Becoming Your Spouse's Better Half

Page 1

R ICK J OHNSON

Becoming Your Spouse’s Better Half




Buku-buku lain oleh Rick Johnson That’s My Son Better Dads, Stronger Sons The Man Whisperer The Power of a Man



Copyright © 2010 by Rick Johnson Originally published in English under the title Becoming Your Spouse’s Better Half by Baker Books, a division of Baker Publishing Group Grand Rapids, Michigan, 49516, U.S.A All rights reserved Pengalih Bahasa : Martha Pratana Penyunting : James Yanuar Desain Cover & Tata Letak : Felly Meilinda Proof Reader : Lucky Juventy Angkasa, MA

Hak terjemahan Bahasa Indonesia ada pada : PT. VISI ANUGERAH INDONESIA Jalan Karasak Lama No.2 - Bandung 40235 Telp : 022-522 5739 - Fax : 022-521 1854 Email : visipress@visi-bookstore.com ISBN : 978-602-8073-37-0 Cetakan pertama, Desember 2010 Indonesian Edition © Visipress 2010

Hak cipta dilindungi oleh undang-undang Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa seizin Penerbit. Member of CBA Indonesia No : 05/PBL-BS/1108/CBA-Ina Member of IKAPI No : 185/JBA/2010


Buku ini didedikasikan kepada Scott dan Terry karena teladan yang mereka tunjukkan dan karena dorongan mereka. Juga kepada Dick dan Dot karena kasih sayang dan contoh yang mereka berikan. Dan tentu saja, kepada kekasih hati di dalam hidup saya, wanita yang mengajari saya cara mengasihi -mempelai saya “sampai maut memisahkan kita”-Suzanne. Kau akan selalu menjadi gadisku.



Daftar Isi Ucapan Terima Kasih

Pembuka: Pernikahan itu Bukan Perkara Mudah Status-status Pria #1 Berahi Cinta: Jangan Pernah Menyerah!

#2 Bekerja: Jerih Payahnya Setiap Pria, Pahalanya

Setiap Pria

#3 Bermain: Menangkan Permainannya!

#4 Terpenuhi Kebutuhannya : Pria Tidak Hidup dari

Roti Saja

#5 Pelindung: Penjaga Pintu

#6 Hubungan dengan Allah: Hidup Saya Berarti di

Alam Semesta Ini

#7 Waktu Buat Lelaki: Teman, Ayah, dan Mentor 9


Daftar Isi

Suasana-suasana Hati Wanita #1 Romantis: Menciptakan Romansa di dalam Rumah

Tangga

#2 Bersarang: Rumahku, Sarangku

#3 Bermain-main: Gadis-gadis Kecil itu Terbuat dari

Apa, ya?

#4 Merawat: Mengurus Sarang

#5 Siklus: Bulan dan Gelombang Pasang-Surut #6 Spritual: “Bayi Perempuanku yang Manis” #7 Kawan-kawan Wanita: Persaudarian

Rangkuman Catatan

10


Ucapan Terima Kasih

S

aya ingin berterimakasih kepada Greg dan Becky Johnson untuk gagasan awal mengenai buku ini dan bantuan mereka yang sangat berharga terkait dengannya. Saya juga ingin berterimakasih kepada editor saya, Dr. Vicki Crumpton, yang (secara tak terduga) tidak letih-letihnya bekerja dengan saya. Saya juga ingin menyatakan terima kasih kepada semua orang di lingkungan penerbit saya, yang bekerja sedemikian kerasnya di balik layar untuk memproduksi dan menjual buku-buku saya. Saya yakin Tuhan memberi saya rumah penerbitan terbaik dan orang-orang terbaik yang membuat saya ingin terus bekerja sama—terima kasih! Saya juga ingin berterimakasih kepada para wanita yang meresponi pertanyaan-pertanyaan jajak pendapat yang saya berikan ketika saya berusaha memahami bagaimana cara perempuan berpikir dan apa saja yang mereka butuhkan. (Saya telah mengubah nama-nama mereka untuk melindungi privasi mereka). Kesabaran dan kejujuran Anda sangat berharga, manakala saya berusaha mencari-cari sekelumit pengertian di kedalaman jiwa makhluk berjenis kelamin perempuan yang rumit itu.

11


Berhenti “jatuh cinta” tidak berarti harus berhenti mencintai. Cinta dalam artian tahap kedua ini—cinta yang berbeda dengan “perasaan jatuh cinta”—bukanlah sekadar perasaan mabuk kepayang. Cinta pada tahap ini adalah suatu persatuan yang mendalam, dirawat dengan kemauan dan dengan sengaja dijadikan semakin kuat oleh kebiasaan mencintai; diteguhkan oleh rahmat yang dimohonkan oleh kedua pihak (di dalam pernikahan Kristiani), dan diterima, dari Tuhan... . “Jatuh Cinta” pertama-tama menggugah mereka untuk berjanji setia; lalu cinta yang lebih tenang ini memampukan mereka untuk menepati janji tersebut. Dengan cinta semacam inilah mesin pernikahan dijalankan; sedangkan jatuh cinta adalah ledakan mula-mula yang menghidupkan mesin tersebut. C.S. Lewis, Mere Christianity

12


Pembuka

Pernikahan Adalah Perkara Tak Mudah

P

ernikahan adalah perkara tak mudah. Barangsiapa mengatakan bahwa pernikahan itu perkara mudah, maka dia adalah pembohong, atau seseorang yang dungu. Bahkan setelah 28 tahun pernikahan kami, upaya saya memahami dan memuaskan bermacam-macam kebutuhan istri saya masih merupakan suatu tantangan yang menciutkan hati. Dan saya yakin, istri saya pun merasakan hal yang sama mengenai diri saya. Bukan karena kami tak memiliki saat-saat bersama yang mengasyikkan. Bahkan pada kenyataannya, kami ini adalah sahabat karib. Saya menikmati kebersamaan dengan istri saya sama seperti dulu-dulu, atau malahan lebih lagi. Dengan berlalunya tahun demi tahun, rasa hormat saya terhadapnya semakin menjadi-jadi. Seiring dengan berjalannya waktu, gairah yang seolah membuat jantung saya berhenti berdetak, nafsu dan khayalan romantis telah digantikan oleh cinta dan kasih yang lebih matang, lebih stabil serta lebih mendalam. Saya masih melihat istri saya sebagai wanita tercantik dan makhluk paling misterius yang pernah saya kenal. Kadang-kadang saya memandangi seorang wanita lain yang menarik dan kemudian menatap istri saya. Saya selalu terkagumkagum akan betapa masih cantiknya istri saya, bahkan ketika dibandingkan dengan wanita-wanita lain yang jauh lebih muda. Dia menawan, dan matanya yang berwarna hijau seperti zamrud berbinar dengan percikan ketika dia sedang bergenit-genit. Sering 13


