
36 minute read
sebanyak 871
Al-Fatihah: Membuka Hubungan Pada Tuhan
Oleh Abdul Hakim Siregar
Advertisement
Guru MAN Insan Cendekia Tapsel
Tuhan selalu membuka hubungan kepada manusia dengan rahmat dan kasihnya yang sangat luas, tanpa batas. Tetapi manusia itulah yang sering justru ingin menjauh, bahkan memutus hubungan kepada Tuhan. Surah Al-Fatihah pada pembukaan Alquran dan dibaca secara berulang sewaktu shalat dapat menjadi pembuka hubungan seorang kepada Tuhan. Al-Fatihah merupakan Ummul Alquran (ibu Alquran) atau Ummul Kitab (induk kitab) atau tujuh ayat yang sering diulang/dibaca (Sabaal Mastani) dalam Shalat. Surah Al-Fatihah dinamai pembuka, karena juga tadi awal Surah pembukaan Alquran dan dengannya rakaat dalam shalat dimulai dan dihitung.
Ibarat sebuah pengantar dalam pidato atau karya tulis, Al-Fatihah menjadi pembuka atau muqadimah yang secara umum menggambarkan pembahasan selanjutnya. Maka pesan Al-Fatihah menjadi titik awal seluruh isi kandungan Alquran. Sebab luasnya cakupan kata, arti, dan makna yang terdapat dalam Al-Fatihah, Surah ini juga tiada tandingnya dalam Taurat, Injil, dan Zabur. Oleh sebab itu, sebagai Muslim dan Muslimat, rasanya kita perlu mempelajari, mengkaji, mengaji, mendalami, menyelami, memahami, memaknai, menyerapi, dan hingga mengamali Al-Fatihah dalam kehidupan ini. Bukankah juga Surah AlFatihah menjadi bacaan wajib dalam shalat yang kita kerjakan, bagaimana jadinya kalau kita hanya membaca harfiahnya belum berupaya memahami arti dan tafsir yang ada di dalamnya?
Tulisan ini berusaha menguak sedikit arti, tafsir, dan hikmah yang terkandung dalam Surah Al-Fatihah. Sesungguhnya, banyak ulama Islam telah mengkaji tafsir Al-Fatihah secara mendalam, hanya kadang kitalah yang belum tertarik atau karena berbagai kesibukan duniawi, tafsir Surah Al-Fatihah agak “terabaikan.” Pembaca yang selalu mendalami Surah Al-Fatihah patut bersyurkur dan selalulah tawaduk mengkaji dan mengamalkannya. Tuhan
Ketika kata “Tuhan” disebut, apakah kira-kira yang tergambar dalam pikiran, perasaan gambaran seseorang? Jawabannya, bisa beragam atau sesuai keyakinan agama masingmasing? Saya terbiasa mengajukan semacam survei kepada peserta didik tingkat MA/SMA, dengan menghubungkan kata sifat setelah kata Tuhan; (Tuhan + …(kata sifat). Banyak pelajar berpikir lama sekadar menambahkan kata sifat pada ujung nama Tuhan. Setelah saya jelaskan kembali, kata sifat Anda tahu, beberapa di antara mereka baru menyadari, misalnya menyebut atau menulis; Tuhan + Baik; Tuhan + Adil; Tuhan + Esa, dan seterusnya.
Menarik bagi saya, mereka malahan agak melupakan misalnya, Tuhan + Pengasih dan Penyayang. Padahal itulah yang terbiasa dibaca dalam Basmalah atau Bismillahi ArRahman Ar-Rahim. Saya jadi berpikir, bagaimana bisa kita umat Islam yang lazim membaca Basmalah, betapa kasih, rahmat Tuhan seakan agak terabaikan bagi kita? Ada Asmaul Husna, 99 Nama Terindah yang disebut ulama Islam, kenapa pilihan pada Basmalah adalah Ar-Rahman dan Ar-Rahim, yang biasa dibahasa Indonesiakan Pengasih dan Penyayang, Kasih-Sayang atau kasih? Tentu hal itu memberikan penekanan. Salah satunya, kita dapat menyadari betapa luasnya, tanpa batas rahmat Tuhan bagi semua makhluk dan alam semesta ini. Hanya manusialah sesuai persepsinya membatasi kasih itu dalam, mungkin berguna dalam kehidupan atau sebatas pembenaran perbuatan baik/ buruk. Saya yakin, Basmalah yang terdapat dalam Surah Al-Fatihah menjadi dasar awal membuka hubungan dengan Tuhan. Dengan menyadari betapa besarnya rahmat atau kasih Tuhan, seorang dapat membuka hubungan ubudiyahnya kepada Allah SWT. Sebaliknya, orang yang mempersepsikan Tuhan sebagai “Tiada Kasih, atau Benci, Marah” gambaran Tuhan dalam dirinya menjadi salah sehingga ia akan sulit berhubungan dengan Tuhan, karena ia memenuhi dirinya dengan kebencian atau kemarahan atau kedendaman?
Sebagaimana juga halnya, kehidupan awal manusia dalam rahim (kandungan kasih) seorang ibu, umumnya sembilan bulan. Manusia dalam rahim ibu memulai napas kehidupannya, setelah lahir kedunia ini manusia yang tadinya dalam kasih rahim ibu itu dapat bertumbuh dan berkembang secara psikologis dan sosiologis; menjadi pelaku dan penyebar kasih sayang, karena ia berasal juga dari tempat kasih sayang (rahim). Masalahnya, beberapa orang setelah lahir dan tumbuh dewasa, mereka bukannya menebarkan kasih sayang, melainkan pecandu kebencian, kemarahan berlebihan, kejahatan, dan kriminalitas. Kenapa? Karena mereka melupakan Kasih Tuhan, Ar-Rahman, Ar-Rahim, dan termasuk asal kandungan (rahim) ibu yang melahirkan mereka. Akibatnya, orang yang demikian tak akan mampu menjalin hubungan dengan Tuhan dan dengan manusia.
Selanjutnya, kalau kita membaca Al-Hamdulillahi Rabbil ‘Alamin, menandakan puji dan rasa syukur hanya kepada Allah SWT. Manusia tidak sepatutnya saling memuji berlebihan, karena sumber pujian hanya kepada Allah SWT. Tetapi, banyak orang memuji, memuja, bahkan menuhankan manusia? Meskipun kita kasih kepada sesama manusia, itu tidak berarti semua perbuatan manusia dikasihi. Bukan? Pada ayat selanjutnya, Maliki Yaumid Din, yang Merajai Hari Kemudian, menekankan, sepertinya di dunia ini diberi kesempatan kepada sebagian orang yang mengklaim punya “kuasa, raja, presiden, milik, dan pemimpin lainnya?” Sampai ingin mengendalikan orang secara berlebihan. Tetapi, pada hari Kiamat, Malik, AlMulk, Raja, Milik, semuanya berada dalam mulk dan milik Allah SWT. Di dunia ini banyak orang mengabdi dan memintai pertolongan. Bagaimana seorang budak mengabdi kepada majikan, karyawan kepada atasan, pegawai kepada pimpinan, dan seterusnya? Tetapi, yang paling patut disadari pengabdian itu hanyalah kepada Allah SWT. Sebagaimana halnya memuji, mengabdi, dan memintai pertolongan, hanyalah kepada Tuhan. Tidak selayaknya, manusia secara berlebihan berharap dapat pujian. Orang yang berharap pujian berlebihan akan menuhankan dirinya sebagaimana halnya Firaun atau bahkan di antara kita betapa banyak yang kita harapkan atau diharapkan agar kita disanjung? Bisa karena pengabdian atau pertolongan sementara atau kecil yang kita perbuat.
