6 minute read

Gambar 3.2 Hasil diskusi guru dengan anak tentang masalah sampah

Mengapa anak bisa bertahan selama beberapa hari bermain rumah-rumahan? Pertama, anak melakukan kegiatan sesuai keinginan dan minatnya. Kedua, anak belum merasa puas dengan hasil karyanya sehingga ingin mengeksplorasi dan menginvestigasi. Mereka terus-menerus melakukan modifikasi sampai menemukan jawaban atau hasil yang sesuai dengan keinginannya.

Apa yang dilakukan anak-anak dengan kegiatan membuat rumah-rumahan tersebut di atas dapat disebut sebuah projek. Anak melakukan dengan penuh kegembiraan. Mereka dapat menuangkan idenya menjadi sesuatu yang nyata. Menjawab tantangan yang dihadapi dengan solusi yang kreatif dan terus-menerus melakukan modifikasi. Belum tentu hasil akhirnya memuaskan, namun mereka tidak putus asa.

Advertisement

Melalui projek rumah-rumahan tersebut di atas, anak belajar menuangkan ide, membangun pengetahuan dan pemahaman tentang struktur bangunan, konsep luas sempit, konsep tinggi rendah, kerja sama, dan lain-lainnya. Pengalaman dan pengetahuan yang diperoleh dari projeknya tersebut akan membekas dan terus diingat oleh anak. Hal ini dapat memberi motivasi kepada anak untuk mengembangkan diri secara terus-menerus. Keinginan yang kuat dan kemauan berfikir yang terus-menerus untuk mewujudkan keinginannya serta mengasah kemampuannya untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi, tidak mudah putus asa dan dapat bekerja sama itulah yang diharapkan dengan cara belajar melalui projek. Mengapa aktivitas anak tersebut dapat dikatakan sebagai projek? Karena apa yang dilakukan anak-anak tersebut sesuai dengan definisi tentang projek yang diutarakan oleh Katz dalam kutipan berikut.

Dalam pendidikan, pendekatan projek dimaknai sebagai investigasi mendalam tentang suatu topik yang menarik untuk dipelajari. Investigasi ini biasanya dilakukan oleh kelompok kecil anak dalam suatu kelas, atau bisa juga keseluruhan kelas, dan kadang-kadang juga dilakukan oleh anak secara individual. Kunci utama pendekatan projek adalah suatu penelitian yang dilakukan sebagai upaya untuk menemukan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan terkait satu topik yang dimunculkan oleh anak, guru, atau guru yang bekerja sama dengan anak (Katz, 1994:1).

Kegiatan projek merupakan suatu petualangan investigasi anak dengan pendampingan guru tentang suatu hal yang menarik minatnya dan anak akan mengalami proses mencari tahu.

BAB 2 Pembelajaran Berbasis Projek

13

B. Mengapa Menggunakan Pembelajaran Berbasis Projek?

Ki Hadjar Dewantara menekankan pentingnya pembelajaran yang dilakukan melalui interaksi dengan lingkungan sekitar agar pelajar lebih peka, peduli, dan belajar untuk menyelesaikan masalah-masalah yang kontekstual di sekitar mereka. Pandangan Ki Hadjar Dewantara ini sejalan dengan rekomendasi UNESCO-MGIEP (2019) tentang pentingnya pembelajaran kontekstual yang bernuansa lokal. Menurut kajian UNESCO-MGIEP tersebut, pembelajaran yang kontekstual akan membangun kepekaan pelajar akan kondisi lingkungan dan masyarakat, yang akhirnya membangun kompetensi global yang dibutuhkan di Abad ke-21, termasuk untuk menguatkan pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development).