Pembuka

ketika memandangnya, saya terpesona hingga kelu, teringat kembali pemandangan seorang gadis muda yang dulu saya nikahi dan kini telah mekar, memasuki versi wanita matang yang malahan lebih agung. Pada saat dia tertawa mendengar lelucon-lelucon yang saya lontarkan, rasanya dunia ini begitu indah. Deraian tawanya menghangatkan perasaan saya seperti secangkir coklat panas di tengah-tengah musim dingin yang bersalju. Tubuh kami ini pas satu sama lain bagaikan sepasang celana panjang Levi’s yang nyaman walaupun sudah butut. Dia benar-benar merupakan alasan bagi dunia saya untuk bisa terus berputar. Berbagai Perbedaan—Kekuatan atau Kelemahan? Di luar semua penggambaran di atas, kami ini adalah dua keberadaan dengan latar belakang, selera, pengalaman, dan kepribadian masing-masing. Persatuan dua identitas ini merupakan keterpaduan pengaruh yang menyatukan dua arus kesadaran yang terpisah menjadi satu sungai perkawinan. Walaupun saya menghormati dan mengagumi istri saya lebih dari siapapun yang pernah saya jumpai, dia masih saja sering membuat saya frustrasi sampai pada titik saya seolah kehabisan tenaga. Dia adalah suatu campuran yang mengerikan dari berbagai situasi sulit, sesuatu yang tak mudah dipahami, bermacam-macam kontradiksi dan halhal yang mencemaskan. Dan saya pun tidaklah lebih baik dari dia. Kami ini adalah dua individu yang unik dengan bermacam-macam kepribadian dan kebiasaan yang berlawanan. Satu contoh yang menonjol bisa saya ambil dari cara kami menggunakan waktu di kamar mandi. Kebiasaan saya adalah mandi di pancuran, bercukur, dan memoleskan losion Old Spice, setelah itu saya siap untuk berangkat. Beri saya waktu tambahan satu atau dua menit untuk mengenakan celana jins dan T-shirt, lalu siaplah saya—total keseluruhan saya hanya membutuhkan waktu paling banyak 10 menit (15 menit jika saya bersantai-santai) mulai dari awal sampai selesai. Namun Suzanne membutuhkan 14


Pembuka

waktu dan tenaga yang lebih banyak untuk bersiap-siap memulai harinya. Saya memang tidak pernah benar-benar menggunakan stop-watch untuk mewaktui dia, namun saya sangat yakin bahwa bahkan dalam situasi yang sangat penting sekalipun, Suzanne tidak akan membiarkan satu jam pun untuk menghalangi dirinya. Dan itu sudah pasti tidak termasuk waktu untuk berpakaian. Tentu saja, hasil akhirnya jauh lebih spektakuler dari yang saya bayangkan, namun waktu yang diluangkan menurut saya sedikit lebih banyak. Hampir dalam setiap hal, kami ini berseberangan. Misalnya, saya dapat menjamin bahwa ke mana pun kami pergi di dunia ini, orang yang paling asing sekalipun di dalam ruangan tempat kami berada akan mendekati Suzanne dan bercakap-cakap dengannya. Dia menarik orang-orang tersebut seperti magnet. Lalu dia juga senang meluangkan waktu untuk mengobrol dengan “beraneka ragam” orang yang mendekatinya itu. Barangkali itulah sebabnya dia bisa menjadi guru yang hebat bagi murid-murid yang berkebutuhan khusus. Saya, sebaliknya, cenderung membuat orang-orang semacam mereka urung beramahtamah dengan saya. Sejujurnya, orang-orang itu membuat saya sedikit gugup. Sebagai tambahan, Suzanne adalah sosok yang luar biasa tak rapi; sedangkan saya suka jika saya tahu di mana letaknya setiap benda. Dia orang yang selalu terlambat; sedangkan saya percaya bahwa segala sesuatu yang dilakukan kurang dari 5 menit lebih awal merupakan tanda ketidakhormatan. Suzanne suka sayurmayur; saya suka daging. Dia sangat bisa menghayati situasi tatap muka dengan setiap orang satu demi satu; sedangkan saya dapat mengajar dengan baik jika berhadapan dengan kelompok yang besar. Istri saya adalah orang yang lebih penuh kasih dan lebih berintuisi; sedangkan saya lebih menggunakan analisa dan logika. Dia lebih lentur terhadap perubahan dan tetap nyaman jika dihadapkan dengan kejutan-kejutan (bahkan dia sepertinya menikmati kekacauan yang timbul); sedangkan saya perlu menyiapkan dan mengatur diri agar bisa merasa nyaman. Namun demikian, karena kami telah mengenali arti perbedaanperbedaan ini, kami mampu menggunakan kekuatan-kekuatan 15


Pembuka

kami untuk mengimbangi dan bahkan melengkapi apa yang kurang dari masing-masing kami. Hal ini membuat kami menjadi suatu tim yang mengagumkan, baik dalam hal pelayanan maupun di dalam pernikahan kami. Kami percaya bahwa sebagai satu tim, kami ini lebih besar dari jika bagian-bagian diri kami dijumlahkan satu per satu. Sementara hal-hal yang berbeda dalam diri Suzanne memang bisa jadi menjengkelkan saya dari waktu ke waktu, namun saya kini sudah mengerti hal berharga apa yang disumbangkannya ke dalam hubungan kami. Kami telah mendayagunakan peran kami masingmasing di dalam pernikahan sehingga mereka saling melengkapi, dan membuat kami bisa bertahan dengan cara bekerja sama dan bukannya dengan saling melawan satu dengan yang lain. Ini bukan berarti kami tidak dapat menjadi pasangan yang setara, atau bahwa salah satu dari kami lebih dominan dari yang lain. Kesetaraan di dalam suatu hubungan bukan berarti sama dan sebangun—ini berarti setiap pribadi dihargai karena kontribusi yang ditunjukkannya. Bahkan sebenarnya, perbedaan-perbedaan kami yang paling menonjol bisa jadi adalah kekuatan kami yang terbesar ketika mereka dikenali dan digunakan dengan efektif dan bukannya ditaruh dalam keadaan saling bertentangan. Mengapa Anda Dulu Memilih Orang Yang Anda pilih Pernahkan Anda merasa heran mengapa Anda tertarik kepada seseorang tertentu, dan mengapa dia tertarik kepada Anda? Bukan hanya itu, namun ingatkah bagaimana mendebarkannya saat untuk pertama kalinya Anda bertemu dengan calon pasangan hidup Anda? Kehidupan kala itu menyenangkan dan Anda sendiri juga merasa hidup! Apakah yang sedang terjadi waktu itu? Harville Hendrix, di dalam buku klasiknya Getting the Love You Want, menjelaskan apa yang terjadi selama fase ketertarikan dalam sebuah hubungan: 16


