3 minute read
Gambar 3.52 Lembar buku pop up
Durasi Kegiatan: 5 hari
Durasi waktu dan rancangan kegiatan per hari tidak mengikat. Guru harus mempertimbangkan minat dan gagasan anak. Bisa jadi kegiatannya berbeda dari yang sudah dirancang guru dan durasi waktunya pun bisa lebih panjang Alat dan Bahan: Gunting, penggaris, pensil, spidol, lem, krayon, kertas gambar, kertas lipat.
Advertisement
Tahap Pengembangan
Kegiatan Hari Pertama: Mendata Bahan dan Alat yang Dibutuhkan
Keesokan harinya, Pak Andi dan Bu Ambar mengajak anak-anak diskusi tentang rencana membuat buku cerita pop up.
Begitu sampai di sekolah, Angger langsung cerita.
Angger : Pak guru, nanti pulang sekolah, aku mau ke perpustakaan lagi sama Ibu, mau daftar menjadi anggota. Soalnya aku mau pinjam buku Semut dan Belalang yang gambarnya bagus banget. Aku mau gambar. Kita jadi buat buku pop up, kan? Pak Andi : Wah, kayaknya kamu sudah tidak sabar, ya. Baiklah, panggil temantemanmu. Kita diskusikan dulu, ya. Bel sekolah berbunyi dan anak-anak masuk kelas.
Pak Andi : Anak-anak, kemarin waktu kita berkunjung ke perpustakaan kalian menemukan buku cerita pop up. Buku yang menurut kalian unik dan lucu. Lalu, apakah kita jadi mau membuat buku pop up?
Anak-anak menjawab bersahutan: “Iya, Pak, jadi.” “Nanti aku yang gambar, ya.” “Aku yang nulis.” “Aku mewarnai.” “Aku gambar juga.”
Pak Andi : Baiklah, ternyata kalian semua suka, ya, dan kelihatannya sudah tidak sabar. Kemarin, Pak Andi juga sempat mencatat apa yang kalian sampaikan tentang mengapa suatu buku menjadi unik dan menarik. Pak Andi menunjukkan coretannya kepada anak-anak dan membacanya satu per satu.
116 Buku Panduan Guru Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila untuk Satuan PAUD
Gambar 3.48 Hasil diskusi guru dan anak tentang buku cerita yang unik dan lucu
Pak Andi : Nah, kalau kalian mau membuat buku pop up sendiri, berarti bukunya harus memenuhi hal-hal di atas. Tanti : Iya, Pak. Kan kita mau merayakan Hari Anak. Nanti, kita bisa buat pameran. Pak Andi : Wah, ide yang bagus itu. Ayo, kita buat rencana dulu. Apa saja bahan dan alat yang diperlukan? Tanti : Pak, kemarin jadi pinjam bukunya, kan. Kita lihat lagi saja. Pak Andi : Betul sekali, Tanti, kita lihat lagi, ya. Kita teliti bagaimana membuatnya, apa bahannya.
Bu Ambar yang mendengar celotehan anak-anak lalu masuk ke kelas dengan membawa buku pop up yang kemarin dipinjam dari perpustakaan. Bu Ambar : Ini bukunya. Ayuk, kita amati dengan teliti, ya. Kita cuma diberi waktu 3 hari untuk meminjam buku ini. Anak-anak : Baik, Bu, terima kasih. Anak-anak langsung saling bergantian memegang, meraba, membolak-balikkan halamannya. Ada anak yang mulai tidak sabar mau berebut, tetapi Bara cepat cepat mengingatkan. Bara : Teman-teman, kita harus hati-hati. Jangan berebut, nanti sobek. Gantian saja melihatnya.
BAB 3 Rancangan Projek Pelajar Pancasila
117
Bu Ambar : Benar kata Bara. Yuk, kita duduk melingkar saja biar bisa bergantian melihatnya. Anak-anak lalu duduk melingkar saling bergantian melihat dan mengamati dengan teliti. Pak Andi : Bagaimana, apakah kalian sudah tahu apa saja yang kita butuhkan untuk membuat buku pop up-nya? “Sudah, Pak.” “Aku tahu.” “Yang jelas pakai kertas.” “Pakai lem juga.” “Pakai gunting.” “Pakai krayon.” Jawaban anak sangat beragam. Bu Ambar : Hebat kalian semua, sebaiknya kita tulis di papan ya supaya tidak ada yang terlewat. Ada yang mau bantu tulis? “Saya, Bu,” jawab Tanti. Lalu Angger juga menawarkan diri, “Saya juga bisa, Bu .” Bu Ambar : Boleh, nanti bisa bergantian. Pak Andi lalu membawakan kertas plano dan spidol. Pak Andi : Bisa ditulis di sini dulu, ya biar mudah. Anak-anak menyahut: “Oke.” Tanti lalu menggelar kertasnya dan berkata, “Yang ditulis apa dulu? Bahan apa alatnya?” Angger : Bahannya dulu saja, nanti aku yang menulis alatnya ya. Kan kita gantian. Bu Ambar : Wah, kalian semangat sekali, ya. Ayo kita sebutkan dulu bahannya apa saja biar Tanti bisa menuliskan. Anak-anak : Kertas gambar. Kertas yang untuk sampul. Lem. Krayon. Kertas lipat untuk menghias. Pensil. Spidol. Tanti : Sebentar, jangan cepat-cepat, aku nulisnya bingung.
Bu Ambar lalu membantu mengulang apa yang disebutkan anak-anak. “Kertas gambar, kertas sampul, lem, krayon, kertas lipat, pensil, spidol. Apalagi anakanak?” Anak-anak kembali mengamati dan membolak-balikkan, “Sudah cukup.” Kemudian Bara menyeletuk, “Bu guru, ini kertas gambarnya dobel, karena gambarnya harus dijepit supaya bisa berdiri. Berarti butuh kertas gambar banyak.”
Bu Ambar : “Oh ya, coba teman-teman periksa lagi, benarkah yang dikatakan Bara?”
Anak-anak kembali melihat-lihat, meraba, membolak-balik, mengintip, meneliti. “Iya, Bu, benar,” kata mereka sambil bergumam bagaimana membuatnya nanti, ya? Kiki dengan suara lembut berkata, “Ini di bawah gambar ada ceritanya juga, lho.” “Iya, ya,” teman-temannya mengiyakan. “Berarti kita butuh buku cerita,” lanjut mereka.
118 Buku Panduan Guru Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila untuk Satuan PAUD