Para orang tua dan guru yang belum paham tentang konsep bermain pada anak biasanya secara tidak sadar membatasi anak, misalnya dengan mengingatkan, “Hati- hati kalau main, nanti bajunya kotor.” “Awas loh nanti jatuh.” dan “Jangan pakai pisau, nanti jarinya bisa luka.” Seorang anak di TK Sai Prema Kumara Denpasar pernah menyampaikan kepada gurunya, “Aku nggak suka jadi anak kecil. Apa-apa selalu dilarang.” Pernyataan anak ini menunjukkan rasa frustrasinya karena merasa selalu dibatasi dalam bereksplorasi, bereksperimen, dan melakukan investigasi. Padahal, yang dibutuhkan anak adalah dukungan supaya akvititas investigasi mereka bisa menyenangkan dan aman. Hal ini selaras dengan yang disampaikan oleh Yuliati Siantajani dalam buku Loose Parts—Material Lepasan Otentik Stimulasi PAUD, yaitu baju kotor bisa dicuci, luka lecet bisa diobati, tetapi mental yang penakut, kurang berani mengambil tantangan/risiko sulit akan dibentuk ketika anak telah beranjak besar (Loose Parts, Siantajani 2020). Artinya, pada saat anak bekerja melalui projek, anak dilatih untuk memiliki mental yang tangguh karena ia akan menghadapi tantangan pembelajaran yang terus-menerus harus ia selesaikan.

Proses belajar berbasis projek memberi kesempatan kepada anak untuk melakukan eksplorasi, pengembangan pemikiran dan kerja sama sesuai dengan kemampuan dan ketertarikan masing masing. Jika sejak dini anak sudah terlatih melakukan aktivitas sesuai inisiatifnya dan menemukan solusi-solusi kreatif dalam menyelesaikan masalah yang dihadapinya, anak akan memiliki rasa percaya diri yang kuat, tidak mudah putus asa, dan senang mempelajari hal-hal baru.

Anak-anak yang terlatih belajar berdasarkan kebutuhan hidupnya dan mampu menjawab pertanyaan kritis, mereka akan lebih mudah menghadapi hidupnya, terlatih mengambil keputusan, memiliki penyelesaian masalah (solutif), dan berani mengambil risiko. Mohammad Mahpur

14 Buku Panduan Guru Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila untuk Satuan PAUD

Guru atau orang tua perlu memberi kepercayaan kepada anak untuk melakukan projek sesuai minatnya. Pembelajaran yang dikembangkan harus bisa menggelitik anak untuk memenuhi rasa ingin tahunya dengan melakukan serangkaian uji coba dan investigasi sehingga anak memiliki keberanian mengambil risiko dan mempunyai pengalaman nyata.

Pembelajaran yang dikembangkan dari minat anak yang terus digali, memungkinkan anak untuk mendapatkan manfaat sebagai berikut. (STE(A)M, Siantajani, 2020) 1. Mengembangkan kekuatan dan kemampuan individu. 2. Meningkatkan kemampuan menyelesaikan masalah secara kreatif. 3. Memperoleh rasa memiliki dari proses belajar. 4. Memunculkan kebiasaan berpikir tingkat tinggi (HOTS) dan berpikir proses. 5. Meningkatkan daya ingat atas pembelajaran yang dialaminya. 6. Meningkatkan kemampuan berpikir kritis. 7. Mengurangi masalah-masalah perilaku di kelas.

Manfaat yang didapatkan ini sangat membantu anak untuk lebih siap menghadapi segala tantangan dan permasalahan yang akan mereka hadapi di masa depan nanti. Dengan demikian, anak akan tumbuh menjadi generasi yang bermartabat dan siap memasuki dunia global. Kecenderungan pembelajaran yang berangkat dari minat anak ini akan terus berkelanjutan dan dapat difasilitasi melalui pembelajaran projek.

C. Bagaimana Pembelajaran Projek ini Dilakukan di PAUD?

Pembelajaran berbasis projek banyak memberi ruang merdeka baik bagi anak maupun guru. Namun, pembelajaran projek ini bukan merupakan pembelajaran yang sederhana. Oleh karena itu, projek perlu dirancang dengan saksama. Projek harus kontekstual, relevan, sesuai dengan sumber daya dan lingkungan setempat. Bisa jadi, projek yang dilakukan di suatu sekolah sangat berbeda dengan projek di sekolah lainnya karena minat anak atau konteks lingkungan yang berbeda.

Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan guru dalam merencanakan sebuah projek adalah sebagai berikut. 1. Menjajaki kejelasan topik yang diambil. Hal ini akan jelas terlihat apabila guru membuat peta konsep. 2. Mengidentifikasi ketersediaan sumber daya (narasumber/tenaga ahli yang mungkin dibutuhkan, tempat-tempat yang bisa dikunjungi, buku, video).