Pembuka Otak mengeluarkan dopamine dan norepinephrine, dua dari banyak neurotransmiter1 yang dimiliki tubuh. Neurotransmiter-neurotransmiter ini memberikan kontribusi terhadap cara pandang yang “berbunga-bunga” terhadap hidup ini, detak jantung yang keras, energi yang meningkat, serta suatu persepsi yang meningkat juga. Selama fase ini, ketika sepasang kekasih ingin selalu bersama-sama setiap detik, otak meningkatkan produksi endorfin dan enkefalins-nya, yaitu narkotik alami yang memacu perasaan aman dan nyaman seseorang.1

Sebagian besar pasangan kekasih melaporkan bahwa mereka mengalami fase di mana mereka merasakan bahwa mereka sudah mengenal pihak yang lain (walaupun mereka baru saja bertemu), bahwa pihak yang lain tersebut enak diajak mengobrol, dan bahwa mereka tak dapat hidup tanpa pihak yang lain itu. Hendrix menjelaskan bahwa ketika kita bertemu dengan seseorang yang memiliki karakteristik negatif yang mengingatkan kita kepada orangtua kita atau orang yang merawat kita sewaktu kecil, satu porsi dari otak kita secara tidak sadar atau secara naluriah tertarik kepada orang tersebut sebagai cara untuk “kembali” dan memenuhi beberapa kebutuhan mendasar tertentu yang tidak terpenuhi selama masa kanak-kanak. Alam bawah sadar ini sedang berusaha untuk membetulkan luka-luka kita dengan cara menarik kita kepada orang-orang yang memiliki kompilasi berbagai karakteristik buruk yang sama dengan yang dimiliki oleh mereka yang pernah menyakiti kita di masa kanak-kanak kita. Satu alasan kita merasa begitu nyaman di awal suatu hubungan adalah karena ada bagian dari otak kita yang meyakini bahwa akhirnya kita diberi kesempatan untuk dirawat dan menjadi utuh kembali—seperti dahulu ketika Allah menciptakan kita. Hal ini bisa saja terlaksana dengan baik, atau bisa juga berakhir dengan malapetaka, karena baik kita maupun pasangan kita tidak 1 Neurotransmiter adalah senyawa organik endogenus yang membawa sinyal di antara neuron. (lihat wikipedia untuk penjelasan selengkapnya).

17


Pembuka

menyadari adanya kerinduan yang menginginkan agar kebutuhankebutuhan ini terpenuhi. Semakin besar kerusakan yang terjadi selama masa kecil tersebut, semakin besar dan semakin dramatis kerinduan kita agar kebutuhan tersebut terpenuhi. Dan karena pasangan kita itu bukanlah orangtua penyebab kerusakan tersebut, maka kemungkinan dia tidak akan mampu mengisi kekosongan yang tertinggal dari masa kanak-kanak tersebut. Selama masa berpacaran, dorongan bawah sadar di dalam otak kita ini seringkali menyebabkan kita menyangkali banyak sifat-sifat negatif di dalam diri calon pasangan hidup kita. Karena kebutuhan untuk menjadi utuh tersebut sangat kuat, kita tergoda untuk mengabaikan atau bahkan mengingkari adanya berbagai karakteristik yang nantinya cenderung menjengkelkan kita. Semua karakteristik tersebut kelihatan lucu pada awalnya namun membuat kita serasa gila segera setelah bunga-bunga romansa melayu. Sebagai tambahan, pernahkah Anda mengamati bahwa sebagian besar orang menikahi seseorang yang memiliki kualitaskualitas dan karakteristik-karakteristik yang sebaliknya dari yang mereka miliki sendiri? Sebagai contoh, jika seseorang itu sifatnya introvert2, dia biasanya akan menikah dengan seseorang yang ekstrovert3. Seseorang yang tak rapi seringkali menikah dengan orang yang sangat teratur. Hal ini terjadi karena selama masa kecil, beberapa sifat atau sisi tertentu dari kejiwaan dan kepribadian kita mengalami penekanan, penyangkalan atau dihilangkan secara tak sehat, sehingga menimbulkan citra diri yang semu, atau paling tidak hanya sebagian saja dari kejiwaan kita yang kita tampilkan ke hadapan dunia dan bahkan kepada diri kita sendiri. Jadi ketika kita bertemu dengan seseorang yang memiliki karakteristik dari sifatsifat yang telah kita tekan atau hilangkan, kita secara alami tertarik kepada mereka sebagai suatu cara untuk berusaha mendapatkan keutuhan diri kita sendiri secara khayal. Kita merasa nyaman, karena kekuatan orang tersebut menyempurnakan kepribadian kita, dan karenanya kita tertarik kepada mereka. 2 Introvert: tertutup 3 Ekstrovert: terbuka

18


Pembuka

Jika hal ini disadari, maka akan membawa faedah, baik bagi pasangan tersebut maupun bagi hubungan mereka. Persoalan muncul ketika pasangan itu mengharap dan membutuhkan satu sama lain hanya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka sendiri, namun tidak tahu apa kebutuhan-kebutuhan tersebut atau bagaimana memenuhinya.2 Namun pernikahan yang sehat dapat menyembuhkan lukaluka kita dan membantu kita menjadi utuh. Drs. Les dan Leslie Parrott berkata, “Keutuhan terletak dalam sebuah hubungan yang interdependen4, di mana dua orang yang menghormati diri sendiri dan memiliki harga diri membuat suatu komitmen untuk merawat pertumbuhan spiritualnya sendiri dan juga pertumbuhan spiritual pasangannya.”3 Mengapa Banyak Perkawinan Bertumbangan Dewasa ini ikatan perkawinan sepertinya tak sekuat ikatan dalam kontrak pembelian sebuah telepon selular. Rata-rata perkawinan pertama di negeri ini5 bertahan selama tujuh tahun. Perkawinan kedua rata-rata bertahan selama lima tahun. Seolah-olah tantangan pada pernikahan pertama belum cukup memusingkan, siapa saja yang pernah menjalani kehidupan dalam dua perkawinan yang dicampur menjadi satu keluarga akan bercerita kepada Anda mengenai tak terhitungnya tantangan seperti yang tampak dalam skenario ini: dua set anak; dua sejarah keluarga yang berbeda; dua falsafah hidup yang jelas-jelas tidak sama, dua cara mengasuh anak, dan serangkaian beban yang mengikuti. Dan jika dua set karir dan keuangan bergabung berbarengan dalam satu perjanjian pranikah, hal ini hampir-hampir seperti mengakui bahwa pernikahan tersebut nasibnya akan mengalami kegagalan juga pada akhirnya. Oleh sebab mereka mengamati “warisan” yang sudah diturunkan semenjak generasi orangtua mereka, sebagian besar orang muda 4 Interdependen: saling terhubung, namun dapat berdiri sendiri; menikmati persamaan, namun menghargai perbedaan. 5 Maksudnya di Negara Amerika Serikat.

