Dimensi Keempat

Page 1

imensi DR. YONGGI CHO

ke mpat Kunci Menerapkan Iman Anda untuk Mencapai Hidup yang Sukses






Originally Published in South Korea under the title :

The Fourth Dimension

Copyright Š 1979 by Yonggi Cho Hak terjemahan Bahasa Indonesia ada pada: EFATA PUBLISHER Jl. Mawar A3-No.9 Komplek Perumahan Pasadena Bandung Diterbitkan bekerja sama dengan : PT. VISI ANUGERAH INDONESIA Jl. Karasak Lama 2 – Bandung 40235 Email : visipress@visi-bookstore.com ISBN 978-602-1315-02-6 Cetakan pertama, Februari 2014 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa seizin Penerbit.


Daftar Isi

Prakata oleh Robert H. Schuller ........................................... 6 Kata Pengantar .................................................................... 8 Pendahuluan ...................................................................... 12

Pandanglah Allah, Dia yang Memenuhi Anda 1. Hukum Iman .................................................................. 22 2. Dunia Dimensi Keempat Roh ......................................... 51 3. Kuasa Kreatif Perkataan Firman ...................................... 84 4. Perkataan Firman Allah ................................................ 106

Bukalah Lebar-lebar Mulut Anda dengan Visi yang Besar 5. Cara Berpikir Andreas .................................................. 136 6. Benih Iman .................................................................. .173 7. Alamat Allah .................................................................187 8. Peristirahatan Allah ....................................................... 223


Prakata

S

uatu kehormatan besar bagi saya, menulis prakata di dalam buku yang menakjubkan ini, yang ditulis oleh saudaraku di dalam Kristus, Pendeta Yonggi Cho. Secara

pribadi saya telah menerima kekuatan rohani dan pengetahuan dari Allah melalui pendeta yang luar biasa ini.

Saya sedang melayani di gereja Pendeta Yonggi Cho yang

sangat besar di Seoul, Korea, ketika saya menerima panggilan telepon bahwa putri saya mengalami luka serius dalam kecelakaan lalu lintas yang mengerikan di Iowa. Segera saya bersama istri pulang ke Amerika. Yonggi Cho mengantar kami ke pesawat dan kami tergesa-gesa meninggalkan sahabat kami yang terkasih, ia sangat mendukung dan menghibur kami dengan sungguh-sungguh. Dan saat saya tiba beberapa jam kemudian, melewati malam gelap putri saya, yang kaki kirinya telah diamputasi dan hidupnya telah diangkat dari kematian, dalam situasi buruk itu, saya membaca halaman demi halaman naskah buku yang belum dipublikasikan ini dan sekarang, dengan antusias, saya menyampaikan sepatah dua kata.

8 dimensi ke empat


Saya membayangkan putri saya sedang disembuhkan oleh

Yesus dan saya menyadari besarnya kuasa doa. Kalimat demi kalimat naskah buku ini dibaca dan ditandai oleh pendeta yang kelelahan dalam perjalanan dan ayah yang sedang menderita. Saya hanya dapat berharap dan berdoa agar banyak orang Kristen dan orang yang belum percaya, membaca buku ini dan menyadari kebenaran rohani yang luar biasa.

Jangan berusaha memahaminya. Mulailah dengan menik-

matinya. Saya telah mencobanya. Inilah kebenaran yang pasti akan terjadi di dalam hidup Anda. Terima kasih, Yonggi Cho karena telah memperkenankan Roh Kudus memberikan pesan ini kepada kami dan kepada dunia. Allah mengasihimu dan begitu pun saya. Pendeta Robert H. Schuller

9 prakata


Kata Pengantar

B

uku ini ditulis pada tahun 1979, tujuh belas tahun yang lalu. Waktu itu saya memiliki 50.000 anggota jemaat tetap dan sekarang Allah telah memberikan kami

700.000 anggota jemaat.

Ketika saya membaca edisi pertama saya, sungguh luar bi-

asa saya tidak harus mengubah banyak isi buku yang radikal ini.

Tentu saja saya menemukan kata-kata yang kurang tepat

dalam penulisan buku ini. Sejak bahasa Inggris menjadi bahasa kedua saya, terkadang saya memiliki kesulitan besar untuk menulis dengan tepat dan itu menjadi lebih buruk di tahun 1979.

Kerinduan terdalam saya adalah melihat sebanyak mung-

kin orang yang tertolong dan terdorong di dalam perjalanan rohani mereka, yakni di dalam perjalanan iman yang luar biasa bersama Tuhan Yesus Kristus.