BAB 2 Pembelajaran Berbasis Projek

15

3. Menyiapkan beberapa pengetahuan dasar yang sesuai dengan projek sehingga anak mendapatkan gambaran tentang apa yang harus diinvestigasi. 4. Menyiapkan beberapa pertanyaan terbuka untuk memantik anak melakukan investigasi.

Dalam pelaksanaan pembelajaran berbasis projek, ada tahapan/alur yang tergambar dalam bagan berikut.

Kegiatan pembacaan buku, menonton video, outing dll utk membangkitkan rasa ingin tahu anak sehingga muncul ide/gagasan utuk melakukan projek.

Tahap Permulaan Tahap Pengembangan

Dukungan /fasilitasi guru/ orang dewasa saat anak berkegiatan termasuk pertanyaan pemantik Refleksi anak, refleksi guru, asesmen, memastikan keberlanjutan budaya positif dari projek

Tahap Penyimpulan

Gambar 2.2 Skema pembelajaran projek

Alur pembelajaran projek di atas dapat membantu guru untuk memahami bahwa dalam kegiatan projek, ada kegiatan yang harus dilakukan sebelum, saat, dan setelah projek.

Tahap Permulaan

Tahap Permulaan merupakan curah pendapat antara anak dan guru untuk menangkap minat anak, menggali keingintahuan anak, dan mengangkat peristiwa-peristiwa di sekitar anak yang perlu dihadirkan sehingga anak menyadari tentang berbagai hal di dalam diri dan lingkungan. Pada tahapan ini, guru mempersiapkan beberapa hal sebagai berikut. 1. Mengobservasi anak untuk menangkap ide, minat, kebutuhan anak dan mengangkat kepedulian anak terhadap peristiwa-peristiwa khusus yang terjadi. 2. Memetakan tema besar menjadi beberapa topik untuk mencari projek yang memungkinkan untuk dilakukan.

16 Buku Panduan Guru Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila untuk Satuan PAUD

3. Mencari sumber-sumber belajar yang relevan dengan projek yang akan dilakukan. 4. Menyiapkan pemantik rasa ingin tahu anak, misalnya melalui kunjungan ke lokasi, buku, atau video yang sesuai topik dan minat anak. 5. Memunculkan suatu permasalahan/pertanyaan yang menginspirasi anak untuk melakukan investigasi.

Tahap Pengembangan Pada tahapan ini, guru mendampingi anak dalam melakukan serangkaian proses investigasi. Kegiatan ini dilakukan oleh anak untuk menjawab rasa ingin tahunya dan memecahkan permasalahan yang dihadapi. Guru memberikan dukungan fasilitas dan mendokumentasikan kegiatan anak.

Hal-hal yang perlu diperhatikan guru pada saat pelaksanaan projek sebagai berikut. 1. Mendengarkan dan mengobservasi anak-anak dengan saksama. 2. Memberikan kesempatan yang sama pada semua anak untuk terlibat aktif. 3. Memilih topik berdasarkan minat anak dan tidak ada unsur paksaan. 4. Melaksanakan kegiatan pembelajaran yang menyenangkan, menantang, dan aman. 5. Mengajak anak untuk menyelidiki agar menemukan jawaban atas permasalahan yang dihadapi. 6. Memfasilitasi kebutuhan-kebutuhan anak dalam mengembangkan projek. 7. Mendokumentasikan proses kegiatan, perkembangan, dan karya anak.

Pembelajaran projek pada pendidikan anak usia dini menekankan pada PROSES, bukan hanya PRODUK.

Tahap Penyimpulan Pada tahapan ini, guru sebaiknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut. 1. Melakukan refleksi atas hal-hal yang mendukung dan menghambat agar projek berikutnya bisa terlaksana dengan lebih baik. 2. Memastikan adanya keberlanjutan hal-hal baik dan penerapan pengetahuan baru yang sudah diperoleh anak melalui kegiatan projek ke dalam kehidupan sehari-hari.

BAB 2 Pembelajaran Berbasis Projek

17

This article is from: