......................................... 63 9. Jangan Menjadi Pengemis Cinta ............................. 69 10. Kekerasan Dalam Masa Berpacaran ......................... 77 11. Dampak Hubungan Seks Pranikah ........................... 85 12. Merawat Cinta ................................................. 93 13. Pohon Keluarga ................................................ 99 14. Alasan Memutuskan Pertunangan .......................... 105 15. Agar Malam Pertama Istimewa ............................. 111
16. Lebih Baik Telat Daripada Salah Menikah ................ 117 17. Kecantikan Batiniah Lebih Menggoda Hati Pria .......... 121 18. Pentingnya Tes Kepribadian ................................ 125 19. Menguji Kualitas Relasi ...................................... 135 20. Mudahnya Jatuh Cinta, Sulitnya Bilang Cinta ........... 145 Kepustakaan ............................................................150
1
Universitas KELUARGA
Universitas Keluarga
13
K
eluarga layak disebut sebuah universitas, tempat pembelajaran ilmu berkeluarga. Di “universitas” ini setiap pesertanya belajar cara mewariskan nilai-nilai luhur, termasuk bagaimana menjadi istri dan suami, serta ayah dan ibu. “Universitas” ini memiliki lima fakultas utama yakni: suami, istri, ayah, ibu, dan anak. “Universitas” yang dikelola dengan baik, suasananya akan menyenangkan dan disukai “mahasiswa”-nya, yakni anak-anak. Keluarga seperti ini laksana “Universitas Bintang Lima.” Kasih Utama Di “kampus” ini setiap anak menerima kasih utama dari orang tua. Sebagai “dosen,” ayah dan ibu punya prioritas mengajar anakanak. Meski sibuk bekerja di luar, “kampus” ini tidak akan diabaikan begitu saja. Terlalu mahal harganya jika mereka mengorbankan “kampus” tercinta yang bernama keluarga. Hebatnya, di sini setiap anak diterima apa adanya dengan kehangatan dan kasih yang tulus. Semua “mahasiswa,” yang pandai atau kurang, cantik atau tidak, diterima sama, tidak ada pembedaan atau difavoritkan. Meski di luar nyaman, setiap anak rindu bisa selalu kembali ke “kampus”-nya. Apalagi saat tidak aman, rasanya di “kampus” tercintanya ada keteduhan yang tidak didapat di tempat lain. Home sweet home.
14
Banyak Cocok Sedikit Cekcok
Pelajaran Utama Ada beberapa subjek “kuliah” utama di Universitas Keluarga ini. Di antaranya: “mahasiswa” belajar tentang iman, etika dalam pergaulan sosial, dan moral yang baik (jujur, berintegritas, bertanggung jawab). Di samping itu ada pelajaran vital lainnya yakni menghormati otoritas (orang tua, hukum negara, dan hak orang lain), nilai-nilai keluarga (kasih, kebersamaan, mengutamakan keluarga, dan saling menghormati). Orang tua sebagai “dosen” merupakan pendidik pertama dan utama yang menanamkan semua mata kuliah ini. Terutama untuk “mahasiswa” balita. Makin dini belajar nilai itu, maka akan tertanam dengan baik. Kapan anak lulus? Wisudanya adalah saat si anak menikah. Orang tua melepaskannya sebagai “alumni” yang dianggap sudah mampu berdiri sendiri, membangun keluarga sendiri. Dosen dan Buku Utama Universitas keluarga ini layaknya universitas terbuka. Buku wajib “mahasiswa” Universitas Keluarga adalah Teladan Orang tua, kehidupan ayah dan ibu. Merekalah dosen utama di sekolah ini. Meski setiap “mahasiswa”-nya tidak membayar, namun bukan berarti universitas ini tanpa biaya. Harga utama dalam pendidikan ini adalah kasih dan pengorbanan Sang Dosen. Tanpa itu, ilmu apa pun yang diajarkan akan sia-sia. Tutur-kata, perilaku, emosi dan relasi kehidupan “para dosen”
Universitas Keluarga
15
ini dibaca “mahasiswa” setiap hari. Semua itu diserap anak-anak dari orang tuanya. Menjadi sosok teladan bagi anak tidaklah mudah. Apalagi mengajari setiap anak keterampilan utama menjadi suami/istri atau ayah/ibu. Para dosen berusaha agar setiap mahasiswa-nya belajar dengan baik dan mudah. Jangan sampai anak membaca buku “orang tua menjadi ayah yang plin-plan atau ibu yang tidak konsisten dan janjinya sulit dipegang.” Karena buku demikian sangat berbahaya bagi anak. Bisa-bisa mereka akan menirunya. Hindarilah! Jangan sampai perilaku, sikap dan kata-kata kita menjadi “buku horor” yang menakutkan anak. Misalnya mereka melihat dan mengalami kekerasan di rumah yang dilakukan orang tua mereka sendiri. Ini bisa meracuni jiwa mereka sepanjang kehidupan. Ingat, orang tua adalah dosen utama. Di samping itu jangan melupakan “dosen tamu” yaitu: kakek, nenek, guru sekolah, guru les, pembina iman anak. Sangat bahaya jika kita tidak menjaga pengaruh “dosen tamu” ini. Pastikan ajaran mereka sesuai dengan kurikulum orang tua. Keterampilan Utama Teladan hidup berupa ajaran, perkataan, perbuatan, kesalehan, menjadi menu santapan tiap hari. Suka atau tidak, langsung atau tidak, sadar atau tidak, anak-anak “membaca” semua itu. Anak pria belajar skill menjadi ayah dari ayahnya. Dari dosen bernama Ayah ini, mereka belajar menjadi pria yang romantis pada is-