Hukum iman yang ditulis di dalam buku ini dapat dite-

mukan di dalam Alkitab. Saya menjelaskan hal ini terjadi atas kedaulatan dan seizin Allah. Itulah sebabnya kita perlu per-

10 dimensi ke empat


caya dan taat kepada Allah. Dengan percaya dan taat, maka sesuatu yang baik akan terjadi di dalam kehendak Allah. Saya berharap Allah memenuhi pembaca buku ini dengan kasih dan anugerah Allah.

Agustus, 1996 Gereja Yoido Full Gospel Pendeta Yonggi Cho

11 kata pengantar



Pendahuluan


Pendahuluan

Kehidupan yang Sempurna dan Bebas

P

erang Korea telah menghancurkan dan mengacaukan seluruh negara. Keluarga saya juga berada di dalam kekacauan dan konflik untuk berjuang hidup. Ketika

SMA, setelah pulang sekolah saya harus mengerjakan beberapa pekerjaan untuk membiayai sekolah saya, demikian pula semua anggota keluarga saya.

Semasa duduk di bangku kelas 2 SMA, setiap sore saya

bekerja sebagai guru privat. Tiba-tiba saya merasakan sesuatu keluar dari dalam dada saya. Mulut saya terasa penuh dan saya pikir saya tercekik.

Ketika saya membuka mulut, darah mulai mengucur.

Saya berusaha menghentikan pendarahan, tetapi darah terus mengalir dari hidung dan mulut. Perut dan dada saya serasa dipenuhi dengan darah, saya menjadi lemah dan kemudian pingsan.

Saat saya kembali sadar, segala sesuatu tampak berubah.

Dengan gemetar, saya akhirnya pulang ke rumah.

14 dimensi ke empat


Ketika itu saya berusia tujuh belas tahun dan seakan saya

mati sebelum memulai mimpi saya.

Pulanglah, Anak Muda

Kejadian itu sungguh menakutkan, orangtua saya kemu-

dian menjual sebagian harta milik mereka untuk membawa saya ke rumah sakit terkenal untuk pengobatan. Lalu dokter memeriksa saya dengan saksama. Hasil diagnosa mereka: tuberculosis yang tidak dapat disembuhkan.

Ketika saya mendengar diagnosa mereka, saya sadar

bagaimana besarnya keinginan saya untuk hidup. Keinginan saya akan masa depan berakhir bahkan sebelum saya mempunyai kesempatan untuk memulai kehidupan sepenuhnya. Saya tidak boleh mati, saya sungguh-sungguh ingin hidup.

Dengan putus asa, saya berpaling kepada dokter yang

menjelaskan diagnosa suram itu. “Dokter,” saya memohon. “Tidak adakah sesuatu yang bisa engkau lakukan untukku?”

Jawabnya dengan tegas. “Tidak. Jenis tuberculosis ini sa-

ngat luar biasa. Penyakit ini menyebar ke segala arah dan tidak ada yang dapat menahannya.”

“Kamu mempunyai tiga, dan paling banyak empat bulan

untuk hidup. Pulanglah, anak muda. Makanlah apa yang kamu inginkan. Katakan selamat tinggal kepada teman-temanmu.”

Dengan patah semangat, saya meninggalkan rumah sakit.

Saya melewati ratusan pengungsi di jalanan, dan merasakan hal yang sama. Merasa sendirian, saya salah satu orang yang

15 pendahuluan


tidak punya pengharapan.

Saya kembali ke rumah dalam kondisi bingung. Siap un-

tuk mati, saya memasang sebuah kalender tiga bulanan di dinding. Saya besar di tengah keluarga yang menganut Buddha. Saya ingin lepas dari ketakutan akan kematian. Saya merasa seperti orang yang sedang tenggelam, yang berusaha memegang seutas benang untuk bertahan hidup. Saya berdoa setiap hari agar Buddha menolong saya, tetapi pengharapan itu tidak muncul dan saya terus-menerus bertambah buruk.

Rasanya waktu saya untuk hidup sangat singkat. Saya

melepaskan iman saya kepada Buddha kemudian saya mulai menangis kepada Allah yang tidak dikenal dengan sedikit harapan hidup. Sedikit pun saya tidak tahu bagaimana Allah yang hidup akan meresponi jeritan doa dan mengubah kehidupan saya. Bahkan dalam mimpi pun saya tidak berpikir tentang itu.