19


Pembuka

di masa kini merasa cukup pesimis tentang kemungkinan sebuah pernikahan bisa bertahan seumur hidup. Jika kalian berbincang dengan mereka tentang pernikahan, Anda dapat melihat bahwa mereka merindukan jenis keintiman yang hanya dapat ditemukan melalui suatu hubungan yang langgeng, akan tetapi mereka merasa berkecil hati apakah mereka sendiri dapat memilikinya. Pasanganpasangan bisa saja meluangkan waktu beratus-ratus jam dan menghabiskan puluhan ribu dolar untuk merayakan pernikahan mereka, namun tidak mempunyai energi, sumber daya atau pemikiran awal apa pun mengenai perkawinan yang akan mereka jalani. Banyak orang dengan segera mendapati bahwa menikah dan tetap mencintai benar-benar merupakan suatu kerja keras— bahkan terlalu keras. Coba kombinasikan pergumulan yang keras itu dengan mantra kepuasan instan yang berlaku di tengah masyarakat kita, hukum-hukum perceraian di pengadilan yang mengatakan “tak ada salahnya bercerai”, dan suatu warisan budaya tentang kebenaran yang relatif, maka Anda akan mendapatkan suatu resep untuk bercerai. Budaya barat kami tidak menyukai penderitaan, jadi kami merasa tersipu malu jika berhadapan dengan sesuatu yang tidak nyaman atau sulit. Pada saat perkawinan menjadi sulit, banyak orang berpikir bahwa perkawinan tersebut sudah rusak dan kemudian pergi mencari pasangan lain yang dirasa tidak akan sulit untuk diatur. Sayangnya, si masalah biasanya bertahan dengan kita dan karenanya mengikuti kita dari satu hubungan ke hubungan yang lain. Baru-baru ini saya berkata kepada seorang teman bahwa kita bisa mengambinghitamkan pasangan kita pada perceraian kita yang pertama, namun kita perlu bercermin ketika terjadi perceraian berikutnya untuk melihat di mana letak persoalannya. Dan satu fakta yang hampir-hampir tak ingin diakui oleh siapa pun adalah bahwa orang yang membuat kita jatuh cinta berada pada tingkat kematangan emosi yang sama dengan kita. Lihatlah pasangan hidup Anda dan ketahuilah bahwa dia kemungkinan sama matangnya secara emosional dengan Anda, dan kini semua 20


Pembuka

protes Anda bukannya tanpa tandingan. Selain itu, berbagai pengharapan yang dibawa oleh masingmasing orang ke dalam hubungan mereka akan menciptakan suatu perbedaan besar dalam hal bagaimana sebuah pernikahan akan sukses. Berbagai harapan yang tak realistis yang tak dapat dipenuhi oleh salah satu pihak pasangan akan membuat keduanya menderita. Mendiskusikan banyak topik yang relevan misalnya tentang berbagai pengharapan religius, jumlah anak, cara mengasuh anak, kewajiban-kewajiban kekeluargaan terhadap keluarga besar masing-masing, pengharapan seksual, dan peran serta kewajiban masing-masing pihak pasangan (hanya untuk menyebutkan sebagian kecil saja) sebelum memasuki pernikahan merupakan suatu faktor paling penting untuk mencegah munculnya bermacammacam persoalan nantinya. Jadi, jika Allah menetapkan perkawinan sebagai cara seorang pria dan seorang wanita harus hidup bersama sebagai satu daging, maka haruslah ada suatu cara yang didesain-Nya agar itu bisa terlaksana. Panduan-panduan apakah yang disediakan-Nya untuk membantu kita mengerti bagaimana agar kita tidak saling membunuh, bagaimana agar kita tidak membentuk keluarga hanya untuk memporak-porandakannya dan mencabiknya menjadi berkeping-keping di kemudian hari? Hal-hal apakah yang dianggap penting oleh para pasangan yang telah menikah selama bertahuntahun, dan nasehat-nasehat apakah yang mereka berikan untuk menciptakan kelanggengan di dalam suatu perkawinan? Dalam riset yang saya lakukan untuk buku ini, saya mendapati bahwa seringkali pria bertindak berdasarkan objektif (sasaran), sistem yang berorientasikan gol, sementara wanita lebih sering menyatukan seluruh pandangan dunia ke dalam pendekatan tematis terhadap hidup ini. Pengamatan saya ini paling tepat jika disimpulkan sebagai “tujuh status”6 (seven modes) si suami dan “tujuh suasana hati” si istri (seven moods). Pria cenderung bertindak dengan status, yang membuat mereka mengkotak-kotakkan beragam area hidup mereka; sedangkan 6 Status = mode, metode, cara

21


Pembuka

wanita didorong oleh perasaan atau emosi. Pria mampu memisahmisahkan berbagai komponen hidup mereka dan melupakan sebagiannya sementara mereka berkonsentrasi terhadap sebagian yang lain. Satu area hidup jarang bercampur-aduk dengan area-area yang lain. Wanita, sebaliknya, cenderung memandang hidup sebagai suatu “kesatuan” secara umum dengan setiap area hidup mereka saling terkait dan terhubung. Berbagai perbedaan ini saja sudah mencengangkan dan seringkali membingungkan bagi pihak yang bergender lain. Bill dan Pam Farrel menggambarkan bahwa cara berpikir wanita seperti sebaskom spageti, di mana segala sesuatu di dalamnya saling bersentuhan, sedangkan cara berpikir pria seperti kue wafel, di mana setiap elemen hidup mereka terletak di dalam kotak-kotak yang terpisah.4 Helen Fisher, di dalam bukunya The First Sex, mengatakan bahwa wanita cenderung berpikir di dalam terminologi “berbagai faktor yang saling terkait, bukan garis-garis yang lurus”, sementara pria menggunakan “proses nalar yang terkotak-kotak dan bertahap”5 Pada saat seorang suami memahami dan menghargai berbagai suasana hati (moods) istrinya, dan ketika seorang istri mengenali dan menghormati cara (mode) suaminya bertindak, pernikahan menjadi sebuah keajaiban dan bukannya sebuah kerja keras, mempesona dan bukannya membuat frustrasi, menjadi sebuah komitmen untuk menjalin keintiman dan bukannya sebuah kesepakatan untuk “sekadar tinggal bersama”. Orang menginginkan perkawinan yang mudah. Mereka tidak mau jika cinta menjadi sesuatu yang menguras tenaga. Dua orang manusia memulai dengan dua hati mereka yang meleleh menjadi satu secara alami, namun saat itu mereka hidup dalam hormon kebahagiaan yang tinggi. Sesaat hal ini akan mendukung mereka, namun orang tidak dapat hidup hanya dari kebahagiaan yang melintas; akan ada saat “menukik”, atau kandas, dari ketinggian. Ketika hal itu terjadi, dan mereka tidak siap menghadapi kerja keras sehari-hari untuk menghasilkan cinta, kepala mereka akan segera membentur tembok hati masing-masing. 22