Karena itu, kita berdoa diberi hidayah jalan lurus, jalan yang diberi nikmat, bukan jalan yang dimurkai dan bukan pula jalan yang sesat. Ada banyak jalan dalam hidup ini. Dalam Su
Tepung Tawar: Mubah, Bid’ah Atau Syirik ?
rah Al-Fatihah, Ihdina Ash-Shiratal Mustaqim; tunjukilah kami jalan yang lurus. Jalan yang lurus, jalan yang diberi nikmat. Berarti dengan mengucapkan AlHamdulillah, segala puji bagi Allah disertai rasa syukur atau bersyukur atas nikmat Allah, kita rasanya berada dalam jalan lurus yang diberi nikmat. Sebaliknya, ketika menyandarkan pujian, abdian, tolongan, atau cari jalan kepada manusia secara berlebihan, kita cenderung dimurkai, dimarahi, dihina, dan hingga disesati? Karena kita menjadi ingkar, kufur, dan tidak berlaku syukur dalam kehidupan ini.
Semoga saja kita tidak berada dalam jalan orang yang dimurkai. Dimarahi, karena dasar kita yang suka pemarah atau marah-marah atau juga kita dimurkai lantaran perbuatan zalim dan jahat kita? Memang ada saja orang di dunia ini yang berada dalam keadaan: marah (pemarah atau dimarahi). Kita berdoa dalam setiap shalat, semoga terhindar dari jalan yang “maghdubi/dimurkai Tuhan.” Ketika kita kembali mengingat betapa besar dan luasnya rahmat (kasih) Tuhan, pujian, perajaan, pemilikan, pengabdian, pertolongan, dan bimbingan perjalanan hanya ada pada Allah SWT–saat itulah kita membuka hubungan dan berada dalam jalan yang lurus, tidak “maghdub/dimurkai” dan tidak pula “dhallin/sesat.” Jadi, inilah sedikit khazanah yang saya coba pahami dan berupaya mengamalkan ayat dalam Surah Al-Fatihah, untuk selalu berikhtiyar tawakal dan tawaduk membuka hubungan kepada Allah SWT. Allah selalu terbuka untuk manusia, sekalipun Allah tidak butuh manusia, tetapi sering manusia itu sendirilah yang menutup diri bahkan beralih kepada yang lain lalu memutus hubungan kepada Tuhan. Padahal, dengan memutus hubungan kepada Tuhan, manusia akan terputus dari rahmat, kasih Tuhan, sehingga manusia yang demikian, biasanya hanya menjadi penebar kebencian, tidak kasih, riya (pamer dengan memperlihatkan amal baik agar memperoleh pujian dari orang lain), sumah (memperdengarkan amal baik berlebihan agar mendapati sanjungan), ujub (merasa takjub/kagum berlebihan memandang dirinya), takabur (sombong), kufur (ingkar; lupa diri), maghdub (marah), dan dhalal (sesat).
Oleh dr Arifin S. Siregar
Dokter Spesialis Penyakit Kulit
Pada Harian Waspada halaman B1, memberitakan hasil muzakarah ilmiah MUI Sumut 26- 01-2020, bahwa melaksanakan tepung tawar itu boleh dan hukumnya mubah. Kemudian muzakarahh mengatakan, memang tepung tawar tidak pernah dikerjakan Nabi SAW, menjadilah hukumnya bid’ah (kolom 2 baris18). Dimana seperti kita ketahui Nabi SAW menyatakan setiap bid‘ah adalah sesat. Tapi bila menurut kriteria Imam Syafi’i, bid’ah itu ada dua macam, ada yang sesat dan ada yang baik (hasanah). Merujuk pada kriteria Imam Syafi’i, maka muzakarahh memutuskan tepung tawar itu adalah bid‘ah yang baik. Padahal bila kita memakai kriteria Nabi SAW adalah tepung tawar itu bid‘ah (sesat). Maka dipertanyakan: Keputusan di antara muzakarahh ulama MUI Sumut, memutuskan hukum tepung tawar itu baik, boleh dan mubah, apakah itu sebagai pewaris mazhab merujuk pada Imam Syafi’i pewaris mazhab, atau merujuk pada Nabi SAW sebagai pewaris Nabi SAW? Atau tepung tawar itu adalah cara (sarana berdoa) agama Hindu/Buddha dan tidak pula pernah diamalkan Nabi SAW (menjadi bid’ah), apakah keputusan diantara ulama peserta muzakarah sebagai pewaris agama Hindu/ Buddha? Adalah Umar bin Hattab ra segera menebang sebuah pohon di Hudaibiyah membuktikan dirinya sebagai pewaris Nabi SAW, berbuat menghindari umat terjebak syirik karena dimana satu ketika orang Arab banyak shalat sunat dibawah pohon itu, minta berkat. Padahal Nabi SAW tidak pernah menyatakan tempat itu berkat untuk berdoa. Cuma hanya Nabi SAW pernah membai‘at di bawah pohon itu.
Sehingga timbul suatu filosofi: “Adatkan Islam, tapi jangan Islamkan adat”. Amalkanlah ajaran Islam disegala kegiatan. Tapi jangan segala kegiatan adat, dianggap itu ajaran Islam.Mau melestarikan tepung tawar, pijak telur, lakukanlah pada acara seremonial (hura-hura), jangan pada acara doa Islam. Kemudian muzakarah menyatakan bahwa tepung tawar itu merupakan bentuk rasa syukur, merupakan adat istiadat yang baik yang telah cukup berakar, sekalipun bukan merupakan ajaran Islam (wahyu) tapi hal itu dapat dijadikan dalil untuk menetapkan hukum Islam (kolom 1 baris 9 dan kolom 2 baris 1, 25). Atau suatu adat istiadat (urf) maka hukumnya menjadi boleh (mubah), sepanjang tidak bertentanggan dengan syariat Islam.
Untuk itu saya tanggapi: Bila hal itu menjadi rujukan kebenaran hanya karena sudah menjadi suatu kebiasaan atau adat misalnya tepung tawar, maka seorang yang sudah menjadi Islam agamanya, dimana dulunya ia beragama Nasrani atau Buddha/ Hindu, maka ketika ia berdoa, maka apakah ia boleh menyertakan pohon terang atau hio (api batang) ketika hari Raya Idul Fitri? Atau bakar kemenyan ketika berdoa atau nelayan berdoa dengan cara menaburkan bunga dan membuang ayam kelaut agar hasil tanggkapannya banyak dan jauh dari bahaya. Atau membuat sesajen sebagai sarana berdoa atau menanam kepala kerbau di bawah jembatan atu bangunan gedung sebagai peserta doa atau acara toast minum bersama mengangkat gelas bertanda syukur? Apakah ini hukumnya menjadi mubah, bid’ah hasanah atau syirik dan bid’ah sesat? Quo Vadis muzakarah MUI Sumut 26 Januari 2020?
Memang orang tidak beradat tidak baik, jadi biadab. Tapi menelan semua adat, juga tidak baik, terjebak syirik. Karena ada adat yang mensyarikatkan Allah SWT, hal itu merusak tauhid, terjebak syirik. Misalnya tepung tawar, kenduri laut dengan menabur bunga dan membuang ayam ke laut, menanam kepala Kerbau di bawah bangunan atau jembatan dan sebagainya. Adat ini secara rasional tidak memberi manfaat kecuali diharapkan manfaat yang didatangkan secara kekuatan gaib, tidak mendatangkan hasil secara rasional. Tapi nasi tumpeng, upahupah, balai boleh diadatkan, karena bisa menghasilkan manfaat secara rasional, dimakan kenyang. Adat ini boleh dilestarikan, karena tidak merusak tauhid. “Budayakanlah Islam, jangan Islamkan budaya”. AtauBarang siapa meniru suatu kaum (dalam acara doa atau ritual), maka ia masuk kaum itu (HR. Ahmad dan Abu Daud). Sehingga bila seseorang membudayakan tepung tawar sebagai peserta doa (agama Hindu/Buddha) maka ia beragama Buddha/Hindu/Islam. Hasil yang rasional: ditanam padi maka tunbuh padi. Hasil yang irasional: ditanam lalang maka tumbuh padi. Pembahasan Tepung Tawar
Tepung tawar, upah-upah, nasi tumpeng, balai, pijak telur, kenduri laut, atau menanam kepala kerbau di bawah bangunan atau jembatan, maka ditanya apa tujuan dan maknanya? Semua itu dulunya berasal dari agama Hindu/Buddha (sarana berdoa) pada dewa-dewa memohon keselamatan, keberkatan. Upah-upah, nasi tumpeng, balai apabila niatnya yang tersirat, untuk melengkapi doa pada Allah SWT, maka akan terjebak syirik. Tapi bila tersirat hanya untuk dimakan beramai-ramai untuk kenyang, maka terhindar dari syirik. Tapi tepung tawar, pijak telur menanam kepala kerbau di bawah bangunan/jembatan, toast, hio (api) (adalah sarana berdoa orang Buddha/Hindu), atau pohon terang. Maka bila bagi seorang Muslim bisa terjebak syirik bila mengamalkannya karena perbuatan itu tidak memberi atau menghasilkan sesuatu secara rasional, kecuali diharapkan diperoleh hasil gaib (keselamatan, rezeki, berkat) secara irasional (tidak sesuai akal sehat). Adalah yang bisa memberi hasil secara gaib hanya Allah SWT (QS. Al An’am 59). Atau bila dianggap sebagai wasilah atau tawassul (benda mati sebagai perantara) (ketika berdoa), maka itu terjebak pada menyekutukan Allah juga.
Kemudian tepung tawar perbuatan tersirat menyangkut tauhid. Kenapa? Berdoa memohon kepada Allah SWT, caranya sudah jelas sesuai petunjuk Nabi SAW adalah langsung tanpa tepung tawar digunakan sebagai perantara (wasilah atau tawassul). Berarti tersirat keyakinan di dalam tepung tawar mempunyai kekuatan gaib dapat menghasilkan apa yang diiginkan ketika bermohon kepada Allah SWT memberi keberkatan, keselamatan selain Allah, maka terjebak merusak tauhid, menjadi syirik. Adalah menyangkut masalah meng-Esakan Allah SWT hukumnya hanya tauhid (tiada Tuhan yang disembah, dipatuhi selain Allah SWT). Atau sebaliknya la-wannya adalah syirik, tidak mubah, tidak bid’ah hasanah (baik). Ada yang menyatakan aku tepung tawar tidak berniat apa-apa. Itu bohong besar. Manusia bisa dibohongi, tetapi Allah SWT tidak bisa dibohongi. Ia tahu apa yang terguris di hati Anda. Adalah bila tanpa niat melakukan sesuatu perbutan, ini hanya dilakukan orang mabuk, orang gila, gerak refleks, atau robot. Kemudian muzakarah menyatakan tepung tawar itu hukumnya mubah. Membuat hukumnya mubah, menunjukkan muzakarah ada keraguan antara apakah syirik atau tidak syirik. Pada masalah tauhid jelas, tegas, hukumnya adalah syirik atau tidak syirik.
Sungguh kamu akan mengikuti jejak orang-orang sebelum kamu (ajarannya, petunjuknya), sejengkal-sejengkal sehastahasta, sehinga sekiranya mereka masuk ke dalam sarang biawak, kamu akan masuk juga (HR. Bukhari)
Tidak ada mubah, sunat, makruh. Yang ada syirik kasar dan syirik halus. Bercerminlah pada penjelasan Nabi SAW melalui rujukan: Nabi SAW menyatakan: “Syirik itu lebih samar dari langkah kaki semut di atas batu hitam di malam gelap gulita”. Rujukan yang lain, suatu peristiwa di mana sahabat Umar Bin Khat tab ra membolakbalik kitab Taurat, kelihatan oleh Nabi SAW lalu Nabi SAW menegur Umar RA menyatakan : “Hai Umar, jangan kau baca-baca kitab Taurat itu, seandainya Musa hidup sekarang maka akan aku wajibkan ia mengimani Alquran”. Berarti mengamalkan Taurat terjebak syirik, apalagi mengamalkan tepung tawar yang du-lunya adalah ritual (cara berdoa) agama Hindu/ Buddha bukan berasal dari agama wahyu Allah SWT. Kemudian ada suatu peristiwa dimana Abdullah bin Salam cs (rombongan orang Yahudi yang telah masuk Islam) datang menjumpai Nabi SAW, memohon agar mereka tetap di perbolehkan mengamalkan Taurat hari Sabtu, karena Taurat itu dari Allah. Dengan tegas Allah menolak permohonan mereka (bunyi QS. Al-Baqarah 208).
Bukti justru Taurat sebagai wahyu Allah, setelah Alquran turun maka, Taurat ditolak Allah SWT, apalagi tepung tawar yang hanya wahyu dewadewa, tapi disertakan pada doa (ritual) orang Islam maka jelas tepung tawar akan ditolak Allah SWT. Berarti tidak diamalkan itu Tauhid. Mengamalkannya berarti terjebak syirik. Kesimpulan
Pertama, renungkanlah petunjuk Nabi SAW melalui HR. Bukhari: “Sungg-uh kamu akan mengikuti jejak orang-orang sebelum kamu (ajarannya, petunjuknya), sejengkal-sejengkal sehasta-hasta, sehinga sekiranya mereka masuk ke dalam sarang biawak, kamu a kan masuk juga”. Kedua, dipertayakan apakah di antara ulama yang tidak mengamalkan petunjuk Nabi SAW, apakah masih seorang ulama pewaris Nabi SAW? Atau cinta untuk mengamalkan tepung tawar (ritual agama Hindu/ Buddha) karena ia merasa dirinya pewaris agama Hindu/Buddha? Ketiga, tanpa tepung tawar, amalan tetap sah. Dengan tepung tawar, bisa terjebak syirik. Ingat hadis Nabi SAW menyatakan: “Barang siapa melihat/mendekati judi, perdukunan maka akan ditutup pintu taubatnya selama 40 hari”.
Mulianya Seorang Guru
Oleh Asep Safa’at Siregar
Guru Dan Kepala Divisi Humas, Pemasaran dan Bank Data Pesantren Modern Unggulan Terpadu Darul Mursyid (PDM), Tapanuli Selatan.
slam agama yang sangat memperhatikan dan memberikan penghargaan yang tinggi terhadap guru. Sehingga kedudukan guru ditempatkan setingkat di bawah kedudukan Nabi dan Rasul. Mengapa guru diposisikan sebagai profesi yang begitu mulia dalam agama Islam? Karena Karena guru selalu terkait dengan ilmu pengetahuan. Sedangkan Islam amat menghargai ilmu. Seorang Guru dikaruniai ilmu dan kemampuan mengajar oleh Allah SWT yang dengan ilmunya itu dia menjadi perantara manusia yang lain untuk mendapatkan, memperoleh serta menuju kebaikan dan keselamatan baik di Dunia ataupun di Akhirat.
Guru yang baik tidak hanya sebatas bertugas menyampaikan ilmu, tetapi juga mendidik peserta didiknya untuk menjadi manusia beradab dan bermanfaat. Tingginya kedudukan guru dalam Islam merupakan realisasi ajaran Islam itu sendiri. Islam memuliakan pengetahuan, dan pengetahuan itu didapat dari belajar dan I
mengajar. Berprofesi sebagai seorang guru tentunya memiliki balasan yang luar biasa, Rasulullah SAW bersabda: “Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara yaitu: sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau do’a anak yang sholeh” (HR. Muslim). Ada kriteria yang bisa menjadikan kita termasuk orangorang yang mendapatkan pahala tiada putus-putusnya itu, yaitu ikhlas.
Islam amat menghargai guru dimana ilmu itu semuanya bersumber pada Tuhan. Ilmu datang dari Tuhan dan Guru pertama adalah Tuhan. Pandangan yang menembus langit ini tidak boleh tidak telah melahirkan sikap pada orang Islam bahwa ilmu itu tidak terpisah dari Allah, ilmu tidak terpisah dari guru. Maka kedudukan guru amat tinggi dalam Islam. Allah SWT berfirman:”Mahasuci Engkau, tidak ada yang Kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami…” (QS.AlBaqarah: 32).
Dalam KitabIhya’ Ulumuddin, AlGhazali mengatakan siapa yang memilih pekerjaan mengajar maka ia sesungguhnya telah memilih pekerjaan besar dan penting. Ia menjelaskan kedudukan sangat tinggi yang diduduki oleh orang berpengetahuan dengan ucapannya bahwa
”Seseorang yang berilmu dan kemudian mengamalkan ilmunya itu dialah yang disebut dengan orang besar di semua kerajaan langit, dia bagaikan matahari yang menerangi alam sedangkan ia mempunyai cahaya dalam dirinya seperti minyak kasturi yang mengaharumi orang lain karena ia harum, seorang yang menyiukkan dirinya dalam mengajar berarti dia telah memilih pekerjaan terhormat”.
Guru selalu memberikan kebutuhan jiwa dengan ilmu, pembinaan akhlak mulia, dan meluruskan perilaku yang buruk. Bahkan di satu sisi pendidik disamakan ulama yang sangat dihargai kedudukannya. Sungguh tidak terbayangkan apa jadinya dunia tanpa adanya orang belajar dan mengajar dan tak terbayangkan pula adanya belajar dan mengajar tanpa adanya guru.
Dalam sebuah hadis disebutkan ”Jadilah engkau sebagai guru, atau pelajar, atau pendengar, atau pencinta, dan janganlah kamu menjadi orang yang kelima, sehingga kamu menjadi rusak”. Dalam hadis Nabi SAW yang lain: ”Tinta para ulama lebih tinggi nilainya daripada darah para shuhada” (HR. Abu Daud dan Turmizi).
Rasulullah SAW juga bersabda: ”Sebaik-baik kamu adalah orang yang mepelajari al-Quran dan mengamalkanya” (HR. Bukhari). Firman Allah dan sabda Rasul tersebut mengisyaratkan betapa tingginya kedudukan orang yang mempunyai Ilmu Pengetahuan (pendidik). Dengan pengetahuan dapat mengantarkan manusia untuk selalu berpikir dan menganalisa hakikat semua fenomena yang ada pada alam, sehingga mampu membawa manusia semakin dekat dan memahami kekuasaan Allah SWT. Dengan kemampuan yang ada pada manusia terlahirlah teori-teori untuk kemaslahatan manusia. Karena itu pulalah manusia menjadi khalifah fil ard (pemimpin) di antara makhluk lainnnya yang ada di muka bumi.
Di dalam Islam, guru memiliki banyak keutamaan seperti menurut sebuah hadis yang menyebutkan, “Sesungguhnya Allah, para malaikat dan semua makhluk yang ada di Langit dan di Bumi, sampai semut yang ada di liangnya dan juga ikan besar, semuanya bershalawat kepada muallim (orang yang berilmu dan mengajarkannya) yang mengajarkan kebaikan kepada manusia” (HR. Tirmidzi). Bahkan ketika sedang kondisi peperangan, sebagian kaum Muslimin dianjurkan untuk tidak ikut berjihad dan tetap fokus dalam pendidikan. Allah SWT berfirman: Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan (QS. Al-Mujadalah 11)
menjaga dirinya (QS. At-Taubah 122). Untuk itulah bagi pelajar Muslim seyogianya menyadari betapa pentingnya posisi guru, sehingga mereka menghormati. Dengan penghormatan itu mendapatkan keberkahan ilmu yang diajarkannya kepada kita. Jika kita mau merenung dan berpikir siapakah orang yang paling berjasa dalam hidup kita setelah kedua orang tua kita? Jawabannya pastilah Guru. Sungguh guru ibarat pelita yang menjadi penerang dalam gulita. Jasa mereka tentu sulit untuk diukur dan dinilai dengan materi. Guru adalah sang pahlawan tanpa tanda jasa.
Seorang guru atau pendidik yang mengemban tugas mulia tentu harus bersungguh-sungguh dalam menjalankan tugasnya, bukan sekedar mengajar tanpa perencanaan, apalagi menjadi guru hanya untuk tujuan peningkatan karier semata. Profesi guru bukanlah profesi alternatif pe larian belaka. Seorang guru mestinya bertanggung jawab untuk mendidik muridnya dengan baik. Maka guru harus profesional dan ikhlas men jalankan tugas dan tanggungjawab nya dalam mendidik.
Islam juga menyuruh umatnya menuntut ilmu sejak dalam buaian sampai pada liang lahat. Karena itu pula berarti Islam menempatkan guru pada posisi sangat mulia. Peran guru sangatlah penting utnuk membina umat dalam menuntut ilmu.Idealnya guru juga harus menjadikan Rasulullah SAW sebagai barometer dalam rangka memberikan pengajaran dan pendidikan, yaitu dengan keteladanan.
PEMATANG SIANTAR
Ad-Darud Da’wah PT. Murida Perk. Maligas Kec. B.M. Esman Manurung, S.Ag Agung-Al-Munawarah Kel. Perdagangan II Kec. Bandar Rudi H. Lubis, S.Pd.I Al-Falah Nagori Karang Bangun Kec. Siantar Alaudin Nasution, S.Pd.I Al-Hadi Afd. 6 Marihat Nagori Silampuyang Kec.Siantar Drs. A. Syamsul, W. Al-Hidayah Kel. Perdagangan III Kec. Bandar Shahir Al-Hidayah Kel. Sinaksak Kec. Tapian Dolok Sumadi, S.Pd.I Al-Hidayah Nagori Karang Anyar Kec.Gunung Maligas Irwan, S.Pd.I Al-Hidayah Sei Langgei Kec. Bandar Masilam H. Ikhwanuddin Nasution, Lc, MM Al-Hikmah Nagori Siantar Estate Kec. Siantar Ahmad Hanafi Lubis, S.Ag Al-Ibrahim Kel. Sinaksak Kec. Tapian Dolok Harno Al-Ihsan Nagori Bangun Kec. Gunung Malela Jumono, S.Ag Al-Ihsan Nagori Dolok Tenera Kec. Batu Nanggar H. Edi Sagiwon Al-Ikhlas Jl. Mesjid Kel. Serbelawan Kec.Dolok Batu Nanggar Muhammmad Amin Al-Ikhlas Kel. Kerasaan I Kec. Pem. Bandar M. Badran Harahap, S.Md. Al-Ikhlas Kel. Perdagangan III Kec. Bandar Paino Ilham Al-Ikhlas Kel. Sarimatondang Kec. Sidamanik Sujarto Al-Ikhlas Kel. Serbelawan Kec. Dolok Batu Nanggar Zulham Effendi, S.Sos.I Al-Ikhlas Nagori Land-Bouw Kec. Bandar Dalil Al-Ikhlas Perumnas Batu VI Kec. Siantar H. Abdul Halim Lubis, S.HI, MM Al-Ikhtibar Nagori Aman Sari Kec. Dolok Batu Nanggar Subari, S.Ag Al-Ikrar Kel. Perdagangan I Kec. Bandar Giman Damanik, SH Al-Iman Nagori Karang Sari Kec. Gunung Maligas Makmun Murod, S.Pd.I Al-Iman Yonif 122/TS. Marihat Kec. Siantar Ramlan Siregar, S.Pd.I Al-Jihad Kel. Perdagangan I Kec. Bandar Surya Darma Damanik Al-Kahfi Kel. Perdagangan III Kec. Bandar Suryanto, S.Pd.I Al-Kautsar Perumnas Manahul Kel. Kec. Bandar Adi Suhadi Al-Kautsar PPKS Unit Marihat Kec. Siantar H. Sofyan Han Al-Mahmudiyah Kel. Sinaksak Kec. Tapian Dolok Drs. Darwinsyah Al-Makmur Kel. Perdagangan II Kec. Bandar H.A. Wahab Nasution, S.Ag, MM Al-Mansyuriah Nagori Pem. Simalungun Kec. Siantar Makmur Nasution, SE Al-Mujahidin Kel. Tiga Balata Kec. Jorlang Hataran Ali Musa Harahap, MA Al-Mukhlisin, Nagori Bandar Sawah Kec. Bandar Amnas Nasution Al-Muttaqin Perumnas BahLias Kec. Bandar Kadri Bancin, S.Ag, M.SI Amaliyah Nagori Karang Anyar Kec. Gunung Maligas Arianto, S.Ag An-Nuur Kel. Perdagangan II. Kec. Bandar Muhammad Nasib, S.Pd.I Ar-Rahmah Kelurahan Sinaksak Kec. Tapian Dolok Irwansyah, S.Pd. Ar-Rahmah Sibunga-bunga Kec. Jorlang Hataran Abdul Hamid Simbolon Ar-Ridho Gg.Air Bersih Kel. Perdagangan II Kec.Bandar H. Darma Yamin Rangkuti Asy-Syuhada Korem 022/Pantai Timur, Kec. Siantar Drs. H. Abdul Haris Nasution Asy-Syuhada Nagori Balimbingan Kec. Tanah Jawa Poniren, S.Pd.I Asy-Syuhada Nagori Dolok Maraja Kec. Tapian Dolok Nasib Riadi, S.Pd. Asy-Syuhada Nagori Purba Sari Kec. Tapian Dolok Sarwono Atikah Kel. Sinaksak Kec. Tapian Dolok Ahmad Husein Nasution, S.Pd. Baitul Ghofur Naga Jaya I Kec. Bandar Huluan Drs. Susilo Apro Baitul Karim Nagori Dolok Tenera Kec. Dolok Batu Nanggar Abdul Pandapotan Has, S.Pd. Baiturrahman, Kel. Perdagangan I, Kec. Bandar H. Burhanuddin Haqqul Mukminin, Kel. Perdagangan II. Kec. Bandar H. Beni Marsal Lubis, S.Ag, MM Istikmal Nagori Naga Jaya I Kec. Bandar Huluan Edi Syah Putra Sinaga, S.HI Jami’ Al-Fajri Kampus UISU Siantar Estate Kec. Siantar Abdussalam, S.Ag Jami’ Kel. Pasar Baru Kec. Bosar Maligas H. Samingan Naibaho, MM Jami’ Kel. Perdagangan I, Kec. Bandar Asbi Winarso, S.Pd.I Jami’ Kel. Serbelawan Kec. Dolok Batu Nanggar H. Rahmatullah, A.Md. Jami’ Nagori Karang Rejo Kec. Gunung Maligas Wajir Chaniago Jami’ Nagori Badar Tinggi Kec. Bandar Masilam Nikmatullah Nasution Jami’ Nagori Partimbalan Kec. Bandar Masilam Asmawi, A.Ma Nurhidayah Polres Simalungun Pematang Raya Kec. Raya Iwan Setiawan, Lc Nur Hikmah Jl. Perjuangan Kel. Perdagangan III Kec. Bandar Hamdani Lubis Nurul Hidayah Kel. Serbelawan Kec. Dolok Batu Nanggar Subari, S.Ag Nurul Hikmah Nagori Aman Sari Kec. Dolok Batu Nanggar Feri Gunawan, S.Pd.I Nurul Islam, Nagori Pem. Simalungun Kec.Siantar Gunawan, S.Sos.I Raya Al-Mukhlisin Nagori Woborejo Kec. Pem. Bandar Drs. Hasbullah Pulungan Raya Istiqomah Nagori Rambung Merah Kec. Siantar H. Ahmad Muallif Batubara S.Pd.I Raya Nurul Islam Kel. Sarimatondang Kec. Sidamanik Sarwono, BA Shufi Perumnas Manahul Kel. Perdagangan II, Kec. Bandar Ismail Taqwa Bah Jambi Kec. Jawa Bah Jambi H. Ikhwanuddin Nasution, Lc, MM Taqwa Beringin Kec. Tapian Dolok H.M. Syarif Ritonga, Lc, M.HI Taqwa Kerasaan Pekan, Kec. Pem. Bandar Mubariq Khadiansyah, S.Pd.I Taqwa Nagori Dolok Maraja Kec. Tapian Dolok Syahrum Dwinata, S.Pd.I Taqwa Nagori Marubun Jaya Kec. Tanah Jawa Khairul Erwin Hutasuhut, MA Taqwa Nagori Pagar Jawa Kec. Tanah Jawa Rusdi Piliang, S.Pd. Taqwa Nagori Pematang Simalungun Kec. Siantar Drs. Marisan
Menuntut Ilmu Wajib Menurut Islam (2)
Lihat kemampuan dan introspeksi diri. Yang penting si anak harus memiliki minat dan bakat di fakultas dan jurusan yang dipilihnya. Kalau si anak belajar dengan tekun, aktif di kampus, tidak terasa dalam empat tahun sudah akan tamat, menyandang gelar sarjana dan insya Allah mudah memperoleh pekerjaan.Berikut ini sejumlah hadis terkait pentingnya dunia pendidikan. Kita harus tahu betapa pentingnya sebuah pendidikan itu sehingga selayaknya umat Islam memahami hadis-hadis yang menerangkan pentingnya pendidikan dalam mengarungi bahtera kehidupan sekarang ini atau masa depan.
Hadis riwayat Abu Daud, at-Turmudzi, Ibnu Majah, dan Ibnu Hibban, dari Hadist Abi Darda ra ini isinya menerangkan betapa tinggi derajatnya orang alim itu sehingga segala apa yang ada di langit dan bumi ikut serta sibuk memohonkan ampunan untuknya. “Alam memohonkan ampun kepada orang alim, sesuatu yang ada di langit dan bumi.”(HR. Abu Daud, at-Turmudzi, Ibnu Majah, dan Ibnu Hibban, dari Hadist Abi Darda ra.) Yang ini hadis yang meninggikan derajat orang alim sebagai pewaris para Nabi. Diriwayatkan Abu Daud, at-Turmudzi, Ibnu Majah, dan Ibnu Hibban, dari Hadist Abi Darda ra menerangkan ketinggian derajat orang alim, karena tidak ada derajat hamba Allah yang melebihi derajat para Nabi, dan tidak ada kemuliaan pewaris para Nabi. “Orang-orang alim adalah pewaris para Nabi”(HR. Abu Daud, at-Turmudzi, Ibnu Majah, dan Ibnu Hibban, dari Hadist Abi Darda ra.) Dan hadis yang ini meninggikan derajat orang alim berilmu mendekati derajat para Nabi. Hadis ini diriwayatkan Abu Nu’aim dari hadis Ibnu Abbas menerangkan bahwa ketinggian derajat orang alim mendekati derajat para Nabi. “Manusia yang paling dekat dari derajat kenabian adalah orang-orang yang berilmu dan berjihad. Adapun orang-orang yang ahli ilmu, itu dikarenakan mereka memberi petunjuk kepada masyarakat atas dasar agama yang dibawa para Rasul; sedangkan orang-orang yang berjihad itu dikarenakan mereka berjihad dengan pedang atas dasar agama yang dibawa Rasul.” (HR. Abu Nu’aim dari hadist Ibnu Abbas ra.)
Terakhir ini hadis tingginya derajat orang berilmu para alim lebih tinggi dari derajat para syuhada. Hadis ini diriwayatkan oleh Abdul Barr dari hadist abu Darda ra bahwa akan ditimbang di hari kiamat tinta ulama dan darah para syuhada.”(HR. Abdul Barr dari hadis abu Darda ra.)Adapun Syaikh Hasan al-Basri Ra memberikan penjelasan: “Setelah tinta ulama ditimbang dengan darah para syuhada ternyata tinta ulamalah (orang berilmu) yang lebih berat.”Nah, kini dapat disimpulkan betapa pentingnya sebuah pendidikan bagi kehidupan umat Islam sebagai penerang kehidupan yang berlandaskan dengan agama serta berjuang seperti syuhada sampai tetes darah akhir dengan berlandaskan syariat Islam. (Dikutip dari kumpulan buku hadis shahih/sumber lain)
Bakhil
(QS. Ali Imran: 180)
Oleh Prof Dr Faisar A. Arfa, MA
Guru Besar Pascasarjana UINSU & UMSU
Harta merupakan hal yang sangat penting di dalam kehidupan sebagian besar manusia. Mereka bekerja keras mengumpulkan harta sepanjang hidup mereka di muka bumi ini. Terkadang harta yang mereka miliki justeru lebih banyak daripada umur yang mereka miliki. Berapa banyak manusia yang meninggal dunia dengan meninggalkan harta yang sangat banyak yang mereka sendiri tidak sempat menikmatinya. Alquran mengajarkan solusi untuk itu adalah dengan menghindari sifat bakhil atau kikir.
Harta merupakan kekayaan yang dianugerahkan Allah kepada hambaNya untuk dijadikan sarana kehidupan dalam rangka beribadah kepada-Nya. Harta juga termasuk bagian dari “materi ujian” bagi manusia. Dalam Islam hak milik pribadi tidaklah mutlak, sebab harta itu pada hakikatnya milik Allah yang diamanatkan kepada pemiliknya, karena itu harta hanyalah berfungsi sosial. Allah SWT berfirman dalam QS. al-Nûr [24]: 33: Dan berikanlah kepada mereka sebagian dari harta Allah yang dikaruniakan-Nya kepadamu. Dan janganlah kamu paksa budak-budak wanitamu untuk melakukan pelacuran, sedang mereka sendiri menginginkan kesucian, karena kamu hendak mencari keuntungan duniawi. Dan barangsiapa yang memaksa mereka, maka sesungguhnya Allah adalah Mahapengampun lagi Mahapenyayang (kepada mereka) sesudah mereka dipaksa (itu).
Hak kepemilikan hakiki terhadap harta yang ada di tangan manusia adalah Allah SWT. Manusia tidak lebih sekedar penerima amanah dari-Nya. Islam menetapkan sesungguhnya manusia yang memiliki harta itu adalah sebagai “wakil” yang mengelola harta Allah SWT. Konsep ini memperkuat ka-rakteristik ilâhiyah dalam ekonomi Islam. Seorang Muslim yakin ia adalah makhluk Allah. Ia bekerja di muka Bumi Allah, dengan kemampuan yang dianugerahkan Allah, dengan alat-alat yang dikaruniakan Allah, dan sejalan dengan aturanaturan yang telah ditetapkan Allah.

Apabila seorang Muslim de-ngan segala usahanya memperoleh harta, maka harta tersebut adalah tetap milik Allah. Dialah yang menciptakan dan memilikinya. Sedangkan manusia adalah wakil dan pemegang amanah terhadap harta tersebut. Mereka tidak punya kekuasaan sebesar zarrah pun di Langit dan di Bumi. Dan mereka tidak mempunyai bagian (saham) pada keduanya, sekali-kali tidak ada di antara mereka yang menjadi pembantu bagi-Nya. Selain ayat tersebut di atas masih banyak ayat Alquran yang menyatakan semua apa yang ada di Langit dan di Bumi adalah milik Allah, karena Dialah yang menciptakannya, Dialah yang memeliharanya, dan Dia pula yang mengatur semua yang ada. Manusia hanya penerima amanah untuk memanfatkan apa yang ada atas izin-Nya. Allah berfirman dalam QS. al-Hadîd [57]: 7: Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan nafkahkanlah sebagian dari hartamu yang Allah telah menjadikan kamu menguasainya. Maka orang-orang yang beriman di antara kamu dan menafkahkan (sebagian) dari hartanya memperoleh pahala yang besar. Kitab al-Kasysyâf mengatakan: “Harta yang ada pada tangan kamu sekalian adalah harta Allah yang diciptakan dan dikembangkan-Nya. Allah memberikan harta tersebut kepada kamu sekalian dan mengizinkannya untuk kamu nikmati. Allah menjadikan kamu sekalian sebagai khalifah-khalifah yang bisa mengelola harta. Karena itu, harta bukanlah harta kamu. Tidaklah kedudukan kamu sekalian dalam harta itu melainkan hanyalah sebagai wakil dan pemegang amanat”.
Sebagai konsekuensi dari wakil dan pemegang amanah, manusia tidak sepantasnya berlaku sombong kepada orang lain dengan harta yang ada padanya. Karena sesung-guhnya harta itu bukan miliknya, tetapi milik Allah yang dititipkan kepada manusia untuk sementara waktu. Suatu saat nanti harta itu akan diambil kembali oleh pemilik yang sesungguhnya yaitu Allah SWT. Manusia sebagai pemegang amanah hanya memiliki “Hak
Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karuniaNya menyangka bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak di lehernya di hari Kiamat (QS.Ali Imran: 180)
Gu-na Pakai” dari harta yang dititipkan Allah kepadanya, bukan hak milik secara hakiki.
Prinsip ini bukan saja mengajarkan kepada manusia untuk menginfakkan sebagian hartanya secara ringan, tetapi juga mengikat manusia dengan kehendak pemilik harta yang sesungguhnya. Wakil tidak punya hak lain kecuali melaksanakan kehendak pihak yang memberikan perwakilan dan memenuhi permintaannya, tidak boleh bagi wakil bertindak sendiri sesukanya. Kekuatan manusia mengatur barang-barang yang ada di atas Dunia ini berpangkal dari perannya sebagai khalifah Allah.
Alquran menjelaskan bahwa manusia pasti pernah diuji Allah dengan kemiskinan atau minimal kekurangan atau ketidaknyamanan di salah satu episode kehidupan-nya: Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar (QS. 2:155). Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar (QS. 8: 28). Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anakanakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang merugi (QS. 63:9). Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan , dan di sisi Allahlah pahala yang besar (QS. 63: 15). Bakhil merupakan sifat buruk yang harus dihindari oleh manusia. Maksudnya, janganlah sekali-kali orang yang kikir mengira bahwa harta yang dikumpulkannya itu bermanfaat bagi dirinya, bahkan harta itu merupakan mudharat bagi agamanya. Adakalanya mudharat pula bagi kehidupan dunianya. Kemudian Allah SWT memberitahukan kepada kita apa yang akan terjadi dengan harta benda orang yang kikir kelak di hari Kiamat. Untuk itu Allah SWT berfirman: Harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak di lehernya di hari Kiamat.
Imam Bukhari mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abdullah ibnu Munir yang telah mendengar dari Abun Nadr, telah menceritakan kepada kami Abdur Rahman (yaitu Ibnu Abdullah Ibnu Dinar), dari ayah-nya, dari Saleh, dari Abu Hurairah yang menceritakan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda: Barang siapa dianugerahi oleh Allah sejumlah harta, lalu ia tidak menunaikan zakat hartanya, kelak hartanya itu akan berubah wujud menjadi ular yang botak yang memiliki dua buah taring membelitnya kelak di hari Kiamat. Ular itu menelannya dengan kedua rahangnya seraya mengatakan, “Akulah hartamu, akulah harta timbunanmu.”
Kemudian Rasulullah SAW membacakan ayat berikut, yaitu firman-Nya: Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karunia-Nya menyangka bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka (QS. Ali Imran: 180). Alquran meluruskan persepsi manusia tentang harta. Meskipun harta itu penting untuk memenuhi kebutuhan hidup diri dan keluarga namun tidak sepantasnya manusia memandang harta itu kekal sehingga bersikap bakhil dan enggan berbagi kepada yang lain.
WASPADA
Pemimpin Umum Dr. Hj. Rayati Syafrin Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab H. Prabudi Said Wakil Pemimpin Umum/Wapemred H. Teruna Jasa Said Wakil Penanggung Jawab H. Sofyan Harahap

Waspada/Ist KASATRES Narkoba Polres Sergai AKP Martualesi Sitepu saat membawa tersangka bandar sabu WN di RSUD Sultan Sulaiman, Rabu (5/2).
Pemilik Sabu Ditembak
Coba Merebut Senjata Api Polisi
WN yang telah masuk Daftar Pencarian Orang (DPO) dengan status bandar sabu, melakukan perlawanan terhadap petugas saat pengembangan kasus tersebut, Rabu (5/2) siang. Kapolres Sergai AKBP Robin Simatupang melalui Kasatres Narkoba AKP Martualesi Sitepu mengatakan, WN telah masuk Daftar Pencarian Orang (DPO) Satres Narkoba, hingga akhirnya dapat diringkus di RM Sempurna Jl. Medan - Tebingtinggi Desa Sei Rampah, Kec.Sei Rampah.
Terungkapnya jaringan WN, lanjut Kasatres Narkoba, menindaklanjuti pengembangan tertangkapnya dua tersangka pengedar sabu JA dan IS, Jumat (17/1) dengan barang bukti 17,77 gram sabu. Saat itu, keduanya diberi tindakan tegas dan terukur SEIRAMPAH (Waspada): Karena melakukan perlawanan dan berupaya merebut senjata api petugas, WN, 26, pemilik 50,05 gram sabu warga Desa Firdaus, Kec.Sei Rampah, Kab. Serdangbedagai, ditembak Tim Opsnal Satres Narkoba Polres Sergai.
dengan timah panas (ditembak) di bagian kaki saat pengembangan kasus tersebut.
“Hasil pemeriksaan, IS mengaku mendapat barang haram tersebut dari WN. Setelah dilakukan penyelidikan, Rabu (5/2), tim mendapat info bahwa WN sedang berada di RM Sempurna dan sedang makan siang. WN ditangkap dengan barang bukti 50,05 gram sabu dan uang tunai Rp125 ribu,” jelas AKP Martualesi.
Ditambahkan Kasatres Narkoba, hasil pemeriksaan ternyata WN mendapat sabu dari R yang tengah menjalani hukuman 12 penjara di salah satu Lapas. Selanjutnya, didampingi seorang petugas, WN diminta menghubungi R untuk memesan sabu sebanyak 100 gram.
“Setelah disepakati, tersangka didampingi seorang personel yang menyaru sebagai pembeli menuju lokasi yang telah disepakati. Setiba di lokasi, WN malah melakukan perlawanan dengan memukul petugas dan berusaha merebut senjata api milik personel polisi,” papar AKP Martualesi.
Melihat hal itu, lanjut Kasatres Narkoba, tersangka diberi tindakan tegas dan terukur sehingga bagian lutut kanan tersangka tertembak.(c03/I)
PWI Sumut Ikut HPN Di Banjarmasin
DELISERDANG (Waspada): Kontingen PWI Sumut bertolak ke Banjarmasin, Kalimantan Selatan guna mengikuti kegiatan Hari Pers Nasional (HPN) tahun 2020.
Keberangkatan rombongan terdiri dari pengurus dan anggota PWI kabupaten/kota diangkut pesawat Citilink, QG 917, Kamis (6/2) sekira pukul 11:00.


Waspada/Irianto/B ROMBONGAN kontingen PWI Sumut foto bersama di KNIA, sebelum bertolak ke Banjarmasin, Kalsel guna mengikuti kegiatan HPN tahun 2020. Ketua PWI Sumut H. Hermansyah didampingi Sekretaris Edward Thahir yang dikonfirmasi Waspada menyatakan, kontingen PWI Sumut yang berangkat kali ini berjumlah 100 orang.
Mereka terdiri dari para pengurus PWI seperti Ketua Ikatan Keluarga Wartawan Indonesia (IKWI) Sumut Dewi Budiati, Ketua PWI Asahan Indra Sikumbang, SIWO serta anggota lainnya.
Hermansyah berharap kegiatan HPN 2020 ini menjadikan wartawan dapat melakukan introspeksi diri mengingat persaingan dunia pers semakin ketat. Apalagi, dengan adanya media online.
Selain itu, kegiatan HPN di Banjarmasin yang akan dihadiri Presiden Joko Widodo juga diharapkan menjadi momentum strategis memperkuat silaturahmi, profesionalisme serta kredibilitas wartawan. (m29/C)
Sembunyikan Sabu Di Celana Dalam
T. BALAI (Waspada): Dua pria pengedar narkotika jenis sabu diamankan di lokasi berbeda berikut sejumlah barang bukti, belum lama ini. Tersangka pertama, AS, 22, warga Jl. Suasa Kel. Tanjungbalai Kota III, Kec. Tanjungbalai Utara Kota Tanjungbalai. AS diamankan di Jl. Aki, Lingkungan V, Kel. Tanjungbalai Kota III, Kec. Tanjungbalai Utara, Kota Tanjungbalai.
Dari tangannya, petugas menyita barang bukti tiga bungkus plastik klip transparan diduga berisi narkotika jenis sabu seberat 0,45 gram dan uang tunai Rp25 ribu.
Tersangka kedua, HS alias Hil, 32, ditangkap di rumahnya Jl. Subur, Lingkungan V, Kel. Kuala Silobestari, Kec. Tanjungbalai Utara, Kota Tanjungbalai. Barang bukti yang disita berupa sepuluh bungkus plastik klip transparan diduga berisi narkotika jenis sabu seberat 0,39 gram, celana dalam, uang tunai sebesar Rp35 ribu.
Kapolres Tanjungbalai AKBP Putu Yudha Prawira didampingi Kasubbag Humas Iptu AD Panjaitan menjelaskan, penangkapan para tersangka berdasarkan informasi dari masyarakat. Atas informasi tersebut petugas melakukan penyelidikan dan berhasil melakukan penangkapan.
Saat dilakukan penggeledahan badan, dari celana dalam tersangka HS, polisi menemukan barang bukti narkotika jenis sabu-sabu dikemas dalam 10 plastik klip transparan. Kedua tersangka dijerat UU No 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.(a32/C)
Antisipasi Corona, Jangan Konsumsi Kelelawar Dan Ular
TAPSEL (Waspada): Guna mengantisipasi persebaran virus corona, Pemkab Tapanuli Selatan melakukan pemeriksaan kesehatan terhadap 44 Tenaga Kerja Asing (TKA) asal Tiongkok di PLTA Batangtoru. “Pekan kemarin, kita lakukan medical check up terhadap TKA asal Tiongkok. Setelah diperiksa di laboratorium, hasilnya negatif,” kata Sekda Tapsel Parulian Nasution yang memimpin rombongan untuk pemeriksaan kesehatan itu, Rabu (5/2). Saat datang ke PLTA Batangtoru, Parulian didampingi Kadis Kesehatan dr. Sri Khairunnisa, Kadis Ketenagakerjaan Arman Pasaribu, Kabag Humas Isnut Siregar dan tim medis.

Waspada/Ist TIM Pemkab Tapsel dipimpin Sekda Parulian Nasution memeriksa TKA asal Tiongkok di PLTA Batangtoru. Dalam pertemuan dengan manajemen PLTA, Sekda Tapsel mengatakan, kedatangan mereka bertujuan memeriksa kondisi kesehatan TKA asal Tiongkok. Hal ini sebagai langkah antisipasi persebaran virus corona yang sedang merebak di Tiongkok agar tidak masuk ke Tapsel.
“Pemkab Tapsel turut prihatin atas bencana merebaknya wabah virus corona di Tiongkok. Kedatangan kami ini juga sebagai tindaklanjut instruksi Menteri Kesehatan RI yang memerintahkan semua daerah yang ada TKA asal Tiongkok untuk melakukan antisipasi,” jelasnya. Kedatangan Sekda Tapsel dan rombongan juga untuk memastikan data TKA asal Tiongkok yang masih berada di PLTA Batangtoru.
Larang Pada kesempatan itu, Sekda Tapsel juga melarang seluruh TKA yang ada di lokasi untuk tidak pulang ke tempat tinggal sementara mereka yang ada di Marancar dan Sipirok.
“Sebelum ada pernyataan resmi pemerintah Tiongkok yang menyatakan negara anda sudah bebas dari virus corona, anda semua kami larang pergi ke Marancar dan Sipirok,” tegas Parulian.
Sedangkan pimpinan perusahaan Sydro Energy Coorperation dan North Sumatera Hydro Energy diwakili Mr. Ding mengatakan, TKA Tiongkok yang ada di PLTA Batangtoru sebanyak 44 orang.