Sentuhan Air Mata

Beberapa hari kemudian, seorang gadis SMA mengun-

jungi saya dan mulai membicarakan tentang Yesus Kristus. Ia berbelas kasihan kepada saya yang sedang di ambang kematian. Ia menceritakan tentang kisah kelahiran Kristus dari seorang perawan, kematian-Nya di kayu salib, kebangkitanNya serta keselamatan melalui kasih karunia. Cerita ini kelihatan tidak masuk akal bagi saya. Saya tidak bisa menerima cerita ini, tidak banyak menaruh perhatian dengan menolak

16 dimensi ke empat


wanita muda ini. Karena merasa tidak enak, ia kemudian pergi dan saya merasa senang dan lega.

Tetapi hari berikutnya ia kembali. Ia datang lagi dan lagi,

setiap kali mengganggu saya dengan cerita tentang Yesus, manusia—Allah yang benar. Setelah beberapa minggu dikunjungi, saya merasa sangat lelah dan penyakit saya semakin parah. Saya menjadi sangat gelisah dan dengan kasar memarahinya.

Ia tidak merasa malu, dan tidak membalas dengan kema-

rahan. Ia berlutut dan mulai berdoa untuk saya. Air matanya bercucuran membasahi pipi, mencerminkan kesedihannya akan keteraturan dan kemurnian saya dalam memegang filosofi dan ritual Buddha.

Ketika saya melihat air matanya, hati saya sangat tersen-

tuh. Saya merasa kasih Allah menyentuh hati saya sangat dalam dan saya dapat merasakan kasih Allah melalui air matanya. Kemudian hati saya mulai terbuka karena saya merasakan kehadiran Allah.

“Gadis muda,” saya memohon, “Tolong jangan menangis.

Saya minta maaf. Sekarang saya tahu tentang kasih Yesus. Sebelum saya mati, jika kau setuju saya akan menjadi seorang Kristen untukmu.”

Ia merespon dengan segera. Mukanya menjadi terang ber-

cahaya dan ia memuji Allah. Ia memegang tangan kurus saya dan memberikan Alkitabnya, serta berkata, “Baca Alkitab ini, jika kau membacanya, kau akan menemukan Allah dan Firman yang kekal.”

17 pendahuluan


Itu adalah pertama kalinya dalam hidup saya, saya meme-

gang Alkitab. Sambil terus-menerus berjuang keras menghirup udara ke dalam paru-paru saya, saya membuka kitab Kejadian.

Tetapi ia membuka kitab Matius dengan tersenyum:

“Tuan, kau sedang begitu sakit sehingga jika memulainya dari Kejadian, saya pikir kau tidak akan bertahan cukup lama untuk menyelesaikannya sampai dengan Wahyu. Lebih baik kau memulainya dari kitab Matius, kau akan punya cukup waktu.”

Berharap menemukan lebih dalam pengajaran moral dan

religi filosofi, saya terkejut dengan apa yang saya baca. “Abraham memperanakkan Ishak, Ishak memperanakkan Yakub, Yakub memperanakkan Yehuda dan saudara-saudaranya.”

Saya merasa bodoh. Saya menutup Alkitab dan menga-

takan, “Gadis muda, saya tidak mau membaca Alkitab ini. Ini hanya cerita seorang manusia memperanakkan yang lain. Saya lebih memilih membaca buku daftar telepon.”

“Tuan,” ia membalas. “Kau tidak mengenal nama ini seka-

rang. Tetapi setelah kau membacanya, nama ini akan sangat berarti bagimu.” Merasa terdorong, saya mulai membaca Alkitab lagi.

Tuhan yang Hidup

Saat membacanya, saya menemukan sebuah kebenaran

yang ajaib. Alkitab tidak menekankan teori filsafat, ilmu kedokteran atau ritual keagamaan. Tetapi saya menemukan tema

18 dimensi ke empat


yang menarik: Alkitab secara konstan membicarakan tentang Yesus Kristus, Anak Allah.

Kematian saya yang sudah dekat tidak memerlukan ke-

agamaan, filsafat bahkan belas kasihan manusia. Saya memerlukan firman keselamatan. Saya juga memerlukan seseorang yang dapat meringankan penderitaan dan keputusasaan saya, seseorang yang dapat memberikan kemenangan kepada saya.

Selama membaca Alkitab, saya menemukan Orang itu

yaitu Tuhan Yesus Kristus.

Pribadi Yesus Kristus tidak membawa agama, kode etik

atau serangkaian ritual. Secara praktis, Yesus menebus dosa umat-Nya melalui kematian-Nya di kayu salib untuk memikul dosa manusia. Yesus adalah jalan, kebenaran dan hidup untuk mendamaikan orang yang percaya kepada Allah. Ia membenci dosa tetapi mengasihi orang yang berdosa dan menerima semua orang yang datang kepada-Nya.

Yesus Kristus menyembuhkan orang sakit. Semua yang

sakit dan lemah datang kepada-Nya dan Dia menyentuh serta menyembuhkannya. Yesus sanggup menyembuhkan segala penyakit. Hal ini menimbulkan keberanian dan menguatkan hati saya. Saya memiliki pengharapan penuh sebab Dia menyembuhkan saya dalam kepercayaan saya kepada-Nya.

Yesus Kristus juga memberikan damai sejahtera di dalam

setiap penderitaan. Dia berkata, “Percayalah kepada Allah. Jangan gelisah. Tidak ada alasan untuk takut. Yesus Kristus tidak ingin kita takut dan hidup tanpa iman. Yesus Kristus memberikan kepercayaan, iman dan damai sejahtera kepada mere-

19 pendahuluan


ka yang memerlukan pertolongan-Nya. Firman yang berkuasa ini sangat menggetarkan hati saya.�

Yesus Kristus bangkit dari kematian. Saya tidak menemu-

kan peristiwa di dalam Alkitab di mana Kristus memberikan pelayanan di acara pemakaman. Dia hidup dan mengubah kematian menjadi kebangkitan. Yesus adalah kebangkitan dan hidup kekal.

Yang paling hebat dalam benak saya adalah belas kasih-

an Kristus kepada orang yang dirasuki setan dan bagaimana Dia mengusirnya dari orang itu. Selama perang Korea, banyak orang kehilangan keluarga dan pekerjaan mereka. Penderitaan akibat trauma ketakutan menjadi cara bagi iblis untuk merasuki mereka. Mereka kehilangan segala sesuatu yang mereka miliki dan mengembara tanpa tujuan, berjalan ke setiap tempat dalam keadaan depresi.

Situasi ini sering kita temukan dalam peperangan. Yesus

Kristus mampu mengatasi tantangan iblis. Dia mengusir setan dan memulihkan orang yang kerasukan agar hidup normal kembali. Segala sesuatu tunduk kepada otoritas dan kuasa Yesus Kristus. Yesus mengasihi dengan kuasa penuh, menyentuh kehidupan orang yang sakit dan menyembuhkannya serta menyediakan keperluan bagi semua orang yang datang kepadaNya.

Saya berlutut dan meyakini bahwa Yesus Kristus hidup dari

kematian dan bergerak dengan kekuatan Roh Kudus. Saya sungguh-sungguh meminta Yesus Kristus untuk memenuhi hati saya, menyelamatkan, menyembuhkan dan melepaskan saya

20 dimensi ke empat


dari kematian. Saya melihat ke masa lalu, bertobat dari dosadosa karena tidak mengenal Allah dan menangis memohon pengampunan, lalu Allah meresponi doa saya

Seketika itu, sukacita keselamatan dan damai sejahtera

pengampunan Kristus memenuhi saya. Saya adalah orang yang berdosa tetapi segala dosa saya telah diampuni melalui darah Yesus Kristus. Saya tahu bahwa saya telah diselamatkan oleh anugerah Allah. Saya juga dipenuhi Roh Kudus dan berdiri serta bersorak, “Oh, Allah, terima kasih, Kemuliaan bagi Tuhan.�

Mulai hari itu, saya lebih sungguh-sungguh membaca

Alkitab seperti seorang kelaparan makan roti. Selama saya membaca Alkitab, Allah menolong membangun iman saya di atas fondasi Firman Tuhan. Walaupun dihantui praduga dan ketakutan masa lalu, tetapi saya memegang Firman Tuhan dan percaya, saya akan hidup. Walaupun dokter mengatakan hidup saya tinggal tiga bulan lagi tetapi saya akhirnya dapat keluar dari ranjang kematian oleh mukjizat Tuhan.

Kemudian, saya mulai menyampaikan Firman Tuhan Ye-

sus Kristus dari pengalaman saya. Gadis muda yang saya tidak ketahui namanya mengajarkan tentang Yesus Kristus, Juruselamat yang paling berharga.