Pembuka

Ketika kita rela berupaya untuk memahami pasangan kita dan menolong dia agar memahami kita, maka upaya ini akan melunakkan hati kita dan membuka pintu menuju kepada keintiman. Jika kita tidak melakukan upaya ini secara bersama-sama, biasanya salah satu pihak akan berhenti membentur-benturkan kepalanya melawan tembok hati pihak satunya dan kemudian menyerah. Sementara bertengkar bisa jadi merupakan sebuah bendera merah, akan tetapi suatu hubungan mencapai tahap yang kritis pada saat salah satu pihak berhenti berusaha dan menyerah. Jika Anda mempunyai kuncinya, maka mudahlah untuk keluar masuk. Anda tak perlu mendobrak pintu atau memecahkan jendelanya. Anda bisa langsung melenggang masuk. Namun tanpa kunci pengertian, perkawinan adalah suatu kerja keras. Idealnya, sebuah pernikahan Kristiani dimulai ketika kedua belah pihak bertekad untuk mengasihi Tuhan dan mengasihi satu sama lain. Namun kemudian, setelah perasaan “greng” karena cinta mulai mereda, komunikasi mulai meredup, maka pasutri mulai saling meremehkan satu sama lain, kehilangan empati, kehilangan rasa hormat, serta kehilangan kasih satu terhadap yang lain. Hidup menjadi sulit, dan sebaliknya dari bekerja sebagai satu tim, pasutri mulai saling bertikai dalam upayanya agar kebutuhan pribadi mereka terpenuhi. Mereka berteriak kepada pasangannya dan melontarkan tuduhan-tuduhan kepada pasangannya, lalu berharap agar pasangannya mau memuaskan kebutuhan-kebutuhan mereka. Setiap pihak lalu mulai kehilangan keinginan untuk memenuhi kebutuhan pihak yang lain, dan masing-masing kehilangan pandangan terhadap fakta bahwa cinta itu merupakan suatu tindakan, dan bukannya suatu emosi. Itulah sebabnya tindakan untuk memenuhi kebutuhan pihak yang lain (yaitu tindakan mengasihi) dapat menuntun kepada perasaan yang mengekspresikan emosi cinta. Tanpa tindakan tersebut, sangatlah wajar jika orang terpeleset ke dalam keadaan yang selalu membutuhkan dan yang selalu ingin memuaskan diri sendiri. 23


Pembuka

Harville Hendrix menjelaskan mentalitas ini:

Para pasangan mereka akan melakukan semuanya— memuaskan berbagai kebutuhan masa kecil yang tak terpenuhi, melengkapi bagian-bagian diri yang hilang, merawat mereka dengan cara yang berkesinambungan dan dengan penuh kasih, dan menemani mereka untuk selamanya. Ini adalah harapan-harapan sama yang menjadi bahan bakar dari kegairahan cinta yang romantis, namun kini hanya ada sedikit saja keinginan untuk melakukan hal sama kepada pihak yang lain. Bagaimanapun juga, orang toh tidak menikah untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan pasangan mereka—mereka menikah untuk semakin menumbuhkan pertumbuhan psikologis dan pertumbuhan emosional mereka sendiri. Sekali sebuah hubungan kelihatannya mulai mantap, perubahan psikologis mengusik jauh di dalam otak lama yang mengakitivasi semua kerinduan masa kecil yang tadinya mati suri.6

Akhirnya, suami-suami dan istri-istri membiarkan kebutuhan mereka—sikap kurangnya pengertian, kurangnya empati, dan kurangnya rasa hormat yang mereka miliki terhadap satu sama lain—menjauhkan mereka satu sama lain, dan bukannya menggunakan berbagai perbedaan yang ada untuk melengketkan diri mereka satu sama lain. Jika kurangnya pengertian dan hilangnya rasa hormat terjadi dalam kurun waktu bertahun-tahun, keintiman yang mungkin dapat tercipta melalui berbagai perbedaan yang dimiliki oleh suatu pasangan menjadi suatu jurang yang seringkali terlalu lebar untuk bisa menyatukan mereka kembali menjadi satu daging. Sebuah reaksi berantai atau lingkaran setan merupakan hasilnya yang tak terelakkan: Kurangnya pengertian dan kurangnya rasa hormat membawa rasa sakit, kebingungan, rasa marah, dan frustrasi, yang akhirnya menimbulkan rasa merendahkan, benci, atau keengganan. Bermacam-macam perasaan tersebut kemudian menuntun kepada sikap melarikan diri secara jasmani (seringkali 24


Pembuka

dalam bentuk tindakan dosa) dan/atau perceraian emosi, yang menampakkan adanya perkawinan secara kasat mata namun tanpa adanya keintiman, dan akhirnya berujung dengan perceraian secara hukum, dengan segala dampak yang diakibatkannya kepada generasi-generasi selanjutnya. Siapa saja yang sudah pernah melewati suatu perceraian akan dapat bercerita kepada Anda betapa itu merupakan sebuah pengalaman yang memedihkan dan menciutkan hati. Dan baru belakangan ini saja kita bisa menyadari berbagai dampak yang merusakkan anak-anak yang keluarganya mengalami perpecahan. Mungkin saat ini sudah waktunya untuk mulai memahami bagaimana mengubah semua perkawinan, baik perkawinan yang manis maupun yang sedang bergumul, menjadi suatu komitmen sepanjang hidup yang memuaskan. Generasi-generasi terdahulu pernah melakukan hal ini. Namun mengapa sekarang kita bergumul dengan susah payah? Bagaimana Menggunakan Buku Ini? Buku ini terdiri dari pasal-pasal untuk pria dan pasal-pasal untuk wanita. Buku ini dimaksudkan untuk dibaca bersama-sama oleh pasutri. Bagian “Status Pria” gunanya adalah untuk memberi pencerahan kepada para wanita mengenai suami-suami mereka, dan bagian “Suasana Hati Wanita” tujuannya adalah untuk membantu pria agar dapat memahami berbagai kebutuhan wanita. Saya dan istri saya gemar membaca buku bersama-sama. Setiap sore kami berusaha bisa duduk dan berdoa bersama sebelum membaca satu bagian dari sebuah buku. Biasanya saya akan membaca keras-keras untuk istri saya sementara dia merajut atau melakukan kegiatan yang perlu dilakukan berulang-ulang lainnya. Pada kesempatan lain, dia yang akan membaca keras-keras sementara saya membetulkan sesuatu yang tidak memerlukan konsentrasi yang tinggi. Aktivitas membaca ini telah membuat kami bertumbuh bersama, dan membantu kami meluangkan 25


