yang membolehkan anak bermain? Program kelas orang tua dan kemitraan dengan orang tua penting dilakukan secara luas dan terus menerus agar semakin banyak orang memahami pentingnya menata lingkungan belajar yang sesuai dengan karakteristik anak usia dini Penataan lingkungan belajar diserahkan kepada setiap satuan PAUD sesuai dengan kebutuhan pembelajaran dan kekhususan masing-masing. Dalam menata lingkungan belajar, satuan PAUD harus sudah mempertimbangkan potensi yang dimiliki, seperti misalnya jumlah guru dan lahan yang dimiliki, dan yang terpenting sesuai dengan kebutuhan anak.
C. Peran Guru sebagai Fasilitator Sekarang kita akan membahas faktor kunci penting ketiga supaya guru dapat menyajikan pembelajaran bermakna untuk anak. Faktor ketiga ini adalah guru itu sendiri. Supaya pembelajaran bermakna bagi anak, guru perlu menjalankan peran sebagai fasilitator. Fasilitator artinya bahwa guru lebih banyak berperan sebagai orang yang membantu dan mendukung anak untuk belajar. Anak dipandang sebagai seseorang yang ‘berdaya’, dapat memilih hal apa yang hendak dipelajari dan bagaimana mempelajarinya. Sebagai fasilitator, guru memberikan dukungandukungan pada proses belajar anak dengan menciptakan pengalaman belajar yang berangkatnya dari minat dan kebutuhan mereka. Ini adalah prinsip scaffolding yang juga telah kita bahas pada Bab 1. Jadi, meskipun guru sudah menata lingkungan belajar yang mengundang dan menggunakan media-media lepasan yang dapat dieksplorasi anak, pembelajaran bisa menjadi kurang bermakna ketika guru tidak berperan sebagai fasilitator. Untuk lebih memperjelas, mari kita lihat ilustrasi berikut ini.
Gambar 3.7 Penataan lingkungan main (Invitasi) Sumber gambar: PAUD Silmi (2021)
Pada sebuah satuan PAUD, guru telah menyiapkan undangan main dengan penataan yang indah. Guru juga telah menggunakan material-material terbuka. Pada Bab 3 Pengalaman Belajar yang Bermakna Bagi Anak Usia Dini
65