Sampai hari ini, Allah menolong saya memahami bebe-

rapa prinsip penting iman melalui Roh Kudus. Prinsip-prinsip yang saya bagikan kepada Anda di dalam bab-bab berikutnya, dapat mengantar Anda memasuki dimensi yang lebih tinggi dari iman dan hidup lebih berbuah lagi bersama Yesus Kristus.

21 pendahuluan


Hari demi hari kita harus melakukan pekerjaan iman yang

lebih dalam. Matius 11:28 berkata, “Marilah kepadaku semua yang letih lesu dan berbeban berat. Aku akan memberikan kelegaan kepadamu.�

Kristus ingin memikul beban Anda. Dia mengampuni dan

menyembuhkan Anda. Kristus ingin memberikan Anda hidup yang kekal dan berperan di dalam kehidupan sehari-hari Anda. Pencuri datang hanya untuk mencuri, membunuh dan membinasakan, tapi Yesus Kristus datang, supaya Anda mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan (Yoh. 10:10). Jika kita memercayai hal ini, maka Kristus akan memberikan iman dan keberanian serta kedamaian. Alkitab berkata, “Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya (Ibr. 13:8).�

Hari ini akan terjadi mukjizat pembebasan tahanan, sebab

Tuhan Yesus bersama dengan kita. Jika orang-orang ada di dalam Yesus, mereka tidak akan terikat oleh hukum dosa dan maut. Mereka akan hidup dalam kemerdekaan oleh hukum Roh Kudus.

Melalui kehadiran Roh Kudus, sekarang kita adalah orang

yang merdeka di dalam Yesus. Yesus ada bersama kita. Kerinduan-Nya adalah menyembuhkan dan melepaskan Anda dari kematian. Dia adalah Juruselamat bagi Anda. Ia adalah Allah yang hidup. Karena itu kita tidak perlu lagi takut dan gelisah. Tanamkan iman Anda di dalam Yesus Kristus dan harapkan mukjizat yang ajaib terjadi kepada Anda sesuai dengan kehendak Allah.

22 dimensi ke empat


Dunia Dimensi Keempat Roh Kuasa Kreatif Perkataan Firman

Hukum Iman

Pandanglah Allah, dia akan memenuhi Anda

Perkataan Firman Allah


1 Hukum Iman

A

llah itu berdaulat dan Mahakuasa. Terkadang, ketika Allah mendemonstrasikan kuasa-Nya yang besar, Dia ingin Anda menggunakan iman yang diberikan oleh

Allah melalui Anda.

Alkitab berkata, “Hendaklah kamu berpikir begitu rupa

sehingga kamu menguasai diri menurut ukuran iman yang dikaruniakan Allah kepada kamu masing-masing.� (Rom. 12:3). Jadi kita memiliki iman, apakah kita merasakannya atau tidak? Dan ketika kita melakukan sesuatu dengan iman untuk mencapai suatu tujuan baik, maka kita telah memulainya dengan iman yang kita miliki.

Anda memiliki dua tangan. Ketika Anda perlu menggu-

nakan keduanya, Anda hanya perlu merentangkan kedua tangan Anda dan menggerakkannya. Anda tidak perlu merasakan terlebih dahulu tergantung di bahu untuk mengetahui bahwa Anda memilikinya.

Hal yang sama berlaku pada iman. Iman tidak terlihat

oleh mata tetapi Allah telah memberikan iman kepada masing-masing orang. Ketika kita bersandar kepada Allah dengan

24 dimensi ke empat


iman, iman akan bekerja dengan suatu cara tertentu. Alkitab berkata dalam Ibrani 11:1, “Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan.” Supaya iman kita dapat digunakan dengan sempurna dan efektif, iman kita terlebih dahulu harus melewati beberapa proses. Anda mungkin sekarang bertanya, “Apa yang diperlukan untuk membuat iman saya dapat digunakan?” Ada empat langkah proses untuk membangun iman kita.

Prinsip Membayangkan Sesuatu dengan Jelas di Dalam Hati

Pertama, untuk menggunakan iman, Anda terlebih dahulu

harus bisa mengimajinasikan sesuatu dengan jelas di dalam hati Anda. Iman adalah dasar dari “hal-hal (hal-hal yang jelas) yang diharapkan.” Karena itu kita harus memiliki sasaran yang jelas dan jika kita berdoa tanpa memiliki sasaran, maka doa kita tidak akan sampai kepada Allah karena keinginan kita tidak jelas. Kita harus mempunyai defenisi iman yang jelas ketika berdoa, agar iman kita bekerja dalam kita. Saya belajar hal ini dari banyak peristiwa khusus.

Saya telah terlibat dalam pelayanan selama lebih dari be-

berapa bulan dan saya sangat miskin. Saya belum menikah waktu itu dan saya tinggal di sebuah kamar sewa yang kecil. Saya tidak memiliki sebuah meja, tidak ada kursi dan tempat tidur. Saya makan di lantai, tidur di lantai serta belajar di lantai, tetapi jiwa saya dipenuhi dengan kemenangan dan berja-

25 1# hukum iman


lan beberapa mil setiap hari agar dapat memenangkan jiwa.

Tetapi suatu hari saat membaca Alkitab, saya sangat terke-

san oleh janji Allah. Alkitab berkata dalam Yohanes 14:14 bahwa jika saya memiliki iman di dalam Yesus, berdoa di dalam nama-Nya, saya akan menerima apapun yang saya minta. Alkitab juga mengatakan dengan jelas dalam Yohanes 1:12 bahwa saya anak Allah, Raja segala raja dan Tuhan segala tuhan!

Saya berpikir jika saya percaya kepada janji Allah yang di-

tulis di dalam Alkitab, maka saya bisa meminta keperluan saya kepada Tuhan. Karena itu saya mulai berdoa dan berlutut serta berkata, “Bapa, mengapa anak Raja segala raja, dan Tuhan segala tuhan tinggal tanpa meja, kursi dan tempat tidur dan juga harus berjalan bermil-mil setiap hari? Paling tidak saya seharusnya memiliki sebuah meja sederhana dan sebuah kursi untuk duduk serta sebuah sepeda untuk dinaiki saat kunjungan.” Saya mohon kirimkan saya sebuah meja, sebuah kursi dan sebuah sepeda.” Saya percaya dan memuji Allah atas halhal yang saya telah minta.

Sejak saat itu, saya menunggu kiriman dari masing-masing

permohonan yang telah saya doakan. Sebulan berlalu tanpa ada jawaban. Kemudian dua bulan, tiga, empat, lima, enam dan saya tetap menunggu. Tidak ada yang terjadi. Kemudian suatu hari saat hujan, saya sangat berputus asa. Tidak ada makanan malam itu, saya sangat lapar, lelah dan mulai mengeluh, “Tuhan, aku meminta supaya Engkau memberikanku sebuah meja, sebuah kursi dan sebuah sepeda beberapa bulan yang lalu, tetapi aku tidak menerima satu pun. Engkau tahu

26 dimensi ke empat


bahwa aku menyampaikan Injil kepada orang-orang miskin di area perkampungan ini. Bagaimana bisa aku meminta mereka untuk menggunakan iman saat aku bahkan tidak dapat mempraktikkannya di dalam diriku? Bagaimana aku meminta mereka, menaruh iman mereka di dalam Tuhan serta sungguhsungguh hidup dalam Firman dan bukan oleh roti saja?”

“Bapa, aku sangat putus asa. Aku tidak yakin mengenai

ini, tetapi aku tahu aku tidak bisa menyangkal Firman-Mu. Firman Tuhan benar adanya. Dan aku yakin bahwa Engkau akan menjawab doaku, tetapi kali ini aku hanya tidak yakin kapan dan bagaimana Engkau akan menjawabnya. Jika Engkau menjawab doaku setelah aku mati, apa untungnya bagiku? Jika Engkau menjawab doaku, aku mohon, cepatlah. Tolonglah!”

Kemudian saya duduk dan mulai menangis dalam wak-

tu yang lama sambil mengeluh serta berdoa. Tiba-tiba, saya merasakan ketenangan memenuhi hati saya. Saya sudah mulai mendengar suara Roh Kudus di dalam hati saya. Kapanpun saya mengalami hal itu, saya merasakan kehadiran Allah. Dia selalu berbicara kepada roh saya sehingga saya menunggu. Kemudian suara yang kecil merasuki jiwa saya dan Roh Kudus berkata, “Anakku, Aku mendengar doamu sejak dulu.”

Langsung saja saya berkata, “Lalu dimana meja, kursi dan

sepedaku?”

Kemudian Roh Kudus menjawab, “Kau dan semua anak-

anakKu yang berdoa kepada-Ku, meminta berbagai macam permohonan, tetapi permintaan mereka tidaklah jelas, itulah

27 1# hukum iman


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.