Pembuka

waktu berkualitas bersama-sama setiap hari. Kegiatan ini juga menciptakan keintiman di antara kami dan memaksa kami untuk melakukan diskusi-diskusi yang bermutu mengenai berbagai topik penting yang kemungkinan belum pernah kami perbincangkan sebelumnya. Namun demikian, kegiatan semacam ini membutuhkan sejumlah upaya dan komitmen yang signifikan dari kedua belah pihak pasutri. Mudah sekali kita membolos barang sehari saja dan kemudian lupa memulainya lagi. Namun saya sudah mengamati bahwa pada saat kita sebagai pasutri secara konsisten berdoa dan membaca bersama, hubungan dan pernikahan kita akan berada pada kinerja puncak. Jadi, buku ini mempunyai dua bagian—satu untuk wanita dan satu untuk pria—masing-masing berisi tujuh pasal. Pasal-pasal tentang suasana hati wanita seharusnya dapat membantu para pria memahami istri-istri mereka dengan lebih baik. Begitu pula, sementara para wanita membaca pasal-pasal mengenai status pria, saya harap mereka akan mengerti suami-suami mereka dengan lebih baik. Oleh karena wanita biasanya lebih memikirkan soal hubungan, saya ingin agar pada awalnya para pria merasa dimengerti dan terinspirasi. Bapak-bapak, jika Anda adalah orang yang seperti saya, saya khawatir jika Anda dipaksa untuk membaca tujuh pasal tentang berbagai kebutuhan wanita terlebih dahulu, Anda kemungkinan akan merasa bosan, frustrasi, atau sekadar ternganga dan ingin berhenti saja, maka saya memulai dengan bagian status pria terlebih dahulu. Membaca pasal-pasal tersebut secara bersama-sama akan membuat kalian berdua berhenti di sana-sini dan mengajukan berbagai pertanyaan yang muncul. Ini adalah sebuah kesempatan yang bagus untuk menentukan apakah Anda beranggapan saya ini penuh dengan omong kosong ataukah saya memang mengemukakan poin-poin baik yang dapat mentransformasi hubungan Anda berdua. Idealnya, baik suami maupun istri dapat mengerti bagaimana gender lawan berfungsi dan bertindak, sehingga tercipta suatu hubungan dan suatu pernikahan yang lebih baik. 26


Pembuka

Berbagai Harapan Sekarang saya sudah hidup lebih lama sebagai seorang dewasa bersama dengan istri saya dibandingkan hidup sebelum saya menikah. Kami telah bersama-sama membesarkan dua orang bayi sampai menjadi dewasa, pernah menderita kegagalan berbisnis, pernah kaya dan juga pernah miskin (tetapi lebih sering miskin), dan sudah saling tolong menolong untuk melewati berbagai kehilangan pribadi yang menyedihkan. Dewasa ini hubungan saya dengan istri saya sedang berubah dengan cepatnya oleh karena keadaan pertumbuhan pelayanan kami dan juga karena munculnya berbagai tantangan. Kami juga baru saja melepas anak-anak kami untuk mandiri. Kami harus seia sekata dan memahami apa yang membuat diri kami masing-masing tetap hidup agar dapat bertumbuh bersama serta mengenali berbagai badai yang harus kami hadapi sehubungan dengan perubahan-perubahan ini. Kami perlu bertumbuh bersama, bukannya malah tercerai-berai, perlu memiliki pernikahan yang sukses di masa-masa yang sedang berubah dan di tengah-tengah berbagai tekanan yang dibawa oleh perubahan-perubahan tersebut. Hidup perkawinan Anda adalah suatu kesatuan yang hidup dan dinamis. Ia membutuhkan perawatan, pemolesan, perubahan, dan penyelarasan yang terus menerus. Hendrix menggambarkan pernikahan itu seperti ini: Pernikahan adalah suatu perjalanan psikologis dan spiritual yang dimulai dengan ekstasi ketertarikan, ditempa melalui dataran penemuan diri sendiri yang berbatu-batu, dan berkulminasi di dalam penciptaan sebuah persatuan yang intim, penuh kegembiraan dan seumur hidup. Entah Anda menyadari atau tidak potensi seutuhnya dari visi ini tidak tergantung dari kemampuan Anda untuk menarik perhatian pasangan yang sempurna, namun tergantung kepada kesediaan Anda untuk mendapatkan pengetahuan tentang bagian-bagian tersembunyi dari diri Anda sendiri.7 27


Pembuka

Perkawinan yang tidak dapat bertahan cukup lama untuk melewati dataran-dataran berbatu, tidak akan pernah mencapai tujuan dari persatuan yang intim, penuh kegembiraan, dan seumur hidup seperti yang dibicarakan oleh Hendrix itu. Hal ini memang memerlukan pengorbanan di pihak Anda. Pasangan Anda memang tidak sempurna, dan sesungguhnya satu-satunya orang yang bisa Anda ubah adalah diri Anda sendiri. Hubungan Anda akan berubah sembari masing-masing dari kalian bertumbuh dan memasuki musim-musim kehidupan yang baru. Bagaimanapun juga, satusatunya hal yang tidak pernah berubah adalah perubahan itu sendiri. Buku ini akan membantu Anda dan pasangan hidup Anda untuk saling memahami dengan lebih baik. Sekadar menyadari bahwa pria dan wanita benar-benar berlawanan sifatnya akan menolong Anda untuk menjalin hubungan dan menerima pasangan hidup Anda. Kemudian pada saat Anda mengerti bagaimana dan mengapa seseorang melakukan sesuatu, pengertian Anda ini akan membuat Anda mengembangkan empati bagi orang itu, yang pada gilirannya akan membantu Anda melihat segala sesuatu dari sudut pandang orang tersebut. Jika hal ini terjadi, kasih dan keintiman akan segera menyusul, dan kedua hal ini akan memberi Anda kemampuan untuk memiliki sebuah pernikahan yang menyenangkan, sehat dan langgeng. Saya mendorong Anda agar membaca buku ini karena mengharap buku ini akan mengubah perkawinan Anda dan akan membantu menarik Anda lebih dekat kepada pasangan hidup Anda. Harapan-harapan dengan mana kita memasuki sesuatu, biasanya akan meningkatkan kemungkinan tercapainya gol-gol yang kita buat. Pernikahan Anda terlalu penting untuk tidak diyakini dengan segenap hati bahwa ia bisa menjadi suatu pengalaman yang penuh kasih sayang, dinamis dan langgeng. Jadi bersiaplah, karena Anda akan segera mengalami proses tumbuh bersama yang mencengangkan dan menjadi pasutri yang langgeng di dalam hubungan yang hebat dan dahsyat yang diciptakan oleh Allah dan yang disebut pernikahan ini. Bertahanlah, 28


Pembuka

karena ini bisa menjadi suatu perjalanan yang bergoncang-goncang namun benar-benar sangat memuaskan.