Sementara, Kadis Kesehatan dr. Sri Khairunnisa menambahkan, pihaknya akan melakukan medical check up berkesinambungan terhadap seluruh TKA asal Tiongkok yang ada di PLTA sampai negara mereka benarbenar bebas virus corona.
Kepada seluruh karyawan, Kadis Kesehatan mengimbau agar meningkatkan pola hidup bersih dan sehat. Mencuci tangan secara rutin pakai sabun sebelum memegang hidung, mata dan mulut.
“Atau gunakan alkohol 70- 80 persen. Tutup hidung dan mulut dengan tisu ketika batuk, gunakan masker. Jangan mengkonsumsi bahan makanan yang tidak wajar seperti kelelawar dan ular,” jelas Sri.
Setelah memeriksa 41 TKA, sisa tiga lainnya dibawa untuk medical check up langsung ke RSUD Tapsel di Sipirok dan ditangani dr. Niki Bakti. Hasil dari pemeriksaan fisik dan laboratorium, tidak ada ditemukan gejala pneumonia yang mengarah kepada terinfeksi virus corona.
Tiga TKA asal Tiongkok yang dibawa itu adalah mereka yang baru pulang dari negaranya dengan durasi waktu 21 hari, 47 hari dan Mr. Ding sebagai pimpinan yang sering bolakbalik ke negaranya.(a27/C)
BINJAI (Waspada): Judi tembak ikan kini marak di wilayah hukum Polres Binjai. Bahkan, bisnis tersebut berjalan mulus tanpa tersentuh pihak berwajib.
Hasil pantauwan Waspada di lapangan, Rabu (5/2), praktik perjudian dengan menggunakan mesin tersebut berjalan mulus dan terang-terangan di Kota Binjai.
Praktik perjudian itu beroperasi sejak pagi hingga malam hari, seperti di daerah Kampung Tanjung, Kecamatan Binjai Kota. Bahkan, praktik perjudian serupa juga beroperasi di daerah Tandam Hilir, Kecamatan Binjai Utara.
Selain di Binjai Kota, judi tembak ikan juga beroperasi di kawasan Braharang, Kecamatan Binjai Barat.
Di Binjai Selatan, lokasi judi tembak ikan sempat digerebek pihak kepolisian, beberapa waktu lalu. Kini, praktik perjudian itu beroperasi kembali.
Kasubag Humas Polres Binjai AKP Siswanto Ginting ketika dikonfirmasi Waspada mengatakan, pihaknya akan turun langsung ke lapangan dengan beberapa anggota guna melakukan penyidikan ke seluruh lokasi perjudian tersebut. “Dalam waktu dekat ini, akan dilakukan penindakan terhadap praktik perjudian itu,” ujarnya.(a05/C)
Perluasan Pesantren Almukhlisin
BATUBARA (Waspada): Perluasan bangunan Pesantren Tahfizhul Quran Almukhlisin di Kelurahan Labuhanruku, Kecamatan Talawi, Kabupaten Batubara, sudah lama direncanakan. Hal itu dikemukakan Pembina Pesantren Tahfizhul Quran Almukhlisin Batubara Al-Ustadz Muhammad Nasir Lc di Medan, Kamis (7/2).
Dikatakannya, perluasan dilakukan mengingat fasilitas pesantren sekarang ini tidak mampu menerima santriwansantriwati baru. Sementara hajat masyarakat, khususnya berdomisili di Batubara sangat besar untuk memasukkan putraputrinya ke pesantren ini.
Anak-anak yang mengikuti pendidikan di pesantren ini merupakan siswa-siswi tingkat Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan Madrasah Aliyah (MA) plus menghafal Alquran.
“Mereka yang mendalami tahfizh Alquran mondok di pesantren. Animo masyarakat menyekolahkan anak-anaknya cukup besar. Mereka tidak saja berasal dari Batubara dan sekitarnya serta Sumut, tetapi ada juga berasal dari Provinsi Riau. Setiap tahun pendaftar mencapai 400 orang, namun yang diterima sekitar 200 orang, karena keterbatasan fasilitas,” jelas Nasir, putra Batubara yang juga Direktur PT Gadika Expressindo Tour & Travel Medan.(rel)
Waspada/Ist KETUA MUI Sumut Abdullah Syah (tengah) foto bersama pejabat Batubara serta Al-Ustadz H Muhammad Nasir (tiga kiri) usai peletakan batu pertama pembangunan Pesantren Tahfizhul Quran Almukhlisin Batubara, belum lama ini.

32 Guru Profesional
P.SIDIMPUAN (Waspada) : Banyaknya tenaga pendidik yang dinyatakan tidak lulus dalam Program Pendidikan Guru (PPG) yang dijalankan perguruan tinggi, menunjukkan masih banyak guru belum profesional mengajar dan menjalankan tugas.
“Guru profesional itu tidak diukur dari masa tugas atau lama mengajar, tapi dilihat dari kompetensinya dalam menjalankan tugas dan tanggungjawab,” kata Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) P. Sidimpuan Dr. Lelya Hilda, Selasa (28/1), saat pengukuhan 32 guru profesional di kampus tersebut.
Dari 56 guru peserta PPG di FTIK IAIN P. Sidimpuan, lanjut Lelya Hilda, 24 diantaranya dinyatakan tidak lulus, sehingga belum bisa menyandang gelar guru profesional. “Sebagian diantara mereka sudah lama mengajar, tapi sesuai penilaian pusat tidak lulus,” jelasnya.
PPG sebagai uji kemampuan terhadap tenaga pendidik yang sudah berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS). Hal ini bertujuan untuk memberi penguatan terhadap dunia pendidikan. “Sistemnya 3 bulan melalui online dan 3 bulan di Kampus FTIK,” tambahnya. Meski masih banyak guru belum profesional mengajar sesuai standar PPG yang ditetapkan Kementerian Pendidikan, Lelya berharap hal itu dijadikan sebagai motivasi melaksanakan tugas sebagi pendidik dan pembimbing siswa.(cml/B)
Waspada/Mohot Lubis Dekan FTIK IAIN P. Sidimpuan Dr. Lelya Hilda (kanan) bersama Rektor IAIN P. Sidimpuan Prof Ibrahim Siregar MCL (dua kanan) saat pengukuhan 32 guru profesional, Selasa (28/1).

PT. MT Ekspor Perdana
SIBOLGA (Waspada): Bea Cukai Sibolga meresmikan kawasan berikat sekaligus ekspor perdana tripleks produk PT. Mujur Timber Sibolga ke India.
Acara yang berlangsung Kamis (30/1) di kawasan PT. Mujur Timber, Jl. Sibolga-Barus, Kec Tapian Nauli, Kab Tapteng tersebut dihadiri Kepala Bea Cukai Sibolga Ahmad Luthfi, Direktur PT. Mujur Timber Yansen Ali bersama jajarannya, mewakili Bupati Tapteng, GM PT. Pelindo I Cabang Sibolga, mewakili Bank Indonesia (BI) Sibolga.
Direktur PT Mujur Timber (PT. MT) Yansen Ali menjelaskan, PT. Mujur Timber adalah perusahaan manufaktur pengolah kayu menjadi kayu lapis (plywood) yang berorientasi ekspor.
Perusahaan ini, kata dia, sudah berkiprah selama 50 tahun. Namun dalam perjalanannya pernah mengalami stagnasi yang cukup panjang dari tahun 2006 sampai 2011.
“Kemudian di awal tahun 2012, PT. Mujur Timber berusaha bangkit kembali dan sampai saat ini kami masih berupaya keras untuk menjadi perusahaan yang terbaik dalam bidangnya,” ungkap Yansen Ali.
Sementara itu, Kepala Bea Cukai Ahmad Luthfi menjelaskan, kawasan berikat sesuai Peraturan Menteri Keuangan No. 131/ PMK.04/2018, adalah tempat untuk menimbun barang impor dan atau barang yang berasal dari tempat lain dalam daerah pabean guna diolah dan digabungkan yang hasilnya untuk diekspor.(cris/B)