29



Status-Status Pria Kepuasan cinta di dalam diri seseorang tak dapat dicapai tanpa kapasitas mengasihi tetangganya, tanpa kerendahan hati, keberanian iman dan disiplin sejati. Di dalam suatu budaya di mana kualitas-kualitas semacam ini jarang ditemukan, maka pencapaian kapasitas cinta harus tetap menjadi suatu pencapaian yang langka pula. Erich Fromm, The Art of Loving

P

ara wanita mempunyai kemampuan yang luar biasa untuk mempengaruhi suami mereka. Mirip Allah yang telah memberikan manusia kekuasaan besar untuk mempengaruhi kehidupan orang selama generasi demi generasi melalui berbagai hal yang mereka lakukan atau tidak lakukan di zaman ini, wanita pun dianugerahi kekuasaan yang kelihatannya tidak terlalu kentara namun dengan pengaruh yang setara dan sama efektifnya. Pengaruh ini membuat mereka dapat mendorong dan menginspirasi para pria agar berupaya dan mencapai berbagai hal yang seharusnya tak mungkin mampu mereka lakukan tanpa kehadiran wanita di samping mereka, Di dalam film The African Queen, Rosie (Khatarine Hepburn), seorang misionari lajang separuh baya, menggunakan daya tarik keperempuanannya yang menonjol dan akal bulusnya untuk 29


Status-Status Pria

meyakinkan Charlie (Humphrey Bogart), seorang kapten kapal yang pemabuk dan tak punya ambisi untuk menjawab tantangantantangan yang sebelumnya tak ingin dicobanya dan yang dirasakan tak mampu dilakukannya. Rosie membujuk, bermanuver, dan akhirnya berhasil meyakinkan Charlie bahwa ia mampu melakukan hal-hal yang hanya bisa dilakukan oleh beberapa orang saja. Charlie terpaksa mencoba dan kemudian akhirnya berhasil menaklukkan berbagai tantangan seperti melayari sebuah sungai di hutan liar; meluruskan as yang bengkok dengan cara membangun sebuah tempat peleburan primitif; membuat sebuah penyeimbang dan mengelasnya ke baling-baling perahu yang pecah; dan akhirnya mendesain serta memproduksi torpedo-torpedo dari bahanbahan rongsokan demi mengubah perahu mereka menjadi bom mengapung dengan tujuan meledakkan sebuah perahu patroli Jerman. Di dalam buku saya The Man Whisperer, saya membahas kekuatan seperti ini di mana wanita harus mendorong pihak pria agar mendapati kehebatannya, atau sebaliknya wanita bisa benarbenar menghancurkan pria, kadang-kadang hanya dengan beberapa patah kata saja atau hanya dengan sekadar sebuah tatapan mata saja. Wanita memiliki kekuatan dahsyat ini melalui sebuah alasan yang sangat sederhana. Sebagian besar pria menunjukkan kulit luar yang keras kepada dunia untuk melindungi ego mereka yang rentan. Ego ini sangatlah rentan karena kebanyakan pria secara diam-diam merasa tidak mampu menanganinya. Jarang sekali pria menanggalkan tameng ini dan mereka tidak mengizinkan siapa pun memasuki daerah pertahanan mereka. Satu-satunya orang di dunia ini, kepada siapa seorang pria bersedia menanggalkan pertahanan ini, adalah kepada istrinya, yang mana hal ini pun hanya kadang-kadang saja terjadi. Karena istri tahu siapa orang ini yang “sesungguhnya” (bukan seperti wajah yang ditunjukkan si pria kepada dunia), maka hal ini memberi kekuatan besar kepada wanita untuk mendorong atau sebaliknya menghancurkan pria dengan kata-kata atau dengan tindakannya. Inilah salah satu alasan rasa hormat dari istri itu sedemikian 30


Status-Status Pria

pentingnya bagi seorang pria. Jika istrinya—yang mengenal dia lebih baik dari siapa pun, yang sudah pernah mengintip di setiap sudut rahasia hatinya—tidak menghormatinya, bagaimana orang lain bisa menghormatinya? Bagaimana pula si pria bisa menghormati dirinya sendiri? Wanita yang memahami kekuatan tersebut dan menyadari bahwa seorang pria bertindak dengan cara yang sangat berbeda dengan seorang wanita di sepanjang hidupnya bahwa hidup pria itu diatur oleh berbagai status (modes), dan bukannya oleh berbagai suasana hati (moods)—menggenggam sebuah karunia yang luar biasa di tangannya. Dia dapat mendayagunakan karunia yang diberikan Allah ini untuk merawat sebuah hubungan yang intim dengan pasangannya sembari dia menggunakan berbagai kekuatannya untuk menyokong dan menutupi berbagai kelemahan pasangannya tersebut sebagai satu bagian dari sebuah tim yang kuat. Ketika hal yang seperti ini terjadi, sebuah hubungan yang sehat, penuh kasih dan berjangka panjang dapat berkembang. Status-status berikut ini adalah beberapa yang paling sering dialami oleh pria di sepanjang hidup mereka. Status-status ini adalah kotak-kotak di dalam kehidupan pria yang berisi bermacammacam kebutuhan penting yang harus terpenuhi agar mereka dapat menjalani hidup yang produktif dan mengalami suatu hubungan yang sehat. Tidak seperti wanita, kebutuhan-kebutuhan pria itu sebenarnya sederhana saja dan terang-terangan. Carilah jalan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan ini, maka sebagian besar pria akan berbahagia dan merasa puas. Bukan itu saja, mereka juga akan jauh lebih mampu dan lebih rela berjungkirbalik untuk memenuhi berbagai kebutuhan pihak wanita.

31



Status-Status Pria

Berahi Cinta

Jangan Pernah Menyerah

#

1

Regina sedang membasuh wajahnya di kamar mandi utama ketika Ramone masuk dan melepas pakaiannya, bersiap tidur. Ramone memperhatikan pakaian Regina, kaos oblong dari salah satu tim sepak bolanya Diego dan celana piyama yang butut, dan Ramone bisa menangkap pesannya: tak ada seks malam hari ini. Akan tetapi Ramone adalah seorang lelaki, sama rabunnya dan sama berpengharapnya seperti lelaki lain. Dia tidak akan membiarkan baju belel yang usang seperti itu menghentikan niatnya sama sekali. Dia tetap akan mencobanya. George Pelecanos, The Night Garderner

S

aya suka anjing. Anjing adalah binatang yang optimis, selalu berharap ada sepotong tulang berdaging atau ada orang yang mengelus-elus perutnya di suatu tempat di dekatnya. Sangat mirip dengan binatang kesayangannya, para suami juga selalu optimis, berharap—kadang-kadang melawan segala rintangan—bahwa serangan seks yang menyenangkan akan menunggu tak jauh darinya. 33


Status-Status Pria

Mengapa pria menaruh perhatian yang sedemikian signifikannya terhadap suatu kegiatan yang oleh banyak wanita dipandang sebagai sebuah aktifitas untuk bersenang-senang (jika waktunya tepat) atau sebuah tugas yang tidak menyenangkan (jika waktunya tidak tepat)? Oleh karena seks bisa jadi merupakan kebutuhan terpenting di dalam hidup seorang pria, kita akan mulai dengan topik ini. Kebanyakan wanita tidak benar-benar memahami kebutuhan ini, maka marilah kita mempelajari apa yang dipikirkan oleh pria dan mengapa seks sedemikian pentingnya bagi kehidupan seorang pria. Bagaimana Pria Menilai Seks Dari sudut pandang seksual, pria cenderung memandang wanita sebagai obyek. Kedengarannya memang mengerikan, dan ini adalah sesuatu yang digunakan oleh para kaum feminis radikal selama bertahun-tahun untuk menyerang pria. Namun pria mempunyai kemampuan untuk mengkotak-kotakkan berbagai area di dalam kehidupan mereka, khususnya di dalam arena seks. Kemampuan dalam mengkotak-kotakkan itulah yang menyebabkan seorang pria dapat melakukan hubungan seks bahkan pada waktu dia sedang bertikai dengan istrinya. Kenyataannya, banyak pria merasa seks sebenarnya dapat menyelesaikan problem-problem kehidupan lainnya. Inilah juga salah satu alasan yang membuat pria-pria yang baik sekalipun dan yang tahu bahwa gadis-gadis dalam jaringan pornografi adalah korban, tetap saja bisa ikut-ikutan menonton. Kita mendengar para pria yang menjadi sokoguru1 dalam suatu komunitas dan yang seharusnya bisa memahami segala permasalahan dengan lebih baik ternyata tertangkap basah bersenang-senang dengan wanita yang bukan istri mereka atau bahkan dengan pekerja seks di bawah umur. Mengapa pria-pria ini menempatkan keluarga, karir, dan 1 Sokoguru : tiang penyangga

34


Berahi cinta

bahkan hidup mereka dalam resiko berbahaya dengan terlibat dalam perkara seksual murahan seperti ini? Jawabannya adalah karena mereka mampu memisahkan kegiatan-kegiatan seksual itu dari berbagai area lain dari hidup mereka sehingga lebih mudah bagi mereka untuk membuat pembenaran di dalam benak mereka. Dan sejauh apa pun kaum pria merasa dirinya paling benar dan seangkuh apa pun mereka jika berbicara tentang topik ini, tak ada seorang pria pun yang kebal terhadap jebakan ini. Perkara yang satu ini adalah perkara yang harus secara terus menerus, bahkan secara obsesif, diwaspadai oleh pria. Jika waktu dan keadaannya tepat, setiap pria adalah mangsa empuk yang bisa jatuh ke dalam dosa seksual. Setiap pria bergumul dengan nafsu, namun hal ini tak ada hubungannya dengan istrinya. Hal ini adalah masalah di mana pria bergumul dengan dirinya sendiri. Ini merupakan peperangan di antara bagian-bagian kecil di dalam jiwanya. Ini tak terkait dengan apa pun yang dilakukan atau tidak dilakukan oleh istrinya, tak terkait penampilan si istri, seberapa bobotnya, atau seberapa hebatnya dia dalam memuaskan suami secara seksual. Pahamilah bahwa semua pria bergumul dengan nafsu pada suatu tingkatan tertentu. Bahkan pria-pria yang menikahi para model Victoria Secret2 bernafsu juga terhadap wanita-wanita lain. Pria belajar mengendalikan impulsnya terhadap seks antara lain karena sejumlah rasa hormat yang dijunjungnya terhadap wanita, namun impuls ini masih membayang-bayangi di bagian belakang kesadarannya. Adalah hal yang tidak realistis jika kita berpikir bahwa pria tidak akan bergumul dengan wacana ini, betapapun dia mencintai istrinya. Tampaknya wanita sering goncang ketika mengetahui ada pria baik yang jatuh di arena ini, namun para pria memahami bahwa mereka itu makhluk yang lemah dan serangan gencar dari gambaran grafis seksual yang mendera mereka setiap hari mempunyai kemampuan untuk melemahkan mereka. Pendekatan masyarakat yang santai terhadap moralitas seksual telah menciptakan 2 Victoria’s Secret: merek ternama di Amerika Serikat untuk pakaian dalam wanita dan perlengkapan wanita lainnya yang berdesain superseksi.t

35


Status-Status Pria

lubang tambahan yang besar di dalam kemampuan pria maupun wanita untuk tetap setia terhadap sumpah perkawinan mereka. Diperkirakan 60 persen pria dan 40 persen wanita terlibat dalam hubungan di luar perkawinan.1 Dan kira-kira di dalam 41 persen perkawinan, salah satu pihak tidak setia.2 Sebagian besar orang dewasa dari generasi yang lebih muda dari saya tidak tahu bahwa budaya kita ini telah berubah secara dramatis di dalam kurun waktu 30 tahun terakhir. Macam-macam perilaku yang baru beberapa tahun lalu tak terpikirkan kini sudah menjadi hal yang biasa. Akses mudah untuk masuk ke pornografi di internet dan seksualisasi3 masyarakat kita telah menggiring banyak pria dan wanita ke dalam beragam situasi yang sebelumnya tidak pernah mereka harapkan dan mendorong banyak orang lain lagi untuk mengendurkan kompas moral mereka. Erosi nilai-nilai pribadi yang pelan tapi pasti telah membuka pintu ke arah tebing licin korosi budaya. Pria juga cenderung menjadi kurang tertarik secara seksual terhadap istrinya setelah mereka mempunyai anak atau setelah melihat istrinya melahirkan, karena mereka kini lebih meman-dang si istri dari sisi keibuannya daripada sisi seksualitasnya. Dan setelah bertahun-tahun menikah, seks bisa menjadi rutin dan mekanikal; menyebabkan pria mencari-cari gejolak adrenalin dan gairah yang dulu muncul selama fase “kejar dan taklukkan” di dalam suatu hubungan. Diterimanya cara berpakaian yang provokatif dan bukabukaan, maraknya pornografi yang siap diakses, dan bangkitnya para wanita yang bersemangat untuk bertemu pria di bawah jubah tak bernama (anonim) di dunia internet hanya memperburuk pergumulan pria saja agar tetap murni secara seksual. Meningginya tingkat hormon testoteron dan dampaknya terhadap tubuh dan kejiwaan pria menciptakan dorongan seks yang lebih kuat di dalam diri pria ketimbang di dalam diri wanita. Allah menciptakan pria seperti ini dengan tujuan mengekalkan spesies manusia. Jika saja Anda tahu betapa sulitnya bagi seorang pria untuk mengalihkan pandangannya ketika dia berjalan melewati seorang 3 Seksualisasi: upaya mensosialisasikan seks menjadi hal yang umum.

36


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.